Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
KAJIAN DRAMA INDONESIA
PENDEKATAN TERHADAP KARYA SASTRA KAJIAN DRAMA INDONESIA
2
Paradigma Metodology Pendekatan Teori Metode Teknik Objek
3
M.H. ABRAMS SEMESTA KARYA PENGARANG PEMBACA
4
PENDEKATAN MIMETIK Pendekatan yang menitikberatkan pada semesta yang dijadikan acuan dalam terciptanya suatu karya sastra. Konsep sudah dimunculkan Plato yang dikuatkan lagi oleh Aristoteles. Meskipun keduanya agak berbeda dalam memandang konsep peniruan dalam karya sastra. Plato memandang tiruan itu lebih rendah, sedangkan Aristoteles justru memandang tiruan sebagai sesuatu yang unik yang berbeda dengan kenyataannya. Pendekatan ini menuntut suatu cara untuk memahami kesemestaan dalam kaitannya dengan karya sastra. Dengan demikian dapat dipastikan akan melibatkan berbagai disiplin ilmu lain.
5
PENDEKATAN EKSPRESIF Pendekatan yang menitikberatkan pada pengarang sebagai subjek kreator karya sastra. Memandang karya sastra sebagai pernyataan dunia batin pengarang. Jika dibayangkan bahwa segala gagasan, emosi, ide, dan lain-lain merupakan dunia dalam pengarang, karya sastra merupakan dunia luar yang sesuai dengan dunia dalam. Pendekatan ini menuntut adanya pemahaman yang lebih mengenai subjek kreatornya. Pengarang yang dalam hal ini merupakan manusia mempunyai banyak sisi kehidupan yang perlu diungkap untuk lebih memahami karyanya. Menonjol pada abad ke-19 (zaman romantik Eropa)
6
PENDEKATAN PRAGMATIK Pendekatan yang menitikberatkan pada pembaca (respons pembaca) terhadap karya sastra. Pendekatan ini menuntut adanya metode dan perangkat konseptual yang mempu menangkap efek-efek karya sastra terhadap pembaca, dan juga penerimaan serta tanggapan balik mereka sebagai sarana dalam komunikasi sastra. Memandang karya sastra ditentukan oleh publik pembacanya sebagai penyambut karya sastra Karya sastra dianggap unggul jika berguna bagi publiknya. Misalnya menyenangkan, menghibur, mendidik, dan sebagainya.
7
PENDEKATAN OBJEKTIF Pendekatan yang menitikberatkan pada karya sastra itu sendiri sebagai suatu entitas. Memandang karya sastra sebagai dunia otonom yang dapat dilepaskan dengan pengarang dan lingkungan sosial budayanya. Karya sastra berdiri sendiri, dan dapat dianalisis berdasarkan strukturnya sendiri. Pendekatan ini banyak digunakan pada akhir abad ke-19.
8
Catatan Teeuw terhadap Model dari Abrams
Faktor sistem bahasa sebagai media karya sastra. Faktor konvensi sastra : karya sastra sebagai sistem tanda tingkat kedua atau sistem tanda sekunder. Faktor pembaca sebagai variabel sosial dan historis. Faktor bentuk karya sastra sebagai variabel. Faktor kriteria penilaian sastra. Empat pendekatan tersebut saling melengkapi dan memerlukan, tidak ada yang terbaik, tidak ada yang paling benar, dan penerapan tergantung pada sifat karya sastra tertentu.
9
DONALD KESSEY PENGARANG REALITA KARYA KESUSASTRAAN LAIN PEMBACA
10
DONALD KESSEY GENETIK/HISTORIS MIMETIK FORMAL RESPONS PEMBACA
INTERTEKSTUAL RESPONS PEMBACA
11
Model Pendekatan Kessey
Model yang ditawarkan oleh Kessey pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan model yang ditawarkan Abrams. Dalam model Kessey muncul pendekatan dengan menitikberatkan pada kesusastraan lain (intertekstual). Pendekatan intertekstual merupakan suatu pendekatan yang mencoba menghadikan kaitan satu teks dengan teks yang lain dalam usaha memahami suatu karya sastra.
12
Sumber: Ratna, Nyoman Kutha Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widada, Rh Saussure untuk Sastra. Yogyakarta : Jalasutra. Sumiyadi Pengkajian Puisi. Bandung : Pusat Studi Literasi.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.