Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Logika Deduktif dan Induktif

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Logika Deduktif dan Induktif"— Transcript presentasi:

1 Logika Deduktif dan Induktif

2 Logika Deduktif Argumen deduktif adalah argumen yang bagian kesimpulannya ditarik secara niscaya (necessary) dari premis-premisnya. Cara berpikir deduktif (logika deduktif) adalah cara berpikir yang berurusan dengan penarikan kesimpulan dari kategori yang umum (general) menjadi yang khusus (particular). Sekiranya alasan-alasan yang diberikan di bagian premis adalah benar, mustahillah kesimpulannya salah.

3 Contoh argumen deduktif
Premis mayor = Setiap manusia pasti mati. Premis minor = Bang Toyib manusia. Kesimpulan = Karenanya, bang Toyib juga pasti mati

4 Logika Induktif Argumen induktif adalah argumen yang bagian kesimpulannya ditarik secara ‘mentak’ (probably) dari premis-premisnya. Dalam argumen induktif, yang kita cari cukuplah bukti-bukti yang cukup beralasan (well-founded), sehingga kesimpulan yang kita tarik sifatnya ‘lebih mungkin’ (more probable) daripada sejumlah kemungkinan kesimpulan yang lain. Inductive logic is concerned with the soundness of those inferences for which the evidence is not conclusive. [Popkin dan Stroll ] Cara berpikir induktif (logika induktif) adalah cara berpikir yang berurusan dengan penarikan kesimpulan dari (bukti-bukti, premis-premis) yang khusus menuju yang umum, dan sifat kesimpulan yang ditarik tidak pernah konklusif

5 Contoh Logika induktif (versi panjang)
Brankas besar di Bank Mandiri Cabang Cut Meutia dirampok semalam. Kerugian ditaksir sekitar 1.5 milyar. Siapapun yang merampok bank tersebut pasti mengetahui nomor kombinasi untuk membuka brankasnya, karena tidak ditemukan jejak kekerasan (paksaan) di brankas yang dirampok. Hanya ada dua orang yang tahu nomor kombinasi tersebut, Saskia si Manajer Bank dan Giovanni, teller kepercayaannya. Menurut pengakuan teman dekatnya, Giovanni membutuhkan uang cash dalam jumlah yang besar karena dia baru saja kalah taruhan bola dalam jumlah yang besar. Giovanni tidak punya alibi keberadaannya semalam saat terjadinya perampokan. Cukup beralasan jika kita menyimpulkan bahwa Giovanni terlibat dalam perampokan bank tersebut.

6 Contoh2 yang menarik dari Logika Induktif
Bisa dibaca dalam cerita-cerita detektif seperti Monsieur Hercule Poirot (dalam novel-novel karangan Agatha Christie), Detektif Conan, Trio Detektif, dll., atau ditonton dalam serial TV seperti CSI (Crime Scene Investigation).

7 Perbedaan Logika Deduktif dengan Induktif
“Induction differs from deduction in a crucial aspect. In deduction, for an argument to be correct, if the premises were true, the conclusion would have to be true as well. In induction, however, even when an argument is inductively strong, the possibility remains that the premises are true and the conclusion false. Thus, strictly speaking, all inductive inferences are deductively invalid.” Sumber kutipan: Marti, Genoveva. "Induction (logic)." Microsoft® Encarta® 2006 [DVD]. Redmond, WA: Microsoft Corporation, 2005.

8 Yang termasuk pola penalaran / argumen deduktif
silogisme hipotetis silogisme kategoris argumen dengan menghilangkan argumen berdasarkan matematika argumen berdasarkan definisi

9 Yang termasuk pola penalaran induktif
Generalisasi induktif Argumen prediktif Argumen dari otoritas Argumen sebab-akibat (kausal) Argumen statistik Argumen dari analogi

10 Silogisme Hipotetis Argumen yang tersusun dari 3 baris (2 premis, 1 kesimpulan) yang salah satu premisnya (setidaknya) mengandung pernyataan kondisional (jika-maka). *) Nama lainnya = modus ponens *) Pola = Jika A maka B A. Maka B. Contoh: *) Jika Chelsea mengalahkan Arsenal dalam babak perempat final Liga Champions nanti malam, maka Chelsea akan lolos ke babak semifinal. **) Chelsea mengalahkan Arsenal 2-1. ***) Maka, Chelsea lolos ke babak semifinal.

11 4 pola berpikir deduktif yang termasuk dalam silogisme hipotetis
(*) Argumen berantai (**) Modus tollens (menyangkal konsekuensi) (***) Menyangkal anteseden (****) Mengafirmasi konsekuensi.

12 Dengan demikian, jika A maka C.
Argumen Berantai Pola dari argumen berantai adalah sbb: Jika A maka B. Jika B maka C. Dengan demikian, jika A maka C. Contoh: Jika kita tidak segera mampir di pom bensin dan mengisi bensin, mobil kita akan kehabisan bensin. Jika kita kehabisan bensin, kita akan telat masuk kuliah. Dengan demikian, jika kita tidak segera mampir di pom bensin, kita akan telat masuk kuliah.

13 Modus Tollens (menyangkal konsekuensi)
Pola dari modus tollens adalah sebagai berikut: Jika A maka B Bukan B Maka, bukan A. Contoh: Jika kita ada di Tugu Monas, maka kita ada di Jakarta. Kita tidak ada di Jakarta. Maka, kita tidak ada di Tugu Monas.

14 Contoh argumen deduktif yang secara logis tidak bisa diandalkan (1)
Menyangkal anteseden. Pola: Jika A maka B Bukan A Maka, bukan B Contoh: Jika hujan deras maka jalanan tergenang. Tidak hujan deras. Maka, jalanan tidak tergenang.

15 Contoh argumen deduktif yang secara logis tidak bisa diandalkan (2)
Mengafirmasi konsekuensi Pola: Jika A maka B B Maka, A Contoh: Jika Dian Sastro adalah seorang atlet angkat besi, maka ia seorang manusia Dian Sastro adalah seorang manusia. Maka, Dian Sastro adalah seorang atlet angkat besi.

16 Silogisme Kategoris Pengertian: Argumen yang tersusun dari 3 baris yang mana setiap pernyataan dalam argumen tersebut diawali dengan kata ‘semua’, ‘sejumlah / beberapa’ atau ‘tidak.’ Contoh: * ) Semua harimau adalah karnivora. Semua karnivora adalah pemakan daging. Jadi, semua harimau adalah pemakan daging. **) Beberapa pejabat publik melakukan tindak korupsi Semua yang melakukan tindak korupsi merugikan kepentingan umum. Oleh karena itu, beberapa pejabat publik merugikan kepentingan umum.

17 Argumen dengan menghilangkan
Definisi: Argumen yang secara logis ‘menghapuskan’ (to rule out) satu per satu kemungkinan yang ada sehingga akhirnya hanya tersisa satu kemungkinan saja (yang paling kuat). Contoh: Jono pergi ke kampus atau dengan berjalan kaki atau dengan naik kendaraan umum atau dengan mobil pribadinya. Jono tidak naik kendaraan umum. Mobilnya sedang diperbaiki di bengkel. Dengan demikian, Jono pergi ke kampus dengan berjalan kaki.

18 Argumen berdasarkan matematika
Definisi: Argumen yang bagian kesimpulannya diklaim sebagai tergantung sebagian atau seluruhnya pada perhitungan atau ukuran matematis yang ada di bagian premis-premisnya. Contoh: Kecepatan berjalan seorang dewasa normal adalah 5 km/jam. Jarak BSD City – Dukuh Atas lebih dari 20 km. Jadi, membutuhkan waktu lebih dari 4 jam untuk berjalan kaki dari BSD City ke Dukuh Atas.

19 Argumen dari definisi Definisi: Argumen yang bagian kesimpulannya dinyatakan sebagai ‘benar oleh karena definisinya’ (yang ada di bagian premis). Contoh: *) Betti adalah seorang tante (bibi). **) Jadi, Betti adalah seorang perempuan. #) Bona hanya bisa membaca huruf Braille. ##) Jadi, Bona adalah seorang tuna netra.

20 Generalisasi Induktif
Definisi: Argumen di mana generalisasi yang diklaim sebagai mungkin benar didasarkan pada informasi tentang sejumlah anggota dalam kelas tertentu Contoh: Enam bulan yang lalu, saya berjumpa dengan seorang petani dari Klaten dan dia orang yang ramah. Empat bulan lalu, saya berjumpa dengan seorang guru asli Klaten, dan dia juga orang yang ramah. Dua minggu lalu saya ngobrol-ngobrol dengan tukang bakso kelahiran Klaten dan dia juga ramah. Jadi, saya kira sebagian besar orang Klaten adalah orang yang ramah.

21 Pernyataan prediktif Definisi: Argumen dengan menggunakan prediksi yang beralasan. Prediksi = pernyataan tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan. Contoh: Bulan September sampai dengan Desember adalah bulan dengan curah hujan terbesar di Indonesia. Dengan demikian, kemungkinan besar bulan September s/d Desember tahun depan hujan deras akan turun.

22 Merokok bertanggungjawab atas 90% kematian akibat kanker paru-paru.
Argumen dari otoritas Definisi: Argumen yang mendaku (klaim) sesuatu sebagai benar kemudian mengutip sumber-sumber yang dianggap mempunyai otoritas atau mereka yang menjadi saksi atas suatu kejadian untuk menguatkan argumen itu. Contoh: Sekitar 442,000 orang di Amerika Serikat meninggal tiap tahunnya karena penyakit yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok; Merokok bertanggungjawab atas 90% kematian akibat kanker paru-paru. Demikian menurut artikel yang terdapat dalam Ensiklopedi Encarta keluaran Microsoft tahun 2006. Karena Ensiklopedi Encarta adalah salah satu sumber informasi yang tepercaya, maka kemungkinan besar pernyataan di atas benar adanya.

23 Argumen kausal Definisi: Argumen yang menegaskan atau menyangkal bahwa sesuatu menjadi penyebab dari sesuatu yang lain. Contoh: “Wah, gue nggak bisa log in, nih, mungkin karena jaringannya sedang down.” , “Lampu di rumahnya mati. Kemungkinan besar (karena) pemiliknya sedang tidak ada di rumah.”

24 Argumen statistik Definisi: Argumen yang melandaskan kesimpulannya pada premis-premisnya yang didukung oleh bukti-bukti statistik, artinya bahwa dalam sebuah kelompok, sejumlah persentase tertentu memiliki karakteristik / ciri-ciri tertentu. Contoh: Lebih dari 60% mahasiswa UMN Angkatan I mendapatkan nilai A untuk M.K. Religiositas. Bonar adalah mahasiswa UMN Angkatan I. Jadi, kemungkinan Bonar mendapat nilai A untuk M.K. Religiositas.

25 Argumen dari analogi Definisi = Argumen yang bagian kesimpulannya diklaim tergantung pada sebuah analogi (perbandingan atau kemiripan) antara dua hal atau lebih. Contoh: Sarwono Kusumaatmadja adalah alumnus SMA Kanisius Jakarta, dan dia adalah seorang yang cerdas, kritis, dan mempunyai bakat menjadi pemimpin. Fauzi Bowo adalah alumnus SMA Kanisius Jakarta, dan dia adalah seorang yang cerdas, kritis, dan mempunyai bakat menjadi pemimpin. Andreas Arifianto adalah alumnus SMA Kanisius Jakarta. Jadi, Andreas mungkin pula cerdas, kritis, dan mempunyai bakat menjadi pemimpin.

26 Validitas argumen dalam cara bernalar deduktif
Syarat-syarat: Jika premis-premisnya benar, maka kesimpulannya juga pasti benar. Kesimpulan mengikuti secara niscaya dari premis-premisnya. Premis-premis menyediakan landasan yang konklusif bagi kebenaran bagian kesimpulan. Kebenaran dari premis-premis menjamin kebenaran dari kesimpulan. Secara logis tidaklah konsisten untuk menegaskan (mengiyakan) semua premis sebagai benar namun menyangkal kesimpulannya. Dengan demikian: Argumen deduktif hanya bisa bersifat valid atau tidak valid. Argumen deduktif yang valid adalah argumen deduktif yang kesimpulannya secara niscaya mengikuti dari premis-premisnya

27 Sound and unsound argument
Argumen yang masuk akal (a sound argument) adalah argumen deduktif yang valid sekaligus mempunyai premis-premis yang benar. Argumen yang tidak masuk akal (an unsound argument) adalah argumen yang atau tidak valid, atau yang salah satu premisnya keliru, atau kedua-duanya.

28 Contoh sound argument: Menara Eiffel ada di kota Paris.
Paris adalah ibukota negara Perancis. Jadi, menara Eiffel terletak di Perancis. Contoh unsound argument *) Sejumlah siswa di kelas ini suka es krim **) Sejumlah siswa lainnya di kelas ini suka gorengan ***) Jadi, sejumlah siswa di kelas ini yang suka es krim pasti suka gorengan.

29 Argumen kuat dan argumen lemah (Strong and Weak argument)
Dalam model bernalar secara induktif, kita mengenal penalaran yang kuat dan penalaran yang lemah, bukan yang valid atau tidak valid. Argumen yang kuat adalah argumen induktif yang kesimpulannya mengikuti secara mentak dari premis-premisnya, yang mana tidak mungkin kesimpulannya salah jika premis-premisnya benar. Contoh argumen induktif yang kuat: Sebagian besar mahasiswa UMN mempunyai MP3 Player. Leo adalah mahasiswa UMN yang menyukai musik. Jadi, Leo kemungkinan mempunyai MP3 player.

30 Contoh argumen induktif yang lemah:
Argumen induktif yang lemah (a weak inductive argument) adalah argumen induktif yang kesimpulannya tidak secara mentak mengikuti dari premis-premisnya. Contoh argumen induktif yang lemah: Pada tahun 2007, 55% pangsa pasar film nasional dikuasai film-film produksi dalam negeri. [KONTAN, Sabtu, 22 Maret 2008, hlm. 1] Film Atonement adalah film yang dirilis pada September 2007. Jadi, film Atonement kemungkinan produksi dalam negeri.

31 Jou Chou kemungkinan besar ikut mengajukan gugatan terhadap Starbucks.
Dalam argumen induktif, penambahan premis bisa menguatkan / melemahkan kesimpulan yang bisa ditarik. Contoh (yang menguatkan): Lebih dari 80 ribu orang yang pernah atau masih bekerja sebagai barista di Starbucks wilayah Kalifornia mengajukan gugatan class action kepada Starbucks pada 2006. Jou Chou adalah mantan barista yang pernah bekerja di Starbucks La Jolla, Kalifornia. [Jou Chou adalah seorang yang pemberani dan sangat peduli pada kesejahteraan sesama rekan seprofesinya.] Jou Chou kemungkinan besar ikut mengajukan gugatan terhadap Starbucks.

32 Cogent and uncogent argument
Cogent (adj) = dari kata Latin, cogere artinya “to drive together”. Argumen cogent adalah jenis argumen induktif yang kuat dan mempunyai premis-premis yang benar sehingga secara rasional amat persuasif (meyakinkan). Argumen uncogent adalah jenis argumen induktif yang lemah atau yang mempunyai setidaknya satu premis yang salah, atau kedua-duanya (sudah lemah, premisnya salah / ngawur)

33 Contoh cogent dan uncogent argument
Contoh argumen cogent Semua Presiden Indonesia berumur di atas 35 tahun ketika dilantik menjadi Presiden. Jadi, Presiden Indonesia berikutnya kemungkinan juga berumur di atas 35 tahun ketika dilantik menjadi Presiden. Contoh argumen uncogent Sebagian besar presiden Indonesia pernah menempuh pendidikan militer. Jadi, Presiden Indonesia berikutnya kemungkinan juga pernah menempuh pendidikan militer. Catatan: ini adalah argumen uncogent karena premisnya salah. Habibie, Gus Dur dan Megawati tidak pernah menempuh pendidikan militer.


Download ppt "Logika Deduktif dan Induktif"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google