Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Bahasa Indonesia/Sepitri
PENALARAN Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar. Kalimat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu disebut Proposisi. Bahasa Indonesia/Sepitri
2
Bahasa Indonesia/Sepitri
Proposisi berbentuk kalimat berita netral. Kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat harapan, dan kalimat inversi tidak disebut proposisi. Contoh proposisi : Ayam adalah burung Indonesia menjadi negara makmur. Bahasa Indonesia/Sepitri
3
Bahasa Indonesia/Sepitri
Proposisi dapat dibedakan berdasarkan Jenis Kriteria Berdasarkan jenis dibedakan dengan lingkaran yang disebut lingkaran Euler. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek sama dengan perangkat yang terdapat dalam predikat. Semua S adalah semua P Semua sehat adalah semua tidak sakit. S = P Bahasa Indonesia/Sepitri
4
Bahasa Indonesia/Sepitri
2. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek menjadi bagian dari perangkat predikat. Semua S adalah P Semua sepeda beroda. Sebaliknya, suatu perangkat predikat merupakan bagian dari peringkat subjek Sebagian S adalah P Sebagian binatang adalah kera S P S S P P Bahasa Indonesia/Sepitri
5
Bahasa Indonesia/Sepitri
3. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek berada diluar perangkat predikat. Dengan kata lain, antara subjek dan predikat tidak terdapat relasi. Tidak satu pun S adalah P Tidak seorang pun manusia adalah binatang S P Bahasa Indonesia/Sepitri
6
Bahasa Indonesia/Sepitri
4. Sebagian perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat predikat. Sebagian S tidaklah P Sebagian kaca tidaklah bening S P Bahasa Indonesia/Sepitri
7
Bahasa Indonesia/Sepitri
Jenis proposisi berdasarkan kriteria: Berdasarkan bentuk : proposisi tunggal dan proposisi majemuk; Berdasarkan sifatnya : proposisi kategorial dan proposisi kondisional; Berdasarkan kualitas : proposisi posititif (afirmatif) dan proposisi negatif; Berdasarkan kuantitas : proposisi umum (universal) dan proposisi khusus (partikular). Bahasa Indonesia/Sepitri
8
Bahasa Indonesia/Sepitri
Bentuk-bentuk proposisi Berdasarkan dua jenis proposisi, yaitu berdasarkan kualitas dan kuantitas didapat empat macam proposisi, yaitu Proposisi umum-positif – proposisi A Proposisi umum-negatif – proposisi E Proposisi khusus-positif – proposisi I Proposisi khusus-negatif – proposisi O Bahasa Indonesia/Sepitri
9
Bahasa Indonesia/Sepitri
Macam Penalaran Penalaran Deduktif Penalaran Induktif Ad. 1 PENALARAN DEDUKTIF Penalaran yang bertolak dari sebuah konklusi/kesimpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Bahasa Indonesia/Sepitri
10
Bahasa Indonesia/Sepitri
Dalam penalaran deduktif terdapat premis. Yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis. Bahasa Indonesia/Sepitri
11
Bahasa Indonesia/Sepitri
Penarikan tidak langsung ditarik dari dua premis. Premis pertama adalah premis yang bersifat umum sedangkan premis kedua adalah yang bersifat khusus. Jenis penalaran deduksi yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu Silogisme Kategorial; Silogisme Hipotesis; Silogisme Akternatif; Entimen. Bahasa Indonesia/Sepitri
12
Bahasa Indonesia/Sepitri
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi. Premis umum : Premis Mayor (My) Premis khusus :Premis Minor (Mn) Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K) Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor. Bahasa Indonesia/Sepitri
13
Bahasa Indonesia/Sepitri
Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut: Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif. Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan. Bahasa Indonesia/Sepitri
14
Bahasa Indonesia/Sepitri
Contoh silogisme Kategorial: My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA Mn : Badu adalah mahasiswa K : Badu lulusan SLTA My : Tidak ada manusia yang kekal Mn : Socrates adalah manusia K : Socrates tidak kekal My : Semua mahasiswa memiliki ijazah SLTA. Mn : Amir tidak memiliki ijazah SLTA K : Amir bukan mahasiswa Bahasa Indonesia/Sepitri
15
Bahasa Indonesia/Sepitri
b. Silogisme Hipotesis: Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen. Contoh : My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan. Mn : Air tidak ada. K : Jadi, Manusia akan kehausan. My : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati. Mn : Makhluk hidup itu mati. K : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara. Bahasa Indonesia/Sepitri
16
Bahasa Indonesia/Sepitri
c. Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor. Mn : Nenek Sumi berada di Bandung. K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor. Mn : Nenek Sumi tidak berada di Bogor. K : Jadi, Nenek Sumi berada di Bandung. Bahasa Indonesia/Sepitri
17
Bahasa Indonesia/Sepitri
d. Entimen Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan. Contoh entimen: Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu. Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya. Bahasa Indonesia/Sepitri
18
Bahasa Indonesia/Sepitri
2.PENALARAN INDUKTIF Penalaran yang bertolak dari penyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Bentuk-bentuk Penalaran Induktif a. Generalisasi : Proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Bahasa Indonesia/Sepitri
19
Bahasa Indonesia/Sepitri
Contoh generalisasi : 1)Jika dipanaskan, besi memuai. Jika dipanaskan, tembaga memuai. Jika dipanaskan, emas memuai. Jika dipanaskan, platina memuai Jadi, jika dipanaskan, logam memuai. 2)Jika ada udara, manusia akan hidup. Jika ada udara, hewan akan hidup. Jika ada udara, tumbuhan akan hidup. Jadi, jika ada udara mahkluk hidup akan hidup. Bahasa Indonesia/Sepitri
20
Bahasa Indonesia/Sepitri
b) Analogi : Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Contoh analogi Nina adalah lulusan Akademi Amanah. Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Ali adalah lulusan Akademi Amanah. Oleh Sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Bahasa Indonesia/Sepitri
21
Bahasa Indonesia/Sepitri
c. Hubungan kausal : penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Macam hubungan kausal : Sebab- akibat. Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir. 2) Akibat – Sebab. Andika tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik. 3) Akibat – Akibat. Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah. Bahasa Indonesia/Sepitri
22
Bahasa Indonesia/Sepitri
Soal Penalaran Deduktif 1. My : Penyakit yang disebabkan oleh virus sulit diobati. Mn : Deman berdarah disebabkan oleh virus. K : E : My : Semua petani yang baik adalah petani yang menggarap sawahnya setiap tahun. Mn : Paijo menggarap tanah pertaniannya setiap tahun. K : 3. My : Tidak satu pun prajurit TNI menjadi komandan pasukan asing. Mn : Piere prajurit TNI Bahasa Indonesia/Sepitri
23
Bahasa Indonesia/Sepitri
4. My : Manusia bersifat selalu ingin tahu. Mn : Mahasiswa adalah manusia K : E : My : Tidak ada benda cair yang mengalir ke tempat yang lebih tinggi. Mn : Batu bukan benda cair. Bahasa Indonesia/Sepitri
24
Bahasa Indonesia/Sepitri
Ubahlah entimen di bawah ini menjadi silogisme. Ia seorang warga negara yang baik, sebab setiap ada aksi-aksi sosial untuk kepentingan bangsa ia selalu ikut. Ia pasti seorang ahli dalam bidang matematika, karena ia mengajar matematika di fakultas tersebut. Ia pasti berhasil dalam dunia usaha internasional, karena ia menguasai lia bahasa dunia. Ia harus memasuki perguruan tinggi, karena ia berbakat. Mereka menerima syarat kerja itu, karena mengandung pasal-pasal yang memberikan harapan untuk perbaikan nasibnya. Bahasa Indonesia/Sepitri
25
Bahasa Indonesia/Sepitri
SALAH NALAR : Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat. Jenis-jenis salah nalar Deduksi yang salah : Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan. contoh : Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas. Semua gelas akan pecah bila dipukul dengan batu. Bahasa Indonesia/Sepitri
26
Bahasa Indonesia/Sepitri
b. Generalisasi terlalu luas Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah. Contoh : Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati. Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah. Bahasa Indonesia/Sepitri
27
Bahasa Indonesia/Sepitri
c. Pemilihan terbatas pada dua alternatif Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada. Contoh Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain. Bahasa Indonesia/Sepitri
28
Bahasa Indonesia/Sepitri
d. Penyebab Salah Nalar Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud. Contoh: Broto mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya. Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya. Bahasa Indonesia/Sepitri
29
Bahasa Indonesia/Sepitri
e. Analogi yang Salah Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain. Contoh: Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik. Bahasa Indonesia/Sepitri
30
Bahasa Indonesia/Sepitri
f. Argumentasi Bidik Orang Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya. Contoh: Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak. Bahasa Indonesia/Sepitri
31
Bahasa Indonesia/Sepitri
g. Meniru-niru yang sudah ada Salah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu. Contoh: Kita bisa melakukan korupsi karena pejabat pemerintah melakukannya. Anak SLTA saat mengerjakan ujian matematika dapat menggunakan kalkulator karena para profesor menggunakan kalkulator saat menjawab ujian matematika. Bahasa Indonesia/Sepitri
32
Bahasa Indonesia/Sepitri
Jenis salah nalar yang manakah soal-soal di bawah ini. Karena Wayan dilahirkan di Bali pasti dia pandai menari. Bumi Indonesia sangat subur. Oleh sebab itu, rakyat Indonesia pasti kaya raya. Setiap orang yang telah mengikuti penalaran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati. Kamu tidak boleh kawin dengan Verdo karena orang tua Verdo itu bekas penjahat. Peserta penataran boleh pulang sebelum waktunya karena para undangan yang menghadiri acara pembukaan pun sudah pulang semua. Jika Anda menyetorkan ONH di bank kami, Insya Allah Anda akan menjadi haji mabrur. Bahasa Indonesia/Sepitri
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.