Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

NILAI-NILAI ISLAM TENTANG KEPEMIMPIN DAN KERAKYATAN Dr. Abas Mansur Tamam, MA.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "NILAI-NILAI ISLAM TENTANG KEPEMIMPIN DAN KERAKYATAN Dr. Abas Mansur Tamam, MA."— Transcript presentasi:

1 NILAI-NILAI ISLAM TENTANG KEPEMIMPIN DAN KERAKYATAN Dr. Abas Mansur Tamam, MA

2 عثمان بن عفان: (إن الله ليزع بالسلطان ما لا يزع بالقرآن) (ابن كثير، البداية والنهاية، 2/10) Utsman bin Affan: “Allah Swt. akan mencegah (keburukan) dengan kekuasaan, sesuatu yang tidak bisa dicegah dengan al-Qur’an (saja)” (Ibn Katsir, al-Bidayah wa an-Nihayah, 2/10)

3 Kewajiban Warga Negara Memiliki loyalitas kebangsaan: Menjaga wilayah dan kekayaan geografisnya [al- Anbiya (21): 105] Tidak bersekongkol dengan musuh-musuh dan mengkhianati tanah air: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia. Kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang” (al- Mumtahanah [60]: 1).

4 Membela negara: “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; mereka itu hidup disisi Tuhannya dan mendapat rezeki” (Ali Imran [3]: 169)

5 Menghormati undang-undang dan hukum yang berlaku: Imam Syafii: “Umat Islam terikat dengan kesepakatan-kesepakatan di antara mereka. Kecuali kesepakatan yang menghalalkan perkara yang haram, atau mengharamkan perkara yang halal” (Sunan al-Baihaqi al-Kubra, 7/14210)

6 Batas kepatuhan warga negara: قال رسول اللَّهِ : (السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ على الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ ما لم يُؤْمَرْ بِمَعْصِيَةٍ، فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فلا سَمْعَ عليه ولا طَاعَةَ) “Mendengar dan taat merupakan kewajiban seorang Muslim (atas pemimpin), baik tentang perkara yang disukai atau tidak disukai, selama tidak diperintahkan untuk maksiat. Jika diperintahkan untuk maksiat maka tidak boleh mendengar, juga tidak boleh taat” (Sunan Tirmidzi, 4/1707, dari Ibn Umar, hadits hasan shoheh).

7 Hak-hak Warga Negara: Mendapatkan ruang kebebasan beragama, dengan menghormati penganut agama lain. Mendapatkan perlakuan terhormat sebagai manusia: “Nabi Saw. berdiri saat lewat jenazah. Orang berkata: dia jenazah seorang Yahudi. Kata Nabi: bukankan dia juga manusia?” (Shahih Bukhari, 1/1250).

8 Mendapatkan perlindungan hak-hak individu. “Sesunnguhnya Allah telah menyucikan darah kalian, harta kalian, harga diri kalian. Seperti kesucian hari ini (Arafah), bulan ini (Dzulhijjah) dan negeri ini (Makkah)” (Shoheh Bukhari, 2/1655; Shoheh Muslim, 3/1306) Mendapatkan hak persamaan dan keadilan hukum. “Sesungguhnya kehancuran umat-umat sebelum kalian karena jika seorang bangsawan diantara mereka mencuri, mereka biarkan. Tetapi jika orang lemah mencuri, mereka mengegakan hukum. Demi Allah, jika Fathimah anak Muhammad mencuri akan aku potong tangannya” (Shoheh Bukhari, 3/3288).

9 Hak mendapatkan privasi, kecuali bertentangan dengan hukum: “Mereka (Yahudi) biasa melakukan pernikahan tanpa saksi..Kami diperintahkan untuk membiarkan kebiasaan mereka, kecuali seperti perzinahan..” (al-Kasani, Badai’ as- Shona’i, 2/310).

10 Hak mendapatkan pendidikan: “Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim” (Sunan Ibn Majah, 1/224)

11 Hak mendapatkan perlakuan yang baik, “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang- orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil” (al-Mumtahanah [60]: 8) Hak mendapatkan jaminan sosial: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin…” (at-Taubah [9]: 60)

12 Menegur penguasa: عن تَمِيمٍ الدَّارِيِّ أَنَّ النبي قال: (الدِّينُ النَّصِيحَةُ، قُلْنَا: لِمَنْ؟ قال: لِلَّهِ، وَلِكِتَابِهِ، وَلِرَسُولِهِ، ولائمة الْمُسْلِمِينَ، وَعَامَّتِهِمْ) “Agama adalah nasihat. Kami bertanya: untuk siapa? Nabi menjawab: untuk Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, para pemimpin, dan masyarakat” (Shoheh Muslim, 1/55, dari Tamim ad-Dari)

13 Memilih Pemimpin Yang Baik:

14 (إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤدُّواْ الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ النَّاسِ أَن تَحْكُمُواْ بِالْعَدْلِ) (النساء: 58) “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil” (An-Nisa: 58).

15 Visioner, Kapabel, Soleh: (وَاذْكُرْ عِبَادَنَا إبْرَاهِيمَ وَإِسْحَقَ وَيَعْقُوبَ أُوْلِي الْأَيْدِي وَالْأَبْصَارِ، إِنَّا أَخْلَصْنَاهُم بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى الدَّارِ، وَإِنَّهُمْ عِندَنَا لَمِنَ الْمُصْطَفَيْنَ الْأَخْيَارِ، وَاذْكُرْ إِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَذَا الْكِفْلِ وَكُلٌّ مِّنْ الْأَخْيَارِ) (ص: 45-48). "Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang mempunyai kapasitas amal yang besar (ulil aidi) dan kapasitas intelektual (al-abshor) yang Tinggi. Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan menganugerahkan akhlak yang luhur; yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan Sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan. Dan ingatlah pula Ismail, Ilyasa' dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik" (Shod: 45-48).

16 Kuat dan Berintegritas (قَالَتْ إِحْدَاهُمَا يَا أَبَتِ اسْتَأْجِرْهُ إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَأْجَرْتَ الْقَوِيُّ الْأَمِينُ) (القصص: 26) "Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Wahai bapakku jadikan dia sebagai karyawan. Sesungguhnya orang yang paling baik untuk bekerja adalah orang yang kuat dan dapat dipercaya" (Al- Qosos: 26).

17 Selalu punya konsep, semangat dan percaya diri: (فَلَمَّا تَرَاءى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَى إِنَّا لَمُدْرَكُونَ، قَالَ كَلَّا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ) (الشعراء: 61-62) "Setelah kedua golongan saling melihat, pengikut-pengikut Musa berkata: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul". Musa menjawab: "Tidak! Sesungguhnya Tuhanku besertaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku" (As- Syu'ara: 61-62).

18 Tahu kekuatan dan kelemahan diri (وَاجْعَل لِّي وَزِيرًا مِّنْ أَهْلِي، هَارُونَ أَخِي، اشْدُدْ بِهِ أَزْرِي، وَأَشْرِكْهُ فِي أَمْرِي) (طه: 29-32). "Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, yaitu Harun, saudaraku. Teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikankanlah dia sekutu dalam urusanku" (Toha: 29-32).

19 Mau Mendengar (Listening): Mendengar orang lain, tapi tidak tersandera oleh opini publik. (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا) (الحجرات: 6) “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti” (Al- Hujurat: 6).

20 Mau berbagi gagasan, berkomunikasi dengan baik dan rutin, memecahkan masalah bersama- sama: (وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ) (آل عمران: 159) ”Dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang- orang yang bertawakkal kepada-Nya” (Ali Imran: 159).

21 Profile Nabi Yusuf: Visioner: Memiliki ide yang jelas tentang apa yang diinginkannya, dan punya kapasitas untuk melaksanakannya (ulil aidi wal abshor). Trust: Mendapatkan kepercayaan dari orang lain.

22 (وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُونِي بِهِ أَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِي فَلَمَّا كَلَّمَهُ قَالَ إِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا مِكِينٌ أَمِينٌ، قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَآئِنِ الأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ، وَكَذَلِكَ مَكَّنِّا لِيُوسُفَ فِي الأَرْضِ يَتَبَوَّأُ مِنْهَا حَيْثُ يَشَاء) (يوسف: 54-56) “Raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar Aku memilih dia sebagai orang yang dekat kepadaku". Tatkala raja telah berbicara dengannya, dia berkata: "Engkau mulai hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami". Yusuf berkata: "Jadikanlah Aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya Aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan". Demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir" (Yusuf: 54-56).

23 Memimpin: melayani (أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَةَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُم مَّعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُم بَعْضًا سُخْرِيًّا) (الزخرف: 32) “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia. Dan Kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat. Agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain” (Az-Zukhruf: 32).

24 Indikasi Kesuksesan Dalam Memimpin: (الَّذِينَ إِن مَّكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنكَرِ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ) (الحج: 41). “Orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan" (Al-Hajj: 41).

25 sekian terimakasih


Download ppt "NILAI-NILAI ISLAM TENTANG KEPEMIMPIN DAN KERAKYATAN Dr. Abas Mansur Tamam, MA."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google