Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Pengikhtisaran dan Pengklasifikasian
Audit Command Language Analisa Pengikhtisaran dan Pengklasifikasian Pengikhtisaran ada 2 Pendekatan: Klasifikasi ( Classify ) Ikhtisar ( Summarize )
2
CLASSIFY Menghitung jumlah record yang berhubungan dengan field karakter kunci yang unik dan mengakumulasikan jumlah dari field numerik untuk tiap nilai kunci. Digunakan untuk file yang unsorted Kasus 1 Lakukan pengklasifikasian dari data yang anda periksa berdasarkan Vendor NO! File yang digunakan: Persediaan.dbf Classify On: LOC Accumulate field: Value
3
Summarize Menghasilkan jumlah record dan mengakumulasikan jumlah field karakter atau tanggal efektif untuk jumlah file yang besar Menghasilkan laporan yang tak dibatasi oleh jumlah key field. Kasus 2 Lakukan summarize dari data yang anda periksa berdasarkan Vendor NO! File yang digunakan: Persediaan.dbf Summarize On:LOC Accumulate field: Value Other field: PRODSTAT
4
PROFIL Perintah ini memberikan ringkasan summary pada satu atau lebih field numerik dalam suatu input file terdiri dari: Nilai Total Nilai Absolut Nilai minimum Nilai maksimum Kasus 3 Lakukan profil dari data yang anda periksa! File yang digunakan: Persediaan.dbf Profil Field: All
5
Stratify Perintah melakukan penyaringan & pengikhtisaran data yang bertipekan numerik dalam file. Profiling data Stratifying data STATISTIK Merupakan suatu perintah yang memberikan satu perangkat statistik yang dapat digunakan untuk menyoroti keabnormalan dalam data file yang mungkin dapat mempengaruhi analisis selanjutnya
6
CROSS TABULATE Membuat tabel yang melaporkan dua field secara baris dan kolom dengan menjumlahkan isi dari field yang berada pada ke dua field tersebut. Contoh : membuat tabel dengan baris : prodclass dan kolom : loc dengan menampilkan jumlah qtyoh nya.
7
BENFORD ANALYSIS Frank Benford adalah seorang ahli fisika yang kerja di General Electric sekitar tahun 1920an. Awalnya dia curiga, mengapa buku logaritmanya itu kucel hanya pada halaman-halaman tertentu saja. Dia menemukan sebuah hukum tentang angka. Awalnya dia beranggapan bahwa halaman-halaman yang kucel tadi karena halaman tersebut sering dibuka orang.
8
HUKUM BENFORD Hukum ini menyatakan bahwa kemungkinan kemunculan angka itu ada aturannya. Aturannya adalah bahwa sebuah angka menduduki kemungkinan tertentu untuk sering-tidaknya muncul dalam posisinya. Angka Rp dipandang sebagi angka (tanpa titik) dengan posisi angka 3 di posisi pertama, angka 4 diposisi kedua, angka 5 di posisi ketiga, angka 7 diposisi keempat dan terakhir angka 6 diposisi kelima
9
Kemungkinan angka-angka tersebut muncul, menurut Hukum Benford adalah sebagai berikut:
Digit First Second Third Fourth
10
Kolom Digit, menunjukkan bahwa angka mulai dari 0 hingga 9
Kolom Digit, menunjukkan bahwa angka mulai dari 0 hingga 9. First, adalah kemungkinan angka tersebut muncul di posisi pertama (first). Second, adalah kemungkinan angka tersebut muncul di posisi kedua. Dan seterusnya. Angka 1 itu kemungkinan di digit pertama (terletak di posisi pertama) adalah 30,1%, angka 2 akan mempunyai kemungkinan muncul di digit pertama sebanyak 17,6% dan seterusnya (lihat tabel). Jadi nilai Rp misalkan terdiri dari 5 digit yaitu angka , 7 dan 8, maka angka 3 mempunyai probabilitas di posisi pertama sejumlah 12,494%
11
Hukum Benford harus memenuhi kriteria:
1. Angka tersebut menunjukkan besaran (size). Jumlah Rupiah, Jumlah Penduduk contoh-contoh angka yang menunjukkan besaran (size), atau dalam istilah penelitian adalah bentuk Skala Rasio. Suatu angka yang bisa dibandingkan besar kecilnya.
12
2. Angka tersebut tidak berada maksimum atau minimum (di antara angka tertentu). Angka-angka diantara sampai tidak memenuhi syarat probabilitas kemunculan angka sesuai Hukum Benford, karena pasti yang akan sering muncul di posisi pertama adalah angka 6 dan 7. 3. Angka tersebut bukan merupakan angka yang disimbolkan seperti kode pos, nomor telepon dan sebagainya. Kode Pos adalah nomor yang ditetapkan, bukan menunjukkan besaran. Kode Pos bukan berarti lebih besar dari Kode Pos
13
Penerapan Hukum Benford untuk Fraud Auditing
Biasanya karena pikiran manusia tidak bisa random, maka hukum tersebut bisa untuk mendeteksi adanya fraud. Misalkan jika ada aturan yang mengharuskan kalau pengadaan barang senilai di atas Rp. 50 Juta diharuskan ada otorisasi (misalkan tender atau otorisasi lainnya), maka pelaku fraud seringkali melakukan pengadaan barang namun jumlah nilai pengadaanya dikecilkan sedikit dari 50 juta,
14
misalnya menetapkan biaya pengadaan Rp. 49 juta atau Rp
misalnya menetapkan biaya pengadaan Rp. 49 juta atau Rp. 45 Juta (s biar upaya tidak ada otorisasi atau tender, sehingga dia bisa beli sendiri). Nah jika hal tersebut terjadi maka yang terjadi angka 4 atau angka 45 atau angka 49 akan lebih sering muncul dan tidak akan conform dengan Hukum Benford (ini yang biasanya terjadi). Angka di posisi pertama akan lebih banyak 4, atau di dua posisi pertama (first-two digits) akan lebih banyak angka 45 atau 49, yang akan melampaui batas kemungkinan normalnya kemunculan angka sesuai Hukum Benford.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.