Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehJunior Permatasari Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Kesesuaian lahan dan penentuan lokasi kawasan budidaya
2
Pengertian Kawasan budidaya: wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, smberdaya manusia, dan sumberdaya buatan
3
Klasifikasi Kawasan budidaya terdiri dari: Kawasan hutan produksi
Pertanian Pertambangan Permukiman Industri Pariwisata Perdagangan dan jasa
4
Kawasan hutan produksi
Kawasan hutan produksi terbatas Kawasan hutan produksi tetap Kawasan hutan produksi konversi Kawasan hutan rakyat
5
Kawasan hutan produksi terbatas
Kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi terbatas dimana eksploitasinya hanya dapat dengan tebang pilih tanam
6
Kawasan hutan produksi tetap
Kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi dimana eksploitasinya daapt dengan tebang pilih atau tebang habis dan tanam
7
Kawasan hutan produksi konversi
Kawasan hutan yang bilamana diperlukan dapat dialihgunakan
8
Kawasan hutan rakyat Kawasan hutan yang dapat dibudidayakan oleh masyarakat sekitarnya dengan mengikuti ketentuan yang ditetapkan
9
Keseuaian lokasi untuk hutan produksi
Ditentukan oleh: Kelerengan lapangan Jenis tanah menurut kepekaan terhadap erosi Intensitas hujan harian rata-rata Bila informasi tsb tidak tersedia, informasi dapat diperoleh dari hasil pengolahan peta topografi, peta tanah, dan data hujan
10
Klasifikasi dan Nilai Skor Faktor Kelerengan
Kelas Kelerengan (%) Klasifikasi Nilai Skor I 0-8 Datar 20 II 8-15 Landai 40 III 15-25 Agak curam 60 IV 25-40 Curam 80 V >40 Sangat curam 100
11
Klasifikasi dan Nilai Skor Faktor Jenis Tanah
Kelas Jenis tanah Klasifikasi Nilai skor I Aluvial, Glei, Planosol, Hidromerf, Laterik air tanah Tidak peka 15 II Latosol Kurang peka 30 III Brown forest, soil, non calcic brown mediteran Agak peka 45 IV Andosol, Latent, Grumol, Podso, Podsolic Peka 60 v Regosol, Litosol, Organosol, Rensina Sangat peka 75
12
Klasifikasi dan Nilai Skor faktor Intensitas Hujan rata-rata
Kelas intensitas hujan Intensitas hujan (mm/hr hujan) Klasifikasi Nilai skor I 00,0-13,6 Sangat rendah 10 II 13,6-20,7 Rendah 20 III 20,7-27,7 Sedang 30 IV 27,7-34,8 Tinggi 40 V >34,8 Sangat tinggi 50
13
Skoring Hutan produksi tetap
Tidak merupakan kawasan lindung Berada diluar hutan suaka alam dan fungsi hutan lainnya
14
Skoring Hutan produksi terbatas
Skoring fisik wilayah Tidak merupakan kawasan lindung Mempunyai satuan bentangan sekurang2nya 0,25 ha (pada ketelitian peta 1: ) Dapt berfungsi sebagai kawasan penyangga
15
Skoring Kawasan hutan produksi konversi
Jutan produksi konversi: Skoring fisik wilayah >175 Tidak merupakan kawasan lindung Dicadangkan untuk digunakan bagi pengembangan kegiatan budidaya lainnya Serta berada diluar huta suaka alam dan fungsi hutan lainnya
16
Kawasan Pertanian Kawasan pertanian lahan basah
Kawasan tanaman pangan lahan kering Kawasan tanaman tahunan/perkebunan Kawasan peternakan Kawasan perikanan darat Kawasan perikanan air payau dan laut (syarat teknis lihat: Pedoman kriteria Teknis kawasan budidaya, Ditjen Penataan Ruang, Kemen PU)
17
Kawasan pertambangan Kawasan yang diperuntukkan bagi pertambangan, baik wlayah yang sedang maupun yang akan dilakukan kegiatan pertambangan Kawasan pertambangan terbagi menjadi: Golongan bahan galian strategis Golongan bahan galian vital Golongan bahan galian yang tidak termasuk kedua golongan di atas
18
Kriteria kawasan pertambangan
Lokasi penggalian tidak dilakukan pada lereng curam (>40%) Lokasi tidak berada di kawasan lindung Lokasi tidak terletak pada bagian hulu dari alur-alur sungai (yang umumnya bergradien dasar sungai yang tinggi) Lokasi penggalian di dasar sungai harus seimbang dengan kecepatan sedimentasi Jenis dan besarnya cadangan/deposit bahan tambang secara ekonomis menguntungkan utuk dieksplorasi
19
Kriteria kawasan pertambangan
Lokasi penggalian tidak terletak di Kawasan Rawan Bencana Tidak terlalu dekat dengan kawasan permukiman Jarak dari permukiman 1-2 km bila digunakan bahan peledak, dan minimal 500 m bila tanpa peledakan Lokasi penambangan tidak terletak di daerah tadah untuk kelestarian sumber air
20
Kawasan Perindustrian
Kawasan yang diperuntukkan bagi industri, berupa tempat pemusatan kegiatan industri
21
Kriteria Kawasan Industri
Kemiringan lereng 0%-25% >25% - 45% dengan perbaikan kontur Ketinggian tidak lebih dari 100 m dpl Hidrologi: bebas genangan, dekat dengan sumber air, drainase baik sampai sedang Klimatologi: Lokasi berada pada kecenderungan minimum arah angin yang menuju permukiman penduduk Geologi: dapat menunjang konstruksi bangunan, tidak berada di daerah rawan bencana longsor Lahan: area minum 20 ha, berada pada tanah marjinal pertanian
22
Kawasan Pariwisata Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan pariwisata
23
Kriteria Kawasan Pariwisata
Struktur tanah stabil Kemiringan tanah yang memngkinkan untuk dibangun tanpa dampak negatif terhadap Kelestarian lingkungan Lahan tidak terlalu subur, bukan lahan pertanian Aksesibilitas tinggi Memiliki nilai sejarah, ilmu pengetahuan, budaya, serta keunikan tertentu
24
Kawasan Permukiman Kawasan yang secara teknis dapat digunakan untuk pemukiman yang aman dari bencana alam maupun buatan manusia, sehat dan mempunyai akses untuk kesempatan berusaha
25
Kriteria kawasan permukiman
Topografi datar sampai bergelombang (kelerengan 0-25%) Tersedia sumber air Tidak berada pada kawasan rawan bencana Drainase baik sampai sedang Tidak berada pada wilayah sempadan sungai/pantai/waduk/danau/mata air/saluran pengairan/rel kereta api dan aman penerbangan Tidak berada pada kawasan lindung Tidak berada pada kawasan budidaya pertanian
26
Kawasan perdagangan dan jasa
Kawasan yang diperuntukkan bagi kegiatan pedagangan dan jasa
27
Kriteria Kawasan perdagangan dan jasa
Tidak terletak pada kawasan lindung Lokasi strategis Dilengkapi sarana prasarana Perdagangan: Lokal Regional Antar regional
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.