Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Oleh: Ade Kusmiawati UPT RPH KABUPATEN BOGOR

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Oleh: Ade Kusmiawati UPT RPH KABUPATEN BOGOR"— Transcript presentasi:

1 Oleh: Ade Kusmiawati UPT RPH KABUPATEN BOGOR
Standar Operasional Prosedur (SOP) PEMOTONGAN (dengan atau tanpa stunning)   Oleh: Ade Kusmiawati UPT RPH KABUPATEN BOGOR

2 1.1 Persiapan Restraining Box
pekerja yang tidak terlibat dengan proses pemotongan jangan berada disekitar area. Pemeriksaan dan persiapan Restraining Box harus lengkap sebelum ternak masuk dari kandang ke dalam restraining box (RB) Periksa bagian luar Restraining Box pastikan aman. Periksa bagian peralatan Stunning dan pastikan dalam kondisi baik. Periksa bagian dalam Restraining Box dari bagian yang tajam, dapat merintangi, menghambat dan membuat ternak ragu-ragu ketika masuk box.

3 1.2 Menggiring ternak menuju Restraining Box
Sebelum ternak digiring ke Restraining Box , pastikan tim pemotong siap dengan masing masing tanggung jawabnya. Ternak digiring dari yard atau gangway dengan minim paksaan. Bersihkan /mandikan tubuh ternak pada tempat pemandian agar bersih dan menurunkan suhu tubuh. Ternak digiring menuju Box saat operasi pemotongan dimulai. Ternak tidak boleh ditinggal di gangway dalam waktu yang lama. Ternak tidak boleh digiring ke Box sampai semua Box, Peralatan Stunning dan Personil pemotong siap dioperasikan.

4 …………………….LANJUTAN Tingkat kegaduhan disekitar Restraining Box harus dijaga seminimal mungkin. Periksalah pintu Box, pastikan tertutup sebelum ternak masuk ke box. Jika ternak berbelok , terpeleset atau jatuh, tenangkan ternak sebelum mencoba membalikannya atau mengendalikan. Saat box sudah siap, buka pintu masuk dan biarkan ternak berjalan menuju box. Ternak tidak boleh dipaksa masuk Restraining Box. Ternak tidak boleh ditinggalkan dalam BOX selama waktu istirahat pemotongan atau berhenti karena adanya gangguan.

5 Proses Penanganan Ternak dalam Box
Ternak tidak boleh ditinggal dan menunggu dalam box . Jika ternak jatuh dalam box , beri waktu untuk bangkit . Ternak harus diposisikan kepalanya dalam box agar efektif dalam stunning. Petugas Stunning harus siap untuk melakukan Stunning. Penyembelih harus siap dan menunggu sesegera setelah ternak yang sudah terstunning dilepaskan dan pintu restraining box dibuka.

6 Persiapan Stunning periksa peralatan stunning saat pemotongan dimulai.
Untuk membuka dan merawat alat stunning mengacu sesuai perintah kerja Jangan lakukan Stunning jika alatnya basah Untuk pengunaan stunning yang benar, mengacu sesuai perintah kerja

7 Giring ternak pada restraining box
Prosedur Stunning   Giring ternak pada restraining box Petugas Stunning harus siap untuk melakukan Stunning segera setelah ternak masuk Kendalikan kepala. Lakukan Stunning segera setelah kepalanya terkendali dalam posisi . Gunakan perlatan Stunning dengan posisi yang benar pada kepala ternak dan tunggu sampai ternak berhenti bergerak kepalanya sebelum menyalakan alat stunning.. Alat Stunning harus digunakan dengan sudut yang benar pada kepala ternak.

8

9 ……………………..LANJUTAN Jangan mengikuti gerak kepala ternak dengan alat sunning.. setelah stunning , segera periksa jatuhnya ternak sebelum melepaskannya dari Restraining Box. Petugas pemotong/penyembelih harus memeriksa bahwa ternak sudah mati sempurna. Ternak dikatakan mati sempurna apabila: tidak ada lagi reflex mata, gerakkan paru-paru ditandai dengan hilangnya gerakkan legok lapar/flank, dan gerakan jantung, ditandai dengan pancaran darah dari pembuluh darah besar (V. jugularis). Saat stunning efektif sudah dipastikan,penyembelihan harus dikerjakan dengan segera, tidak lebih dari 20 detik.

10 Manajemen Stunning yang tidak efektif (Stunning pertama gagal)
Jika stunning pertama tidak efektif maka petugas Stunning harus segera bertindak untuk Stunning ulang. Jika penyebab ketidakefektifan stunning adalah penempatannya yang tidak benar atau salah sasaran maka perlu stunning ulang segera, biarpun penyebab tidak efektifnya stunning kesalahan alat stunning maka tidak boleh salah lagi pada tembakan kedua. Ketika tembakan kedua diperlukan maka harus ditempatkan pada posisi yang berbeda dari kegagalan pada tembakan pertama. Jika pada tembakan pertama ditempat yang benar maka tembakan kedua sedikit diatas posisi sebelumnya , jika pada penembakan pertama posisi tempatnya salah tembakan kedua harus pada posisi yang benar. Jika stuning tidak efektif maka berusaha dicari penyebabnya untuk melakukan stunning beikutnya.

11 Pemotongan Setelah Stunning efektif (Ternak pingsan pada tembakan pertama)  
Memilih pisau yang mampu untuk memotong kedua pembuluh darah besar pada leher(Vena jugularis kanan dan kiri). Panjang pisau sekitar dua kali lebar leher. Pisau harus dipersiapkan dan diasah tajam sebelum mulai melakukan pemotongan ternak maka dari itu jaga ketajamannya. (cek ketajaman pisau) Mengasah pisau harus dilakukan sebelum ternak masuk box untuk disembelih. Selalu hati-hati ketika memegang pisau dan selalu memegang tangkainya bukan mata tajamnya. Jangan melempar pisau dan jagalah pisau jauh dari pekerja lainnya. Pisau yang digunakan untuk menyembelih ternak harus cukup panjang sehingga ujung pisau masih nempel pada luka potong selama pemotongan. Ternak yang di stunning dipotong sesegera mungkin setelah stunning yang efektif setelah stunning dinyatakan efektif . waktu antara stunning dan pemotongan maksimal 20 detik.

12 ……………………...LANJUTAN Potong tenggorokan satu kali potong, gerakan pisau cepat, tidak terangkat dan tidak putus Ujung pisau tidak boleh digunakan untuk menggores Pemotong harus memeriksa pendarahan yang efektif, dengan ditandai cepatnya dan derasnya pendarahan . Tinggalkan ternak yang dipotong selama 2 menit setelah penyembelihan atau sampai pendarahan berakhir sebelum melakukan prosedur lainnya. Setelah periode ini periksa apakah ternak sudah mati sempurna (reflek cornea, gerak legok lapar dan gerak reflek jantung), kalau sudah mati sempurna lanjutkan dengan proses pengulitan. Ternak betina produktif atau yang bunting tidak boleh dipotong . jika tidak sengaja ditemukan bahwa ternak tersebut bunting besar saat pengulitan, Foetus / bayi, maka matikan dengan membiarkannya selama 10 menit atau memukulkan benda tumpul pada kepalanya.

13 PEMOTONGAN HEWAN TANPA STUNNING ( MARK 4)
Persiapan restraining box Periksa alat alat restraining box mark 4 , pastikan semua alat / mesin dapat bekerja dengan baik.(pintu , hidraulik, dll). pekerja yang tidak terlibat dengan proses pemotongan jangan berada disekitar area. Pemeriksaan dan persiapan Restraining.Box harus lengkap sebelum ternak masuk dari kandang pada sistem penanganan Periksa bagian luar dan dalam Restraining Box, jika ada sesuatu yang dapat merintanginya Pindahkan karena akan membuat ternak ragu ragu ketika masuk box. Segera uji coba kedua penjepit aktif, lakukan pembalikan miring dengan menggerakan kontak pembaring . Periksa troly karkas , pastikan roda dan rangkanya dalam kondisi baik. Posisikan bersebelahan dengan Restraning Box siap untuk digunakan.

14 Penggerakan ternak menuju restraining box (mark4).
Sebelum menggerakan ternak kedalam box pastikan tim pemotong siap dan masing masing tahu tangung jawabnya. Ternak harus digerakan dari pen atau gangway dengan minim pemaksaan. Ternak tidak boleh digerakan ke dalam box sampai petugas box dan pemotong siap bekerja. Tingkat kegaduhan disekitar area box seminimal mungkin. Jika ternak berbelok , terpeleset atau jatuh, dicoba dikendalikan supaya maju atau menahannya. Jika box siap, buka pintu masuk dan biarkan ternak berjalan menuju box. Ternak tidak boleh dipaksa untuk masuk box

15 Proses pengekangan (restrainng mark 4).
Prosedur penjepitan harus dilakukan sesegera setelah ternak dalam posisinya. Ternak tidak boleh ditinggal / menunggu terlalu lama dalam box Ikuti masing masing perintah kerja untuk tipe Restraining Box yang digunakan. Jika ternak jatuh dalam box , beri waktu untuk bangkit dan berdiri sebelum mencoba menggunakan penjepitan. Buka pintu box biarkan ternak masuk perlahan. Ketika ternak dalam posisi tepat lakukan penjepitan badan dengan menggerakan tuas mekanis pada posisi menjepit. Lakukan dengan tepat. Ikuti dengan menjepit leher, menggunakan tuas mekanis penjepit leher. Segera setelah kedua penjepit aktif mark IV dimiringkan dengan menggerakan tuas pembaring mekanis pada posisi siap sembelih.

16 ……………………..LANJUTAN Pastikan pemasangan penjepit badan dan leher cukup menekan untuk menangani ternak dengan efektif, tapi tidak menekan berlebihan Sebelum memiringkan box, pastikan pekerja lainnya tidak dalam pandangan ternak, hal ini dapat menyebabkan ternak berontak. Jangan mencolok mata atau mematah ekor ternak. Lakukan penyembelihan antara 10 sampai 20 detik setelah posisi killing box berbaring. Pemotong harus siap untuk memotong segera setelah penjepitan yang efektif.

17 Penyembelihan /pemotongan
Hanya memilih suatu pisau yang mampu untuk memotong kedua urat nadi. Panjang pisau harus kira-kira dua kali lebih lebar leher ternak. Pisau pisau harus disiapkan dan diasah tajam sebelum mulai melakukan pemotongan dan jagalah ketajamannya. Mengasah pisau jeda pemotongan ternak harus dilakukan sebelum pengekangan ternak untuk dipotong Selalu hati hati saat memegang pisau dan selalu memegang tangkainya bukan mata pisaunya Jangan melempar pisau dan jagalah pisau jauh dari pekerja lainnya. Pisau yang digunakan untuk menyembelih ternak harus cukup panjang sehingga ujung pisau mempercepat lukanya selama pemotongan.

18 …………………….LANJUTAN Potong tenggorokan dalam sekali tarik, jangan disela tarikan pisau nya. Ujung pisau tidak boleh digunakan untuk menggores Penyembelihan dilakukan dengan memotong kedua arteri leher Pemotong harus memeriksa pendarahan yang efektif, dengan ditandai cepatnya dan derasnya pendarahan dari potongan. Ambil segera tindakan jika pendarahan dari luka leher tidak deras. Jangan menikam (menggorok) rongga dada ternak atau cabang paru paru setelah memotongan leher Jangan mencoba untuk mengorek gumpalan darah dengan jari karena akan meningkatkan penderitaan hewan

19 Pemeriksaan pendarahan dan kematian otak
Biarkan ternak yang disembelih selama 2 menit setelah penyembelihan atau pendarahan berhenti sebelum melakukan prosedur lainya. Luka potongan tidak boleh dibiarkan tertutup pisau, atau tidak berusaha mengorek luka potongan / aliran darah dengan jari tangan Setelah periode ini periksa reflek cornea sebelum proses pengulitan lebih lanjut. Ternak bunting tidak boleh dipotong . jika tidak sengaja ditemukan bahwa ternak bunting saat pengulitan, Foetus/bayi dimatikan dengan membiarkanya selama 10 menit atau memukulkan benda tumpul pada kepalanya.

20 Sekian dan Terima kasih


Download ppt "Oleh: Ade Kusmiawati UPT RPH KABUPATEN BOGOR"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google