Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Ekarina Ratna Himawati

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Ekarina Ratna Himawati"— Transcript presentasi:

1 Ekarina Ratna Himawati
PRESKRIPSI I Dasar-dasar penyiapan obat meliputi: pemilihan produk obat dan compounding dalam rangka filling prescription (1) SEDIAAN SERBUK Ekarina Ratna Himawati 2012

2 TUJUAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mampu :
Memahami dasar-dasar pemilihan obat sebagai sarana terapi Menjelaskan dasar-dasar compounding obat dalam rangka filling prescription dengan dosage form serbuk, kapsul dan pil.

3 Rees JA: A modern formulation should be:
- an elegant - stable preparation - acceptable to the patient - provide the correct dose in a therapeutically active and bioavailable form. - non toxic - non-harmful - incapable of supporting the growth of micro-organisms - as free as possible from side effects

4 Produk sediaan obat yang bermutu harus memenuhi aspek: - keamanan (safety) - efektivitas (efficacy) - stabilitas (stability) - kenyamanan saat digunakan (acceptability) Untuk bisa memenuhi kriteria tersebut  dikembangkan berbagai dosage form dengan berbagai rute pemakaian

5 Contoh: Anak-anak tak mampu menelan tablet dan kapsul  dibuat sediaan sirup (acceptability) Antibiotika mudah terurai dalam lingkungan berair  dibuat sediaan sirup kering (stability) Bahan aktif mengalami peruraian di lambung  dibuat sediaan buccal, parenteral, atau suppositoria (efficacy) Bahan aktif bisa mengiritasi lambung  dibuat sediaan enteric coated tablet (safety)

6 m.f.l.a. pulv. dr. Saptarini, SpA SID 77.008/ID/II/90
Jl. Dharmawangsa 123 Surabaya Surabaya, …………… R/ Parasetamol 0,120 Luminal 0,010 C T M 0,001 m.f.l.a. pulv. dtd No XII S 1 d d pulv I (prn) Pro : ..…………………………Umur : …….. Alamat : …………………………………….... Eryanti 30/04/12 dr. Sulaksana Pramana SID /ID/II/90 Jl. Dharmawangsa 189 Surabaya Surabaya, ………… R/ OBH Combi 100 ml fl I S 3 d d Cth I Pro : ..………………………… Umur : …….. Alamat : …………………………………….... Esperanda 10 th dr. Saptono, SpA SID /ID/III/95 Jl. Dharmahusada 333 Surabaya Surabaya, …………… R/ Sulfur praecip. 2 Ac. Salicylic Camphorae ,5 Talc venet ad 100 m.f.l.a. pulv. S b i d u e Pro : ..…………………………Umur : …….. Mahardika 30/04/12 6 bln 8 bln

7 SEJARAH SEDIAAN SERBUK
- Asal mula serbuk : dibuat dr. bagian tanaman keras (akar, kulit kayu & kayu). - Obat sintetik : kalomel, grm. Bismuth, merkuri & kapur. - Bisa untuk pemakaian dalam & luar  berupa serbuk atau granul. - Bisa dikemas sebagai serbuk terbagi atau tidak terbagi. - Preparat lain berbentuk serbuk: • insuflasi (utk. telinga, hidung, tenggorokan) • sirup kering • injeksi kering • inhaler serbuk kering

8 PENGERTIAN SEDIAAN SERBUK
# K.F. : Partikel zat padat yang mempunyai ukuran 0,  # Farmasi : Campuran homogen 2 atau lebih bahan obat yang dihaluskan # Farmakope Indonesia Edisi IV : Sediaan Serbuk adalah “campuran kering bahan obat atau zat kimia yg. dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.

9 Tujuan Pemberian Bentuk Sediaan Serbuk
 Karena serbuk memiliki kelebihan: Kombinasi b.o. bervariasi sesuai kebutuhan pasien Dosis lebih tepat sesuai keadaan pasien Lebih stabil secara kimia dibdg. bentuk sediaan cair Ukuran partikel kecil  disolusi dlm. cairan tubuh lebih cepat dibdg. kapsul, pil dan tablet. Serbuk dg. dosis/vol. besar lbh. mudah diminum oleh pasien.

10 Kerugian Sediaan Serbuk:
Kurang baik utk. bahan obat yang tak tahan lembab/kontak dg. udara Obat yang pahit, menyebabkan muntah, korosif  sulit diatasi Perlu waktu peracikan relatif lama

11 Syarat/karakteristik sediaan serbuk
Homogen  setiap bagian camp. serbuk hrs. mgd. bhn-bhn yg. sama dan dlm. perbdgan yg sama pula.  dipengaruhi faktor : a. Ukuran partikel perbedaan uk. besar  campuran berlapis  sebelum dicampur hrs. dibuat sama dulu. R/ Vitamin C > serbuk halus Sacch. Album ---> kristal b. Densitas/BJ perbedaan besar --> campuran berlapis atasi dg. mixing tumbler/poedermengdoos

12 Syarat/karakteristik sediaan serbuk
2. Kering ---> tidak boleh menggumpal atau mengandung air, krn. mgd. bahan yg. higroskopis, efloresen, deliquesen ataupun campuran eutektik. 3. Derajat kehalusan tertentu Bila ukuran partikel serbuk sangat halus, maka: serbuk lebih homogen disolusi makin cepat shg. kadar obat dlm. drh yg. tinggi cepat dicapai dg. permukaan yg. luas  memberi daya adsorpsi yg. besar  penting utk. serbuk antasida, anti diare dan antidotum.

13 F.I. : derajat kehalusan dinyatakan dengan nomor pengayak.
AYAKAN DALAM FARMASI Nomor menunjukkan jumlah lubang tiap 2,54cm dihitung searah dg. panjang kawat. - satu nomor : semua serbuk dapat melalui pengayak dg. nomor tsb. (mis. no. 85). - dua nomor : semua serbuk dpt. melalui penga- yak dg. nomor terendah dan tdk. lebih dari % melalui pengayak dg. nomor tertinggi (mis. no. 44/85). Van Duin --> Farmakope Belanda V : - Ayakan A - Ayakan B

14 MACAM SEDIAAN SERBUK Serbuk terbagi /pulveres /chartulae
- dosis tunggal  dibungkus 2. Serbuk tidak terbagi / pulvis - dosis ganda  jumlah >  ditakar sendiri oleh pasien - obat dalam : - serbuk antasida serbuk effervescent - obat luar : - serbuk tabur serbuk gigi

15 FORMULA UMUM SEDIAAN SERBUK
R/ Bahan obat (Remidium cardinale) Bahan pembantu . m.f.l.a. pulv. ……… Bahan Obat : 1. Padat : asetosal, parasetamol, dll. 2. Setengah padat : ekstrak kental, adeps lanae 3. Cair : tingtur, ekstrak cair Bahan Pembantu  Ditambahkan untuk : - menambah bobot/volume sediaan - memperbaiki rasa Misal : talk, saccharum lactis, glukosa, sakarin

16 TAHAPAN pembuatan serbuk terbagi:
CARA PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK TAHAPAN pembuatan serbuk terbagi: A. Memperkecil ukuran partikel : penggerusan penggilingan pulverization by intervention B. Pencampuran : - cara spatulasi cara penggerusan pengayakan penggulingan

17 CARA PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK
C. Membagi serbuk : penimbangan blocking and dividing visual pengukuran D. Membungkus

18 A. Memperkecil Ukuran Partikel B.O.
Ada 3 cara: Penggerusan /trituration --> dg. menggerus bhn. dlm. mortir dg. stamper - penekanan --> pengecilan ukuran partikel - pengadukan --> pencampuran agar homogen * Mortir & stamper bisa terbuat dr. kaca, por selin, dan besi.

19 A. Memperkecil Ukuran Partikel B.O.
2. Penggilingan / levigation  dg. pertolongan bhn. kedua (cairan yg. tdk. mudah menguap & tdk. melarutkan bahan tsb)  digiling dlm. mortir ad konsistensi kental  jarang digunakan dlm. pembuatan serbuk Mis. : ZnO + gliserin aa  gerus kuat

20 A. Memperkecil Ukuran Partikel B.O.
2. Penggilingan / levigation > dg. pertolongan bhn. kedua (cairan yg. tdk mudah menguap & tdk. melarutkan bhn. tsb) > digiling dlm. mortir ad konsistensi kental > jarang digunakan dlm. pembuatan serbuk Mis. : ZnO + gliserin aa --> gerus kuat 3. Pulverization by intervention  proses memperkecil uk. part. dg. pertolong an bhn. kedua/pelarut yg. mudah dipisahkan setelah proses berakhir.

21 A. Memperkecil Ukuran Partikel B.O.
pelarut : pelarut organik yg. mdh. menguap alkohol, eter, aseton.  bahan obat : kamfer, mentol, as. salisilat, naftol, as. benzoat.  cara penghalusan : bhn. obat + pelarut ad tepat larut  + bhn padat inert  aduk ad kering & homogen (b.o. dlm. kead. terlarut --> ia berada dlm uk. koloid --> bila di+ bhn. pdt. lain --> digerus --> setelah pelarut menguap --> b.o. tetap dlm. ukuran halus).

22 B. Pencampuran Bahan-bahan
B.1. Spatulasi --> Utk. bhn. jumlah kecil dan halus --> Cara : dicampur di atas kertas/papan pil dg pertolongan sudip/spatel --> Kerugian : Homogenitas kurang terjamin --> tdk. co cok utk. : - serbuk jumlah > b.o. yg. poten

23 B. 2. Penggerusan  Bhn. digerus dlm. mortir --> utk
B.2. Penggerusan  Bhn. digerus dlm. mortir --> utk. mendptkan: ukuran partikel yg. kecil campuran yg. homogen  Cara : mencampur b.o. satu per satu, sedikit demi sedikit  dimulai dr. b.o. yg. jumlahnya sedikit.  Geometric dilution method : - b.o. (a) + bhn. pengisi (a)  gerus homogen (2a) - (2a) + bhn. pengisi (2a)  gerus homogen (4a) dst. Jika kedua b.o. dlm jumlah besar  alternate addition by portion.  Utk. melihat homogenitas : dpt. ditambah zat warna (< 0,1%)

24 B. 3. Pengayakan  utk. bhn. yg. ringan & mudah mengalir  Cara : bhn
B.3. Pengayakan  utk. bhn. yg. ringan & mudah mengalir  Cara : bhn. ditaruh di ayakan  diayak B.4. Penggulingan/tumbling  utk. bahan yg. ringan, tdk. boleh ditekan, & memp. perbedaan BJ besar  Cara : serbuk diguling-gulingkan dlm. wadah tertutup rapat  pencampuran serbuk dg. tekanan minimum  tdk. terjadi pengecilan ukuran partikel

25 C. Membagi Serbuk Ada 4 cara : C.1. Penimbangan C.2. Blocking and dividing C.3. Visual C.4. Pengukuran --> umum digunakan : cara visual Kecuali : Dosis > 80% TM --> harus ditimbang satu per satu # Cara Visual : Sekali membagi maks bagian Mis. 10 bagian --> dibagi 2 sama banyak dg timbangan --> masing2 dibagi 5 scr. visual

26 Membagi serbuk secara visual

27 D. Membungkus serbuk  umumnya : dg
D. Membungkus serbuk  umumnya : dg. kertas perkamen  bisa juga : kertas berlilin, kertas perak, dll.  bungkus hrs. mudah dilipat & tidak menghi sap air. WADAH  tertutup baik  melind. dr. cahaya, udara (lembab, O2, CO2)  mencegah menguapnya bhn. dlm. serbuk  mudah mengambil sediaan dr. wadahnya  bisa pakai dos serbuk, pot, botol mulut lebar

28 Cara membungkus serbuk

29 CONTOH SOAL: dr. Saraswati Paramita,SpA. SID /ID/III/99 Jl. Dharmawangsa 999 Surabaya Surabaya, ………… R/ Parasetamol 0,150 Luminal 0,010 Glucose q.s. m.f.l.a. pulv. dtd No X S 3 d d pulv I (prn) Pro : ..………………………… Umur : …….. Alamat : …………………………………….... Anggita 30/04/12 Diminta membuat 10 bungkus puyer, masing2 dengan dosis seperti tertulis dalam resep (dtd). Jika setiap bungkus puyer dibuat 300 mg beratnya, maka: 10 x 0,150 = 1,500 g 10 x 0,010 = 0,100 g 10 x 0,300 – 1,600 = 1,400 g 4 th

30 dr. Saraswati Paramita,SpA.
SID /ID/III/99 Jl. Dharmawangsa 999 Surabaya Surabaya, ………… R/ Parasetamol 0,150 Luminal 0,010 Glucose q.s. m.f.l.a. pulv. dtd No X S 3 d d pulv I (prn) Pro : ..………………………… Umur : …….. Alamat : …………………………………….... Anggita 30/04/12 Cara peracikan: Timbang 100 mg Luminal  gerus ad halus + karmin qs  aduk ad homogen Timbang glucose 1,4 g  gerus ad halus. (1) + (2) secara geometric dilution  aduk ad homogen. Timbang parasetamol 1,5 g  gerus ad halus. (3) + (4)  aduk ad homogen. (5) dibagi 2 aa dengan timbangan  masing2 dibagi 5 secara visual  dibungkus  masuk wadah, beri etiket putih dan label NI. 4 th

31 Dikumpulkan minggu depan ya…
TUGAS..! Dikumpulkan minggu depan ya… Cari dan catat nama dagang 3 sediaan serbuk terbagi dan 3 sediaan serbuk tidak terbagi yang beredar di pasaran. Tuliskan komponen bahan obat yang terkandung di dalamnya ! Tuliskan apa yang dimaksud dengan higroskopis, delikuesen, efloresen, dan campuran eutektik. Sertakan pustakanya.

32 PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS
Bahan Obat Padat a. B.O. berkhasiat keras/jumlah << b. Serbuk menjadi basah Bhn. Higroskopis dan delikuesen Bhn. Eflorescen Campuran eutektik c. Tablet dlm. sed. serbuk d. Kapsul dlm. sed. serbuk B.O. semi padat B.O. cair a. Tingtura c. Sari kental b. Sari cair d. Cairan non alkoholis

33 PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS
Bahan Obat Padat a. Berkhasiat Keras/jumlah << - Homogenitas --> dg. me+ zat warna - Berat < 50 mg --> pengenceran bungkus: Mis. : R/ Atropin SO4 0,75 mg -> 7,5mg < 50mg S.L q.s m.f. pulv. d.t.d. No. X Cara: 1. Timb. Atr. SO4 50mg Timb. SL & z. warna q.s. ad 500 mg (1) + (2) (geometric dilution) --> gerus ad homogen (3) timbang yg. diperlukan (=75 mg)

34 PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS
B. Serbuk menjadi basah B.1. B.O. Higroskopis dan Delikuesen serbuk menjadi lengket / pasta mis. NH4Br, NH4Cl, NH4I, NaBr, NaI, ephedrin, dll Mengatasi : # digerus dlm. mortir kering & hangat # ditambah absorben : MgO, MgCO # bungkus yg. baik & rapat Bhn. delikuesen sebaiknya tdk dibuat sed serbuk

35 PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS
B.2. B.O. bersifat efloresen --> bila diserbuk --> melepaskan air kristal --> serbuk lembab Mis. asam sitrat, FeSO4 --> Mengatasi : Diganti bentuk anhidrus --> dg. jumlah sesuai Panaskan pada temperatur tertentu ad berat konstan

36 PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS
B.3. Campuran eutektik --> serbuk menjadi basah Mis. kamfer dg. mentol (53-74% mentol) -Mengatasi : 1. Ditambah absorben : amilum, MgCO3, MgO > msg2 bahan dicampur dulu dg. absorben 2. Diberikan terpisah 3. Campuran eutektik yg. mencair --> khasiat tdk. berubah --> biarkan mencair kmd. di absorben

37 PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS
C. Tablet dlm. Sediaan Serbuk 1. Tablet digerus --> campur dg. bahan lain 2. Jumlah tablet dlm. pecahan (mis. 4,5 tabl.) > ditimbang 5 tabl. --> digerus halus --> di- timbang lagi seberat 4,5/5 X berat 5 tablet. Contoh : bungkus : R/ Pehachlor tab. 3/ ,5 tablet Panadol tab. 1/ tablet m.f. pulv. d.t.d. no. X

38 PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS
E. Kapsul dlm. Sediaan Serbuk 1. Juml. kapsul bulat --> keluarkan isinya --> digerus halus --> dicampur dg. b.o. lainnya 2. Juml. kapsul pecahan (mis. 5,8 kapsul) --> ambil 6 kapsul --> timbang seluruh isinya --> gerus homogen --> timbang 5,8/6 X berat isi 6 kapsul Contoh : bungkus R/ Amoxycillin mg mg S.L q.s m.f. pulv. d.t.d. No. XII

39 PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS
B.O. Setengah Padat dlm. Sediaan Serbuk - Ekstrak kental : > larutkan dlm. pelarut organik yg. sesuai di mortir hangat --> + bahan pengering yg. inert > Ekstr. Belladon & Ekstr. Hyosciami alkohol 70 % > Ekstr. Cannabis indicae + alkohol 90 % - Adeps lanae & vaselin : * Jumlah < --> larutkan dlm. pelarut organik yg. sesuai --> + bahan pengering yg. inert * Jumlah > --> dilumerkan di atas penangas air --> + bahan pengering yg. inert

40 PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS
B.O. Cair dlm. Sediaan Serbuk a. Tingtura Bhn. berkhasiat tahan pemanasan : mis. Tingtura Opii Juml. < --> langsung ditambahkan di mor tir hangat --> + bhn. pengering Juml. > --> diuapkan di m.h. ad 1/3 bagian > + bhn. Pengering 2. Bhn. berkhasiat tdk. tahan pemanasan : - Dpt. diganti dg. komponennya (mis. TOB) --> ambil komponennya tanpa bhn. Cairnya - Tdk. dpt. diganti (mis. TOC) --> uapkan pd. suhu rendah ad 1/3 bag. --> + bhn. pengering

41 PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS
B. Ekstrak Cair --> sama dg. pengerjaan tingtura --> bila diketahui sisa keringnya --> ganti dg ekstrak keringnya. C. Ekstrak Kental --> B.O. dlm. mortir hangat + pelarut yg. se suai ad larut --> + bhn. pengering yg. inert - Pelarut : tgt. yg. digunakan dlm. pembuatan ekstrak tsb. (mis. alkohol 70% utk. Ekstr Belladon & Ekstr. Hyosciami, Alkohol 90% utk. Ekstr. Cannabis indicae) - Bhn. Pengering : S.L., Amylum, Radix Liq.

42 PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS
D. Cairan Non Alkoholis dlm. Sediaan Serbuk Mis. Liquor Arsenicalis Fowleri --> 1% As2O Juml. < --> langsung ditambahkan Juml. > --> diuapkan di atas p.a. ad 1/3 --> bhn. Pengering E. Miny. Atsiri dlm Elaeosacchara (gula-minyak) - Campuran dari : 2 g Saccharum album tetes Minyak atsiri - Mis. : Elaeosacchara Foeniculi Elaeosacchara Citri - Jika dlm. serbuk ada b.o. lain --> m. atsirinya di+kan terakhir

43 PEMBUATAN SEDIAAN SERBUK DG. BAHAN BERSIFAT KHUSUS
- Jika jumlah Elaeosacchara tidak genap (mis g) --> dibuat dulu sejumlah 4 g Elaeosac- chara (4 g gula + 2 tts. Miny. Atsiri) --> di- timbang sejumlah 3 g.

44 SEDIAAN SERBUK TIDAK TERBAGI (PULVIS)
MACAM SEDIAAN PULVIS 1. Serbuk Tabur/Pulvis adspersorius - F.I. Edisi IV : Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan topikal - Syarat khusus : (Selain homogen, kering, derajat kehalusan ttt.) a. Bebas dr. sifat fisis yg. dpt. menyebabkan iritasi b. Mudah mengalir, dpt. tersebar merata, dpt melekat pd. kulit c. Bila perlu mampu menyerap cairan - Pemakaian : tdk. boleh digun. pd. luka terbuka

45 SEDIAAN SERBUK TIDAK TERBAGI (PULVIS)
BAHAN PENYUSUN * Berdasarkan sifat/fungsi : Sbg. absorbent : kaolin, amilum, talk Sbg. Pelincir & pendispersi : Zn Stearat, amilum, talk Sbg. pelekat : Zn Stearat, Al Stearat, Mg Stearat, La nolin dlm. Juml. < Sbg. bahan obat : antimikroba : Sulfa, Antibiotik, Sulfur adstringen : As. Tanin, AlCl3, ZnO pendingin & antigatal : kamfer, mentol

46 SEDIAAN SERBUK TIDAK TERBAGI (PULVIS)
# Pengayakan : - Serbuk tanpa lemak : ayakan No Serbuk mgd. lemak : ayakan No # Cara Pembuatan : - Sama spt. sediaan serbuk pada umumnya - Penambahan miny. atsiri --> sbg. corrigen > ditambahkan setelah serbuk diayak - Pengayakan : setelah bahan-bahan dicampur semua --> serbuk tabur harus diayak # Contoh serbuk tabur : - Pulvis Acidi Salicylici cum Talco - Bedak Purol

47 SEDIAAN SERBUK TIDAK TERBAGI (PULVIS)
2. Serbuk Effervescent - Sediaan padat untuk pemakaian dalam yg t.d. campuran asam dan basa yg. akan mele paskan gas CO2 bila dilarutkan dlm. air se belum diminum. - Tujuan : Menutup rasa tidak enak (pahit) Mempercepat penyerapan Relatif lebih stabil dp. Potio effervescent Efek psikologik - Formula Umum : R/ Asam Basa

48 SEDIAAN SERBUK TIDAK TERBAGI (PULVIS)
* Asam : - organik : asam sitrat, asam tartrat anorganik : Na. Bifosfat * Basa : - Na. Bikarbonat * - Serbuk dibuat granul --> uk. part. > --> kec reaksi < --> sed. lebih stabil Jumlah asam - basa harus ekivalen Agar rasa enak --> jumlah asam dilebihkan - Hasil yg. baik : R/ Asam sitrat % Asam tartrat 28 % Na bikarbonat 63 % Sebagai pemanis : gula, sakarin

49 SEDIAAN SERBUK TIDAK TERBAGI (PULVIS)
3. Serbuk Gigi * Mengandung : - bahan penggosok deterjen / sabun flavor * Macam bahan Penggosok/abrasive : CaCO Penyabun : Sapo medicatus, Na-lauril SO Pemanis : Saccharin Na Flavor : Ol. Menthae Piperitae Pewarna : Karmin Obat : NaF, ZnSO4, NaCl

50 WADAH SEDIAAN SERBUK * Kuat * Dapat melindungi serbuk dari : - cahaya - udara - lembab * Rapat --> dapat mencegah menguapnya bahan * Sediaan mudah terambil * Wadah bervariasi --> tergantung kebutuhan * Contoh : doos serbuk, pot, botol mulut lebar

51 Daftar Buku Acuan Allen, L.V., The Art, Science and Technology of Pharmaceutical Compounding, Washington, D.C.: American Pharmaceutical Association, pp Aulton, M.E., Pharmaceutics the Science of Dosage Form esign 2nd edition, Edinburgh: Churchill Livingstone, pp Departemen Kesehatan RI, Farmakope Indonesia edisi III, Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Departemen Kesehatan RI, Farmakope Indonesia edisi IV, Jakarta: Departemen Kesehatan RI. King, R.E., Dispensing of Medication 9th edition, Easton Pennsylvania: Mack Publishing Company, pp Thompson, J.E., A practical guide to contemporary pharmacy practice 2nd edition, Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.


Download ppt "Ekarina Ratna Himawati"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google