Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDante Yudhistira Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
MANAJEMEN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI PERGURUAN TINGGI
PELATIHAN BIMBINGAN DAN KONSELING BAGI DOSEN DIKNAKES
2
Menjelaskan manfaat asesmen berdasarkan kebutuhan mahasiswa
Tujuan Pembelajaran Setelah pembelajaran selesai, peserta latih mampu mengidentifikasi manajemen bimbingan dan konseling di perguruan tinggi Tujuan Pembelajaran Khusus Menjelaskan manfaat asesmen berdasarkan kebutuhan mahasiswa Mengidentifikasi program bimbingan dan konseling TRAINING OF TRAINER (TOT) PELATIHAN BK BAGI DOSEN DIKNAKES
3
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Konsep dasar penyusunan program Bimbingan dan Konseling yang menyangkut Perencanaan, Organisasi, Pelaksanaan, Pelaporan, Langkah-langkah membuat program Bimbingan dan Konseling TRAINING OF TRAINER (TOT) PELATIHAN BK BAGI DOSEN DIKNAKES
4
Pelayanan Pendidikan di Sekolah
Administratif/ Manajemen Perkembangan individu yang optimal dan mandiri Pembelajaran Konseling (Naskah Akademik ABKIN, 2007)
5
Konsep Dasar Penyusunan Program BK
Meskipun secara struktural posisi konselor Perguruan Tinggi belum tercantum dalam sistem pendidikan di tanah air, namun bimbingan dan konseling dalam rangka men-“support” perkembangan personal, sosial akademik, dan karier mahasiswa dibutuhkan. Sama dengan konselor pada jenjang pendidikan Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, konselor Perguruan Tinggi juga harus mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum pelayanan dasar bimbingan dan konseling, individual student planning, responsive services, serta system support. Namun, alokasi waktu konselor perguruan tinggi lebih banyak pada pemberian bantuan individual student career planning dan penyelenggaraan responsive services dan setiap perguruan tinggi menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling melalui pembimbing akademik. TRAINING OF TRAINER (TOT) PELATIHAN BK BAGI DOSEN DIKNAKES
6
Peran manajemen dalam organisasi “efektif” dan “efesien”
Mengapa manjemen diperlukan? Agar tujuan dari organisasi dpt dicapai secara efektif dan efesien Efektif adlh mengerjakan pekerjaan yg benar (doing the right things). (Peter Drucker) Efesien adlh mengerjakan pekerjaan yang benar (doing things right) (Peter Drucker)
7
Proses Kegiatan dlm Fungsi-2 Manajemen
Planning Penentuan Tujuan dan Bagaimana Cara Pencapaian yang terbaik Organizing Penentuan Bagaimana Penyusunan Organisasi dan Aktifitas dapat dilakukan Controlling Monitoring dan Perbaikan Aktifitas yang sedang berjalan agar Tujuan dapat tercapai Leading Proses Memotivasi Anggota Organisasi agar Planning dapat dijalankan Menunjukkan Arah Tahapan dari setiap fungsi manajemen Menunjukkan keterkaitan timbal balik antar fungsi manajemen Keterangan:
8
Fungsi Perencanaan Proses yg menyangkut upaya yg dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yg akan datang & penentuan strategi & taktik yg tepat untuk mewujudkan target & tujuan organisasi.
9
Prosedur Umum Penanganan Peserta Didik Bermasalah
10
Aplikasi Konsep Konseling dalam PBM Pengelolaan Kelas
Apa yang Anda lakukan jika menemukan: siswa yang pasif atau malah ngobrol di kelas? kondisi kelas yang selalu ribut? siswa yang sering bolos pada mata pelajaran Anda? siswa yang kritis dan cerdas? siswa yang berprestasi rendah? Membiarkan? Memarahi? atau “Mengadakan Pendekatan Interpersonal” ? Aplikasi Konsep Konseling dalam PBM Pengelolaan Kelas
11
Langkah-langkah membuat program Bimbingan dan Konseling
Rasional Visi dan Misi Deskripsi Kebutuhan Rumusan hasil needs assessment (penilaian kebutuhan) peserta didik dan lingkungannya ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang diharapkan dikuasai peserta didik. Tujuan Komponen Program: (a) Komponen Pelayanan Dasar, (b) Komponen Pelayanan Responsif, (c) Komponen Perencanaan Individual, dan d) Komponen Dukungan Sistem (manajemen) Rencana Operasional (Action Plan) Evaluasi Anggaran TRAINING OF TRAINER (TOT) PELATIHAN BK BAGI DOSEN DIKNAKES
12
Catatan: Pertimbangkan porsi waktu yang diperlukan
Apakah kegiatan itu dilakukan dalam waktu tertentu atau terus menerus. Berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling dalam setiap komponen program perlu dirancang dengan cermat. Perencanaan waktu ini didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen yang harus dilakukan oleh PA. TRAINING OF TRAINER (TOT) PELATIHAN BK BAGI DOSEN DIKNAKES
13
Inventarisasi kebutuhan yang diperoleh dari needs assessment ke dalam tabel kebutuhan yang akan menjadi rencana kegiatan. Rencana kegiatan dimaksud dituangkan ke dalam rancangan jadwal kegiatan untuk selama satu tahun. Rancangan ini bisa dalam bentuk matrik; Program Tahunan dan Program semester. TRAINING OF TRAINER (TOT) PELATIHAN BK BAGI DOSEN DIKNAKES
14
Program bimbingan dan konseling PT yang telah dituangkan ke dalam rencana kegiatan perlu dijadwalkan ke dalam bentuk kalender kegiatan. Kalender kegiatan mencakup kalender tahunan, semesteran, bulanan, dan mingguan. TRAINING OF TRAINER (TOT) PELATIHAN BK BAGI DOSEN DIKNAKES
15
Program bimbingan dan konseling perlu dilaksanakan dalam bentuk (a) kontak langsung, dan (b) tanpa kontak langsung dengan peserta didik. Untuk kegiatan kontak langsung yang dilakukan secara pertemuan head to head . Adapun kegiatan bimbingan tanpa kontak langsung dengan peserta didik dapat dilaksanakan melalui tulisan (seperti , buku-buku, brosur, atau majalah dinding), kunjungan rumah (home visit), konferensi kasus (case conference), dan alih tangan (referral). TRAINING OF TRAINER (TOT) PELATIHAN BK BAGI DOSEN DIKNAKES
16
Pengorganisasian Program
Program pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan tercipta, terselenggara, dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem manajemen yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah. Oleh karena itu bimbingan dan konseling harus ditempatkan sebagai bagian terpadu dari seluruh program perguruan tinggi dengan dukungan wajar baik dalam aspek ketersediaan sumber daya manusia, sarana, dan pembiayaan. TRAINING OF TRAINER (TOT) PELATIHAN BK BAGI DOSEN DIKNAKES
17
TAHAP PERANCANGAN PROGRAM
1 Mendefinisikan struktur dasar program 2 Mengidentifikasi dan mendaftar kompetensi peserta didik berdasarkan area dan kelas 3 Memastikan dukungan kebijakan 4 Menetapkan prioritas untuk program layanan (perancangan kualitatif) 5 Menetapkan parameter alokasi sumber (perancangan kuantitatif) 6 Menuliskan dan mendistribusikan deskripsi program yang diinginkan
18
Tahap 1: mendefinisikan struktur dasar program
Komponen-komponen yang terstruktur Definisi Visi dan misi PT dan BK Personel pelaksana program kompetensi yang diharapkan dimiliki mahasiswa (standard kompetensi) Rasional Kebutuhan dan kondisi mahasiswa Konteks masyarakat Landasan teori Tren dan isu-isu dalam bimbingan konseling yang professional Asumsi Komponen-komponen program terdiri dari: Kurikulum bimbingan Perencanaan individual Layanan responsif Dukungan sistem
19
Tahap 2: mengidenfikasi dan membuat daftar kompetensi berdasarkan area dan kelas
Pada tahap ini konselor mengidentifikasi dan membuat daftar kompetensi yang diharapkan dapat dimiliki peserta didik pada jenjang pendidikan dan kelas tertentu. Daftar kompetensi merupakan rumusan tugas-tugas perkembangan, yakni Standar Kompetensi Kemandirian yang disepakati bersama
20
Tahap 3: memastikan dukungan kebijakan
Konselor mengidentifikasi kebijakan tentang pelaksanaan program bimbingan konseling. Tujuan: agar konselor dapat membuat perencanaan program yang berhubungan dengan alokasi waktu, anggaran, dan kerjasama dengan pihak-pihak di luar kampus (Gysbers & Henderson, 2006: ).
21
Tahap 4: menetapkan prioritas untuk program layanan (perancangan kualitatif)
Prioritas bagi petugas pendukung program bimbingan konseling (petugas administrasi, teknisi, pustakawan). Prioritas orangtua. Prioritas bagi klien yang akan dilayani. Prioritas bagi kegiatan bimbingan pada setiap komponen. Prioritas kompetensi yang menjadi perhatian penting bagi mahasiswa pada jenjang pendidikan tertentu, serta topik atau tema yang paling dibutuhkan oleh mahasiswa dan lingkungan berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Alokasi waktu, tenaga dan anggaran.
22
Tahap 5: menetapkan parameter alokasi sumber (perancangan kuantitatif)
Konselor menetapkan komponen program yang akan diberikan, dan bagaimana alokasi waktu konselor untuk pelaksanaan setiap komponen program. Dalam menetapkan alokasi sumber-sumber yang tersedia: Menetapkan prioritas waktu, tenaga, Menentukan desain yang berhubungan dengan rasio konselor : mahasiswa Tahap 5: menetapkan parameter alokasi sumber (perancangan kuantitatif)
23
Tahap 6: peran dan tanggung jawab kepemimpinan
Menetapkan deskripsi kerja masing-masing anggota tim BK Membuat kesepakatan tentang: Program (komponen, tema, kurikulum BK) Distribusi tugas
24
Perkiraan alokasi waktu pelayanan
Layanan dasar 25-35% Layanan responsif 15-25% Perencanaan individual Dukungan sistem 10-15%
25
STRATEGI IMPLEMENTASI PROGRAM
Pelayanan dasar Bimbingan kelompok Bimbingan Klasikal Pelayanan Orientasi Pelayanan responsif Konseling Individual Konseling Kelompok Referal (Rujukan atau Alih Tangan) Kolaborasi Orang tua Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar Sekolah Konsultasi Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance/Peer Facilitation) Konferensi Kasus Kunjungan Rumah
26
STRATEGI IMPLEMENTASI PROGRAM
Perencanaan individual Konsultasi Bimbingan individual Bimbingan kelompok Akses informasi dan teknologi Dukungan sistem Sistem manajemen Evaluasi (program dan hasil) Pengembangan profesi konselor In-service training Pendidikan lanjut
27
Tugas kelompok Buat kelompok terdiri dari 4 orang
Buatlah analisis SWOT Buatlah matriks asesmen siswa Di Presentasikan
28
Kelemahan (weaknesses) Peluang (opportunity)
ANALISIS SWOT Aspek Kekuatan (strength) Kelemahan (weaknesses) Peluang (opportunity) Ancaman (threat) Strategi layanan Nama kegiatan
29
MATRIKS ASESMEN SISWA No. Data Output Strategi layanan Nama kegiatan
30
Buatlah program BK komprehensif
Tahap 1: mendefinisikan struktur dasar program Landasan berpikir Pelaksana program Target program Organisasi program Rasional (Kebutuhan dan kondisi mahasiswa, Konteks masyarakat, Landasan teori, Misi dan tujuan sekolah) Tahap 2: mengidenfikasi dan mendaftar kompetensi siswa berdasarkan area dan kelas Lihat buku biru
31
Tahap 3: memastikan dukungan kebijakan
Tugas dan tanggung jawab: Koordinator BK Dosen PA Ketua Prodi Dosen Mata Kuliah Tahap 4: menetapkan prioritas untuk program layanan (perancangan kualitatif) Berdasarkan data asesmen lingkungan dan siswa, program apa yang menjadi prioritas berdasarkan penilaian PA
32
Tahap 5: menetapkan parameter alokasi sumber (perancangan kuantitatif)
Distribusi tugas guru BK Layanan dasar Layanan responsif Layanan perencanaan individual Dukungan sistem Rasio guru BK dan siswa Tahap 6: menuliskan dan mendistribusikan deskripsi program yang diinginkan Membuat kalender program
33
KALENDER PROGRAM BK KOMPREHENSIF
Bulan 1 2 3 Dst Komponen 4 PERSIAPAN PELAKSANAAN Layanan dasar Layanan reseponsif Perencanaan individual AKUNTABILITAS
34
Sekian dan Terima kasih
TRAINING OF TRAINER (TOT) PELATIHAN BK BAGI DOSEN DIKNAKES
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.