Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MERGER, KARTEL DAN KEPEMIMPINAN HARGA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MERGER, KARTEL DAN KEPEMIMPINAN HARGA"— Transcript presentasi:

1 MERGER, KARTEL DAN KEPEMIMPINAN HARGA
PERTEMUAN 7 Powerpoint Templates

2 MERGER Kegiatan yang dilakukan perusahaan kecil untuk menghadapi persaingan agar dapat bertahan di dalam pasar. Untuk menguasai pasar global dan menembus hambatan-hambatan dari pemerintah dari negara tujuan. Keadaan ongkos angkut dan bahan baku.

3 Batasan Istilah dan Arti penting Merger
Richard G. Lipsey (1990) pembelian aset fisik atau pengendalian andil kepemilikan suatu perusahaan oleh perusahaan lainnya. Klasifiksi merger (Lipsey, etc, 1990: 966): Merger Horizontal. Merger Vertikal. Merger Konglomerasi.

4 Merger Horizontal: Dua perusahaan atau lebih yang berada dalam garis bisnis yang sama melakukan penggabungan. Merger Vertikal: Penggabungan dua perusahaan atau lebih yang memiliki keterkaitan produksi pada proses berkelanjutan di antara satu perusahaan dengan perusahaan industri lainnya.

5 Merger Konglomerasi dua perusahaan atau lebih yang bergabung di dalalm industri yang tidak berhubungan satu sama lain.

6 Perkembangan Kegiatan Merger:
Tahun 1950 berubahnya struktur industri di Amerika dan Inggris ke prilaku merger (Howe, 1978: 153). Ledaka merger (boom merger)oligopoli di Inggris. 1954 – 1965, 49% perubahan terutama industri makanan, minuman dan industri logam.

7 Kegiatan merger mempengaruhi industri
1959 – 1968 dari 30 perusahaan utama yang merger hanya 1 dari 5 perusahaan yang mencapai tingkat keuntungan di atas median.

8 Indonesia: Oktober 1989 terdapat 11 kelompok perusahaan konglomerat:
- Salim grup 301 perusahaan. - Astra grup 335 perusahaan. - Sinar Mas grup 150 perusahaan. - Lippo grup 62 perusahaan. - Dharmala grup 69 perusahaan. - Bimantara grup 53 perusahaan. - Jaya grup 64 perusahaan. - Gajah Tunggal grup 38 perusahaan. - Truba grup 35 perusahaan. - Ometraco 45 perusahaan. - Bakrie & Brothers 35 perusahaan.

9 Industri pupuk nasional menjadi holding company.
Merger perbankan.

10 Alasan merger: Keuntungan Mengurangi risiko dalam persaingan. Meningkatkan pertumbuhan. Mendominasi pasar. Integrasi Diversifikasi

11

12 Definisi Istilah kartel terdapat dalam beberapa bahasa seperti "cartel" dalam bahasa Inggris dan "kartel" dalam bahasa Belanda. "Cartel" disebut juga "syndicate“ Kartel adalah kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga, untuk membatasi suplai dan kompetisi. (Wikipedia) Kartel internasional adalah perjanjian secara formal antara beberapa perusahaan dari negara yang berbeda untuk membagi pasar atau mengurangi persaingan diantara perusahaan tersebut. (Nopirin, 1999:75)

13 Tujuan Kartel Memperoleh keuntungan maksimal dengan mengurangi persaingan diantara mereka, dengan cara: Dengan membagi pasar secara geografis atau atas dasar kategori produk sehingga setiap perusahaan mempunyai monopoli pada segmen pasar tertentu. Alokasi quota kepada negara anggota dan secara bersama-sama memasarkan produk.

14 Unsur-unsur Kartel Perjanjian dengan pelaku usaha saingannya,
Bermaksud mempengaruhi harga Mengatur produksi dan atau pemasaran Mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

15 Jenis Kartel (1) Kartel Daerah Dalam kartel daerah, daerah pemasarannya dibagi berdasarkan kesepakatan perjanjian. Jadi intinya, anda hanya boleh memasarkan barang anda di daerah “kekuasaan” anda saja. Kartel Produksi Dalam model kartel produksi, perusahaan-perusahaan yang terlibat mengadakan perjanjian untuk menentukan luas produksinya masing-masing.

16 Jenis Kartel (2) Kartel Kondisi Dikatakan model kartel kondisi karena perjanjiannya dibentuk atas dasar syarat-syarat penjualan. Termasuk diantaranya adalah syarat penyerahan barang, tempat penjualan, penjualan tunai atau kredit, pemberian potongan dan sebagainya. Kartel Pembagian Laba Perjanjian dalam model kartel seperti ini biasanya menentukan cara pembagian dan besarnya laba yang harus diterima oleh masing-masing anggotanya. Laba dapat dibagi berdasarkan besarnya volume penjualan yang dicapai oleh setiap anggota.

17 Jenis Kartel (3) Kartel Harga Model kartel harga dilakukan jika perusahaan ingin mengurangi tingkat persaingan harga dengan kompetitor. Dalam model kartel harga, perjanjian yang diadakan meliputi penentuan harga minimum dari barang-barang yang dijual. Jadi jika anda mengikuti perjanjian model kartel harga, anda tidak akan jor-joran perang harga dengan kompetitor.

18 Keuntungan Kartel Kartel dapat melaksanakan rasionalisasi.
Kartel mempunyai posisi yang baik di dalam menghadapi persaingan karena mampu mengendalikan harga. Risiko penjualan barang-barang yang dihasilkan dan risiko kapital para anggota dapat diminimalkan, karena baik produksi maupun penjualan dapat diatur dan dijamin jumlahnya. Hubungan perburuhan dan manajemen personalia mungkin dapat lebih tenang, karena ketegangan-ketegangan yang disebabkan tuntutan kenaikan upah atau kenaikan kesejahteraan pekerja lainnya dapat lebih mudah dikabulkan oleh pengusaha atau manajer

19 Kerugian Kartel (1) Kekurang kompakan diantara anggota kartel itu sendiri, Adanya anggota kartel yang berbuat curang untuk mendapatkan keuntungan, misalnya melakukan penurunan harga. Adanya perbedaan biaya diantara anggota. Dalam kehidupan masyarakat luas, kartel dianggap sebagai sesuatu yang Merugikan masyarakat, karena kartel itu praktis dapat meninggikan harga dengan gaya yang lebih leluasa daripada di dalam pasar bebas

20 Kerugian Kartel (2) Terjadinya praktek monopoli oleh para pelaku kartel sehingga secara makro mengakibatkan inefisiensi alokasi sumber daya yang dicerminkan dengan timbulnya bobot hilang (deadweight loss) yang umumnya disebabkan kebijaksananaan pembatasan produksi yang biasa dipraktekkan oleh perusahaan monopoli untuk menjaga agar harga-harga tetap tinggi. Kehilangan pilihan harga, kualitas yang bersaing, dan layanan purna jual yang baik dari segi konsumen.

21 Epilog Munculnya kartel pada dasarnya dilandasi dengan kondisi persaingan yang semakin meningkat di era globalisasi. Meskipun lebih cenderung negatif, kartel akan tetap muncul karena tuntutan pelaku bisnis dan konsumen.

22 Proses Kehancuran Kartel
P, C P, C Pm mc C mrs mrm dm ds qm qs q/t qm q/t Kurva Permintaan Pasar Kurva Permintaan Residual

23 Kepemimpinan Harga Pasar (Price Leadership)
Oligopoli kepemimpinan harga: Pemimpin pasar merupakan perusahaan memiliki ongkos terendah. Pemimpin pasar merupakan perusahaan dominan. Pemimpin pasar yang bersifat barometrik.

24 P S P e S1 D1 P1 S2 D2 P2 D q2 q1 q3 q4 q/t Andil Output Perusahaan Kecil dan Dominan di dalam Pasar

25 Contoh Kasus dan Putusan KPPU* UU No.5 Tahun 1999
Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Sumber: &

26 1.Cineplex 21 ( 2002 ) Gugatan tentang penguasaan pasar dan distribusi film di Indonesia, pemegang hak tunggal oleh Group 21. Memutuskan denda pada salah satu perusahaan distribusi Group 21, yaitu PT. Nusantara Sejahtera Raya karena melanggar UU No.5 tahun 1999 Pasal 27 tentang Kepemilikan Saham Mayoritas di beberapa perusahaan distribusi film. Pengusahaan saham mayoritas ini membuat penguasaan pasar secara tidak sehat dan menghambat persaingan usaha di perindustrian film nasional, terutama distributor film.

27 2. Logo PT. Pertamina (2006) Pertamina dinyatakan secara sah telah melanggar UU Persaingan Usaha. Spesifiknya melanggar Pasal 19d yang berisi tentang praktek diskriminasi terhadap pelaku usaha. Dalam kasus ini berkaitan dengan pembuatan logo baru pertamina dengan tujuan memperbaiki citra dan penyesuaian visi, misi perusahaan. Pertamina melakukan penunjukan langsung kepada LANDOR international branding consultant. Sehingga melakukan diskriminasi terhadap Konsultan Merk lainnya untuk bersaing secara sehat. Pertamina dikenakan denda sebesar Rp. 1 Milyar yang harus disetorkan ke kas negara.

28 3. Tender LCD Pemprov DKI Jakarta (2007)
Pelanggaran berkaitan dengan tender pengadaan LCD proyektor di Biro Administrasi wilayah sekretariat daerah provinsi DKI Jakarta. Putusan KPPU menghukum PT.Sima Agustus, PT.Tiga Permata Hati, PT. Buana Rimba Raya, Panitia pengadaan barang dan jasa DKI anggaran 2006 dan Kepala Biro Administrasi karena terbukti bersalah melanggar Pasal 22 UU Persaingan Usaha tentang Persekongkolan. Yaitu, sengaja mengatur dan menentukan pemenang tender sehingga mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat di antara perusahaan peserta tender.

29 4. Kartel SMS (2008) PT. Excelcomindo Pratama, PT. Telekomunikasi Selular, PT. Telekomunikasi Indonesia, PT. Bakrie Telecom, PT. Mobile-8 Telecom, PT. Smart Telecom bersama-sama telah melakukan penetapan harga SMS. Melanggar Pasal 5 tentang Penetapan Harga, UU Persaingan Usaha. Telkomsel dan XL masing-masing harus membayar denda Rp.25M, Telkom Rp18 M, Mobile 8 Rp.5 M dan BakrieTelecom sebesar Rp.4 M. Semua operator yang dikenakan putusan tersebut saat ini sedang melakukan persiapan banding ke Pengadilan Negeri

30 4. Kartel SMS (2008) (Lanjutan)
Dalam putusannya, KPPU memaparkan tentang consumer loss atau kerugian pelanggan akibat terjadinya praktik kartel SMS tersebut. Selama periode 2004 hingga 1 April 2008 konsumen disebut telah mengalami kerugian Rp 2,827 triliun akibat seragamnya tarif SMS lintas operator: yakni Rp 250 sampai Rp 350. Pelanggan Telkomsel dianggap mengalami kerugian terbesar, Rp2,1 triliun. Disusul oleh pelanggan XL Rp 346 miliar, Telkom Rp 173,3 miliar, Bakrie Telecom Rp 62,9 miliar, Mobile-8 Rp 52,3 miliar, dan Smart Telecom Rp 0,1 miliar.


Download ppt "MERGER, KARTEL DAN KEPEMIMPINAN HARGA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google