Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehFernanda Xaverius Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Bagian 5 Etika Dalam Profesi Akuntansi materi ini dapat diunduh di www
Bagian 5 Etika Dalam Profesi Akuntansi materi ini dapat diunduh di
2
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Akuntan manajemen dan akuntan keuangan adalah akuntan yang bekerja pada suatu perusahaan, baik sebagai kepala bagian akuntansi, kepala bagian keuangan, maupun sebagai auditor interen. Akuntan manajemen dan akuntan keuangan berpengaruh besar terhadap potret keuangan perusahaan.
3
Etika Dalam Profesi Akuntansi
ISB (the Independence Standards Board) menjelaskan tanggungjawab manajemen, termasuk akuntan manajemen dan akuntan keuangan, sebagai berikut: Manajemen bertanggungjawab atas laporan keuangan, termasuk bertanggungjawab atas pilihan metode akutansi dan judgment dalam penyajian laporan keuangan. Tanggungjawab ini tidak bisa dialihkan kepada siapapun.
4
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Akuntan manajemen dan keuangan dalam perusahaan bertanggungjawab atas kebenaran dan kejujuran penyajian laporan keuangan, meskipun kebenaran dan kejujuran tersebut memberikan efek negatif terhadap perusahaan, Jadi meskipun akuntan manajemen dan akuntan keungan dipekerjakan oleh perusahaan, tugas mereka adalah menyebarkan informasi yang benar tentang potret keuangan perusahaan.
5
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Standards of Ethical Conduct for Practitioners of Management Accounting and Financial Management, yang merupakan bagian dari Institute of Management Accountants’ Code of Ethics, mendeskripsikan cakupan tanggungjawab sebagai berikut: Praktisi akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan memiliki tanggungjawab kepada publik, kepada profesi, kepada organisasi yang dilayaninya, dan kepada dirinya sendiri, untuk menjaga standard tertinggi dari etika profesi.
6
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Salah satu contoh kasus skandal akuntan manajemen dan akuntan keuangan: Gateway, sebuah perusahaan di US, dikenai denda oleh SEC (the Securities Exchange Commission) karena telah memanipulasi pelaporan laba sebesar US$70 juta, dalam rangka kontrak bisnis dengan AOL. Skandal semacam ini merupakan bentuk penipuan bisnis melalui manipulasi informasi akuntansi, yang jelas akan merugikan orang lain.
7
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Etika akuntan manajemen dan akuntan keuangan mencakup empat standard sebagai berikut: Kompeten (Competence). Akuntan manajemen harus menjaga pengetahuan dan keterampilan pada tingkat yang tepat; mengikuti hukum, aturan, dan standard teknis; dan menyajikan laporan secara jelas dan lengkap berdasarkan informasi yang terpercaya dan relevan, yang telah dianalisis secara memadai
8
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Kerahasiaan (confidentiality). Akuntan manajemen harus mencegah pengungkapan informasi rahasia, kecuali dituntut oleh kewajiban legal untuk mengungkapkannya. Integritas (Integrity). Akuntan manajemen harus menghindari konflik kepentingan, baik yang bersifat nyata maupun tidak nyata (actual or apparent), dan juga menghindari aktivitas yang bisa meragukan kemampuannya dalam melaksanakan tanggungjawab etika.
9
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Akuntan harus menolak hadiah dan semacamnya, yang dapat mempengaruhi tugas profesinya, dan tidak boleh mengganggu tujuan organisasi. Selanjutnya, standard juga menuntut akuntan untuk mengakui keterbatasan profesional, mengkomunikasikan informasi yang menguntungkan dan yang tidak menguntungkan, dan juga mencegah tindakan yang mendeskreditkan profesi.
10
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Objektivitas (objectivity). Inti dari standar kode etik adalah objektivitas, yang menuntut akuntan manajemen untuk “mengkomunikasikan informasi secara wajar (fairly) dan secara objektif (objectively), dan juga untuk mengungkap secara penuh seluruh informasi relevan yang dipandang dapat mempengaruhi pemahaman pengguna informasi atas laporan, komentar, serta rekomendasi yang disajikannya.
11
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Makna penyajian informasi secara wajar (fairly) adalah: Tidak memihak (impartially) dan jujur (honest). Bebas dari prasangka (prejudice), “asal bapak suka” (favoritism), dan kepentingan pribadi (self ingterest). Sebatas penyajian informasi (just) Seimbang (equitable) Benar-benar bebas dari kepentingan kelompok (evenhended). Seimbang terhadap konflik kepentingan.
12
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Kesimpulan: Sesuai dengan tuntutan etika yang ditekankan dalam standard etika, maka dalam pelaksanaan fungsi dasar dari akuntan, tidak bisa dibedakan antara tanggungjawab etika auditor dan tanggungjawab akuntan manajemen.
13
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Bill Vatter, dalam pengantar buku Managerial Accounting, tahun 1950, mengatakan sbb.: Salah satu fungsi dasar akuntansi adalah melaporkan informasi yang relevan dan tidak bias tentang aktivitas pihak tertentu. Fungsi utama jasa akuntan publik dan akuntan manajemen adalah menggunakan judgment (pertimbangan profesional) dengan kebebasan penuh, melalui proses observasi dan evaluasi secara objektif hasil operasi perusahaan.
14
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Delapan macam praktik manipulasi informasi akuntansi menurut Charles DiLullo, akuntan dan profesor akuntansi di the American College in Bryn Mawr, Pennsylvania: Pengakuan pendapatan lebih awal. Pengakuan pendapatan yang masih diragukan. Pengakuan pendapatan fiktif. Manipulasi penghentian aset atau investasi. Manipulasi distribusi biaya operasional. Manipulasi pelaporan utang. Manipulasi distribusi pengakuan pendapatan. Manipulasi pengakuan biaya operasional.
15
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Mengatasi Konflik Etika Anjuran “the Standards of Ethical Conduct for Practitioners of Management Accounting and Financial Management”: Ketika berhadapan dengan permasalahan etika yang serius, harus dicari solusi sesuai dengan kebijakan organisasi dalam mengatasi konflik. Dalam hal kebijakan organisasi tidak mampu memberikan solusi, langkah yang harus ditempuh adalah:
16
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Mendiskusikan isu dengan atasan langsung, jika tetap tidak diperoleh solusi, maka problem didiskusikan dengan level manajemen yang lebih tinggi lagi. Klarifikasi permasalahan etika secara rahasia (confidential) dengan pihak-pihak yang memiliki otoritas dan kompetensi, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang kemungkinan solusinya. Konsultasi dengan kuasa hukum tentang hak dan kewajiban legal sehubungan dengan problem etika yang sedang dihadapi. Jika problem tetap tidak bisa diatasi, dan eskalasinya semakin tinggi, solusi terakhir adalah mengundurkan diri.
17
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Whistle-Blowing Whistle-blowing adalah praktik pelaporan pelanggaran etika, hukum, atau peraturan, oleh pegawai perusahaan ke pihak-pihak yang berkepentingan. Kapan whistle-blowing dapat dipraktikkan? Pada saat dalam situasi hanya dengan whistle-blowing problem pelanggaran etika diduga kuat bisa diatasi.
18
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Kondisi-kondisi yang mendorong perlunya whistle-blowing: The proper motivation (tepat motivasi). Whistle-blowing harus dilakukan dengan tujuan moralitas yang tepat, bukan untuk tujuan persaingan atau balas dendam. The proper evidence (bukti yang tepat). Didasarkan pada bukti-bukti yang kuat tentang adanya pelanggaran etika.
19
Etika Dalam Profesi Akuntansi
The proper analysis (analisis yang tepat). Hanya dilakukan setelah dilakukan analisis secara cermat tentang kerugian yang ditimbulkan oleh pelanggaran etika. The proper channel (saluran yang tepat). Harus dicari saluran komunikasi internal yang tepat sebelum menginformasikan ke publik. Sedapat mungkin pelanggaran moral dan etika terselesaikan secara internal.
20
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Persyaratan lain whistle-blowing: Terdapat kebutuhan (need), misalnya karena pelanggaran etika/moral tidak kunjung teratasi. Kemampuan (capability). Memiliki kemampuan untuk menyelamatkan keadaan. Kedekatan (proximity). Pelanggaran etika moral terjadi di lingkungan terdekat dengan tanggungjawabnya. Orang terakhir (last resort). Menjadi satu-satunya orang yang tahu dan memiliki kemampuan untuk menjadi whistle-blowing.
21
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Empat kondisi tersebut di atas adalah yang ditawarkan oleh Simon, Powers, dan Gunneman. Masih perlu ditambah satu kondisi lagi, yaitu kemungkinan keberhasilan (likelihood of success). Whistle-blower harus berpotensi sukses, jika tidak ada harapan memunculkan tekanan masyarakat, institusi, dan pemerintah, maka whilstle-blower akan menjadi sia-sia. Namun demikian harus diakui bahwa whistle-blower sangat memerlukan horoisme moral.
22
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Para profesional (termasuk profesional bidang akuntansi) harus menyadari bahwa untuk meningkatkan kualifikasi standar profesi memerlukan keberanian untuk menjadi whistle-blower. Akuntan memiliki tanggungjawab etika untuk melaporkan aktivitas ilegal atau aktivitas yang berpotensi menimbulkan kerusakan/kerugian. Kewajiban moral akuntan tersebut berangkat dari statusnya sebagai profesional dan juga sebagai tugas kemanusiaan di bawah kondisi: need, proximity, capability, dan the last resort.
23
Etika Dalam Profesi Akuntansi
Jika para akuntan berkeinginan menjadi profesional yang sesungguhnya, akan datang suatu saat dimana dia harus menjadi whistle-blower, sesulit apapun situasi yang dihadapinya. Kesimpulan tanggungjawab akuntan manajemen: Melaksanakan tugas akuntansi apapun yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Menjalankan tugas dengan: objektif, jujur, dan integritas tinggi, mengatasi tekanan bisnis dan intimidasi dari pimpinan. Kemungkinan akan berhadapan dengan situasi sulit untuk menjadi whistle-blower.
24
Terimakasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.