Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
LAJU DEFORESTASI INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN 19 Mei 2014
2
Hutan Hutan adalah suatu hamparan yang berisi sumber alam hayati yang dominasi pepohonan Pohon: Semai: tinggi <1,5m Sapihan : tinggi >1,5m diameter batang <10cm Tiang: diameter batang 10-20cm Pohon: diameter batang >20cm Hamparan hutan penutupan tajuknya > 30 % Unit terkecil hutan tergambar pada peta tergantung skala peta Hutan tanaman adalah suatu areal yang ditanami pohon hutan Untuk memberikan kesamaan informasi apa yang dimaksud hutan, dalam peta ini yang dimaksud hutan adalah gambaran suatu areal atau hamparan yang berisi sumber alam hayati yang dalam hal ini adalah tumbuh tumbuhan dan didominasi oleh pohon pohonan. Dan yang dimaksud pohon pada inventarisasi hutan adalah pohon yang mempunyai diameter batang lebih dari 20 centi meter dan bila tajuknya menutup suatu areal lebih dari 30 persen maka dikatakan areal tersebut adalah areal hutan. Areal hutan terkecil digambarkan pada suatu peta tergantung pada skala peta, pada penyajian peta ini akala 1: , 25 mm2 atau di lapangan seluas ……. Ha. Hutan tanaman suatu areal yang ditanamai oleh tanaman pohon hutan dan telah terditeksi oleh citra satelit warna tajuknya terlihat dominan.
3
Deforestasi Net deforestasi: Perbedaan luas areal berhutan antara dua waktu yang berbeda (suatu periode waktu). Perbedaan luas hutan ini memperhitungkan hutan yang hilang dan hutan yang tumbuh. Gross deforestasi: Hilangnya luas areal hutan pada waktu tertentu yang disebabkan konversi hutan menjadi non hutan. Sebelum lebih jauh pembahasan kita samakan dulu yang dimaksud deforestasi. Deforestasi adalah berkurangnya luasan areal yang berhutan pada periode waktu tertentu. Pengurangan luas hutan ini didapat dari perbedaan luas hutan yang diperoleh dengan membandingkan luasan hutan sebelumnya. Dengan definisi ini maka perhitungan tidak hanya hutan yang hilang saja akan tetapi temasuk juga hutan yang juga bertambah dikarenakan adanya suksesi dan regenerasi secara alamiah, akan tetapi juga termasuk penambahan hutan karena ada kegiatan rehabilitasi, revegetasi, reklamasi, reklamasi maupun penanaman hutan. Ada juga yang menganggap deforestasi adalah hilangnya hutan saja tanpa memperhitungan pertumbuhan atau kegiatan penanaman. Untuk itu ada istilah gros deforestasi yang hanya menghitung hilangnya areal berhutan dan ada istilah Net Deforestasi yang memperhitungkan pertumbuhan dan kegiatan penanaman tersebut.
4
Gross and Net deforestasi
Slide ini memperlihatkan gambaran yang terlihat di citra satelit landsat akan hilangnya areal hutan yang disebut gross deforestasi. Gambaran berikutnya menunjukkan adanya penambahan areal hutan yang dikarenakan pertumbuhan dan kegiatan penanaman. Gabungan kedua kejadian tersebut disebut Net Deforestasi. Pertumbuhan Hutan
5
Perubahan Penutupan Lahan Hutan alam – Belukar – Hutan tanaman (Sumatera Selatan)
4 Juni 2013 17 Mei 1989 13 Juli 2001
6
(Change of forest cover to palm oil)
Deforestation (Change of forest cover to palm oil) Hutan Hilang berganti Tanaman Perkebunan 1996 1990 2013 Slide ini memperlihatkan bagaiman Hutan berubah menjadi tidak berhutan dan kemudian berubah lagi menjadi areal perkebunan. Untuk areal perkebunan karena bukan hutan tidak dihitung sebagai pertymbuhan atau penanaman hutan. Walaupun dilihat secara stok biomasa dan stok karbon perkebunan ini mungkin tidak jauh berbeda dengan hutan tanaman. 2000
7
Klasifikasi Penutupan Lahan
Pemantauan deforestasi ini dilakukan pada peta penutupan hutan dan lahan yang mempunyai klasifikasi sebanyak 23 kelas penutupan. Oleh karena itu selain diketahui perubahan luas hutan diketahui juga perubahan penutupan lahan lainnya, dengan demikian untuk kajian neraca karbon seluruh penutupan lahan untuk kepentingan pemantauan mitigasi perubahan iklim dapat dipergunakan.
8
Peta penutupan hutan lahan 2012-2011
Mosaic citra satelit Peta penutupan hutan lahan Secara ringkas proses deforestasi dimulai dengan penghimpunan seluruh citra satelit landsat kemudian dipilih yang paling baik seperti penutupan awannya yang paling sedikit kemudian dilakukan koreksi teknis citra dan dibuat citra yang paling bersambungan menutup daratan Indonesia atau disebut pembuatan mosaic. Setelah itu ditafsir dan dipetakan untuk menjadi peta penutupan hutan dan lahan
9
DEFORESTASI INDONESIA
TAHUN (Ha) Deforestasi bila dilihat dari lokasi fungsi hutan maka terlihat yang paling besar di hutan produksi tetap, dan mengecil secara berurutan pada hutan produksi terbatas, hutan lindung dan hutan konservasi. Adapun pada hutan produksi yang dapat dikonversi atau HPK kecil dikarenakan luas hutan di areal HPK juga tidak luas dan sudah lebih terfragmentasi. Sedangka deforestasi pada hutan konservasi dan hutan lindung secara umum dikarenakan becana kebakaran hutan.
10
PROVINSI DENGAN DEFORESTASI > 5% PERIODE 2011-2012
Deforestasi Pada periode banyak terjadi provinsi Riau, Klatim, Kalbar, Jambi dan Kalteng. Dengan melihat ini untuk provinsi tersebut penangan upaya untuk menurunkan deforestasi memerlukan upaya lebih.
11
Laju Deforestasi kalau dilihat mulai tahun 2000 sampai dengan 2012, maka tidak jauh berbeda sebarannya pada provinsi dengan kejadian tahun hanya urutan besarnya deforestas saja sedikit berbeda.
12
LAJU DEFORESTASI INDONESIA
TAHUN INDONESIA KAWASAN HUTAN NON KAWASAN 1,87 1,37 0,5 3,51 2,83 0,68 1,08 0,78 0,3 1,17 0,76 0,41 0,83 0,61 0,22 0,45 0,33 0,12 0,35 0,26
13
LAJU DEFORESTASI Tahun 2013-2012
Peta Penutupan hutan dan lahan tahun 2013 telah selesai Untuk meningkatkan transparansi, partispasi dan kualitas peta tahun 2013 tersebut dimintakan tanggapannya pada instansi terkait yang berkait dengan penutupan lahan seperti Kementan, BPN, BIG selain internal Kemenhut. Penghitungan deforestasi tahun masih menunggu tanggapan terhadap peta penutupan hutan dan lahan dari instansi terkait.
14
NATIONAL FOREST MONITORING SYSTEM
www. nfms.dephut.go.id Data dan informasi citra satelit, penutupan hutan dan lahan, serta sebaran deforestasi seluruhnya akan ditayangkan di situs kementeriaan Kehutanan dengan alamat seperti tertera tersebut.
15
Perkembangan Kualitas Pemetaan Penutupan Hutan dan Lahan
Year Data Correction Price Manpower Prior to 1990 RePPProT map hardcopy Medium Limited GCP USD 4000/scene Limited Landsat imagery hard print, CCT, single date Landsat, single date Level L1G USD 700/scene Capable 2009 onward (Single Year) Landsat 7 dan 5, Multi date (1200 scenes processed of 2011) Level L1T (orthorectified) Free of charge Data deforestasi yang telah disusun dahulu dari peta penutupan hutan dan lahan mulai tahun pada masanya itu terkendala oleh beberapa hal, seperti belum seragamnya akurasi peta dasar, ketersediaan dan penyediaan citra yang terbatas. Terbatasnya penyediaan citra pada waktu itu selain masih berupa cetakan harus membeli juga, hal ini berakibat untuk mengeleminasi awan dengan membeli dua citra yang berlokasi sama dengan penutupan awan yang berbeda sangat sulit dari segi penganggaran, dan baru mulai tahun citra satelit mulai gratis. Hal hal seperti tersebut tentunya akan mengurangi akurasi penyusunan peta. Untuk itu review untuk peningkatan akurasi dilakukan.
16
Penyusunan Landsat Mosaic of Indonesia 1990-2013 untuk Review
1996 2000 2003 Review penafsiran untuk penyusunan peta penutupan hutan dan lahan dimulai tahun 1990 2006 2009 2011 2012 2013
17
Pembuatan Peta Penutupan Hutan dan Lahan Indonesia 1990 - 2013
1996 2000 2003 Pemetaan untuk penutupan hutan dan lahan telah selesai dikerjakan akan tetapi untuk peningkatan akurasi masih diperlukan beberapa verivikasi dari instansi yang berkaitan dengan pengelolaan lahan seperti Kementan, BPN dan BIG. 2006 2009 2011 2012 2013
18
Kajian Sementara Laju Deforestasi Hasil Review
Secara ringkas perbedaan hasil sementara review dengan data dahulu seperti terlihat pada kurva tersebut Time
19
Perbedaan hitungan deforestasi dengan hasil review
Dari data histogram terlihat dengan berjalannya waktu perbedaannya semakin mengecil, artinya pemetan penutupan hutan dan lahan bertambah baik.
20
Kegiatan Menurunkan Deforestasi
Percepatan tatabatas kawasan hutan Peningkatan penetapan kawasan hutan Pembentukan KPH, sebagai intesifikasi pengelolaan, pendekatan pelayanan akses masyarakat terhadap manfaat hutan. Penegakan hukum berkait dengan illegal logging dan perambahan,
21
Kegiatan Menurunkan Deforestasi
Pengendalian penggunaan kawasan hutan Penentuan HCV pada pelepasan kawasan hutan, Pendelinasian makro dan mikro dalam perijinan pemanfaatan hutanpencegahan dan penanggulangan kebakaran
22
Kegiatan Menurunkan Deforestasi
penghentian pemberian perizinan baru di hutan primer dan lahan gambut. Peningkatan mutu pengelolaan hutan dengan sertifikasi Rehabilitasi, Reklamasi, revegetasi, penanaman hutan, kebun bibit.
23
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.