Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSella Rama Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
METODE DAN TEKNIK PENILAIAN ANALISIS KOMPONEN BIOTIK
Prof. Dr. Ir. Bobby Polii, MS Dibawakan dalam Rangka Optimalisasi Penguatan Tim Komisi AMDAL Daerah Provinsi Gorontalo 14 Oktober 2004 PUSAT PENELITIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN SUMBERDAYA ALAM LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2
KONSEPSI PENENTUAN DAMPAK
DAN PENDUGAANNYA RENCANA KEGIATAN RONA LINGKUNGAN DAMPAK AMDAL KA ANDAL RKL RPL
3
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
Bahan Pertimbangan Penerbitan Izin lokasi bilamana RTRW/RTRK belum ditetapkan - IMB - Izin Usaha atau Kegiatan BAHAN PERTIMBANGAN PEMERINTAH DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
4
KETERKAITAN A M D A L TATA LINGKUNGAN PENATAAN RUANG KUALITAS TATA
DAYA DUKUNG BAKU MUTU KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM (air, udara, flora fauna & ekosistem) Keterpaduan sumber daya alam, sumberdaya manusia, sumber daya buatan KUALITAS TATA RUANG Pemanfaatan, sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sumberdaya buatan Kualitas Ruang kehidupan (air, udara bersih, dll). Kegiatan Pembangunan berwawasan Lingkungan IDEOLOGI, POLITIK, EKONOMI, SOSIAL-BUDAYA, HANKAM KELEMBAGAAN DI PUSAT DAN DAERAH PENATAAN RUANG A M D A L SISTEM INFORMASI LINGKUNGAN DAN EKONOMI LINGKUNGAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PENEGAKAN PERAN SERTA IPTEK Pengelolaan HUKUM LINGKUNGAN MASYARAKAT Lingkungan Hidup
5
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
KETERPADUAN KONFLIK PARA PENGELOLA LINGKUNGAN HARUS MEMPUNYAI POLA KAPASITAS UNTUK MENGELOLA KONFLIK ATAU MEDIASI BERBAGAI KELOMPOK KEPENTINGAN YANG SALING BERTENTANGAN PERLU DIKEMBANGKAN MODEL-MODEL PENYELESAIAN KONFLIK ATAU SENGKETA YANG MENGARAH PADA KEUNTUNGAN SEMUA PIHAK (WIN-WIN SOLUTION)
6
KONSEP DASAR 1) Memahami Lingkungan Secara Holistik
ABIOTIC BIOTIC CULTURE Pembangunan Berkelanjutan 2) Dinamika Lingkungan : Perubahan, Kompleksitas, dan ketidakpastian
7
KEGUNAAN STUDI ANDAL Kegunaan studi ANDAL yang akan dilakukan adalah untuk membantu pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan lingkungan dari saat rencana kegiatan dilakukan, melalui : 1) Pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif yang layak dari segi lingkungan. 2) Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dalam tahap perencanaan rinci dari suatu usaha atau kegiatan. 3) Sebagai pedoman untuk penyusunan kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
8
ISU-ISU PENTING RENCANA KEGIATAN RONA AWAL PEMBANGUNAN LINGKUNGAN
KOMPONEN BIOTIK
9
DAMPAK BESAR DAN PENTING PRAKIRAAN BERDASARKAN ANALOGI
METODE PRAKIRAAN DAMPAK BESAR DAN PENTING METODE FORMAL RUMUS-RUMUS MATEMATIKA, SIMULASI METODE INFORMAL BAKU MUTU LINGKUNGAN PRAKIRAAN BERDASARKAN ANALOGI PENILAIAN KEAHLIAN
10
DAMPAK BESAR DAN PENTING
METODE EVALUASI DAMPAK BESAR DAN PENTING PP NO. 27 TAHUN 1999 PASAL 1 AYAT 1 a) Jumlah manusia yang terkena dampak, b) Luas wilayah persebaran dampak, c) Lamanya dampak dan intensitas dampak berlangsung, d) Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena dampak, e) Sifat kumulatif dampak, f) Berbalik (reversible) atau tidak terbalik (irreversible) dampak tersebut.
11
PENGERTIAN TUMBUHAN, FLORA DAN VEGETASI
13
TIPE ASOSIASI
17
KOMPONEN BIOTIK 1. Vegetasi Budidaya Pengumpulan data sekunder produksi tanaman per tahun, waktu tanam dan jenis tanaman yang utama. Pengamatan secara kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis tanaman budidaya yang dijumpai di lokasi pembangunan berikut data produksinya.
18
Metode Kuadran 2. Vegetasi Non-Budidaya Luas area (ha)
Kepadatan total seluruh jenis = (0,8 d)2 Kepadatan relatip suatu jenis Kepadatan Jenis = x Total kepadatan seluruh jenis Jumlah individu suatu jenis Kepadatan Relatif Jenis (KR) = x 100 % Total individu seluruh jenis Luas bidang dasar suatu jenis Dominasi jenis = Total luas bidang dasar seluruh jenis Dominasi suatu jenis Dominasi Relatif (DR) = x 100 % Total dominasi seluruh jenis
19
- Vegetasi Rumput dan Perdu
Metode Kuadran Frekuensi suatu jenis Frekuensi Relatif Jenis = x 100 % Total frekuensi seluruh jenis Indeks Nilai Penting (INP) = KR + DR + FR Jumlah titik dimana jenis terukur Frekuensi Jenis = Jumlah seluruh titik pengamatan - Vegetasi Rumput dan Perdu Jumlah titik yang teramati pada suatu jenis Frekuensi Suatu Jenis = Jumlah seluruh titik pengamatan Nilai Frekuensi Suatu Jenis Frekuensi Relatif = x 100 % Total Nilai Frekuensi Seluruh Jenis
20
CONTOH CATATAN LAPANGAN
STATISTIK VEGETASI NO. PLOT NO URUT NAMA SPESIS DIAMETER, CM TINGGI, CM KETERANGAN BOTANI LOKAL
21
CONTOH CATATAN LAPANGAN KOMPOSISI DAN NILAI INDEKS PENTING
NO. URUT NAMA SPESIS LOKAL FM, % KM, DOM, FN, INP, KET
22
CONTOH CATATAN LAPANGAN KOMPOSISI DAN NILAI INDEKS JENIS TUMBUHAN
TIPE VEGETASI: DAERAH NO. NAMA BOTANI LOKAL JLH PETAK JLH POHON JLH LUAS BDG DASAR, CM ^2 FN, % KN, DN,
23
- Keragaman Jenis (Diversity)
3. Fauna Darat A Z A Z P(Populasi) = atau X Z Y X 2 D 1 x D1 + 3 x D2 + 2 x D3 D = Z 1 x Y1 + 3 x Y2 + 2 x Y3 Y = Z D = Jarak antara pencatat dengan satwa liar Z = Jumlah satwa liar yang diamati Y = Jarak yang terpendek - Keragaman Jenis (Diversity) H’ = Pi log2 P1 n i=1 Pi = Nilai penting vegetasi jenis i S = Jumlah jenis
24
TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI
SUMBER DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA FAUNA DATA DAN INFORMASI VARIABEL BENTUK DATA TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI VERTEBRATA: a.Keragaman b.Kelimpahan c.Kondisi habitat d.Penyebaran e.Pola Migrasi f.Populasi hewan ternak g.Satwa yang dilindungi UU Jumlah jenis ID Shannon, INP Jumlah individu suatu jenis Deskriptif Primer Sekunder Inventarisasi Sensus Analisis vegetasi Pustaka Monografi wilayah Dinas terkait Peraturan perundangan INVERTEBRATA a.Penyebaran jenis penting b.Kepadatan populasi jenis penting Jumlah individu INP Metode baku utk kelompok terpilih
25
PLANKTON 4. Biota Perairan ( Plankton, Benthos dan Nekton) JENIS
KELIMPAHAN Kelimpahan = x x x x KEANEKARAGAMAN n H’ = - log2 i=1 P W 1 v L V Ind. T Lt ni N PLANKTON
26
NEKTON BENTHOS JENIS KELIMPAHAN n Kelimpahan = - Xi i=1
3. KEANEKARAGAMAN H’ = - log2 ni N NEKTON JENIS ALAT TANGKAP
27
HUBUNGAN INDEKS DIVERSITAS SHANNON DAN TINGKAT PENCEMARAN
INDEKS DIVERSITAS SHANNON (H’) INDEKS PENCEMARAN PERAIRAN 3 AIR BERSIH 1-3 SETENGAH TERCEMAR 1 TERCEMAR BERAT
28
HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK ORGANISME
PERAIRAN DENGAN TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN KELOMPOK ORGANISME PERAIRAN INDEKS PENCEMARAN PERAIRAN ORGANISME POLYSAPROBIC AIR TERCEMAR SANGAT BERAT ORGANISME L-POLYSAPROBIC AIR TERCEMAR BERAT ORGANISME B-POLYSAPROBIC AIR TERCEMAR SEDANG ORGANISME OLYGOSAPROBIC AIR TERCEMAR RINGAN
29
HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK JASAD HIDUP DAN INDIKATOR PENCEMARAN
KODE KELOMPOK JASAD INDIKATOR (TINGKAT PENCEMARAN) A LILIATA POLYSAPROBIC (TERCEMAR SGT BERAT) B ENGLENOPHYTA ALPHA-POLYSAPROBIC (TERCEMAR BERAT) C CHLOROCOCALLES & DIATOMAE BETA-POLYSAPROBIC (TERCEMAR SEDANG) D PERIDINAE CHRYSOPHYCEAE CONYUGACEAE OLYGOSAPROBIC (TERCEMAR RINGAN)
30
Metode Menentukan Indikator Biologi
H’ = ─ log2 n Σ I=1 ni N Indeks Diversitas Spesies dimana : H’ = indeks Keragaman Shannon ni = jumlah individu dari masing-masing spesies, dan N = jumlah total individu E = H’max = ln S H’ H’max Indeks Kesamaan dimana : E = indeks kesamaan jenis H’ = indeks keragaman Shannon H’ maks = indeks keragaman maksimum S = Jumlah spesies
34
AMDAL KOMPONEN BIOTIK
35
“HIGH QUALITY OF LIFE YES HIGH STANDARD OF LIVING TJA”
TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN “HIGH QUALITY OF LIFE YES HIGH STANDARD OF LIVING TJA”
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.