Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehAsa Puji Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Resusitasi Oleh: Slamet Sumarno. , ,
2
Pengertian. Resusitasi (resucitation)= Pertolongan pada keadaan gawat.
Resusitasi jantung paru (RJP) = Adalah suatu metode/cara untuk mengembalikan fungsi pernafasan dan sirkulasi darah pada penderita yang mengalami henti nafas atau henti jantung. Resusitasi meliputi: 1.Resusitasi Pulmonal. 2. Resusitasi Cardiopulmonair. 3. Resusitasi Crdio Pulmonal Cerebral.
3
Definisi Resusitasi. Usaha mengembalikan fungsi pernafasan dan sirkulasi dan penanganan akibat apnoe dan atau henti jantung pada orang yang fungsi jantung paru dan cerebral mengalami kegagalan toatal oleh suatu sebab yang datang tiba-tiba dengan keadaan tubuh yang dimungkinkan fungsi jantung paru cerebral dapat bekerja kembali dan selanjutnya dapat hidup normal .
4
Kapan Resusitasi dilakukan.
Dapatkah RJP dapat menjegah kematian? Definisi kematian. Mati klinis: Suatu keadaan dimana HR dan RR berhenti. Kematian ini bersifat reversibel (iskemia otak) 3-5 min. Mati klinis dalam waktu 4-6 min tidak mendapat pertolongan menjadi mati biologis. Hal ini karena organ Vital seperti: Jantung, paru dan otak tidak dapat bertahan hidup lama tanpa oksigen.
5
Pertolongan yg tepat. Pertolongan yang diberikan setelah henti nafas dan sirkulasi sebelum 4-5 min masih berhasil untuk menjalankan kembali pernafasan dan jantung spontan sehingga dapat memberikan nutresi kepada otak dan tubuh secara umum sehingga tubuh dapat hidup kembali sehat seperti semula.
6
Mati Biologis. Suatau keadaan dimana sel-sel tubuh terutama otak tidak bekerja lagi. Kematian ini bersifat irreversibel (permanen). Kematian biologis ada 3. Kematian Cerebral : Ada nekrose jaringan otak. Hal ini terjadi 4-6 menit setelah otak tidak mendapat sirkulasi dan oksigen. Kematian otak Total meliputi nekrosis serebral termasuk otak kecil dan batang otak. Terjadi bila otak tidak mendapat sirkulasi dan oksigen dalam waktu menit. Kematian Biologis. Nekrosis semua organ vital: Otak, Jantung, paru, hati, ginjal dan jaringan lain. Waktu min.
7
Mati Sosial. Waktu mengembalikan fungsi Vital sangat sempit 4-5 min, sehingga untuk mendapatkan keberhasilan juga sangat cepat. Bila resusitasi dapat dilakukan pada saat kritis ini kemungkinan berhasil mengembalikan fungsi kearah normal akan didapat. Tetapi bila Waktu yang dicapai melewati waktu kritis atau lebih dari 6 min berhasil mengembalikan fungsi jantung paru tetapi fungsi otak sering mengalami gangguan dan bahkan koma dan tidak pernah sadar atau disebut mati sosial (Hidup Vegetatif) Ketergantungan.
8
Tahap dan langkah Resusitasi Jantung paru Otak.
Untuk memudahkan mengingat dan melakukan tahapan dalam memberikan bantuan resusitasi, resusitasijantung paru otak dibagi dalam 3 tahap dan 9 langkah. Tahap I. Basic Live Support (Bantuan Hidup dasar). Tujuan: Oksigenesasi darurat, memberikan oksigen pada otak supaya tidak terjadi gangguan irreversibel. Langkah-langkahnya : A, B, C.
9
C=Circulation support.
A = Air way control. B=Breathing Support C=Circulation support.
10
A = Air way control. Penguasaan jalan nafas agar bebas dan bersih dari hambatan. Tehnik: Bebasakan penghambat ventilasi dng membebaskan dada dan perut dari hambatan gerak ( BH, Gesper, jelana) Buka jalan nafas dng memposisikan kepala semi ekstensi dan rotasi. Buka jalan nafas dengan sedikit membuka mulut dan membersihkan isi mulut bila ada benda asing.
11
B=Breathing Support Bantuan pernafasan.
Bila masih aktif bernafas berikan bantuan oksigen bila tidak ada berikan bantuan pasif untuk meningkatkan ventilasi. Tehnik: Pasif soulder fleksi dan ekstensi Pasif hip fleksi ekstensi Pasif Trunk fleksi ekstensi. Terapi oksigen tetap diberikan bila ada. Bila terjadi henti nafas. Lihat bantuan nafas satu atau dua peneolong.
12
C=Circulation support.
Langkah pertama menentukan ada tidaknya denyut nadi dan mengadakan bantuan sirkulasi. Langkah usaha: usahakan sirkulasi ke otak lebih tinggi. Mengatasi perdarahan. Kompresi jantung. Posisikan pada posisi syok .
13
Tahap II. ( Bantuan hidup lanjut)
Advanced Life Support. Tujuan: Untuk mengembalikan sirkulasi spontan dan stabilisasi sistem jantung paru. Langkah: D =Drugs and Fluids E = Elektro kardioskopi F =Fibrilation tredtment.
14
D = Drugs and Fluids Setelah berhasil melakukan bantuan dasar hidup dengan tanda-tanda vital yg nyata maka dilakukan Pemberian obat dan cairan fisiologis melalui infus intra venus.
15
E = Elektro Kardioskopi
Melakukan pemeriksaan dengan EKG untuk mengetahui gambaran kerja jantung sehingga dapat dilanjutkan tindakan selanjutnya untuk mempertahankan kerja jantung yang baik. F = Fibrillation treatment Pengobatan fibrilasi untuk memperbaiki kerja jantung kearah normal .
16
Prolong Life Support. G = Gauging : H = Human mentation
Tahap : III. G = Gauging : H = Human mentation I = Intensive Care Menentukan keadaan untuk tindakan terapi penyebab Kematian dan bagaimana kemungkinan selanjutnya Memulihkan fungsi otak dengan perbaikan sirkulasi otak yang cukup dan menekan nikrose otak.. Perawatan intensif.
17
Bantuan hidup dasar Sebab-sebab sumbatan jalan nafas:
Bila pasien tidak sadar lidah jatuh kebelakang. Benda asing: benda vomitus, darah atau ludah yang tidak bisa ditelan. Spasme laryng dan bronkus pada pasien tenggelam. Gangguan saraf pusat akibat trauma Terjekik benda asing: makanan atau benda lain. Serangan jantung akut.
18
Tindakan. Periksa : apakah ada gerakan dada atau perut (pernafasan) dan nyakini bukan paradosal breathing. Auskultasi: dekatkan telinga anda dekat hidung atau mulut apakah ada suara nafas Rasakan aliran udara dari hidung atau mulut dengan punggung tangan anda.
19
Jenis sumbatan jalan nafas.
Sumbatan total: Pasien sadar : tanda adanya retraksi clavikula, Tidak ada suara nafas dan tidak terasa udara keluar masuk paru. Pasien tidak bisa nafas (apnoe) Gerakan dada tidak ada. Suara nafas tidak ada. Tidak terasa ada udara keluar masuk paru
20
Gejala Sumbatan parsial
Pasien nafas spontan. Lihat : ada retraksi dada. Dengar : ada ngorok (ada obstruksi) Kumur ada cairan dalam mulut, crowing (lenking) ada penyempitan (spasm) rasakan : ada aliran udara ringan. Pasien apnoe. Dengan = - Lihat = - Rasakan = (-) imflasi ada hambatan.
21
Tindakan penguasaan jalan nafas.
Bila kita mendapatkan pasien tak sadar. Yakini pasien tak sadar dengan memegang bahu pasien dan memanggilnya bila memang tak sadar kuasai jalan nafas untuk bebas dan bersih Tehnik posisikan tidur terlentang dan buka mulut, buat kepala semi ekstensi dan rotasi. Periksa pernafasan: lihat dengar dan rasakan ada tidak nafasnya. Dilakukan bila tidak kontra indikasi (patah leher atau tulang belakang, trauma kepala).
22
Posisi mantap. Penolong jongkok disamping pasien.
Fleksikan tungkai yang dekat dengan kita Letakkan tangan pasien: yang dekat dengan kita dibawah bokong dan yang jauh kita diatas dada pasien. Dengan lembut gulingkan pasien kearah kita. Ekstensikan kepala dan pertahankan kepala lebih rendah, letakkan tangan sebelah atas ke bawah pipi untuk mempertahankan ekstensi kepala dan menjegah pasien berguling kedepan, tangan bawah bebas.
23
Cara membuka jalan nafas dengan tehnik Tripel air way maneuver.
Ekstensi kepala Dorong madibula kedepan Buka mulut sedikit
24
Cara membersihkan jalan nafas secara manual.
Bila dengan cara maneuver ada sumbatan dan dicurigai benda asing di jalan nafas atas , buka mulut dengan paksa dan bersihkan.
25
Benda asing di jln nafas pada anak
Seperti makan atau uang logam. Langkah-langkah Bila sdara diminta batuk kuat. Bila tidak mampu batuk lakukan pemukulan pada punggung 3-5 kali dengan telapak tangan. Bila tidak berhasil dudukkan pasien atau berdiri dengan kepala lebih rendah dari leher dan ulangi pemukulan spt diatas disertai penekanan pada perut. Ulangi beberapa kali bila belum berhasil. Bila tetap gagal buka mulut dng pakas dan usahakan mengeluarkan dengan jari masuk mulut.
26
Mengeluarkan benda asing pada bayi.
Bayi diletakkan diatas tangan kanan pada dada dan usahakan kepala lebih rendah dari badan topang rangan dengan jari-jari tangan. Letakkan taangan kakan anda diatas paha anda. Pukul dengan tangan yang satu sampai diulang 4 kali dengan telapak tangan pada antara scapula. Setelah pemukulan letakkan tangan yg habis memukul untuk mengkompresi dada dan balikkan bayi diantara pangkuan dan lakukan kompresi pada leher dan rahang dengan lebih lambat.
27
Breathing (Ventilasi buatan)
Bantuan nafas (breathing). Tehnik: Mulut ke hidung. (lebih banyak dipakai) sebab: a. Pada mulut tertutup hidung terbuka b. Lebih mudah dan aman, mulut sudah tertutup. c. Tekanan kemungkinan masuk gaster lebih kecil. 2. Mulut ke Mulut. Lebih sukar.
28
Ventilasi mulut ke hidung
Posisi pasien. Supine lying dengan semi ekstensi diatas dasar keras. Posisi penolong. Berlutut/ berdiri disamping atas pasien, letakkan tangan diatas garis batas rambut dan dibawah dagu, kepala hiperekstensi dan menarik rahang bawah ke depan, mulut tertutup. Penolong tarik nafas mulut ditutupkan kedua lubang hidung dan menghembuskan dengan kuat ke hidung pasien, kemudian ulangi tarik nafas dan hembuskan lagi sampai 2 kali untuk satu penolong dan sekali untuk 2 penolong.
29
Kompresi jantung. Henti jantung ditandai dengan hilangnya denyut nadi.
Aliran darah ke seluruh tubuh akibat pompa jantung bila jantung henti memompa maka aliran darah ke seluruh tubuh tidak berfungsi. Untuk mengembalikan fungsi atau membantu kerja jantung dapat dilakukan massage jantung (kompresi jantung).
30
Penyelidikan terbaru. Perubahan tekanan intrathorak secara global dapat mempengaruhi sirkulasi darah. Pada orang dewasa aliran darah selama kompresi jantung luar (massage jantung) yang efektif hanya terjadi bila titik penekanan pada: antara sternum dan tulang belakang. Volume curah jantung selama kompresi luar 20-40% dari saat rest.
31
Langkah-langkah kompresi jantung.
Posisi pasien supine lying dialas keras tidak membal. Penolong berlutut atau berdiri disamping pasien. Titik kompresi: pertengahan sternum (3 jari diatas xypoid)(15) Kompresi dilakukan dengan menekan sternum dengan siku lurus (1800) tangan ditindih yang lain sehingga menekan sternum sampai 4 cm (16) Lama kompresi sama lama relaksasi (60/min)
32
Tahapan RJP. 1.Posisi pasien terlentang diatas alas keras.
2.Bersihkan jalan nafas. 3. Posisikan kepala membuka jalan nafas semi ekstensi rotasi. 4.Bila henti jantung dan henti nafas lakukan pukulan jantung 1-2 kali seberat menekan 4 cm rongga dada. 5. Lakukan bantuan nafas tergantung penolong satu : 2 kali bantuan nafas 15 kompresi jantung. 6. Dua penolong : 2 bantuan nafas 5 kali kompresi jantung kecepatan kompresi jantung 60-80/min. 7. Evaluasi RR dan HR.
33
Satu penolong. Satu penolong dilakukan 15 kali kompresi jantung diikuti 2 kali ventilasi, setiap tiupan berlangsung 1-1,5 detik atau dengan : Frekuensi jantung x perdetik. RR : 12-16/min (2x4-3x4)
34
Untuk dua penolong. Dilakukan tiap 2 tiupan dan kompresi jantung tiap 5 kali. HR dibuat antara /min RR = / min.
35
Evaluasi keberhasilan.
Cek penyempitan pupil dan cacat. Perbaikan sirkulasi kulit dan selaput lendir. Pulsasi karotiskomunis teraba setiap kompresi yang efektif. Bila tidak berhasil, evaluasi titik kompresi dada dan tingkatkan kompresinya. Bila kompresi lebih rendah dari resistance maka aliran tidak jalan, sebaliknya tekanan lebih besar tidak lebih baik. Bila masih gagal elevasikan tungkai 300 dan lakukan berganian kompresi betis untuk membantu curah balik. RJK dilakukan 30 menit. atau sampai ada respon jantung dan nafas.
36
Resusitasi batuk. Henti jantung hanya mampu mempertahan kan sirkulasi cerebral selama 90 detik dan inipun sudah iskemia. bila lebih dari 2 menit cerebral sudah injury dan akan nikrose bila lebih 4 menit. Batuk memungkinkan tekanan intrathorak meningkat dan memungkinkan aliran cerebral dan bila terjadi secara intermeten memungkinkan pompaan sirkulasi Hal ini terjadi bila pasien tidak hilang kesadaran.
37
Komplikasi RJPC. Tersering fraktur sternum dan iga 30 %.
Trauma limfa, hati, jantung, paru atau pneumotoraks jarang terjadi bila tehnik benar. Trauma terjadi bila kompresi tidak benar dan kekuatan berlebihan.
38
Gambar.
39
Trima kasih.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.