Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Pengantar Kesusastraan Umum
Ni Made Savitri Paramita, S.S.
2
Unsur Intrinsik Tema Cerita Plot Penokohan Pelataran Sudut pandang
Gaya bahasa
3
TEMA
4
Tema: dasar cerita, gagasan dasar umum sebuah karya sastra
Definisi Makna yang dikandung oleh sebuah cerita (Stanton dan Kenny) Gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai stuktur semantis dan yang menyangkut kesamaan- kesamaan/perbedaan (Hartoko & Rahmanto, 1986:142) Tema: dasar cerita, gagasan dasar umum sebuah karya sastra
5
Penggolongan Tema Tema Tradisional
Tema yg menunjuk pd hal yg “itu-itu” saja telah lama dipergunakan Selalu ada kaitannya dg masalah kebenaran & kejahatan Tema Non tradisional Tema yang tidak lazim, melawan arus, mengejutkan, mengesalkan
6
Tingkatan tema menurut Shipley
Tema tingkat fisik manusia sebagai molekul Lbh byk menyarankan dan atau ditunjukkan oleh banyaknya aktifitas fisik daripada kejiwaan Tema tingkat organik manusia sebagai protoplasma Lbh byk menyangkut/mempersoalkan masalah seksualitas Tema tingkat sosial manusia sebagai makhluk sosial Tentang manusia yang senantiasa “menuntut” pengakuan atas hak individunya Tema tingkat divine manusia sbg makhluk tingkat tinggi Tentang hubungan manusia dengan Tuhan, religiositas, filosofis
7
Tema Utama & Tema Tambahan
Tema Mayor Makna pokok yg menjadi dasar/gagasan dasar umum karya Tema Minor Makna yang hanya terdapat pada bagian-bagian tertentu cerita
8
Penafsiran Tema Mempertimbangkan tiap detil yang menonjol
Tidak bersifat bertentangan dengan tiap detil cerita Tidak mendasarkan diri pada bukti-bukti yang tidak dinyatakan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam novel yang bersangkutan Harus mendasarkan diri pada bukti-bukti yang secara langsung ada dan atau yang disarankan dalam cerita
9
CERITA
10
Definisi Sebuah narasi berbagai kejadian yang sengaja disusun berdasarkan urutan waktu (Forster, 1970:35) Sebuah urutan kegiatan yang sederhana dalam urutan waktu (Abrams, 1981:61) Peristiwa-peristiwa yang terjadi berdasarkan urutan waktu yang disajikan dalam sebuah karya fiksi (Kenny, 1966:12) Cerita: peristiwa yang memiliki kaitan waktu yang jelas, bersebab-akibat
11
Cerita & Fakta Cerita dapat ditulis dengan data faktual
Mimetik: karya sastra merupakan peniruan dari alam (Aristoteles)
12
PLOT
13
- mengandung unsur jalan cerita - adanya hubungan kausalitas
Definisi Cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan sebab-akibat, peristiwa satu disebabkan peristiwa lain (Stanton, 1965:14) Peristiwa-peristiwa cerita yang mempunyai penekanan adanya hubungan kausalitas (Foster, 1927:93) Plot: - mengandung unsur jalan cerita - adanya hubungan kausalitas -misterius
14
Unsur penting dalam pengembangan plot
Peristiwa Konflik Klimaks
15
Peristiwa Peristiwa: peralihan dari 1 keadaan ke keadaan yang lain
Aksi (action) aktivitas yang dilakukan seseorang Kejadian (event) cakupan lebih luas, sesuatu yang dilakukan/dialami tokoh manusia & sesuatu yang di luar aktivitas manusia
16
Jenis peristiwa Peristiwa fungsional Peristiwa kaitan Peristiwa acuan
Peristiwa yg menentukan/mempengaruhi perkembangan plot (inti cerita dr cerita fiksi) Peristiwa kaitan Peristiwa-peristiwa yg berfungsi mengaitkan peristiwa-peristiwa penting (fungsional) dlm pengurutan penyajian cerita Kurang mempengaruhi perkembangan plot Peristiwa acuan Peristiwa yg secara tidak langsung mempengaruhi/berhubungan dg plot Berhubungan dg hal-hal lain, misal: perwatakan, suasana alam, dll
17
Tahapan Plot (Rincian Lain menurut Tasrif)
Tahap Situation (penyituasian) ; pelukisan dan pengenalan tokoh & latar Tahap Generating Circumstances ; tahap pemunculan konflik Tahap Rising Action ; Tahap peningkatan konflik Tahap Klimaks Tahap Denouement ; tahap penyelesaian
18
Konflik Sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara 2 kekuatan yg seimbang dan menyiratkan aksi dan aksi balasan (Wellek & Warren, 1989:285) Sesuatu yg bersifat tidak menyenangkan yg dialami tokoh cerita, yg tidak diinginkan terjadi oleh tokoh (Meredith & Fritzgerald, 1972:27)
19
Bentuk konflik Konflik Internal
Konflik yg terjadi di dalam diri tokoh (konflik batin) Konflik Eksternal Konflik fisik: perbenturan antara tokoh dengan lingkungan alam Konflik sosial: kontak sosial antar manusia/hubungan antarmanusia
20
Klimaks Saat konflik telah mencapai tingkat intensitas tertinggi, dan saat (hal) itu merupakan sesuatu yg tidak dapat dihindari kejadiannya (Stanton, 1965:16) Klimaks: Titik puncak konflik-konflik yg terjadi Tidak semua konflik mencapai klimaks Dpt menimbulkan persepsi yg berbeda pada tiap pembaca Bisa terdapat lebih dari 1 klimaks
21
Antiklimaks Terjadi saat konflik mulai mereda/ketegangan menurun
Masalah/konflik berangsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai menghilang
22
Kaidah Pemplotan Plausibilitas Cerita dpt dipercaya pembaca
Sifat plausibel: tokoh-tokohnya dapat dibayangkan pembaca Tidak plausibel: membingungkan pembaca Suspense Membuat pembaca penasaran dg kelanjutan cerita Fore shadowing: penampilan peristiwa2 tertentu yg bersifat mendahului thd peristiwa2 yg akan dikemukakan kemudian
23
Surprise Kejutan, sesuatu yg bersifat mengejutkan Dikatakan memberikan kejutan jika sesuatu yg dikisahkan/kejadian2 yang ditampilkan menyimpang atau bertentangan dg harapan pembaca (Abrams, 1981:138) Kesatupaduan Berbagai unsur yg ditampilkan (peristiwa2 fungsional, kaitan, acuan yg mengandung konflik atau kehidupan yg ingin dikisahkan) memiliki keterkaitan satu sama lain
24
Penahapan Plot Cerita bisa langsung dimulai dg konflik berkadar tinggi/inti permasalahan in medias res Dikarenakan urutan waktu penceritaan (secara linear, sujet) sengaja dimanipulasikan dengan urutan peristiwa (logika, fabel)
25
Tahapan Plot: Awal – Tengah - Akhir
Tahap perkenalan Garis besar seting tengah Tahap pertikaian Bagian terpenting & terpanjang akhir Tahap pelaraian Akibat dari klimaks
26
Pembedaan Plot Plot lurus (progesif)
Peristiwa2 dikisahkan dg kronologis Plot sorot-balik (flash back) Cerita tdk kronologis Plot campuran Gabungan dr plot progesif & flash back
27
Plot berdasarkan kriteria jumlah
Plot Tunggal Hanya menampilkan seorang tokoh protagonis sbg hero Plot Sub-subplot Memiliki lbh dr 1 alur cerita Lbh dr 1 tokoh yg diceritakan hidupnya
28
Plot berdasarkan kriteria kepadatan
Plot Padat Peristiwa2 fungsional terjadi susul-menyusul scr erat Plot Longgar Pergantian peristiwa fungsional lambat, hbgn antarperistiwa tdk erat
29
4) Berdasarkan Kriteria Isi Cerita ;
Plot peruntungan ; berhubungan dengan cerita yang mengungkapkan nasib, peruntungan. Plot peruntungan dibagi menjadi ; plot gerak (action plot), Plot sedih (pathetic plot), Plot Tragis (Tragic Plot), Plot Penghukuman (punitive plot), Plot Sentimental (sentimental plot), Plot kekaguman (Admiration Plot) Plot Tokohan ; Pementingan tokoh, tokoh yang menjadi fokus perhatian. Plot tokohan dibedakan dalam Plot pendewasaan, Plot pembentukan, Plot Pengujian, Plot Kemunduran Plot Pemikiran ; Sesuatu yang jadi bahan pemikiran, obsesi, perasaan , masalah hidup & kehidupan manusia. Terbagi ke dalam plot Pendidikan (education plot), Plot Pembukaan rahasia (revelation plot), Plot Afektif (affektive Plot), Plot kekecewaan
30
TOKOH
31
Penokohan Tokoh = pelaku cerita , penokohan = pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampikan dalam sebuah cerita Tokoh cerita kadang disebut karakter adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan
32
Tokoh, Penokohan & Teori Resepsi
Seorang tokoh dan kualitas pribadinya berkaitan erat dengan penerimaan pembaca Teori Resepsi = (Teori penerimaan pembaca) Tokoh, Penokohan & Teori Resepsi
33
Kewajaran Kesepertikehidupan Tokoh Rekaan VS Nyata
34
Pembedaan Tokoh Tokoh Utama & Tokoh Tambahan (berdasarkan tingkat pentingnya/segi peranan) Tokoh Protagonis & Tokoh Antagonis (berdasarkan fungsi penampilan tokoh) Tokoh Sederhana & Tokoh Bulat (Berdasarkan perwatakannya) Tokoh Statis & Tokoh Berkembang (Berdasarkan perkembangan perwatakan) Tokoh Tipikal & Tokoh Netral ( Berdasarkan pencerminan trhpd kehidupan nyata)
35
Tokoh Utama = tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Dan ia juga tokoh yang dibuat sinopsisnya. Tokoh tambahan muncul di cerita sedikit & tak dipentingkan. Tokoh protagonis = tokoh yang dikagumi, pengejawantahan nilai & norma yang ideal bagi kita. Tokoh antagonis = tokoh yang menyebabkan konflik bagi tokoh protagonis. Konflik yang dialami oleh tokoh protagonis tidak selalu disebabkan oleh seseorang tapi bisa juga hal lain spt kekuatan alam, kekuasaan dsbnya. Hal ini disebut ; Kekuatan antagonis (antagonistis force)
36
3. Tokoh Sederhana = tokoh yang bersifat monoton, hanya memiliki 1 watak saja. Perwatakannya sederhana dan hanya dibuat dalam 1 kalimat . mis : ia orang yang miskin tapi jujur ia orang yang kaya tapi pelit Sebaliknya Tokoh bulat = tokoh yang kompleks , yang memiliki & diungkap berbagai sisi kepribadian dan jati dirinya. Tokoh bulat lebih menyerupa kehidupan sesungguhnya, karena memiliki berbagai kemungkinan sikap & tindakan, ia juga sering memberikan kejutan.
37
4. Tokoh Statis = tokoh yang dalam cerita tidak mengalami perubahan / perkembangan perwatakan sebagai akibat peristiwa yang terjadi. Sementara tokoh berkembang adalah tokoh yang mengalami perubahan watak sejalan dengan peristiwa dan plot yang dikisahkan. 5. Tokoh tipikal = tokoh yang bersifat mewakili. Merupakan penggambaran/pencerminan sekelompok orang/bangsa/individu. Sedangkan tokoh netral adalah tokoh yang bereksistensi untuk cerita itu sendiri.
38
Teknik Pelukisan Tokoh
Pelukisan secara langsung Teknik uraian (telling) Teknik ekspositori Pelukisan secara tak langsung Teknik ragaan (showing) Teknik dramatik
39
Teknik Ekspositori (penjelasan) / Teknik analitis/Teknik Uraian
Pelukisan tokoh dengan deskripsi, uraian, atau penjelasan secara langsung.Tokoh cerita dihadirkan secara tidak berbelit-belit. Bapaknya yang masih duduk senang di atas kursi rotan itu jadi mantri kabupaten di kantor patih Sumedang. Ia sudah lebih dari separuh baya – sudah masuk bilangan orang tua, tua umur – tetapi badannya masih muda rupanya. Bahkan hatinya pun sekali-kali belum boleh dikatakan “tua” lagi, jauh dari itu. (Katak hendak jadi lembu)
40
Teknik Dramatik Pengarang membiarkan para tokoh cerita untuk menunjukkan dirinya lewat aktivitas yang dilakukan, baik secara lisan atau tindakan. Wujud penggambaran teknik dramatik adalah ; Teknik cakapan Teknik reaksi tokoh lain Teknik tingkah laku Teknik pelukisan latar Teknik pikiran & perasaan Teknik Pelukisan Fisik Teknik arus kesadaran (sifat kedirian tokoh/monolog batin) Teknik reaksi tokoh
41
Usaha identifikasi tokoh melalui prinsip-prinsip sbb
Prinsip pengulangan Prinsip pengumpulan Prinsip kemiripan & pertentangan
42
LATAR
43
PELATARAN (Setting) Latar/setting menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa- peristiwa yang diceritakan.
44
Pembedaan Latar Latar Fisik & Latar Spiritual (nilai2 yang melingkupi dan dimiliki oleh latar fisik) Latar Netral & Latar Tipikal ; Latar netral tdk mendeskripsikan sifat khas yang terdapat dlm sebuah latar sementara latar tipikal memiliki & menonjolkan sifat khas latar tertentu.
45
Unsur-Unsur Latar Latar tempat Latar waktu Latar sosial
46
Anakronisme Adalah ketidaksesuaian antara latar pada cerita dan keterangan aslinya. Anakronisme bisa terjadi bukan saja karena kelalaian penulis tapi juga bisa karena faktor kesengajaan oleh penulis untuk menjembatani imajinasi antara pembaca,pendengar, audience dengan cerita yang bersangkutan.
47
Latar sebagai metafor Terkadang dalam fiksi dijumpai detil-detil deskripsi latar yang tampak berfungsi sebagai suatu proyeksi / objektivikasi keadaan internal tokoh/kondisi spiritual tertentu. Misalnya latar awan kelabu, hujan menggambarkan keadaan hati seseorang Latar sebagai atmosfer Atmosfer dalam cerita adalah udara yang dihirup pembaca sewaktu memasuki dunia fiksi. Bisa berupa deskripsi latar yang mampu menciptakan suasana tertentu, misalnya ceria, romantis, sedih, muram, maut dsbnya
48
SUDUT PANDANG
49
SUDUT PANDANG (Point of View)
Merupakan cara/ pandangan yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar & berbagai peristiwa yang membentuk cerita. Secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 ; Persona pertama ,gaya “aku” Persona ketiga, gaya “dia”
50
Macam sudut pandang Sudut Pandang Persona ketiga ; “dia” . Sudut pandang “dia” terbagi menjadi 2 yakni ; “Dia” maha tahu ; cerita dikisahkan dari sudut “dia”, namun pengarang dapat menceritakan apa saja yang menyangkut tokoh “dia” tersebut, Narator bersifat maha tahu segalanya “Dia” terbatas/ “dia” sebagai pengamat Pengarang melukiskan apa yang dialami, dipikir, dirasakan oleh tokoh cerita tapi hanya terbatas pada satu tokoh saja
51
Sudut pandang persona pertama ; “aku”
Pada gaya “aku” , si tokoh yang berkisah, mengisahkan keadaan & kesadaran dirinya. Terhadap tokoh lain, pengetahuannya terbatas hanya sebagai pengamat saja. Sudut pandang “aku” dibedakan menjadi ; “aku” tokoh utama ; aku-nya menjadi fokus cerita “aku” tokoh tambahan ; “aku” hadir membawakan cerita kepada pembaca tapi bukan kisah tentang dirinya
52
Sudut pandang campuran , “aku” dan “dia”
Mula-mula cerita dikisahkan dari sudut pandang “aku” namun kemudian terjadi pergantian ke “dia” dan kembali lagi ke “aku”. Hal ini terjadi karena si “aku” adalah tokoh utama protagonis, dan pengarang ingin membeberkan pengalaman batinnya tapi karena jangkauannya terhadap tokoh lain terbatas padahal pembaca butuh info penting dari tokoh lain tersebut maka pengarang sengaja beralih ke sudut pandang lain
53
GAYA BAHASA
54
Bahasa Dalam Sastra Bahasa dalam sastra mengemban tugas yakni fungsi komunikatif Struktur novel dan segala sesuatu yang dikomunikasikan senantiasa dikontrol langsung oleh bahasa pengarang Untuk memperoleh efektivitas pengungkapan, bahasa dalam sastra disiasati, dimanipulasi, dan didayagunakan secermat mungkin sehingga tampil beda dgn bahasa non-sastra
55
Ciri bahasa dalam sastra ; mengandung unsur emotif dan konotatif.
Deotomatisasi ; istilah kaum formalis Rusia untuk menyebut bahwa bahasa sastra butuh penyimpangan dari cara yang bersifat otomatis . Penyimpangan tersebut bisa berupa kiasan, penyimpangan dari bahasa sehari-hari dsbnya.
56
Stile & Stilistika Stile atau style adalah cara pengungkapan bahasa/gaya bahasa dalam prosa, atau bagaimana pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan. Stile ditandai oleh pilihan kata, struktur kalimat, bentuk- bentuk bahasa figuratif, penggunaan kohesi dll Stilistika (hakikat stile) adalah studi tentang stile Analisis stilistika biasanya untuk menerangkan hubungan antara bahasa dengan fungsi artistik dan maknanya
57
Cara Analisis Stilistika
Membuat pertanyaan-pertanyaan sbb; Mengapa pengarang dalam mengekspresikan dirinya menggunakan cara-cara khususnya Bagaimanakah efek estetis demikian dapat dicapai lewat bahasa Atau pemilihan bentuk-bentuk bahasa tertentu dapat menimbulkan efek estetis Apakah fungsi penggunaan bentuk-bentuk itu untuk mendukung tujuan estetis
58
Stile dan nada (tone) Membaca sebuah novel biasanya kita merasakan adanya nuansa atau suasana atau yang kerap disebut nada Nada sendiri berarti ekspresi sikap,sikap pengarang terhadap masalah yang dikemukakan terhadap pembaca. Nada dalam prosa bisa berupa nada intim, santai, romantis, mengharukan, sinis, kasar dll Dalam bahasa lisan nada dikenali dengan intonasi, dalam tulisan nada ditentukan oleh kualitas stile
59
Unsur stile Unsur Leksikal Unsur Gramatikal Retorika Kohesi
60
Leksikal Mengacu pada diksi yakni penggunaan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih oleh pengarang Pertimbangan-pertimbangan dalam memilih diksi; Pertimbangan Fonologis ; mis untuk kepentingan alitrasi, efek bunyi tertentu terutama dalam puisi Pertimbangan segi mode, bentuk dan makna yang dipergunakan sebagai sarana mengkonsentrasikan gagasan
61
Untuk menganalisis secara leksikal, perlu membuat pertanyaan-pertanyaan sbb;
Tinjauan Umum Kata yang digunakan sederhana atau kompleks? Kata-kata baku atau informal, termasuk dialek? Apa menggunakan ungkapan dari bahasa daerah atau bahasa asing Bagaimana arah kata tsb, denotasi atau konotasi
62
Tinjauan Khusus Apa jenis kata yang digunakan Kata benda, sederhana atau kompleks, abstrak atau konkret, jika abstrak menyaran pada makna apa, kejadian, persepsi, proses, kualitas moral & sosial Kata kerja jenis apa, intransitif atau transitif, makna menyaran ke tindakan, pernyataan, atau peristiwa Kata sifat, untuk menjelaskan apa, sesuatu yang bersifat fisik, psikis, visual, auditif, referensial, emotif Kata bilangan, tentu atau tak tentu, dan untuk menjelaskan apa
63
Unsur Gramatikal Menyaran pada pengertian struktur kalimat. Bagaimana hubungan antar kata-kata dalam suatu kalimat sesuai dengan kaidah yang berlaku. Analisis Gramatikal dilakukan dengan cara melihat penyimpangan struktur kalimat seperti penghilangan unsur tertentu.
64
Cara lain yang digunakan untuk analisis gramatikal
Kompleksitas Kalimat ; kalimat kompleks atau sederhana Jenis Kalimat ; jenis kalimat apa saja yang muncul, kalimat pernyataan, perintah,pertanyaan..kalimat mana yang menonjol Jenis klausa dan frase
65
Retorika Penggunaan bahasa untuk memperoleh estetis yang dapat diperoleh melalui kreativitas pengungkapan bahasa Bentuk-bentuk retorika ; Majas Penyiasatan struktur Pencitraan
66
Pemajasan Merupakan teknik pengungkapan bahasa, gaya bahasa yang maknanya tak menunjuk pada makna harfiah atau berupa makna kiasan. Bentuk-bentuk pemajasan yang banyak digunakan pengarang adalah bentuk perbandingan atau persamaan yaitu membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain melalui ciri fisik, sikap, sifat, keadaan, suasana dll. Bentuk perbandingan dilihat dari kelangsungan pembandingan persamaannya dibedakan jadi simile , metafora dan personifikasi
67
Simile menyaran pada perbandingan yang langsung dan eksplisit, biasanya memakai kata-kata seperti, bagai, bagaikan, sebagai, laksana, mirip. Cth ; Dihadapan mereka Dukuh Paruk kelihatan remang seperti seekor kerbau besar sedang lelap Metafora merupakan gaya perbandingan yang bersifat tak langsung dan implisit, tak ada kata-kata yang menunjuk perbandingan tsb Cth ; Dihadapan mereka, Dukuh Paruk yang remang adalah seekor kerbau besar sedang lelap Personifikasi gaya bahasa yang memberi sifat benda mati dengan sifat- sifat yang dimiliki manusia sehingga dapat bersikap dan bertingkah laku sebagaimana halnya manusia.
68
Gaya Bahasa Lain Metonimi ; Menunjukkan adanya pertalian yang dekat. Mis; seseorang yang suka membaca karya- karya Natsume Soseki akan dikatakan “Ia suka membaca Soseki” Sinekdoke ; berasal dari bahasa Yunani, synekdechsthai artinya menerima bersama-sama, yaitu menggunakan sebagian untuk menyatakan keseluruhan( pars pro toto) atau sebaliknya, menggunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totum pro parte).
69
Gaya Bahasa Lain Hiperbola ; cara penuturan yang bersifat melebih-lebihkan Paradoks ; Cara penuturan yang sengaja menampilkan unsur pertentangan di dalamnya. Contoh ?
70
Penyiasatan Struktur Untuk mencapai tujuan retorika, peranan penyiasatan struktur cukup menonjol. Penyiasatan struktur adalah bagaimana mengakali struktur kalimat baik struktur makna dan struktur kalimat agar kalimat /wacana untuk mencapai tujuan retorika, seperti menggabungkan antara majas dan stile. Ada beberapa gaya bahasa yang lahir dari penyiasatan struktur ini seperti pengulangan (yang paling banyak dipakai) yaitu gaya repetisi, paralelisme, anafora, polisindenton dan asidenton. Bentuk lainnya adalah antitesis, alitrasi, klimaks, antiklimaks dan pertanyaan retoris.
71
Repetisi ; bentuk gaya pengulangan dengan menampilkan pengulangan kata atau kelompok kata yang sama. Posisi pengulangan bisa dalam 1 kalimat atau lebih, posisinya bebas. Anafora ; Pengulangan kata pada awal beberapa kalimat yang berurutan. Kucari kau karena cemas karena sayang.Kucari kau karena sayang karena bimbang Paralelisme ; Pengulangan struktur kalimat spt kata, frase, kalimat atau alinea. (cth pengulangan awalan di , hak perempuan dibatasi, kebebasannya dikekang dan ditindas dalam rumah tangga) Antitesis ; Pengulangan spt paralelisme tapi untuk menyampaikan gagasan-gagasan yang bertentangan. (kita sudah kehilangan banyak kesempatan, harga diri & airmata, namun dari situ pula kita akan memperoleh pelajaran berharga)
72
Asidenton ; gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat atau suatu konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar, tetapi tidak dihubungkan dengan kata-kata penghubung. Ayah, ibu, anak merupakan inti dari sebuah keluarga. Polisidenton ; gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat atau sebuah konstruksi yang mengandung kata-kata yang sejajar dan dihubungkan dengan kata-kata penghubung. Pembangunan memerlukan sarana dan prasarana juga dana serta kemampuan pelaksana. Alitrasi ; Penggunaan kata-kata yang sengaja dipilih karena memiliki kesamaan fonem & konsonan, baik di awal atau di tengah kata (umumnya di puisi). Kau Keraskan Kalbunya Bagai Batu Membesi Benar
73
Klimaks ; Penekanan gagasan dengan cara menampilkan secara berurutan, urutan penyampaian tsb menunjukkan semakin meningkatnya kadar pentingnya gagasan. Hidup kita diharapkan berguna bagi saudara, orang tua, nusa bangsa dan negara. Sebaliknya anti-klimaks ; menyatakan kemunduran. Bahasa Indonesia diajarkan kepada mahasiswa, siswa SLTA, SLTP, dan SD. Gaya pertanyaan retorik ; Pertanyaan yang sebenarnya tak menghendaki jawaban
74
Pencitraan Adalah adalah kumpulan citra, image, yang digunakan dalam karya sastra, baik dengan deksripsi secara harfiah maupun secara kias. Dalam sastra, pencitraan adalah gaya penuturan yang mengkonkretkan pengungkapan gagasan yang sebenarnya abstrak melalui kata-kata dan ungkapan yang membangkitkan imajinasi. Macam pencitraan itu meliputi indra manusia ; citraan penglihatan (visual), pendengaran (auditoris), gerakan (kinestetik), rabaan (taktil termal) dan penciuman (olfaktori)
75
Langit, kemudi, dan layar, itulah samar ingatku tentang Weh
Langit, kemudi, dan layar, itulah samar ingatku tentang Weh. Tapi di sekolah lama Molten Bass Technisce School di Tanjong Pandan, aku pernah melihat fotonya. Tak bohong orang bilang bahwa dia bukan sembarang, karena Belanda hanya menerima pribumi yang paling cerdas di sekolah calon petinggi teknik kapal keruk timah itu. Foto kuno itu sudah buram. Weh seorang pemuda yang gagah. la bergaya, berdiri condong menumpukan tubuh kekarnya di atas pemukul kasti. Namun, sesuatu yang menyayat tersembunyi dalam matanya. Seringainya hambar, jauh, dan kesakitan. Weh mengawasi lekat siapa pun yang mendekati fotonya. Aku menatapnya, lama, lalu bisikan garau mendesis dari foto itu, "Engkau, laki-laki zenit dan nadir...." Bulu tengkukku meruap, seseorang seakan berdiri di belakangku, aku berbalik, sepi
76
Kohesi Antara bagian kalimat satu dan lainnya terdapat hubungan yang bersifat mengaitkan antarbagian kalimat atau antar kalimat . Hubungan tersebut disusun dengan unsur makna yang dikuatkan dengan kata penghubung atau kata-kata yang bersifat menghubungkan. Hal inilah yang disebut kohesi. Kohesi terbagi menjadi dua yakni kohesi sambungan (linkage) dan rujuk-silang (cross-reference)
77
Kohesi sambungan berupa kata tugas seperti: dan, kemudian, akan tetapi, di samping itu dsbnya. Contohnya : Mereka saling mencintai satu sama lain akan tetapi mereka tidak bisa melangkah ke jenjang pelaminan karena pertentangan dari pihak keluarga. Kohesi rujuk silang adahah hubungan antar kalimat dengan menggunakan teknik pengulangan, namun kadang juga melalui reduksi yakni penyingkatan apa yang akan disebut kembali .
78
BLOG
Presentasi serupa
© 2025 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.