Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Konteks Sosial & Perkembangan Sosioemosional

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Konteks Sosial & Perkembangan Sosioemosional"— Transcript presentasi:

1 Konteks Sosial & Perkembangan Sosioemosional
Citra Dewi, M.Psi., Psi

2 Perkembangan Sosioemosional
Teori Ekologi Bronfenbrenner Teori Perkembangan Rentang Kehidupan Erikson konteks sosial tempat anak tinggal orang yg mempengaruhi perkembangan anak Perubahan dlm perkembangan Lima sistem lingkungan Delapan tahapan perkembangan

3 5 sistem lingkungan Bronfenbrenner Mikrosistem Mesosistem
Lingkungan tempat individu menghabiskan banyak waktu, Mesosistem Melibatkan hubungan antar mikrosistem Eksosistem Pengalaman di keadaan lain (dimana siswa tidak memiliki peran aktif) mempengaruhi apa yg dialami siswa dan guru dalam konteks tersebut, 5 sistem lingkungan Bronfenbrenner Kronosistem mencakup kondisi sosiohistoris dari perkembangan siswa Makrosistem melibatkan budaya yg lebih luas (faktor etnis dan sosioekonomi)

4 Sistem Ekologi Bronfenbrenner
Ekosistem:

5 Teori Perkemb Rentang Kehidupan Erikson
Tahap Erikson Periode Perkembangan Integrity vs Despair Masa dewasa akhir (60 th >) Generality vs Stagnation Masa dewasa menengah (40-50an) Intimacy vs isolation Masa deawas awal (20-30an) Identity vs Identity Confusion Masa remaja (usia 10-20an) Industry vs Inferiority Kanak2 menengah & akhir (6-puibertas) Initiative vs Guilt Masa kanak2 awal (3-5 th) Autonomy vs Shame & Doubt Masa bayi (usia 1-3 th) Trust vs Mistrust Masa bayi (tahun pertama)

6 Trust VS Mistrust (tahun pertama kehidupan)
Bayi mendapat kasih sayang & kehangatan yg cukup  kepercayaan dasar  merasa nyaman dan aman Bayi diabaikan dan diperlakukan scr terlalu negatif/ kasar  kecurigaan dasar  dunia tdk bs dindalkan & berbahaya Autonomy VS Shame & Doubt (1-3 th) Anak mampu memenuhi sejumlah kebutuhan sndr  pengasuh mendorong perilaku mandiri  mengembangkan otonomi (perasaan mamu menangani berbagai masalah scr mandiri) Anak mampu memenuhi sejumlah kebutuhan sndr  Tll dikendalikan, dicemooh, dihukum tll keras  perasaan malu dan ragu

7 Initiative VS Guilt (3-5 th)
Org dewasa mengharapkan agar anak mjd bertanggung jawab atas diri sendiri & barang kepunyaan. Mendapat dukungan utk mengembangkan tanggung jawab  meningkatkan inisiatif, kemandirian Tdk mendapat dukungan & dianggap mengganggu  mengembangkan rasa bersalah Industry VS Inferiority (6 – pubertas/ remaja awal) Anak disemangati utk mengerjakan berbagai hal & dipuji atas tindakannya  menampilkan rasa mampu (industry) Anak dicemooh atau dihukum atas tindakannya, merasa gagal memenuhi tuntutan guru & ortu  mengembangkan perasaan rendah diri (inferiority)

8 Identity VS Identity Confusion (10-20 th)
Remaja mencari jati diri  dihadapkan dg banyak peran baru & status orang dewasa (pekerjaan & cinta) Membentuk identitas  Diijinkan utk mengeksplorasi jalan2 yg berbeda Tdk cukup mengeksplorasi peran2 yg berbeda & tdk mengembangkan jalan masa depan yg +  tetap akan bingung dg identitas mereka Intimacy VS Isolation (20-30 th) Tugas perkembangan: membentuk hubungan yg positif dg orang lain. Keintiman: meleburnya diri sendiri dalam diri orang lain. Gagal membentuk hubungan yg akrab dg teman atau pasangan  terasing secara sosial  kesepian.

9 Generativity VS Stagnation (40-50 th)
Org dewasa membantu generasi berikutnya dlm mengembangkan kehidupan yg berguna. Generativitas: memindahkan sesuatu yg positif ke generasi berikutnya Stagnasi: perasaan tdk melakukan apapun utk membantu generasi berikutnya. Integrity VS Despair (60 th - mati) Org dewasa akhir mulai meninjau kembali kehidupan dan merenungkan apa yg sudah dilakukan. Evaluasi masa lampau +  menganggap kehidupannya memiliki integritas (perasaan puas & keuuhan diri) & layak dijalani Evaluasi masa lampau -  putus asa dan kecewa

10 Konteks Sosial Perkembangan sosioemosional anak
KELUARGA Perlakuan orangtua Keutuhan keluarga: utuh, cerai, kelg tiri Pekerjaan orangtua Sosial ekonomi Punya saudara atau tunggal TEMAN SEBAYA Memberikan dukungan sosial & emosional yg dibutuhkan . Medan pembelajaran anak utk melatih ketrampilan sosial SEKOLAH Perubahan dari prasekolah sampai sekolah menengah atas Perkembangan sosioemosional anak Perkembangan siswa di dalam & luar kelas

11 POLA ASUH (Baumrind) OTORITER OTORITATIF MENGABAIKAN MEMANJAKAN
Membatasi & menghukum Tuntutan mengikuti perintah & hormat ortu Batas & kendali tegas Sedikit kom. verbal OTORITATIF Mendorong anak utk mandiri Msh ada batas & kendali Komunikasi verbal longgar Ortu bersikap mengasuh & mendukung POLA ASUH (Baumrind) MENGABAIKAN Ortu tdk terlibat dlm kehidupan anak Hanya menghabiskan sedikit waktu bersama anak Sedikit batasan/ laranga MEMANJAKAN Ortu sgt terlibat dlm kehidupan anak Sedikit batasan/ larangan Membiarkan anak melakukan apa yg diinginkan

12 Dampak PA thd Anak OTORITER OTORITATIF MENGABAIKAN MEMANJAKAN
Tdk percaya diri Khawatir perband. sos Kurang inisiatif Ketramp. kom buruk Bergantung pd orang lain OTORITATIF Percaya diri , gembira Kontrol diri baik Mandiri Termotivasi & berpestasi Menghargai org lain Mudah disukai Dampak PA thd Anak MENGABAIKAN Perilaku kurang cakap scr sosial Pengendalian diri buruk Tidak termotivasi utk berprestasi MEMANJAKAN Egois Kemandirian kurang Tdk termotivasi Tdk belajar cara mengendalikan perilaku

13 Pengaruh perceraian thd anak2 sgt kompleks (tergantung usia anak, jenis pengawasan, SES, fungsi keluarga pasca cerai). Sekolah berperan penting membantu anak2 yg tumbuh dewasa dlm keluarga yg bercerai  anak2 dpt menyesuaikan diri dan tetap berprestasi. Anak yg diabaikan atau dianiaya  memiliki harga diri rendah, ketrampilan sosial kurang berkembang & prestasi sekoalh yg kurang memuaskan  pemarah, agresif, pemberontak / tertekan, cemas, menarik diri dr pergaulan sosial, bunuh diri

14 Ortu SES rendah  memberikan nilai yg tinggi pd karakteristik eksternal (kepatuhan & kerapian); menggunakan hukuman fisik & mengkritik anak; menganggap pendidikan anak sebagai tanggung jawab guru. Ortu SES menengah  memberikan nilai tinggi pd karakteristik internal (pengendalian diri & penundaan kepuasan segera); menjelaskan, memuji dan menyertai kedisiplinan serta mengajukan pertanyaan utk anak; pendidikan anak butuh dukungan dan kerjasama ortu dan guru.

15 Teman Sebaya ANAK KONTROVERSIAL ANAK POPULER ANAK TERABAIKAN
Dianggap sbg teman baik Bisa pula sebagai anak yg tidak disukai ANAK POPULER Dianggap teman baik Jarang tidak disukai oleh teman sebaya. Antusiasme & perhatian Percaya diri Tdk sombong ANAK TERABAIKAN Jarang dipilih oleh teman2 sekelas Tidak berarti tidak disukai oleh teman sebaya Teman Sebaya ANAK BIASA Dianggap teman baik Cukup disukai oleh teman sebaya. Tidak terlalu menonjol Spt anak2 kebanyakan ANAK DITOLAK Paling tidak dipilih oleh teman2nya Seringkali tidak disukai oleh teman sebaya

16 Anak yg ditolak terus menerus dlm jangka waktu lama  menarik diri dr aktivitas kelas, mencari perhatian, keefektifan mereka dlm belajar di kelas mjd terganggu. Anak yg diabaikan, cenderung pendiam & tertutup, lebih suka menyendiri, tdk mengetahui cara memulai interaksi  resiko terserang depresi Siswa yg tidak memiliki teman, kurang terlibat dlm perilaku prososial, mendapatkan nilai yg lebih rendah dan lebih sedih secara emosional. Mengapa persahabatan begitu penting???

17 Manfaat Persahabatan Pertemanan  memberikan seorang teman akrab, menghabiskan waktu bersama & bergabung dlm aktivitas kolaboratif Dukungan Fisik  memberikan sumber & bantuan kapanpun dibutuhkan Dukungan Ego  membantu anak merasa sbg individu yg kompeten & berharga, mendapat duksos dr teman2. Keintiman/ kasih sayang  memberi hub yg hangat, kepercayaan, dekat dg org lain  merasa nyaman, terbuka utk berbagi informasi pribadi

18 Konteks Perkembangan Sosial
SEKOLAH Kanak-kanak (TK, SD) SMP / SMA Lingk. Sosial: ruang kelas (terbatas) Lingk. Sosial: seluruh sekolah (tdk hanya ruang kelas) Berinteraksi dg 1 atau 2 guru Berinteraksi dg banyak guru Figur yg kuat: Guru perempuan Mayoritas guru laki-laki Berinteraksi dg teman2 sebaya dlm kelompok kecil Berinteraksi dg teman sebaya dg latar belakang budaya serta minat yg lebih luas Siswa mempunyai minat yg lebih besar dlm persahabatan Mementingkan teman sebaya, kegiatan ekstrakurikuler, klub, dan masyarakat

19 Transisi dari SD ke SMP Penuh tekanan, karena bersamaan dg banyak perubahan perkembangan. Siswa mulai mengalami pubertas Mengalami perubahan dari kelas yg kecil & personal menuju ke sekolah yg lebih besar dan impersonal. Fenomena top-dog  gerakan dari posisi puncak ke posisi terendah. Siswa dpt menyesuaikan diri dg baik, ketika: ada dukungan dari sekolah; ortu menyesuaikan diri dengan kebutuhan perkembangan remaja.

20 Hubungan Sekolah - Keluarga
Peran penting keluarga: mempertahankan lingkungan keluarga yg terstruktur & membentuk lingkungan keluarga yg memiliki harapan tinggi thd prestasi. Korelasi positif antara manajemen keluarga dengan nilai dan tanggung jawab para siswa (prestasi sekolah para remaja, perhatian di dalam kelas, serta kehadiran) Korelasi negatif antara manajemen keluarga dengan masalah2 yg berkaitan dg sekolah

21 Keterlibatan ortu merupakan prioritas utama utk meningkatkan kualitas pendidikan
Ortu membutuhkan bimbingan tahunan dari para guru mengenai bagaimana agar selalu terlibat scr produktif pd pendidikan anak2. Percakapan atau tugas rumah yg memungkinkan siswa2 utk berbagi ide dan merayakan keberhasilannya, cenderung meningkatkan interaksi positif ortu-siswa yg berkaitan dg sekolah. Minimnya keterlibatan ortu, dpt berkaitan dg rendahnya prestasi para siswa.

22 Perkembangan Sosioemosional
HARGA DIRI (SELF ESTEEM) Pandangan individu ttg dirinya sendiri. Harga diri berubah ketika anak2 berkembang. Masa kanak2  harga diri tinggi (♂ & ♀) Masa remaja  harga diri anjlok (♀ > 2 ♂ ) KARENA Pergolakan dlm perubahan fisik masa remaja Tuntutan & harapan prestasi yg lebih tinggi Dukungan yg tidak memadai dr sekolah & ortu

23 Empat kunci meningkatkan harga diri:
Harga diri yg rendah & menetap, berhubungan dg prestasi yg rendah, depresi, gangguan makan & kejahatan. Empat kunci meningkatkan harga diri: Mengidentifikasi penyebab2 harga diri yg rendah & bidang2 kompetensi yg penting bagi siswa Memberikan dukungan emosional & duksos Membantu siswa2 berprestasi Mengembangkan ketrampilan para siswa utk mengatasi masalah

24 STATUS IDENTITAS Konsep identitas menurut James Marcia melibatkan 2 hal, yaitu Eksplorasi dan Komitmen. Eksplorasi melibatkan pemeriksaan alternatif2 yg berarti, yg berkaitan dg identitas. Komitmen berarti menunjukkan investasi personal dalam sebuah identitas dan terus berlanjut apapun yg diimplikasikan identiotas tsb.

25 Klasifikasi Status Identitas (Marcia):
Sudahkah orang tsb membuat komitmen? Sudah Belum Sudahkah orang tsb mengeksplorasi alternatif2 yg berarti sehubungan dg bbrp pertanyaan mengenai identitas? Pencapaian Identitas Penangguhan Identitas Penutupan Identitas Difusi Identitas

26 Status Identitas PENCAPAIAN PENANGGUHAN PENUTUPAN DIFUSI
Tjd ketika individu telah mengalami krisis dan membuat komitmen PENANGGUHAN Individu berada di tengah krisis, Belum ada komitmen atau hanya didefinisikan secara samar PENUTUPAN Sdh membuat komitemen, tetapi belum mengalami krisis. Ortu memberikan komitmen kpd remaja Remaja belum sempat utk mengeksplorasi dg cara mereka sendiri DIFUSI Individu blm mengalami krisis Ragu ttg pilihan pekerjaan & ideologi Menunjukkan sedikit minat thd hal2 tsb

27 PERKEMBANGAN MORAL Berhubungan dg peraturan & ketentuan ttg interaksi yg pantas diantara orang2. Kesadaran moral yg kuat bisa meningkatkan kemungkinan para siswa akan memikirkan perasaan orang lain dan tidak menyontek dlm ujian.

28 Perkembangan Moral Kohlberg
Penalaran Pra-konvensional Belum ada internalisasi nilai moral (apa yg benar atau salah) Penalaran moral dikendalikan oleh penghargaan eksternal & hukuman Penalaran Konvensional Internalisasi menengah Individu bertindak sesuai dg standar2 internal tertentu, yg ditentukan oleh orang lain, spt: orangtua atau oleh hukum masyarakat Penalaran Pasca-konvensional Interinternalisasi moral sepenuhnya Tidak didasarkan pd standar2 eksternal Individu memutuskan kode moral yg terbaik utk dirinya

29 Mendorong Perilaku & Perkemb Moral di dlm Kelas:
Jelaskan mengapa beberapa perilaku dianggap tidak pantas (dg berfokus pd kerugian atau kesusahan yg ditimbulkan perilaku2 tsb) Doronglah sikap selalu mempertimbangkan perspektif orang lain, empati & perilaku prososial & berikan pujian saat tindakan tsb terjadi Berikan teladan ttg perilaku prososial Masukkan topik ttg isu dan dilema moral dlm diskusi2 kelas Ajaklah siswa utk terlibat aktif dlm pelayanan masyarakat


Download ppt "Konteks Sosial & Perkembangan Sosioemosional"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google