Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYustinus Ilyas Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Culture and Social Behavior Interpersonal and Intergroup Relations
2
Pernah dengar istilah manusia sebagai social animal. Apa maksudnya? Tuliskan di kertas, apa yang kamu ketahui tentang pengertian istilah itu (5 menit).
3
Social Animal berarti… Manusia selalu berhubungan, berinteraksi dengan orang lain. Tidak ada manusia yang hidup kecuali bersama orang lain, di dalam masyarakat, di dalam budaya tertentu. Kebutuhan manusia di semua budaya (universal need) untuk membangun hubungan yang bermakna dengan orang lain, memiliki hubungan intim, dan tergabung dalam kelompok sosial.
4
Menu hari ini Budaya & pembentukan kesan Cinta, seks, dan pernikahan di berbagai budaya Budaya & CCO (conformity, compliance, obedience) Budaya & hubungan antar kelompok
5
Budaya & Pembentukan Kesan Dasar untuk menciptakan hubungan sosial adalah kemampuan mengenali wajah orang lain. Same-race bias: orang lebih baik mengenali orang lain yang sama asal rasnya, ketimbang yang beda ras. Persepsi terhadap wajah dari rasa yang sama/beda diklasifikasikan secara berbeda.
6
Wajah dan tampilan fisik mempengaruhi persepsi dan kesan yang ditangkap orang lain. Di Amerika (utara): orang yang cantik/ganteng dipersepsikan sebagai orang yang sensitif, baik hati, mudah bergaul, menyenangkan, disukai banyak orang, menarik.
7
Ada perbedaan budaya dalam mendefinisikan kemenarikan seseorang (attractiveness), yang selanjutnya mempengaruhi kesan yang ditangkap. Penelitian Daibo, Murasawa, & Chou (1994) di Jepang dan Korea: Jepang: cantik itu mata bulat, mulut kecil, dagu kecil. Korea: cantik itu mata bulat, hidung kecil dan mancung, dan wajah kecil, serta ‘matang’ dan ‘menyenangkan.’
8
Namun, studi lain menunjukkan bahwa kesan dinilai secara sama dalam berbagai budaya. Penelitian Cunningham, Roberts, Barbee, Druen, & Wu (1995). Hasil meta-analisis juga menunjukkan bahwa ada kesamaan dalam penilaian antar budaya tentang orang yang menarik/tidak.
9
Bagaimana kita memilih pasangan? Apakah selalu yang menarik/cantik-ganteng akan menjadi pasangan anda?
10
Cinta, seks, dan pernikahan di berbagai budaya Penelitian Buss tentang pemilihan pasangan (1989, 1994): Perempuan di 36 dari 37 budaya menilai prospek finansial laki-laki itu lebih penting dibandingkan laki-laki. Perempuan di 29 dari 36 budaya itu, menilai bahwa ambisi dan kemampuan industri yang dimiliki laki-laki lebih penting, dibandingkan laki-laki.
11
Laki-laki di semua budaya (37) lebih condong pada perempuan yang lebih muda, sebaliknya pada perempuan. Laki-laki di 34 budaya lebih menilai wajah yang menarik itu lebih penting, dibandingkan perempuan. Kesimpulannya: preferensi memilih pasangan bersifat universal, sejalan dengan teori evolusioner.
12
Lantas, dimanakan peran budaya dalam memilih pasangan? Perspektif social construction: faktor individual dan kultural berperan penting dalam pemilihan pasangan Contoh: laki-laki atau perempuan menarik bila status sosialnya tinggi, agama/sukunya sama.
13
Budaya & Cinta Cinta itu universal, tapi ada perbedaan budaya dalam sikap terhadap cinta dan hubungan romantis. Contoh: witing tresno jalaran suko kulino, cinta pasti hadir karena sering bertemu (padahal tidak selalu!) Penelitian Ting-Toomey (1991): Orang Perancis & Amerika sama-sama menekankan komitmen cinta dan disclosure maintenance dibanding orang Jepang; Orang Jepang dan Amerika sama-sama menekankan conflict expression dibanding orang Perancis.
14
Budaya & Seks Seks penting bagi reproduksi manusia, namun punya makna psikologis dan budaya yang berbeda antar budaya, khususnya pre-marital sex. Penelitian Buss (1989): negara-negara non-Barat seperti Cina, India, Indonesia, Iran, Taiwan, dan Palestina menempatkan kesucian sebagai hal yang utama bagi calon pasangan. Tapi, di negara-negara Eropa Barat, seperti Swedia, Norwagia, Finlandia, Belanda, Jerman Barat, dan Perancis tidak mementingkan kesucian atau pengalaman seks sebelum menikah. Bagaimana dengan homosexuality atau extramarital sex?
15
Budaya & Pernikahan Pernikahan adalah institusi sosial yang universal di semua budaya. Adakah perbedaan budaya dalam hal membangun hubungan romantis dalam pernikahan? Apakah pernikahan selalu berarti memiliki anak? Haruskah pernikahan dilakukan dalam satu budaya yang sama? Apa konsekuensi intercultural marriage?
16
Budaya & CCO (conformity, compliance, obedience) Ingat penelitian Asch (1951, 1955, 1956) tentang konformitas & penelitian Milgram (1974) tentang obedience. Banyak penelitian selanjutnya membuktikan bahwa di berbagai budaya, konformitas, compliance, dan obedience dilihat secara berbeda dengan di Amerika, namun ada penekanan yang kuat terhadap konformitas.
17
Budaya & hubungan antar kelompok Semua masyarakat di berbagai budaya memiliki ingroups dan outgroups. Cari contoh: apa saja ingroups dimana kamu tergabung dan outgroups yang potensial? Pemaknaan individu terhadap hubungan intrakelompok menghasilkan perbedaan perilaku ketika berinteraksi dengan orang lain. Penelitian Triandis, et al (1988).
18
Self-ingroup & self-outgroup relationship differences as a Function of Individualism and Collectivism Lihat buku matsumoto Culture and social behavior II
19
Sumber Matsumoto D. & Juang, L. (2004) chapter 3, 14
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.