Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI"— Transcript presentasi:

1 SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI
S K P G Annis CA/Dini RA/ Dept. GIzi/ FKM UNAIR Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

2 “Ketahanan pangan” SISTEM PANGAN & GIZI: TUJUAN SISTEM PANGAN & GIZI:
Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program Pengantar SISTEM PANGAN & GIZI: Himpunan sub sistem pangan dan gizi yang saling berkaitan & terorganisasi untuk mencapai tujuan TUJUAN SISTEM PANGAN & GIZI: Tersedianya pangan yang cukup baik jumlah & mutunya aman, merata & terjangkau oleh semua orang, pada setiap saat, agar dapat hidup sehat & produktif “Ketahanan pangan” Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

3 “KETAHANAN PANGAN” “KERAWANAN PANGAN” (food security)
Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program Pengantar “KETAHANAN PANGAN” (food security) “KERAWANAN PANGAN” (food insecurity) Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

4 Tanda-tanda yg berkaitan dg PENYEBAB rawan pangan misalnya:
Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program Pengantar Tanda2 rawan pangan di suatu wilayah dapat meliputi hal-hal yang berkaitan dg PENYEBAB, hingga AKIBAT rawan pangan Tanda-tanda yg berkaitan dg PENYEBAB rawan pangan misalnya: Terjadinya eksplosi hama dan penyakit pada tanaman Terjadinya bencana alam berupa kekeringan, banjir, gempa bumi, gunung meletus dsb Terjadinya kegagalan tanaman pangan pokok Terjadinya penurunan persediaan bahan pangan setempat. Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

5 Tanda-tanda yg berkaitan dg AKIBAT rawan pangan misalnya:
Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program Pengantar Tanda-tanda yg berkaitan dg AKIBAT rawan pangan misalnya: Meningkatnya prevalensi kekurusan/KEP Meningkatnya jumlah orang sakit yang dicatat di balai kesehatan dan puskesmas Meningkatnya angka kematian bayi dan balita Meningkatnya angka kelahiran dengan angka berat badan dibawah standar (BBLR) Kerawanan pangan juga dpt didefinisikan sbg kondisi apabila rumah tangga (anggota RT) mengalami kurang gizi sbg akibat tdk cukupnya ketersediaan pangan (physical unavailability of food), dan/atau ketidak mampuan RT dalam mengakses pangan yg cukup, atau apabila konsumsi makanannya (food intake) berada dibawah jumlah kalori minimum yg dibutuhkan Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

6 Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program
Pengantar Salah satu indikator outcome kerawanan pangan yg digunakan di Indonesia adlh tingkat kecukupan gizi masyarakat yg diukur dari % pemenuhan AKG, terutama E & P Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

7 “KETAHANAN PANGAN” “KERAWANAN PANGAN” (food security)
Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program Pengantar “KETAHANAN PANGAN” (food security) “KERAWANAN PANGAN” (food insecurity) DAPAT DICEGAH, jika kita “WASPADA” thd kemungkinan terjadinya rawan pangan “Kewaspadaan pangan merupakan suatu kegiatan dalam mengantisipasi munculnya kasus rawan pangan” Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

8 Sistem Kewaspadaan Pangan & Gizi (SKPG)
Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) Sistem Kewaspadaan Pangan & Gizi (SKPG) Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

9 Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) SKPG: Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No 43 th 2010 ttg pedoman SKPG: SKPG merupakan serangkaian proses untuk mengantisipasi kejadian kerawanan pangan dan gizi melalui pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan, analisis, dan penyebaran informasi situasi pangan dan gizi SKPG Dilakukan melalui kegiatan analisis situasi pangan dan gizi yang didasarkan pada data laporan rutin yang tersedia, atau berdasar hasil survei-survei khusus Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

10 Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) TUJUAN SKPG: Menyediakan data dan informasi tentang keadaan pangan dan gizi secara rutin yg digunakan pengambilan keputusan pemerintah di berbagai tingkat administrasi yg berkaitan dg penyusunan prioritas & pengaturan sumberdaya & dana dlm memenuhi kebutuhan program pangan & gizi. Menghasilkan benchmark setiap indikator yang digunakan dalam menentukan situasi pangan dan gizi di suatu daerah Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

11 PENGORGANISASIAN SKPG:
Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) PENGORGANISASIAN SKPG: Pemerintah, pemerintah propinsi & pemerintah kab./ kota membentuk Kelompok Kerja Pangan dan Gizi yg berada di bwh koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Pokja dpt terdiri dari unsur2 kesehatan, pertanian, Bappeda, BKKBN, Sosial, Dolog, statistik dll yg dianggap perlu Pengorganisasian (struktur organisasi, tugas dan mekanisme kerja) Pokja disesuaikan dengan situasi setempat, mengacu pada Petunjuk Teknis SKPG di Kab./ Kota Hasil analisis SKPG oleh Pokja Pangan & Gizi pusat, propinsi & kab/kota dilaporkan kpd pimpinan msg2 utk penentuan langkah2 intervensi & utk perumusan kebijakan program pd th berikutnya Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

12 Tersedianya informasi situasi pangan dan gizi bulanan dan tahunan.
Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) LUARAN SKPG: Tersedianya informasi situasi pangan dan gizi bulanan dan tahunan. Tersedianya informasi hasil investigasi daerah yang diindikasikan rawan pangan. Tersusunnya rekomendasi kebijakan dan pelaksanaan intervensi bagi penanganan kerawanan pangan dan gizi. Tersedianya laporan dan rekomendasi kebijakan dan perencanaan program yang berkaitan dengan ketahanan pangan dan gizi. Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

13 Menentukan daerah prioritas
Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) Manfaat SKPG: Bagi Kepala Daerah: Sebagai dasar menetapkan kebijakan penanggulangan masalah pangan dan gizi dalam: Menentukan daerah prioritas Merumuskan tindakan pencegahan terhadap ancaman krisis pangan dan gizi Mengalokasikan sumberdaya secara lebih efektif dan efisien. Mengkoordinasikan program lintas sektor Bagi pengelola program: Penetapan lokasi dan sasaran Menyusun kegiatan terpadu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi sektor Proses pemantauan pelaksanaan Pelaksanakan kerjasama lintas sektor Mengevaluasi pelaksanaan program Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

14 KOMPONEN SKPG ANALISIS 3. DISEMINASI 2. ANALISIS SITUASI PG SITUASI PG
Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) KOMPONEN SKPG ANALISIS SITUASI PG BULANAN 2. ANALISIS SITUASI PG TAHUNAN 3. DISEMINASI & PENYEBARLUASAN INFORMASI Untuk Kewaspadaan Dini terhadap perubahan situasi pangan dan gizi Investigasi Untuk perencanaan program pangan dan gizi jangka menengah dan jangka panjang Penyebaran informasi PG bagi pihak terkait dan yg memerlukan Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA sosialisasi.ppt

15 DATA/ INFORMASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN TINDAKAN/ INTERVENSI
Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) Informasi yang dihasilkan dapat bersifat: Sbg WARNING atau peringatan dini ttg kemungkinan tjd suatu masalah Sbg INFORMASI utk mempertajam kebijakan & perencanaan program DATA/ INFORMASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN TINDAKAN/ INTERVENSI UMPAN BALIK Pertanian Kesehatan BPS BMG Lainnya GUBERNUR/ BUPATI/ WALIKOTA BULOG NAKER SKPG SEBAGAI SUATU SISTEM KEWASPADAAN Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

16 Pelaksanaan SKPG: tahunan & bulanan
PEMANTAUAN SPG TAHUNAN PEMANTAUAN SPG BULANAN ASPEK KETERSEDIAAN Rasio antara ketersediaan dibandingkan dengan konsumsi normatif Persentase rata-rata luas tanam Persentase rata-rata luas puso ASPEK AKSES PANGAN Persentase Keluarga Miskin II. ASPEK AKSES PANGAN Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir ASPEK PEMANFAATAN PANGAN Prevalensi gizi kurang pada balita III. ASPEK PEMANFAATAN PANGAN Persentase Balita yg naik BB (N) Persentase Balita yg BGM Persentase balita yang tidak naik berat badannya dalam 2 kali penimbangan berturut-turut

17 1. ANALISIS SPG TAHUNAN - Data
Kelompok Data Sumber Data Keterangan A. Ketersediaan Pangan Ketersediaan dibandingkan dengan konsumsi normatif Jumlah penduduk tengah tahunan Cadangan pangan Dinas Pertanian BPS BKP/BULOG Bulan Juli tahun berjalan dan menggunakan data II tahun berjalan Data proyeksi penduduk tengah tahun B. Akses Terhadap Pangan Keluarga Prasejahtera dan Keluarga Sejahtera I Harga IPM NTP SKPD KB Kab/Kota BPS/Dinas Perindag - time series data C. Pemanfaatan Pangan Jumlah balita Persen Balita gizi buruk (-3 SD) Persen Balita gizi kurang (-2 SD) Dinas Kesehatan (hasil Pemantauan Status Gizi) Berat Badan/Umur Berat Badan/Tinggi

18 1. ANALISIS SPG TAHUNAN - Indikator & Analisis
1) Aspek Ketersediaan Indikator Nilai (r) Bobot Warna Rasio antara ketersediaan dibandingkan dengan konsumsi normative (Note: konsumsi normatif=300gr) r > 1,14 1 Hijau 0,90 < r ≤ 1,14 2 Kuning r < 0,90 3 Merah 2) Aspek Akses Indikator Persentase (r) (%) Bobot Warna % Pra Sejahtera dan Sejahtera I r < 20 1 Hijau 20 ≤ r < 40 2 Kuning ≥ 40 3 Merah Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

19 3) Aspek Pemanfaatan 4) Analisis Komposit Indikator Persentase (r) (%)
Bobot Warna Prevalensi gizi kurang pada Balita r < 15 1 Hijau 15 ≤ r ≤ 20 2 Kuning > 20 3 Merah 4) Analisis Komposit Komposit 1 + 2 Komposit 3 Skor 2 3 4 5 6 1 7 8 9 Keterangan: Total bobot 3 – 4 = warna hijau (aman) Total bobot 5 – 6 dan tidak ada skor 3 = warna kuning (waspada) Total bobot 5– 9 dan ada skor 3 = warna merah (rawan) Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

20 2. ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN - data
Kelompok Data Sumber Data Keterangan A. Ketersediaan Pangan Luas tanam Luas puso Luas panen Cadangan Pangan Dinas Pertanian BKP/BULOG SP Padi SP Palawija (jagung, ubi kayu, ubi jalar) Petugas Pengamat Hama dan Penyakit (PHP) B. Akses Terhadap Pangan Harga Komoditas Pangan (Beras, Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Gula, minyak goreng, daging ayam, telur) Dinas Perindag/BKP Survei Harga C. Pemanfaatan Pangan Angka Balita Ditimbang (D) Angka Balita Naik Berat Badan (N) Balita yang tidak naik berat badannya dalam 2 kali penimbangan berturut-turut (2T) Angka Balita dengan Berat Badan Dibawah Garis Merah (BGM) Kasus gizi buruk yang ditemukan Dinas Kesehatan Laporan Penimbangan dan KLB D. Spesifik Lokal Jumlah tindak kejahatan, jumlah KK dengan angota keluarga yang menjadi tenaga kerja ke luar daerah, penjualan aset, penjarahan hutan, perubahan pola konsumsi pangan, cuaca, dll Dinas Sosial, Kepolisian, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Kehutanan, Dinas Kesehatan, BMKG, dll Apabila Diperlukan E. Data Pendukung a. Luas tanam bulanan 5 tahun terakhir b. Luas puso bulanan 5 tahun terakhir Dinas Pertanian dan BPS Digunakan untuk analisis bulanan

21 1) Ketersediaan No Indikator Persentase (r) (%) Bobot 1
2. ANALISIS SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN – Indikator & analisis 1) Ketersediaan No Indikator Persentase (r) (%) Bobot 1 Persentase luas tanam bulan berjalan dibandingkan dengan rata-rata luas tanam bulan bersangkutan 5 tahun terakhir r ≥ 5 1 = Aman -5 ≤ r < 5 2 = Waspada - r < -5 3 = Rawan 2 Persentase luas puso bulan berjalan dibandingkan dengan rata-rata luas puso bulan bersangkutan 5 tahun terakhir r < -5 5 ≤ r < -5 r < 5 Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

22 2) Akses No Indikator Persentase (r) (%) Bobot 1
Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas beras dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir r < 5 1 = Aman 5 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada r > 20 3 = Rawan 2 Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas jagung dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir 5 ≤ r ≤ 15 > 15 3 Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas ubi kayu dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir 4 Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas ubi jalar dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir 5 Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas gula dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir 6 Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas minyak goreng dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir 7 Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas daging ayam dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir 8 Persentase rata-rata harga bulan berjalan komoditas telur dibandingkan dengan rata-rata harga 3 bulan terakhir

23 3). Pemanfaatan Pangan (food utilization)
Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) 3). Pemanfaatan Pangan (food utilization) No Indikator Persentase (r) (%) Bobot 1 Persentase Balita yg naik BB (N) dibandingkan Jumlah Balita Ditimbang (D) r > 90 1 = Aman 80 ≤ r ≤ 90 2 = Waspada < 80 3 = Rawan 2 Persentase Balita yg BGM dibandingkan Jumlah Balita ditimbang (D) r < 5 5 ≤ r ≤ 10 > 10 3 Persentase balita yang tidak naik berat badannya dalam 2 kali penimbangan berturut-turut (2T) dibandingkan Jumlah Balita ditimbang (D) r < 10 10 ≤ r ≤ 20 > 20 Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

24 4). Analisis Komposit Bulanan
Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) 4). Analisis Komposit Bulanan Komposit 1 + 2 Komposit 3 Bobot 2 3 4 5 6 1 7 8 9 Keterangan: Total bobot 3 – 4 = warna hijau (aman) Total bobot 5 – 6 dan tidak ada skor 3 = warna kuning (waspada) Total bobot 5– 9 dan ada skor 3 = warna merah (rawan) Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

25 PELAPORAN TINGKAT PROVINSI
Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) PELAPORAN TINGKAT PROVINSI Pokja Pangan dan Gizi tingkat provinsi mengolah, menganalisa dan membahas laporan dari tingkat kabupaten, sehingga tersusun informasi tentang situasi pangan didaerahnya. Hal ini dilaksanakan satu kali setiap bulan dan disampaikan kepada ketua DKP tingkat provinsi. Menyusun upaya penanggulangan dengan berbagai alternatif sebagai bahan pengambilan keputusan untuk Gubernur/KDH Tk. I. Pembahasan situasi produksi pangan dan situasi gizi oleh DKP provinsi yang dilakukan setiap bulan. Pokja Pangan dan Gizi mengkompilasi laporan dari kabupaten dan menyiapkan laporan untuk disampaikan ke DKP Pusat Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

26 PELAPORAN TINGKAT KABUPATEN
Pokja Pangan dan Gizi (PPG) mengelola laporan dari kecamatan dan kemudian menganalisa dan membahas laporan tersebut sehingga tersusun informasi tentang situasi pangan dan gizi wilayahnya setiap bulan secara berkesinambungan. Pokja menyampaikan informasi/laporan tersebut kepada Bupati atau ketua PPG setiap bulan secara berkesinambungan. Bilamana terjadi masalah, maka Pokja menyusun alternatif pemecahan masalah sebagai bahan pengambilan keputusan oleh Bupati/KDH. Tk. II.. Pokja mengkompilasi laporan tingkat kecamatan dan menyampaikan laporan ke Pokja tingkat propinsi dengan tembusan ke ”pusat”. Pembahasan situasi pangan dan gizi dilaksanakan oleh Pokja PG yang dikoordinasikan oleh DKP/TPG kabupaten, dan dilakukan secara rutin setiap bulan. Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

27

28 PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN SKPG
Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN SKPG SKPG belum menjadi instrumen dalam pencegahan dan penanggulangan rawan pangan Kegiatan Sistem Isyarat Dini untuk Intervensi (SIDI) bulanan belum dilaksanakan secara optimal  daerah hanya melaksanakan analisis situasi pangan dan gizi tahunan Hasil SKPG belum dijadikan alat dalam melakukan intervensi kerawanan pangan  data yang digunakan tidak up to date Koordinasi lintas sektor sebagai kunci keberhasilan pelaksanaan SKPG belum optimal Kinerja Kelompok Kerja (POKJA) atau Tim Pangan dan Gizi tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota belum optimal Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

29 Pola Pangan Harapan (PPH)
Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program Pola Pangan Harapan (PPH) Pola Pangan Harapan (PPH) Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

30 Mengapa diversifikasi..?
Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program Pola Pangan Harapan (PPH) Pengantar Sasaran pembangunan bidang pangan dan gizi adalah terwujudnya ketahanan pangan rumah tangga, dengan ciri2: Tersedianya pangan cukup & terjangkau Terwujudnya DIVERSIVIKASI KONSUMSI Mengapa diversifikasi..? Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA 30

31 Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program
Pola Pangan Harapan (PPH) Pengantar (contd.) Pola konsumsi pangan masyarakat belum beragam, bergizi seimbang dan aman, dan masih didominasi nasi/ beras Pemanfaatan pangan lokal, khususnya sumber karbohidrat, belum optimal Total permintaan kebutuhan beras terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang masih tinggi (1.49% per tahun) Percepatan peningkatan status gizi perlu segera dilakukan, salah satunya melalui peningkatan kualitas konsumsi Keragaman pangan yang dikonsumsi mencerminkan kualitas zat gizi Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA 31

32

33 Peta potensi pangan spesifik wilayah

34 Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program
Pola Pangan Harapan (PPH) Pengantar (contd.) Untuk mengukur keberhasilan upaya diversifikasi baik di bidang produksi, penyediaan dan konsumsi pangan penduduk diperlukan suatu parameter. Salah satu parameter yang dapat digunakan untuk menilai tingkat keanekaragaman pangan adalah Pola Pangan Harapan (PPH) Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA 34

35 Definisi POLA PANGAN HARAPAN (PPH)
Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program Pola Pangan Harapan (PPH) Definisi POLA PANGAN HARAPAN (PPH) Pola Pangan harapan (PPH) adalah suatu komposisi pangan yang seimbang untuk dikonsumsi guna memenuhi kebutuhan gizi penduduk PPH dapat dinyatakan dalam bentuk: Komposisi energi (kalori) aneka ragam pangan dan/atau Komposisi berat (gram atau kg) aneka ragam pangan yang memenuhi kebutuhan gizi penduduk Pola pangan harapan mencerminkan susunan konsumsi pangan anjuran untuk hidup sehat, aktif dan produktif Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA 35

36 Kelompok pangan dlm PPH :
Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program Pola Pangan Harapan (PPH) Kelompok pangan dlm PPH : 1. Padi2an : beras, beras ketan, jagung, terigu & olahannya 2. Umbi2an : ktela pohon, ktela rambat, kntang, terigu, dll 3. Pgn hewani : dging, ikan, telur, susu & produk olahannya 4. Minyak & lemak : myk kelapa, myk jagung, myk kelapa sawit, margarin & bhn olahannya 5. Buah & biji b’minyak : kelapa, kemiri, mete, coklat & produk olahannya 6. Kacang2an : kedelai, kc tanah, kc hijau, kc lain & produk olahannya 7. Gula : gula pasir, gula merah 8. Sayur & buah lainnya 9. Lain2 : teh, kopi, bumbu, mkanan & minuman b’alkohol Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

37 Pertimbangan dalam merumuskan PPH
Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program Pola Pangan Harapan (PPH) Pertimbangan dalam merumuskan PPH Pola konsumsi pangan penduduk saat ini; Kebutuhan gizi yang dicerminkan oleh pola kebutuhan energi (asumsi : dengan makan aneka ragam pangan, kebutuhan akan zat gizi lain akan terpenuhi); Mutu gizi makanan yang dicerminkan oleh kombinasi makanan yang mengandung protein hewani, sayur dan buah; Pertimbangan masalah gizi dan penyakit yang berhubungan dengan gizi; Kecenderungan permintaan (daya beli); Kemampuan penyediaan dalam konteks ekonomi dan wilayah. Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA 37

38  No  Kelompok Pangan  PPH FAO (%) Nasional  Kisaran Konsumsi Energi (Kkal)  Konsumsi Bahan Pangan (gram/kap/hari Bobot Skor PPH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Padi-padian Umbi-umbian Pangan Hewani Kacang2an Sayur dan Buah Biji Berminyak Lemak &Minyak Gula Lainnya 40.0 5.0 20.0 6.0 3.0 10.0 8.0 50.0 12.0 40-60 0-8 5-20 2-10 3-8 0-3 5-15 2-8 0-5 1100 132 264 110 66 220 300 100 150 35 250 10 25 30  - 0,5 2,0 5,0 0,0  25,0 2,5 24,0 10,0 30,0 1,0 0,0 Jumlah 100.0 2200 -

39  No  Kelompok Pangan Konsumsi Energi (Kkal) % thd Asupan kalori Bobot Skor PPH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Padi-padian Umbi-umbian Pangan Hewani Kacang2an Sayur dan Buah Biji Berminyak Lemak &Minyak Gula Lainnya a kkal b kkal c kkal d kkal e kkal f kkal g kkal h kkal  (a kkal/Σ kkal)*100%=aa 0,5 2,0 5,0 0,0   aa*0,5 Jumlah Σ kkal 100% … ?

40 Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program
Pola Pangan Harapan (PPH)

41 Contoh No Kelompok Pangan Konsumsi Energi (Kkal) % thd Asupan kalori
Bobot Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Padi-padian Umbi-umbian Pangan Hewani Kacang2an Sayur dan Buah Biji Berminyak Lemak &Minyak Gula Lainnya 886,84 32,27 142,01 50,67 71,41 266,02 229,86 93,74 53,91 48,54 1,77 7,77 2,77 3,91 14,56 12,58 5,13 2,95 0,5 2,0 5,0 0,0  24,27 0,88 15,54 5,54 19,55 7,28 6,29 2,56 Jumlah 1826,73 Kkal 81,91

42

43

44 Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program
Pola Pangan Harapan (PPH) Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA

45 Penerapan Ekologi Pangan & Gizi dalam Program
Pola Pangan Harapan (PPH) Kegunaan PPH sebagai alat atau instrumen perencanaan konsumsi pangan, ketersediaan pangan dan produksi pangan; sebagai instrumen evaluasi tingkat pencapaian konsumsi pangan, penyediaan pangan dan produksi pangan, baik penyediaan dan konsumsi pangan; Dapat digunakan sebagai basis pengukuran diversifikasi dan ketahanan pangan; sebagai pedoman dalam merumuskan pesan-pesan gizi. Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA 45

46 Annis CA/Dini RA/ Dept. GIzi/ FKM UNAIR
SEKIAN & TERIMAKASIH Annis CA/Dini RA/ Dept. GIzi/ FKM UNAIR Excellence with Morality UNIVERSITAS AIRLANGGA


Download ppt "SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google