Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Masalah-masalah dalam pendidikan Jepang

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Masalah-masalah dalam pendidikan Jepang"— Transcript presentasi:

1 Masalah-masalah dalam pendidikan Jepang
Isu masyarakat Jepang Masalah-masalah dalam pendidikan Jepang

2 Daftar Isi Budaya Sekolah Jepang Masalah-masalah pendidikan Jepang
Fenomena Monsuta Pearento Enjo Kosai

3 Kurikulum Sekolah Jepang
Kurikulum SD ; Bahasa Jepang, ilmu sosial, matematika, ilmu pengetahuan alam, musik , seni dan kerajinan tangan, pendidikan olah raga dan rumah tangga. Seminggu sekali ada kelas pendidikan moral sebagai bagian dari program pembangunan manusia seutuhnya. Hal ini dimulai sejak SD. Pendidikan moral lebih efektif dibawa melalui interaksi sehari-hari yang rutin di sekolah seperti saat bersih-bersih kelas dan makan siang. Untuk sekolah menengah, kurikulumnya meliputi Bahasa Jepang, matematika, IPS, IPA, Bahasa Inggris, musik, seni, olah raga, studi tour, klub ekskul, dan waktu kunjungan guru ke rumah. Sekolah menengah atas memiliki kurikulum yang beragam, sesuai dengan tipe sekolah tsb.

4 Fitur unik sekolah Jepang
Mengutamakan usaha dari pada kemampuan Ganbarism Sistem Kolaborasi – Masyarakat kelompok Pengembangan “manusia seutuhnya”/”whole person” development

5 Tipe SMA Jepang Elite academic high schools  universitas top di Jepang. Non-elite academic high schools  universitas yang tidak terlalu TOP atau ke akademi / sekolah spesialis privat (senshuugakko) yang mengajari mereka pelajaran seperti administrasi, bahasa, program komputer. (mainstream di Jepang) Sekolah Menengah Kejuruan yang menawarkan kursus di bidang komersial, teknik, agrikultur, iptek rumahan, perikanan dan perawat. 60% lulusannya menjadi pekerja full-time. Sekolah Menengah Korespondensi adalah sekolah menengah yang bentuknya fleksibel, ada sekitar 1.68% untuk siswa yang melewatkan SMA karena alasan-alasan khusus. Sekolah Malam untuk anak-anak miskin tapi ambisius, dimana siang mereka bekerja.

6 Budaya Pengajar dan Sistem Ajar
Proses pembelajaran kolaboratif Kelas besar, siswa 35-40 Guru tidak hanya mengajar /menginstruksi tapi juga monitoring dan mendukung interaksi kelompok, sehingga kadang waktu pengajaran lama. Monitoring yang dilakukan guru bahkan selepas jam sekolah seperti kegiatan baito siswa dsbnya

7 Konsep Whole Person Education
Konsep ini lebih banyak teraplikasikan di ekskul Berupa konsep Shido ; mendidik anak agar mereka siap memasuki dunia dewasa seperti belajar tanggung jawab, menghargai sesama, perencanaan matang dsbnya. Oleh karena itu, peran guru dalam proses monitoring hingga di luar waktu sekolah

8 Budaya Pengajar Guru ikut mengajarkan hal-hal basic sbg seperti memakai sepatu yang tepat (indoor, outdoor, olahraga), membawa apa yang dibutuhkan ; buku tulis, buku teks, seragam olahraga, alat tulis dll, makan siang dengan baik, membersihkan kelas, bertanggung jawab, mengisi buku laporan sekolah yang dibawa pulang ke rumah dll.

9

10 Masalah dalam pendidikan Jepang
anak Kelas sebaya Teman Sekolah Tua Orang Ijime Kekerasan, Enjo kosai Monsuta Pearento Masyarakat kelompok = seragam

11 モンスターペアレントは学校に対して自己中心的で理不尽な要求を繰り返す保護者
Monsuta Pearento モンスターペアレントは学校に対して自己中心的で理不尽な要求を繰り返す保護者 Orang tua yang kerap mengajukan tuntutan tidak masuk akal dan bersifat egois terhadap sekolah

12 Fenomena Monsuta Pearento
Mulai Tahun 2000an, ketika banyak guru mengeluh karena mendapat teror dari orang tua murid Berangkat dari istilah Helikopter  membayangi anak-anak  over protected Pelakunya ibu rumah tangga (Sengyou shufu, 専業主婦)

13 karakteristik Orang Tua yang cenderung kurang bersosialisasi
Menuntut dan mengajukan keluhan (tidak wajar) kepada guru Menganggap sekolah = produsen, orang tua = konsumen Sombong dengan pendidikannya yang tinggi (merendahkan pendidikan guru) Egois

14 Contoh prilaku Monsuta Pearento
Teror telepon sampai ratusan kali, di waktu yang tidak masuk akal Dipaksa membuat bento, mencuci seragam, memotong kuku murid, mengubah hasil kejuaraan dll Guru menegur murid yang mengambil jatah makan siang temannya, esoknya orang tua yang memarahi guru dan sekolah tsb karena kurang mampu melayani anaknya Snow White Protest

15 Snow White Protest Fenomena tahun 2008, ketika sebuah sekolah mengadakan pentas drama Snow White & 7 dwarf. Semua orang tua murid ingin anaknya yang dapat peran Putri Salju, akhirnya ada 25 Putri salju dalam pementasan tersebut.

16 Efek Monsuta Pearento Tahun 2006 seorang guru bunuh diri karena stres dengan teror dari orang tua murid Tingkat depresi guru tinggi ; Guru SD 74.9 %, guru SMP 70.6 %, guru SMA 62.4 % Survey di Aichi Univ of Edu, 70.3 % kekhawatiran jadi guru adalah hubungan dgn orangtua Angka cuti guru meningkat (sekolah jadi tidak nyaman)

17 Penyebab Monsuta Pearento
高度経済成長(Koudo Keizai Seichou ; Pertumbuhan Ekonomi Tinggi) Perekonomian tinggi, kemakmuran meningkat 核家族 ( kaku kazoku ; keluarga inti) Urbanisasi  keluarga menyusut 高学歴社会 (Kougakureki shakai ; masyarakat berpendidikan tinggi) Ekonomi tinggi  pendidikan tinggi

18 Monsuta Pearento & Shoshika
1 Pendidikan Tinggi Karir perempuan meningkat 2 Anak mengganggu karir Punya anak 1 atau tidak sama sekali (shoshika) 3 Terlalu sayang dengan anak Memanjakan anak, menuntut sekolah

19 Efek Monsuta Pearento terhadap guru
 Jumlah guru yang izin sakit karena depresi dan gangguan mental meningkat , ada 5, 458 kasus di tahun sebelumnya 4, 675 di tahun 2006, naik 17 % dari tahun 2005 dan naik 3x lipat dari 10 tahun sebelumnya. Paling banyak guru SD. Di tahun 2007, 60 % cuti yang diajukan guru adalah karena alasan gangguan mental. Pihak administrasi juga dibuat stres. Seorang kepala sekolah bunuh diri karena merasa bertanggung jawab atas kematian seorang anak usia 14 tahun yang meninggal karena tendangan goal yang mengarah padanya karena tertiup angin. Dari suatu survey, separuh guru bermasalah dengan orang tua. Seorang guru hilang nafsu makan dan depresi berat karena teror telpon dari orang tua murid untuk hal-hal sepele, orang tua bahkan ada yang memasang kamera CCTV di sekolah untukmengawasi guru dan anaknya.

20 Enjou Kousai (paid dating)
Fenomena anak sekolah yang menjual diri kepada pria berumur demi uang/ transaksi seseorang menjual layanan seksual untuk uang/ hadiah tanpa paksaan Mulai tahun 95 sejak ada Terekura Bedanya dengan prostitusi  perempuan yang memilih klien Prostitusi untuk membeli barang branded dan update tren Menghilangkan kesepian, agar diterima kelompok, pergaulan Budaya Materialism dan hedonisme


Download ppt "Masalah-masalah dalam pendidikan Jepang"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google