Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehRiky Fallen Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
PENGANTAR AKUNTANSI I AKTIVA TETAP Disusun Oleh : Yanuar Ramadhan
Dosen Universitas Esa Unggul
2
KARAKTERISTIK AKTIVA TETAP :
AKTIVA TETAP (FIXED ASSETS) MERUPAKAN AKTIVA JANGKA PANJANG ATAU AKTIVA YANG RELATIF PERMANEN
3
Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah semua jenis aktiva yang dimiliki oleh perusahaan dan digunakan untuk operasi dengan masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi
4
DISEBUT AKTIVA BERWUJUD (TANGIBLE ASSETS) KARENA :
ADA SECARA FISIK DIMILIKI DAN DIGUNAKAN OLEH PERUSAHAAN TIDAK UNTUK DIJUAL DISEBUT JUGA SEBAGAI AKTIVA PABRIK (PLANT ASSETS) / PROPERTI, PABRIK, DAN PERALATAN (PROPERTY, PLANT, AND EQUIPMENT)
5
BIAYA AKUISISI AKTIVA TETAP
MELIPUTI SEMUA JUMLAH YANG DIKELUARKAN UNTUK MENDAPATKAN AKTIVA TETAP DAN SIAP UNTUK DIGUNAKAN
6
CONTOH : PERALATAN: BIAYA PENGANGKUTAN DAN PEMASANGAN PERALATAN TERMASUK SEBAGAI BAGIAN DARI TOTAL BIAYA AKTIVA TETAP TANAH : HARGA BELI PAJAK PENJUALAN BIAYA PERIZINAN KOMISI PERANTARA BIAYA BALIK NAMA PEMBONGKARAN BANGUNAN YANG TIDAK PERLU PENGRATAAN PENGASPALAN JALAN BATAS TANAH
7
BANGUNAN : BIAYA ARSITEK BIAYA INSINYUR ASURANSI SELAMA KONSTRUKSI BUNGA ATAS PINJAMAN PAJAK PENJUALAN RENOVASI DAN MODIFIKASI PERIZINAN
8
MESIN & PERALATAN : PAJAK PENJUALAN PENGANGKUTAN PEMASANGAN REPARASI ASURANSI PENGANGKUTAN PERAKITAN BIAYA PENGUJIAN PERIZINAN
9
BIAYA-BIAYA YANG DIKELUARKAN, TETAPI TIDAK MEMBUAT AKTIVA TETAP SIAP-PAKAI, TIDAK MENAMBAH MANFAAT DARI AKTIVA TETAP YANG BERSANGKUTAN HARUS TETAP SEBAGAI BEBAN, MISALNYA KERUSAKAN YANG DISENGAJA, KESALAHAN PEMASANGAN, PENCURIAN, DENDA DARI PERIZINAN.
10
Penyusutan Penyusutan suatu aktiva tetap adalah berkurangnya suatu aktiva tetap yang disebabkan karena pemakaian, keuasangan, kemerosotan fisik, berlalunya suatu waktu. Akuntansi depresiasi bertujuan untuk mendistribusikan secara sistimatis nilai suatu aktiva tetap selama masa manfaatnya
11
KARAKTERISTIK PENYUSUTAN :
AKTIVA TETAP SEPERTI PERALATAN, BANGUNAN, DAN PENGEMBANGAN TANAH (LAND IMPROVEMENT) AKAN KEHILANGAN KEMAMPUAN SEIRING DENGAN BERLALUNYA WAKTU UNTUK MENYEDIAKAN MANFAAT KEPADA PERUSAHAAN. OLEH SEBAB ITU, BIAYA PERALATAN, BANGUNAN, DAN PENGEMBANGAN TANAH HARUS DITRANSFER KE ACCOUNT BEBAN DENGAN CARA SISTEMATIK SEPANJANG UMUR MANFAAT. TRANSFER PERIODIK INI DINAMAKAN PENYUSUTAN (DEPRECIATION).
12
AKUNTANSI UNTUK PENYUSUTAN :
TIGA FAKTOR DALAM MENENTUKAN JUMLAH BEBAN PENYUSUTAN : BIAYA AWAL AKTIVA TETAP PERKIRAAN UMUR MANFAAT (EXPECTED USEFUL LIFE) ESTIMASI NILAI PADA AKHIR UMUR MANFAAT (NILAI RESIDU/RESIDUAL VALUE)/(NILAI SISA/SALVAGE VALUE).
13
EMPAT METODE PENYUSUTAN YANG UMUM DIGUNAKAN :
GARIS LURUS (STRAIGHT LINE METHOD) UNIT PRODUKSI (UNIT OF PRODUCTION METHOD) SALDO MENURUN (DECLINING BALANCE METHOD) JUMLAH ANGKA TAHUN (SUM OF THE YEARS DIGITS METHOD)
14
METODE GARIS LURUS : MENGHASILKAN JUMLAH BEBAN PENYUSUTAN YANG SAMA SETIAP TAHUN SEPANJANG UMUR MANFAAT SUATU AKTIVA TETAP CONTOH : BIAYA AKUISISI AKTIVA TETAP : Rp , ESTIMASI NILAI RESIDU : Rp , ESTIMASI UMUR : 5 TAHUN. PENYUSUTAN TAHUNAN : Rp – Rp 5 TAHUN = Rp ATAU : 100% / 5 TH = 20%
15
METODE UNIT PRODUKSI : APABILA PEMANFAATAN AKTIVA TETAP BERVARIASI DARI TAHUN KE TAHUN, MAKA METODE INI DIGUNAKAN. DENGAN METODE INI AKAN MENGHASILKAN JUMLAH BEBAN PENYUSUTAN YANG SAMA BAGI SETIAP UNIT YANG DIPRODUKSI ATAU SETIAP UNIT KAPASITAS YANG DIGUNAKAN OLEH AKTIVA. UMUR MANFAAT AKTIVA DIEKSPRESIKAN DALAM ISTILAH UNIT KAPASITAS PRODUKTIF SEPERTI JAM ATAU MIL.
16
CONTOH : SEBUAH MESIN DENGAN BIAYA Rp , ESTIMASI NILAI RESIDU Rp DAN ESTIMASI UMUR MANFAAT JAM OPERASI. PENYUSUTAN PER JAM : Rp – Rp 10.000 = Rp 2.200 APABILA DIASUMSIKAN MESIN DIOPERASIKAN SELAMA JAM SETAHUN, MAKA PENYUSUTAN UNTUK TAHUN TERSEBUT ADALAH Rp x = Rp
17
METODE SALDO MENURUN : DENGAN METODE INI AKAN MENGHASILKN BEBAN PERIODIK YANG TERUS MENURUN SEPANJANG ESTIMASI UMUR MANFAAT AKTIVA. CONTOH : TARIF PENYUSUTAN SALDO MENURUN ATAS SUATU AKTIVA YANG MEMILIKI ESTIMASI UMUR MANFAAT 5 TAHUN ADALAH DUA KALI TARIF GARIS LURUS, YAITU 20% x 2 = 40 %
18
TAHUN PERTAMA BIAYA AKTIVA DIKALIKAN DENGAN TARIF SALDO MENURUN
TAHUN PERTAMA BIAYA AKTIVA DIKALIKAN DENGAN TARIF SALDO MENURUN. SETELAH TH PERTAMA, NILAI BUKU (BOOK VALUE) YANG MENURUN (BIAYA DIKURANGI AKUMULASI PENYUSUTAN) DIKALIKAN DENGAN TARIF YANG DIMAKSUD.
19
ILUSTRASI Word: Double Declining Balance Method DALAM METODE SALDO MENURUN, ESTIMASI NILAI RESIDU TIDAK DILIBATKAN KECUALI PADA AKHIR PERIODE
20
CONTOH : TRUK DIBELI DENGAN HARGA RP , MEMILIKI NILAI RESIDU RP DAN UMUR MANFAAT 12 TAHUN. BERAPA PENYUSUTAN SALDO MENURUN BAGI TAHUN KE DUA PEMAKAIAN ? JAWAB : – {( X 16 2/3)} X 16 2/3 =
21
METODE JUMLAH ANGKA TAHUN (SUM OF THE YEARS DIGITS METHOD)
Metode penghitungan biaya penyusutan di mana harga perolehan aktiva tetap dialokasikan atas dasar berlalunya waktu, selama taksiran masa manfaat dan alokasi dilakukan sedemikian rupa, sehingga pembebanan pada tahun-tahun permulaan pemakaiannya lebih besar dibandingkan dengan tahun-tahun kemudian. Alokasi biaya dilakukan dengan mengalikan suatu tarif tertentu, yang makin lama makin menurun, terhadap harga perolehan dikurangi nilai sisa.
22
Biaya penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Penyusutan Dasar Penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa Contoh : Tanggal 2 Januari 2005 dibeli sebuah kendaraan dengan harga Rp (sudah termasuk bea balik nama dll.). Salvage value Rp Umur manfaat diperkirakan 5 tahun.
23
Biaya Penyusutan untuk tahun I dihitung sbb
Biaya Penyusutan untuk tahun I dihitung sbb. : Biaya Penyusutan = Tarif Penyusutan x (harga perolehan – nilai sisa) 5 = ---- x Rp ( – ) 15 = Rp
24
Biaya penyusutan untuk tahun ke II adalah sbb. : 4 = ---- x Rp (125
Biaya penyusutan untuk tahun ke II adalah sbb. : 4 = ---- x Rp ( – ) 15 = Rp
25
Dalam bentuk tabel: Metode Jumlah Angka Tahun
Sum of the years digits method
26
PENGELUARAN MODAL DAN PENGELUARAN PENDAPATAN
BIAYA AKUISISI AKTIVA TETAP YANG DITAMBAHKAN KE AKTIVA TETAP ITU SENDIRI YANG MENINGKATKAN NILAI TOTAL AKTIVA TETAP ATAU MEMPERPANJANG UMUR MANFAATNYA DINAMAKAN : PENGELUARAN MODAL (CAPITAL EXPENDITURE).
27
BIAYA-BIAYA YANG HANYA MENYUMBANGKAN KEUNTUNGAN DALAM PERIODE BERJALAN ATAU BIAYA YANG MUNCUL SEBAGAI BAGIAN DARI PROSES REPARASI DAN PEMELIHARAAN NORMAL DINAMAKAN DENGAN PENGELUARAN PENDAPATAN (REVENUE EXPENDITURES).
28
PENGELUARAN MODAL AKAN MEMPENGARUHI BEBAN PENYUSUTAN LEBIH DARI SATU PERIODE SEDANGKAN PENGELUARAN PENDAPATAN HANYA AKAN MEMPENGARUHI BEBAN PADA PERIODE BERJALAN
29
JENIS-JENIS PENGELUARAN MODAL :
PENAMBAHAN PADA AKTIVA TETAP CONTOH : BIAYA PENAMBAHAN RUANG BARU PADA SEBUAH BANGUNAN DIDEBET KE ACCOUNT BANGUNAN. BIAYA INI HARUS DISUSUTKAN SELAMA ESTIMASI UMUR MANFAAT ATAU UMUR MANFAAT TERSISA DARI BANGUNAN, MANA YANG LEBIH PENDEK
30
PERBAIKAN PENGELUARAN YANG MENINGKATKAN EFISIENSI ATAU KAPASITAS OPERASI AKTIVA TETAP SELAMA SISA UMUR MANFAATNYA DISEBUT PERBAIKAN (BETTERMENTS)
31
CONTOH : JIKA UNIT MOTOR PENGGERAK YANG DIHUBUNGKAN KE SEBUAH MESIN DIGANTI DENGAN UNIT LAIN YANG KAPASITASNYA LEBIH BESAR, MAKA BIAYANYA AKAN DIDEBET KE ACCOUNT MESIN. HARGA PEROLEHAN UNIT MOTOR BARU AKAN DISUSUTKAN SELAMA ESTIMASI UMUR MANFAAT ATAU SISA UMUR MANFAAT MESIN, MANA YANG LEBIH PENDEK.
32
REPARASI BESAR PENGELUARAN YANG MENAMBAH UMUR MANFAAT AKTIVA DI ATAS ESTIMASI SEMULA DINAMAKAN DENGAN REPARASI BESAR-BESARAN (EXTRAORDINARY REPAIR)
33
CONTOH : SEBUAH MESIN DENGAN HARGA POKOK ATAU BIAYA Rp MEMILIKI UMUR MANFAAT 10 TAHUN DAN TANPA NILAI RESIDU. MESIN TELAH DISUSUTKAN SELAMA 6 TAHUN, METODE GARIS LURUS (PENYUSUTAN Rp ). AWAL TAHUN KE 7 REPARASI BESAR DILAKUKAN DENGAN BIAYA Rp , MENINGKATKAN UMUR MANFAAT MESIN MENJADI 7 TAHUN. PENYUSUTAN TAHUN KE 7 SBB :
34
BIAYA MESIN Rp 50. 000. 000 DIKURANGI SALDO AK. PENY. : PENY
BIAYA MESIN Rp DIKURANGI SALDO AK. PENY. : PENY. 6 TAHUN Rp REPARASI BESAR Rp SALDO AK. PENYUSUTAN Rp NILAI BUKU MESIN STL REPARASI Rp PENYUSUTAN TH KE 7 DST : Rp / 7 = Rp
35
PELEPASAN AKTIVA TETAP
AKTIVA TETAP TIDAK BOLEH DIHAPUS DARI ACCOUNT HANYA KARENA TELAH DISUSUTKAN SECARA PENUH. JIKA AKTIVA MASIH DIGUNAKAN, MAKA BIAYA DAN AKUMULASI PENYUSUTAN HARUS TETAP TERCATAT DALAM BUKU BESAR. HAL INI DITUJUKAN UNTUK MEMPERTAHANKAN PERTANGGUNGGUGATAN AKTIVA DALAM BUKU BESAR. JIKA NILAI BUKU DARI AKTIVA DIHAPUS DARI BUKU BESAR, MAKA TIDAK AKAN ADA LAGI BUKTI MENGENAI EKSISTENSI DARI AKTIVA. SELAIN ITU, DATA BIAYA DAN AKUMULASI PENYUSUTAN AKTIVA BIASANYA DIBUTUHKAN UNTUK PELAPORAN PAJAK PROPERTI DAN PAJAK PENGHASILAN.
36
PEMBUANGAN AKTIVA TETAP :
JURNAL : AK. PENY – PERALATAN 25 jt PERALATAN jt (U/ MENGHAPUS PERALATAN YANG DIBUANG) AKTIVA INI TELAH DISUSUTKAN SECARA PENUH
37
JIKA AKTIVA BELUM DISUSUTKAN SEPENUHNYA, MAKA PENYUSUTAN HARUS TERLEBIH DAHULU DICATAT SEBELUM AKTIVA DIBUANG DAN DIHAPUS DARI CATATAN AKUNTANSI. CONTOH : PERALATAN BERHARGA Rp TELAH DISUSUTKAN DENGAN METODE GARIS LURUS 10 % PER TAHUN. SALDO AKUMULASI PENYUSUTAN S/D TAHUN 2004 Rp AKTIVA DIKELUARKAN TANGGAL 24 MARET 2005.
38
JURNAL PENYUSUTAN SEBELUM DIKELUARKANNYA AKTIVA :
BEBAN PENY. – PERALATAN AK.PENY. – PERALATAN (U/ MENCATAT PENY. TAHUN 2005 SEBELUM PERALATAN DIKELUARKAN : x 3/12)
39
JURNAL PENGELUARAN AKTIVA :
AK. PENY. – PERALATAN KERUGIAN PELEPASAN A.T PERALATAN (U/ MENGHAPUS PERALATAN YANG DIBUANG) KERUGIAN Rp DICATAT KARENA SALDO ACCOUNT AKUMULASI PENYUSUTAN Rp LEBIH KECIL DARI PADA SALDO ACCOUNT PERALATAN Rp KERUGIAN DARI PEMBUANGAN AKTIVA TETAP MERUPAKAN POS NON OPERASI DAN DIBEBANKAN PADA BEBAN LAINNYA.
40
PENJUALAN AKTIVA TETAP :
ILUSTRASI : PERALATAN DIAKUISISI SEHARGA Rp DAN DISUSUTKAN DENGAN METODE STRAIGHT LINE SEBESAR 10 % SETIAP TAHUN. AKTIVA TERSEBUT DIJUAL TUNAI PADA 12 OKTOBER TAHUN KE 8. SALDO AKUMULASI PENYUSUTAN PER 31 DESEMBER TAHUN SEBELUMNYA ADALAH Rp
41
JURNAL PENYUSUTAN SELAMA 9 BULAN DARI TAHUN BERJALAN : 12 OKTOBER : BEBAN PENY. – PERALATAN AK. PENY. – PERALATAN (PENYUSUTAN TAHUN BERJALAN SEBELUM DIJUAL : Rp x ¾ x 10%) NILAI BUKU AKTIVA MENJADI : Rp – Rp = Rp
42
JURNAL APABILA PENJUALAN DENGAN ASUMSI TIGA HARGA JUAL BERBEDA :
DIJUAL SEHARGA NILAI BUKU : Rp KAS Rp AK.PENY. – PERALTN Rp PERALATAN Rp
43
DIJUAL DI BAWAH NILAI BUKU : RP 1.000.000
KAS Rp AK.PENY. – PERALTN Rp RUGI PELEP. AKT TTP Rp PERALATAN Rp
44
DIJUAL DI ATAS NILAI BUKU : Rp 2.800.000
KAS Rp AK.PENY. – PERALTN Rp LABA PELEP. AT Rp PERALATAN Rp
45
PERTUKARAN AKTIVA TETAP YANG SERUPA (TRADE-IN ALLOWANCE) KEUNTUNGAN DARI PERTUKARAN AKTIVA TETAP YANG SERUPA TIDAK DIAKUI UNTUK TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN. HAL INI BERDASAR PADA TEORI BAHWA PENDAPATAN BERASAL DARI PRODUKSI DAN PENJUALAN BARANG YANG DIBUAT DENGAN MEMANFAATKAN AKTIVA TETAP, BUKAN DARI PERTUKARAN AKTIVA TETAP YANG SERUPA.
46
JIKA NILAI TUKAR TAMBAH MELEBIHI NILAI BUKU AKTIVA LAMA YANG DITUKARKAN DAN TIDAK ADA KEUNTUNGAN YANG DIAKUI, MAKA BIAYA ATAU HARGA POKOK YANG DICATAT UNTUK AKTIVA BARU DAPAT DITENTUKAN DENGAN CARA :
47
BI. AKTIVA BARU = HARGA AKTIVA BARU – KEUNTUNGAN YANG TIDAK DIAKUI ATAU BI. AKTIVA BARU = KAS YG DIBAYARKAN (KEWAJIBAN) + NILAI BUKU AKTIVA LAMA
48
ILUSTRASI : PERALATAN SEJENIS YANG DIPEROLEH (BARU) : NILAI PERALATAN BARU Rp NILAI TUKAR TAMBAH PERALT LAMA Rp KAS YANG DIBAYAR Rp PERALATAN YANG DITUKARKAN (LAMA) : BI. AKUISISI PERALATAN LAMA Rp AK. PENY. PD TGL PERTUKARAN Rp NILAI BUKU PD TGL PERTUKARAN Rp
49
BIAYA ATAU HARGA PEROLEHAN PERALATAN BARU YANG DICATAT :
METODE 1 : HARGA PERALATAN BARU Rp NILAI TUKAR TAMBAH Rp NILAI BUKU PERALATAN LAMA Rp KEUNT. PERTUKARAN YG BLM DIAKUI (Rp ) BIAYA PERALATAN BARU Rp
50
METODE 2 : NILAI BUKU PERALATAN LAMA Rp 800
METODE 2 : NILAI BUKU PERALATAN LAMA Rp KAS YG DIBAYARKAN PD TGL PERTUKARAN Rp BIAYA PERALATAN BARU Rp JURNAL PERTUKARAN : AK. PENY. – PERALATAN Rp PERALATAN (BARU) Rp PERALATAN (LAMA) Rp KAS Rp
51
KEUNTUNGAN Rp 300. 000 (1. 100. 000 NILAI TUKAR TAMBAH – 800
KEUNTUNGAN Rp ( NILAI TUKAR TAMBAH – NILAI BUKU ) YANG TIDAK DIAKUI PADA SAAT PERTUKARAN AKAN MENGURANGI BEBAN PENYUSUTAN DI MASA DEPAN, YAITU DIDASARKAN PADA BIAYA Rp BUKAN PADA HARGA Rp
52
LEASING AKTIVA TETAP LEASE ADALAH SUATU KONTRAK PEMAKAIAN AKTIVA SELAMA PERIODE WAKTU YANG DITENTUKAN. LESSOR ADALAH PIHAK YANG MEMILIKI AKTIVA. LESSEE ADALAH PIHAK YANG MENDAPATKAN HAK UNTUK MENGGUNAKAN AKTIVA YANG DIALIHKAN OLEH LESSOR. LEASE DAPAT DIKLASIFIKASIKAN OLEH LESSEE SEBAGAI LEASE MODAL DAN LEASE OPERASI.
53
LEASE MODAL (CAPITAL LEASE) : JIKA LESSE, PADA DASARNYA, DIANGGAP TELAH MEMBELI AKTIVA. LESSE MENDEBIT AKTIVA SEBESAR NILAI PASAR WAJAR DAN MENGKREDIT KEWAJIBAN LEASE JANGKA PANJANG.
54
LEASE OPERASI (OPERATING LEASE) : LESSEE MENCATAT PEMBAYARAN MENURUT LEASE OPERASI DENGAN MENDEBIT BEBAN SEWA DAN MENGKREDIT KAS. BAIK KEWAJIBAN LEASE MAUPUN HAK UNTUK MENGGUNAKAN AKTIVA YANG DI-LEASE DI MASA DEPAN TIDAK DIAKUI DALAM ACCOUNT. NAMUN, LESSEE HARUS MENGUNGKAPKAN KOMITMEN LEASE DI MASA DEPAN DALAM CATATAN KAKI LAPORAN KEUANGAN
55
SUMBER DAYA ALAM CONTOH : KAYU HUTAN, BIJIH BESI, MINERAL, MINYAK, DLL
SUMBER DAYA ALAM CONTOH : KAYU HUTAN, BIJIH BESI, MINERAL, MINYAK, DLL. PERUSAHAAN MELAKUKAN PENANAMAN ATAU PENAMBANGAN DAN MENJUAL SUMBER DAYA ALAM TERSEBUT. OLEH SEBAB ITU SEBAGIAN BIAYA YANG TIMBUL HARUS DIDEBIT KE ACCOUNT BIAYA. PROSES PEMINDAHAN BEBAN SDA KE ACCOUT BEBAN DINAMAKAN DENGAN DEPLESI (DEPLETION). JUMLAH DEPLESI : KUANTITAS YANG DITAMBANG SELAMA SUATU PERIODE DENGAN TARIF DEPLESI. TARIF INI DIHITUNG DENGAN MEMBAGI BIAYA BARANG TAMBANG DENGAN ESTIMASI CADANGANNYA.
56
ILUSTRASI : PERUSAHAAN MEMBAYAR Rp 4 MILYAR UNTUK MENDAPATKAN HAK PENAMBANGAN BARANG TAMBANG YANG DIPERKIRAKAN MEMILIKI CADANGAN SATU JUTA TON. MAKA TARIF DEPLESI ADALAH Rp PER TON (Rp 4 MILYAR / 1 JUTA TON). JIKA SELAMA SATU TAHUN DITAMBANG TON, MAKA DEPLESI ADALAH Rp ( / Rp 4.000), DAN JURNAL : BEBAN DEPLESI Rp 360 JT AKUMULASI DEPLESI Rp 360 JT
57
AKTIVA TAK BERWUJUD (INTANGIBLE ASSETS) MERUPAKAN AKTIVA JANGKA PANJANG YANG BERMANFAAT BAGI PERUSAHAAN (TIDAK EKSIS SECARA FISIK) DAN TIDAK UNTUK DIJUAL. CONTOH : PATEN, HAK CIPTA, MEREK DAGANG, GOODWILL
58
PATEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR DAPAT MEMPEROLEH HAK KHUSUS UNTUK MEMPRODUKSI DAN MENJUAL BARANG YANG MEMILIKI SATU SPESIFIKASI TERTENTU ATAU LEBIH. HAK INI DISEBUT PATEN (PATENTS). MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 : PATEN ADALAH HAK EKSKLUSIF YANG DIBERIKAN OLEH NEGARA KEPADA INVENTOR ATAS HASIL INVENSINYA DI BIDANG TEKNOLOGI, YANG UNTUK SELAMA WAKTU TERTENTU MELAKSANAKAN SENDIRI INVENSINYA TERSEBUT ATAU MEMBERIKAN PERSETUJUANNYA KEPADA PIHAK LAIN UNTUK MELAKSANAKANNYA
59
INVENSI ADALAH IDE INVENTOR YANG DITUANGKAN KE DALAM SUATU KEGIATAN PEMECAHAN MASALAH YANG SPESIFIK DI BIDANG TEKNOLOGI DAPAT BERUPA PRODUK ATAU PROSES, ATAU PENYEMPURNAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ATAU PROSES INVENTOR ADALAH SEORANG YANG SECARA SENDIRI ATAU BEBERAPA ORANG YANG SECARA BERSAMA-SAMA MELAKSANAKAN IDE YANG DITUANGKAN KE DALAM KEGIATAN YANG MENGHASILKAN INVENSI JANGKA WAKTU PATEN : BERLAKU 20 TAHUN. BIAYA AWAL PATEN YANG DIBELI DAN BIAYA LEGAL HARUS DIDEBIT KE ACCOUNT AKTIVA. BIAYA INI HARUS DIAMORTISASI SELAMA TAHUN KEGUNAAN/ MANFAAT. BIASANYA DENGAN METODE GARIS LURUS.
60
HAK CIPTA DAN MEREK DAGANG HAK CIPTA (COPYRIGHT) ADALAH HAK KHUSUS/EKSKLUSIF BAGI PENCIPTA MAUPUN PENERIMA HAK UNTUK MENGUMUMKAN ATAU MEMPERBANYAK CIPTAANNYA MAUPUN MEMBERI IZIN UNTUK ITU DENGAN TIDAK MENGURANGI PEMBATASAN-PEMBATASAN MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. HAK CIPTA BERLAKU SELAMA HIDUP PENCIPTA DAN TERUS BERLANGSUNG HINGGA 50 TAHUN SETELAH PENCIPTA MENINGGAL. HARGA PEROLEHAN HAK CIPTA MELIPUTI BIAYA YANG DIKELUARKAN UNTUK MENCIPTAKAN KARYA TERSEBUT DITAMBAH BIAYA ADMINISTRASI ATAU HUKUM UNTUK MEMPEROLEH HAK CIPTA. HAK INI DIAMORTISIR SELAMA UMUR MANFAAT.
61
MEREK DAGANG (TRADEMERK) MEREK : ADALAH TANDA YANG BERUPA GAMBAR, NAMA, KATA, HURUF-HURUF, ANGKA-ANGKA, SUSUNAN WARNA, ATAU KOMBINASI DARI UNSUR-UNSUR TERSEBUT YANG MEMILIKI DAYA PEMBEDA DAN DIGUNAKAN DALAM KEGIATAN PERDAGANGAN BARANG ATAU JASA
62
MEREK DAGANG : ADALAH MEREK YANG DIGUNAKAN PADA BARANG YANG DIPERDAGANGKAN OLEH SESEORANG ATAU BEBERAPA ORANG SECARA BERSAMA-SAMA ATAU BADAN HUKUM UNTUK MEMBEDAKAN DENGAN BARANG-BARANG SEJENIS LAINNYA. JANGKA WAKTU PERLINDUNGAN MEREK TERDAFTAR : 10 TAHUN DAN DAPAT DIPERPANJANG
63
SOAL NO. 1 : PERUSAHAAN MEMBELI TANAH Rp 20. 000
SOAL NO. 1 : PERUSAHAAN MEMBELI TANAH Rp , BIAYA NOTARIS Rp , BIAYA BALIK NAMA Rp , KOMISI PERANTARA Rp BUAT JURNALNYA ! SOAL NO. 2 : DIBELI TANAH DAN GEDUNG Rp , SUDAH TERMASUK BIAYA NOTARIS, BIAYA BALIK NAMA, KOMISI, DLL. DITAKSIR NILAI TANAH Rp DAN GEDUNG Rp BUAT JURNALNYA ! SOAL NO. 3 : APABILA TANAH DIBELI SEBESAR Rp TANGGAL 2 MEI 2008 DENGAN JALAN MENGANGSUR 25 KALI DAN BUNGA 12 % P.A., MAKA BAGAIMANA JURNAL PADA TANGGAL 2 MEI 2008, 2 JUNI 2008, DAN 2 JULI 2008?
64
JAWAB NO. 1 : TANAH Rp 20. 900. 000 KAS/BANK Rp 20. 900. 000 JAWAB NO
JAWAB NO. 1 : TANAH Rp KAS/BANK Rp JAWAB NO. 2 : HRG TAKSIRAN ALOKASI H.P. TANAH 20 20/80 x 100 = 25 JT GEDUNG 60 60/80 x 100 = 75 JT JT TANAH Rp GEDUNG Rp KAS/BANK Rp
65
JAWAB NO. 3 : 2 MEI 2008 TANAH Rp 50. 000. 000 UTANG ANGSURAN Rp 50
JAWAB NO. 3 : 2 MEI 2008 TANAH Rp UTANG ANGSURAN Rp JUNI 2008 UTANG ANGSURAN Rp BIAYA BUNGA Rp BANK Rp ANGSURAN BULANAN : Rp 50 JT : 25 = Rp BUNGA 1/12 x 12 % x Rp 50 JT = Rp JUMLAH YANG HARUS DIBAYAR Rp ANGSURAN KE DUA : BUNGA : 1/12 x 12 % x Rp 48 JT = Rp JURNAL : BIAYA BUNGA Rp BANK Rp
66
SOAL NO. 4 : KENDARAAN DIBELI DENGAN HARGA rp NILAI SISA DIPERKIRAKAN Rp UMUR KENDARAAN DIPERKIRAKAN 5 TAHUN. HITUNGLAH PENYUSUTAN DENGAN METODE : GARIS LURUS (STRAIGHT LINE) SALDO MENURUN (DECLINING BALANCE) JUMLAH ANGKA TAHUN (SUM OF THE YEARS DIGITS)
67
JAWAB : x 20% = x 40 % = x 40% = /15 x = /15 x =
68
Akhir dari Modul Aktiva Tetap Berwujud dan Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.