Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
MIGRASI
2
Urbanisasi Adalah proses perkembangan kependudukan
di perkotaan (Prijono Tjiptoherijanto, 2000) Penyebab urbanisasi : Perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanmigrasi) Pertumbuhan alamiah penduduk perkotaan Perluasan wilayah Perubahan status wilayah dari daerah pedesaan menjadi daerah perkotaan
3
beberapa faktor secara umum yang dapat mempengaruhi terjadinya proses keurbanan
Ketimpangan tingkat pertumbuhan ekonomi antara desa dengan perkotaan Peluang dan kesempatan kerja yang lebih terbuka di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah perdesaan Terjadinya pola perubahan minat tentang lapangan pekerjaan dari pertanian ke industri, utamanya bagi penduduk usia kerja di perdesaan
4
tingkat keurbanan di Indonesia
Berdasarkan SP 1980,1990 dan 2000, tingkat keurbanan di Indonesia 22,3 persen pada tahun 1980 30,9 persen pada tahun 1990 34,3 persen pada 1994 42,0 persen pada tahun 2000. selama duapuluh tahun terakhir, peningkatan presentase penduduk kota mencapai lebih dari 163 persen secara nasional, yaitu dari jumlah penduduk kota 32,845 juta jiwa pada tahun 1980 menjadi 86,40 juta jiwa pada tahun 2000 atau secara proporsi dari 22,3 pada 2000 menjadi 42,0 pada tahun 2000.
5
Lebih majunya teknologi dan infrastruktur prasarana transportasi, sehingga memudahkan terjadinya mobilitas penduduk baik yang permanen atau yang ulang alik Keberadaan fasilitas perkotaan yang lebih menjanjikan, utamanya aspek pendidikan, kesehatan, pariwisata dan aspek sosial lainnya dan sebagainya
6
Indikator Penilaian Daerah Perkotaan menurut BPS
1.Kepadatan 2.Fasilitas pada unit wilayah + kepadatan penduduk + % penduduk yang bekerja pada sektor pertanian + infrastruktur 3.Sama dengan nomor dua, ditambah dengan indeks komposit: Jika Indeks < 20 desa pedesaan (desa rural) Jika Indeks > 20 desa perkotaan (desa urban)
7
berdasarkan definisi dalam sensus penduduk 1980, 1990 dan 2000, batasan tentang kota adalah :
pertama, Kepadatan penduduk mencapai 5 ribu jiwa atau lebih per kilometer persegi. Kedua, jumlah rumah tangga dengan pola usaha pertanian maksimum 25 persen. Ketiga, menunjukkan adanya delapan atau lebih jenis fasilitas perkotaan.
8
Pertumbuhan penduduk kota karena migrasi dibagi menjadi :
1. Migrasi desa-kota : kebanyakan bekerja pada sektor buruh, bangunan, industri, dan angkutan 2. Migrasi kota-perkotaan : kebanyakan bekerja pada sektor jasa, perdagangan, dll.
9
Alasan penduduk untuk melakukan migrasi :
Pekerjaan (ekonomi) Pendidikan Ikut suami/istri/keluarga
10
Mengapa proses urbanisasi tetap harus dikendalikan atau diarahkan?
meningkatnya penduduk daerah perkotaan akan berkaitan erat dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara. terjadinya tingkat urbanisasi yang berlebihan, atau tidak terkendali, dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada penduduk itu sendiri.
11
Ukuran terkendali atau tidaknya proses urbanisasi biasanya dikenal dengan ukuran primacy rate, yang kurang lebih diartikan sebagai kekuatan daya tarik kota terbesar pada suatu negara atau wilayah terhadap kota-kota di sekitarnya. Makin besar tingkat primacy menunjukkan keadaan yang kurang baik dalam proses urbanisasi.
12
Indeks Primasi, dalam hal ini didefinisikan sebagai ratio antara jumlah penduduk kota terbesar pertama terhadap jumlah total penduduk empat kota terbesar (di Indonesia Jakarta terhadap Surabaya, Bandung dan Medan) Hasil perhitungan menunjukkan bahwa indek primasi ini adalah 0,56 pada tahun 1980 dan 0,58 pada tahun 1990 (Firman, 1996). Hal ini mengindikasikan bahwa hampir 60 persen jumlah penduduk perkotaan pada empat wilayah metropolitan terbesar di Indonesia, terkonsentrasi di Jabotabek. Ini berarti pula bahwa Jabotabek sesungguhnya masih berperan sebagai kota primate. Demikian pula pangsa penduduk perkotaan di Jabotabek terhadap jumlah penduduk perkotaan secara nasional telah mencapai 22,5 persen pada tahun 1980, dan 23,6 persen pada tahun 1990, atau kira-kira telah mendekati angka satu per empat.
13
Kebijaksanaan urbanisasi di Indonesia
1. "urbanisasi pedesaan ". (mengembangkan daerah-daerah pedesaan agar memiliki ciri-ciri sebagai daerah perkotaan) 2. "daerah penyangga pusat pertumbuhan". (mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru)
14
Urbanisasi Pedesaan merupakan upaya untuk "mempercepat" tingkat urbanisasi tanpa menunggu pertumbuhan ekonomi, yaitu dengan melakukan beberapa terobosan yang bersifat "non-ekonomi". mengacu pada kondisi di mana suatu daerah secara fisik masih memiliki ciri-ciri pedesaan yang "kental", namun karena "ciri penduduk" yang hidup didalamnya sudah menampakkan sikap maju dan mandiri
15
Daerah Penyangga Pusat Pertumbuhan
a. Kebijaksanaan ekonomi makro yang ditujukan terutama untuk menciptakan lingkungan atau iklim yang merangsang bagi pengembangan kegiatan ekonomi perkotaan. Hal ini antara lain meliputi penyempurnaan peraturan dan prosedur investasi, penetapan suku bunga pinjaman dan pengaturan perpajakan bagi peningkatan pendapatan kota; b. Penyebaran secara spasial pola pengembangan kota yang mendukung pola kebijaksanaan pembangunan nasional menuju pertumbuhan ekonomi yang seimbang, serasi dan berkelanjutan, yang secara operasional dituangkan dalam kebijaksanaan tata ruang kota/ perkotaan, dan c. Penanganan masalah kinerja masing-masing kota.
16
Kebijaksanaan Pengembangan Perkotaan di Indonesia Dilandasi Pada Konsepsi
pengaturan mengenai sistem kota-kota; Terpadu; Berwawasan lingkungan, dan Peningkatan peran masyarakat dan swasta.
17
Syarat-syarat kota yang baik, menurut standard internasional :
Liviability, kenyamanan kota pendorong warga berproduktivitas tinggi Compotetive, kebersaingan untuk mengundang investor Good Governance dan Good Management, transparansi proses dan praktek pembangunan Bankapability, kesadaran akan kemampuan dan keterbatasan dalam pembangunan
18
Transmigrasi (Latin: trans - seberang, migrare - pindah) adalah suatu program yang dibuat oleh pemerintah Indonesia untuk memindahkan penduduk dari suatu daerah yang padat penduduk ke daerah lain di dalam wilayah Indonesia. Penduduk yang melakukan transmigrasi disebut transmigran.
19
Transmigrasi tidak lagi merupakan program pemindahan penduduk, melainkan upaya untuk pengembangan wilayah. Metodenya tidak lagi bersifat sentralistik dan top down dari Jakarta, melainkan berdasarkan Kerjasama Antar Daerah pengirim transmigran dengan daerah tujuan transmigrasi. Penduduk setempat semakin diberi kesempatan besar untuk menjadi transmigran penduduk setempat (TPS), proporsinya hingga mencapai 50:50 dengan transmigran Penduduk Asal (TPA).
20
Untuk mempercepat lokasi transmigrasi menjadi pusat ekonomi dan menjadi kota maka diperkenalkan konsep kota terpadu mandiri (KTM) yang sudah dilaksanakan di sejumlah provinsi di seluruh Indonesia. Pada lokasi KTM akan dibangun sejumlah sarana dan prasarana selayaknya kota, seperti lembaga pemerintah, rumah sakit, pasar, sekolah, sarana telekomunikasi dan transportasi agar masyarakatnya (transmigran dan penduduk lokal) tidak perlu ke kota untuk menjual atau melakukan kegiatan ekonomi, tetapi cukup di KTM.
21
Tujuan Transmigrasi Menurunkan angka kemiskinan Mengatasi pengangguran
Meningkatkan kualitas dan produktivitas Sumberdaya Manusia Meningkatkan infrastruktur permukiman Meningkatkan daya saing meningkatkan kualitas lingkungan Meningkatkan penyediaan pangan
22
Visi Transmigrasi : 'Membentuk Masyarakat Sejahtera Melalui Pemanfaatan Ruang dan Perpindahan Penduduk Secara Menetap'. Misi Transmigrasi : Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui penyediaan peluang kerja dan kesempatan berusaha Mendorong dan memfasilitasi masyarakat untuk melakukan berpindah secara menetap guna peningkatan kesejahteraan Mengakselerasikan pembangunan daerah untuk mencapai keseimbangan pembangunan antar daerah Membentuk komunitas baru yang sejahtera dengan interaksi sosial budaya yang bersendi persatuan dan kesatuan
23
Imigrasi adalah perpindahan orang dari suatu negara-bangsa (nation-state) masuk ke negara lain
Emigrasi adalah perpindahan orang dari suatu negara-bangsa (nation-state) keluar ke negara lain
24
TerimaKasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.