Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehIrul Setya Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK THORACAL SPINE
Oleh: Sugijanto
2
TUJUAN INSTRUKSIONAL Mahasiswa memahami anatomi terapan dan biomekanik Thoracolumbopelvic complex dengan cara: Mampu mendefinisikan struktur jaringan spesifik Thoracolumbopelvic complex Mampu membedakan topografis dan fungsi antara tiap struktur jaringan spesifik Thoracolumbopelvic complex Mampu merinci tentang gerak Thoracolumbopelvic complex Mampu menghubungkan struktur jaringan spesifik dengan patologi Mampu menghubungkan struktur jaringan spesifik dengan assessment dan intervensi
3
PERTANYAAN STUDI Sebutkan pembentuk sendi Thoracal spine dan Lumbar spine Sebutkan posisi MLPP dan CPP pd Thoracal spine dan Lumbar spine Uraikan bentuk dan fungsi discus intervertebralis Thoracal spine dan Lumbar spine Sebutkan sendi pembentuk Pelvic hip complex Sebutkan MLPP dan CPP sendi Pelvic hip complex Uraikan stabilitas pasif dan pasif sendi Thoracal spine dan Lumbar spine . Uraikan osteokinematik dan artrokinamatik Thoracal dan Lumbar spine Uraikan pembatas gerak feleksi, ekstensi, lateral fleksi dan rotasi Thoracal spine dan Lumbar spine.
4
PERTANYAAN STUDI (lanjutan)
Uraikan dan praktekkan palpasi pd: jaringan spesifik Thoracal spine dan Lumbar spine. Uraikan dan praktekkan tes pasif, isometric Thoracal spine dan Lumbar spine. Uraikan osteokinematik dan artrokinamatik Pelvic hip complex Uraikan pembatas gerak feleksi, ekstensi, lateral fleksi dan rotasi Pelvic hip complex spine. Uraikan dan praktekkan palpasi pd: regio Pelvic hip complex Uraikan dan praktekkan tes pasif, isometric Pelvic hip complex. Jelaskan tentang Capsular pattern; Non Capsular pattern, Hypermobility; Instability, Muscle tightness/contracture dan Nerve entrapment
5
PENDAHULUAN Morphologic pathology maupun functional pathology banyak dijumpai dlm klinis, misal HNP, Discosis, Spondylosis, Arthrosis, Spondylolysthesis, Disc Migration, Joint Blockade dll. Spine merupakan pilar utama trunki berfungsi sbg penggerak static dan dinamik disamping melindungi organ. Sebagai stabilisator maupun inisiator gerak trunki dan AGA melalui sterno clavicular dan costae serta AGB melalui pelvis. Fleksibel terhadap tenaga (force) regangan (stretch), tekanan (copression), dorongan (shear), tekukan (tilt) maupun putaran (rotation).
6
2.1. Cervicothoracal V th1 facies articularis superior dlm bidang tranversal dan inferior dlm bidang frontal. Merupakanan jembatan fungsi cervical dan thoracal spine, dimana akan menyertai gerak cervical pada ROM penuh. Ketika cervical rotasi terjadi gerak th1-4 rotasi homolateral, demikian juga bila fleksi lateral, fleksi maupun ekstensi. Pada anomali C7 terdapat cervical rib, sering menimbulkan patologi thoracic outlet syndrome. 2.2. Thoracal Bentuk corpus lebih oval arah anteroposterior, proc spinous panjang mengarah kecaudal shg dibelakang corpus vertebra bawahnya, proc tranversus lebih panjang bersendi dengan costae. 2.3. Thoraco lumbale Merupakanan jembatan fungsi thoracal-lumbar spine, dimana akan menyertai gerak lumbale pada ROM penuh. Th12 facies articularis superior dlm bidang frontal dan inferior dlm bidang sagital dg perbedaan mencolok, sementara gerakan fleksi bisa mencapai maksimal 550 dan ekstensi 250.
7
Intervertebral joints (facets)
Facets thoracal spine merupakan sendi sinovialis dlm bidang frontal seolah saling menumpuk dimana facies articularis superior belakang dan facies articularis inferior didepan.
8
Discus intervertebralis
Tipis (1/5) dibanding cervical dan lumbale, sangat jarang terjadi HNP karena stabilitasnya tinggi.
9
Costovertebral dan costotranversal joint
Ujung costae yg sedikit cembung bersendi dg corpus, atau corpus dan discus atau discus sbg sendi synovialis, dan bersendi dg proc tranversus sbg sendi synovialis pula. Sendi costovertebral diperkuat oleh capsul dan ligamenta radiatum. Sendi costotransversal diperkuat oleh capsul dan ligamenta costotransversum superior-posterior-inferior serta costo transversum interosseum .
10
Costosternal Ujung yg lain bersendi dg sternum melalui fibrocartilage. Costa 11 dan 12 tidak terhubung dg sternum.
11
Ligamenta Seperti vertebrae lain, terdapat lig. longitudinale anterior didepan corpus, lig. longitudinale posterior dibelakang corpus, lig. plavum bag belakang canalis spinalis, lig. intertransversarium antar proc. transversi, interspinosum antar proc. spinosi dan lig. supraspinosum pada belakang proc. spinosi. Disamping itu terdapat capsuloligamentair sendi facets dan costovertebral dan costotransversal.
13
THORACAL SPINE Thoracal spine paling stabil dan grk kecil, puncak kifosis Th5. Th1 perbatasan fungsi dgn cervical. Grk cervical akhir ROM diikuti grk Th1-4. Th12 – L1 perbatasan thoraco lumbale, grk lumbale diikuti Th9–12. Mobilitas kecil dan pengaruhi rongga dada Costae bersendi dg corpus, / discus sbg costovertebralis, bersendi dg proc tranversus sbg costotransversal, keduanya pengaruhi mobilitas dada.
14
Otot dada Diafragma Hubungan fungsi antara diafragma-otot abdomen saling menunjang. Intercostalis M. intercostalis internus utk ekspirasi & eksternus inspirasi. Otot extrarespiratory Otot extrarepiratory utk bantu pernafasan maksimal.
15
Gerak thoracal spine Grk Fleksi menambah kurva kifose, nucleus terdorong keposterior, pengempisan rongga dada. Grk esktensi mengurangi kurva pengembangan rongga dada. Pembatasan grk oleh penekanan facets dan proc spinosus.
16
Fleksi lateral otomatis bersama dg rotasi kontral, tampak rib hump pd scoliosis. Terjadi penyempitan forament dan penekanan facets serta pengecilan rongga dada homolat. Rotasi timbul gapping intervertebrale kontralat, penekanan costovertebral homolat dan grk costotransversal-sternal. Grk pernafasan oleh kerja oleh diafragma dan intercostalis.
17
ANALISIS GERAK THORACAL SPINE
Fleksi - ekstensi ROM aktif fleksi: 550 dari total fleksi trunk 1100 ekstensi 250 dari total 1400 (kapanji 1979)
18
Fleksi lateral ROM aktif 200 dari total 750
19
Rotasi kanan-kiri ROM aktif 350 dari total 900
20
Inspirasi & Ekspirasi. Dalam keadaan normal, inspirasi merupakan gerak aktif-otomatis, sedangkan ekspirasi merupakan gerak passive recoil
21
GERAK PASIF Fleksi – Ekstensi ROM pasif 550/0/250
End feel elastic (flex) dan hard (ext)
22
Fleksi lateral ROM pasif 200/0/200 End feel elastic
23
Rotasi kanan-kiri ROM pasif 350/0/350 End feel elastc
24
GERAK ISOMETRIK Pada thoracal spine gerak otot tidak individual, tetapi secara group otot. Gerak fleksi (oleh flexor)–ekstensi (oleh extensor) bersamaan lumbar spine. Gerak fleksi lateral dan rotasi terutama oleh aktifitas otot dinding abdominal (lihat lumbar spine)
25
ANALISIS Provokasi. Compression and traction Compression posisi netral
Lihat gambar pada lumbar spine Compression pada seluruh komponen pillars. posisi extension Compression pada bilateral facets posisi side flexion Compression pada unilateral sisi homolateral. Traksi terjadi peristiwa sebaliknya
26
Segmental Joint play movement
PACVP . Th1 sd. Th 12. Tekanan denngan sisi telapak tangan (pisiforme) pada proc spinosus kearah anterior. Disini tergadi gapping bilateral kerena permukaan gacets vertebra ybs tedorong keanterior.
27
LPAVP Th1 sd. Th 12. Merupakan gerak gapping facet, tekanan pada proc transversus arah anterior. Tergadi gapping unilateral
28
3 demensi ekstensi gapping test.
Rotasi homolateral, fleksi lateral kontralateral dan ekstensi
29
Costo vertebral / tranversal
Tekanan pada costa bag dorsal kearah ventrolateral. Disini terjadi gapping costotransversal.
30
Kecacatan Cecacatan postur berupa skoliosis (>> idiopatik) dan kifosis. Menimbulkan gang fungsi trunki
31
Thanks to your attention
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.