Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Asesmen Klinis (4) Pendekatan Keperlakuan

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Asesmen Klinis (4) Pendekatan Keperlakuan"— Transcript presentasi:

1 Asesmen Klinis (4) Pendekatan Keperlakuan

2 Pendahuluan Pada dasarnya kepribadian adalah suatu sistem yang lebih banyak mempengaruhi perilaku. Sistem tersebut dapat berupa ego, pengharapan, kecurigaan/kehati-hatian, atau potensi2 yg ada dalam diri individu. Ahli perilaku dan terapis perilaku biasanya melihat kepribadian tidak hanya berdasarkan sistem2 di atas, tetapi juga melihat bagaimana perilaku terjadi dan dalam situasi apa?

3 Behavioral Tradition Tiga dasar pengukuran perilaku: Sample VS Sign
pengukuran didasarkan pada sampel perilaku dan situasi yg diinginkan oleh klinisi. sign hanya merupakan respon sementara mengenai adanya insight & evaluasi dari kemampuan individu. Functional Analysis merupakan pengukuran tentang perilaku oleh Skinner (1953). Analisis yang tepat didapatkan dari stimulus yang menghasilkan perilaku yang diinginkan dan konsekuensi yang menyertai setelah perilaku itu muncul.

4 __________________________________ Functional Analysis
Hal yang paling penting di FA : Pencatatan yang tepat dan teliti. Berkaitan dengan perilaku yang ingin diubah dan situasinya (waktu, tempat, individu2 yg ada ketika perilaku muncul, serta perilaku yang menyertai) – kasus anak yg agresif di dalam kelas, Organismic variabel (fisik, fisiologis, atau karakter kognitif) – Kasus individu yang mengalami episode depresi.

5 _________ Functional Analysis
Model konseptualisasi masalah klinis disebut dengan SORC Model (Kanfer & Philips, 1970) : S : stimulus atau antacedent conditions yang menghasilkan perilaku bermasalah O : variabel organismik yang berkaitan dengan perilaku bermasalah R : Respon pada perilaku yang bermasalah C : Konsekuensi dari perilaku yang bermasalah Klinisi perilaku menggunakan konseptualisasi di atas untuk memberikan pedoman dan informasi yang diperlukan b’kaitan dengan perilaku yg bermasalah dan tritmen yang akan diberikan.

6 Pengukuran perilaku sebagai proses yang berkelanjutan (ongoing process)
Maksudnya merupakan pengukuran yang terdiri dari sebelum, selama, dan setelah tritmen diberikan. Penting karena: Memberikan informasi mengenai feedback apa yg harus diberikan setelah tritmen diberikan, Memberikan evaluasi dari tritmen yg sudah diberikan Menginformasikan situasi2 yang bisa memunculkan perilaku yang tidak diinginkan

7 _________________ Pengukuran perilaku sebagai proses yang berkelanjutan (ongoing process)
Lihat Literative Model : The Role of Assesment within Behavior Therapy & penjelasanya (Hal. 240) ______________________________________________________________________________________________________________________________ Behavioral Interview Untuk dapat memilih tritmen apa yang nantinya akan digunakan, klinisi perilaku biasanya juga menggunakan interview. Interview perilaku biasanya berkaitan dengan impresi umum dari perilaku yg bermasalah dan variabel lain yang menyertai perilaku tersebut. Informasi tambahan untuk BI : riwayat hidup, hasil dari tes, apa yg diinginkan subjek & klinisi dari terapi

8 __________________________ Behavioral Interview
Tujuan utama BI : mengidentifikasi masalah perilaku secara spesifik Faktor2 situasi yang menimbulkan perilaku bermasalah Konsekuensi dari perilaku yg bermasalah tersebut. ___________________________________________________ Metode Observasi Observasi secara alami Observasi subjek pada situasi atau lingkungan yang sebenarnya.

9 ______________________ Metode Observasi
Keuntungan : mudah dilakukan, perilaku yang diobservasi tidak terkontaminasi dengan self reports, kesimpulan2 yg dibuat, variabel lain, serta banyak hal yang bisa diobservasi termasuk individu2 terdekat subjek Kelemahan : tidak munculnya perilaku yang diinginkan oleh klinisi, waktu, biaya yang terbuang percuma, ketika proses pengukuran akan dimulai adanya kemunculan dari so lainnya Tempat Observasi alami : Rumah, sekolah, rumah sakit umum, institusi tempat terapi individu mental retarded (MR) atau gangguan jiwa, tempat bermain. (Baca juga penjelasan ttg rumah, sekolah, & rumah sakit – Hal )

10 Observasi Terkontrol Disebut sebagai analoque behavioral observation. Setting : dibuat sesuai keinginan klinisi, tetapi tetap seperti di kehidupan subjek sebenarnya. (Baca juga kasus di hal ) Beberapa observasi terkontrol: Teknik performansi terkontrol Paling terkenal adalah kasus A.A Lazarus (1961) tentang claustrophobia, & Bandura (1969) tentang kecemasan-yang di provokasi oleh stimulus yaitu ular b. Self monitoring subjek mengobservasi, merekam, perilaku, pikiran dan emosi mereka sendiri

11 Variabel-variabel yg mempengaruhi :
Reliabilitas dari observasi : Kompleksitas dari perilaku yang akan diteliti Pelatihan untuk observer Validitas dari observasi Content validity Concurrent validity Construct validity Mekanisme untuk memberikan rating Kesalahan observer Reaktivitas Validitas lingkungan

12 Metode Role Playing Inventory & Checklist
Merupakan teknik lain utk pengukuran perilaku. Teknik ini disukai oleh klinis krn & sederhana, efisien utk melihat keterampilan b’perilaku dan kekurangan subjek. Sayangnya, belum tentu keterampilan b’perilaku yang ditunjukkan di ruang terapi, adalah yang dilakukan subjek di kehidupan nyata. __________________________________________________ Inventory & Checklist Klinisi perilaku banyak menggunakan alat ukur (inventory & checklist) utk m’identifikasi perilaku, respon emosional, dan persepsi terhadap lingkungannya.

13 Cognitive-Behavioral Assesment
Kognisi & perilaku menjadi subjek pembelajaran yang intense. Dikarenakan kedua hal itu b’kaitan dengan situasi2 patologis, penyebab, dan perubahan yg terjadi di dalamnya. Maka bagaimana kognitif subjek dan apa yg dipikirkannya (tentang dirinya – bagaimana dia menyatakan pendapatnya) adalah penting. (lihat contoh di hal 258)

14 Kekuatan-Kelemahan dari Pengukuran Perilaku
Menggunakan metode yang sistematis dan tepat dalam mengevaluasi tritmen Munculnya pedoman Diagnostic Statistical Manual of Mental Disorders, berupa klasifikasi penggolongan kesehatan jiwa Kelemahan Pengukuran dengan melihat perilaku dinilai tidak praktis Untuk observasi secara alami membutuhkan banyak waktu dan mahal


Download ppt "Asesmen Klinis (4) Pendekatan Keperlakuan"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google