Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehRenaldi Permana Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
DELAPAN WATAK PEMIMPIN JAWA : ASTABRATHA Dikutip dari tulisan INDRA TRANGGONO Pemerhati Kebudayaan, Tinggal di Yogyakarta Harian KOMPAS, 16 Agustus 2008 KEARIFAN LOKAL
2
ASTABRATHA Sebagai etnis terbesar di Indonesia, masyara- kat Jawa memiliki konsep tersendiri tentang bagaimana kepemimpinan yang seharusnya. Konsep yang disebut ASTABRATHA itu menilai pemimpin antara lain harus memiliki sifat ambeg adil parama arta atau watak adil merata tanpa pilih kasih (Ki Kasidi Hadiprayitno, 2004) Filosofi Jawa kebanyakan berasal dari hasil be- lajar dari alam. Alam bisa memberi kehidupan dan ketenteraman bagi berbagai mahluk, me- ngapa manusia tidak belajar / meniru dari alam? Secara rinci konsep ini terurai dalam delapan (asta) watak: bumi, api, air, angin, angkasa, matahari, bulan, dan bintang.
3
Atau dalam bahasa Jawa disebut: bumi, geni, banyu, angin, langit, surya, candra, dan kartika. 1.BUMI 1.BUMI. Watak bumi yang harus dimiliki seorang pemimpin ialah mendorong dirinya untuk selalu memberi kepada sesama. Ini berdasarkan analog bahwa bumi merupa- kan tempat untuk tumbuh berbagai tum- buhan yang berbuah dan berguna bagi umat manusia dan hewan. 2.GENI atau API. 2.GENI atau API. Pemimpin harus memiliki sifat API. Api adalah energi, bukan materi. Api sanggup membakar materi apa saja menjadi musnah. Namun, api juga bisa me- matangkan apa saja. Pemimpin memotivasi dan memberi semangat.
4
Api dalam konteks ini bukan dalam pengertian destruktif, melainkan konstruktif. Semangat api yang konstruktif yang harus di- miliki pemimpin, antara lain, adalah kesang- gupan atau keberanian untuk membakar atau melenyapkan hal-hal yang menghambat dinamika kehidupan, misalnya angkara murka, rakus, keji, korup, merusak dan lainnya. AIRBANYU. 3. AIR atau BANYU. Air menggambarkan watak pemimpin yang harus selalu mengalir dinamis dan memiliki watak rendah hati, andhap asor dan santun. Tidak sombong. Tidak arogan.
5
Sifat mengalir juga bisa diartikan bahwa pemim- pin harus mampu mendistribusikan kekuasaan- nya agar tidak menumpuk / menggumpal yang merangsang untuk korupsi. Selain itu, seperti air yang selalu menunjukkan permukaan yang rata, pemimpin harus adil dalam menjalankan kebi- jakan terkait hajat hidup orang banyak. 4. ANGIN – 4. ANGIN – watak angin atau udara, watak yang memberikan hak hidup kepada masyarakat. Hak hidup antara lain meliputi hak untuk mendapat- kan kehidupan yang layak (sandang, pangan, papan, dan kesehatan), mengembangkan diri, mendapatkan sumber kehidupan (pekerjaan), berpendapat dan berserikat (demokrasi), dan mengembangkan kebudayaan.
6
5. SURYA atau MATAHARI – adalah watak pe- mimpin yang harus mampu menjadi penerang kehidupan sekaligus menjadi pemberi energi kehidupan masyarakat. 6. BULAN atau CANDRA – Sebagaimana bulan yang memiliki kelembutan yang menenteram- kan, pemimpin yang bijak selalu memberikan rasa tenteram dan menjadi sinar dalam kege- lapan. Ia harus mampu memimpin dengan berbagai kearifan sekaligus visioner (memiliki pandangan jauh ke depan), bukan memimpin dengan gaya seorang tiran (otoriter) dan berfi- kiran dangkal. 5. SURYA atau MATAHARI – adalah watak pe- mimpin yang harus mampu menjadi penerang kehidupan sekaligus menjadi pemberi energi kehidupan masyarakat. 6. BULAN atau CANDRA – Sebagaimana bulan yang memiliki kelembutan yang menenteram- kan, pemimpin yang bijak selalu memberikan rasa tenteram dan menjadi sinar dalam kege- lapan. Ia harus mampu memimpin dengan berbagai kearifan sekaligus visioner (memiliki pandangan jauh ke depan), bukan memimpin dengan gaya seorang tiran (otoriter) dan berfi- kiran dangkal.
7
7. BINTANG atau KARTIKA – 7. BINTANG atau KARTIKA – Sebagaimana bin- tang menjadi panduan para musafir dan nela- yan, pemimpin harus mampu menjadi orientasi (panutan) sekaligus mampu menyelami perasaan masyarakat. 8. LANGIT atau ANGKASA – 8. LANGIT atau ANGKASA – Seorang pemimpin mesti memiliki watak langit atau angkasa. De- ngan watak ini pemimpin pun harus memiliki keluasan hati, perasaan, dan pikiran dalam menghadapi berbagai persoalan bangsa dan negara. Tidak sempit pandangan, emosional, temperamental, gegabah, melainkan harus jembar hati-pikiran, sabar dan bening dalam memberi pelayanan kepada masyarakat.
8
Bukankah inti atau substansi pemimpin adalah pelayanan ? Pemimpin yang berwatak juragan adalah penguasa yang serba minta dilayani dan selalu menguasai fihak yang dipimpin. Watak itu dapat dipelajari; Pemimpin harus belajar memiliki watak yang dimiliki alam sekitar kita yang memberi kehidupan, kesem- patan, keberdayaan, dan kenyamanan.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.