Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehRamadhani Anugerah Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
STRATEGI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM oleh Prof. DR. H. MANSUR, M. Ag
STRATEGI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM oleh Prof. DR. H. MANSUR, M.Ag. Guru Besar STAIN Salatiga Dosen Pascasarjana UNSIQ jateng di Wonosobo Mantan Ketua Bidang Kurikulum Madrasah Development Centre (MDC) Kanwil Depag Jateng
2
DASAR HUKUM : Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis anak. (Pasal 19 PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan).
3
KRITIK PEMBELAJARAN PAI
PAI lebih berkonsentrasi pada persoalan-persoalan teoritis keagamaan yang bersifat kognitif, kurang concern terhadap persoalan bagaimana mengubah pengetahuan agama menjadi makna dan nilai yang perlu diinternalisasikan pada siswa. Metodologi PAI tidak kunjung berubah, ia berjalan secara konvensional, tradisional dan monoton. Pendekatan PAI cenderung normatif, tanpa ilustrasi konteks sosial budaya yang melatarinya. Kegiatan PAI kebanyakan bersifat menyendiri, kurang berinteraksi dengan yang lain, bersifat marjinal. Guru PAI lebih bernuansa guru spiritual/moral, dan kurang diimbangi dengan nuansa intelektual dan profesional.
4
KONSEP DASAR : Contextual Teaching and Learning (CTL)
adalah suatu model pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, sedemikian rupa sehingga hasil belajar bukan sebatas pada pengenalan nilai, tetapi penghayatan,dan bahkan sampai pada penerapan nilai-nilai dalam kehidupan nyata.
5
PENTINGNYA ACTIVE LEARNING:
What I hear, I forget (20%) What I hear and see, I remember a little (50%) What I hear, see and ask question about or discuss with someone else, I begin to understand (70%) What I hear, see, discuss and do, I acquire knowledge and skill (90%) What I teach to another, I master. (99%) (Mel Silbermen)
6
TUJUH KOMPONEN UTAMA PEMBELAJARAN CTL :
Konstruktivisme (constructivism) Bertanya (questioning) Menemukan (inquiry) Masyarakat belajar (learning community) Pemodelan (modelling) Refleksi (reflection) Penilaian sebenarnya (authentic assesment).
7
1. KONSTRUKTIVISME Penerapannya di kelas:
KBM harus diupayakan dan dikemas menjadi proses mengkonstruksi (bukan menerima) pengetahuan dengan melibatkan siswa secara aktif. Guru merancang KBM dalam bentuk siswa bekerja, praktek, berlatih, mendemonstrasikan, menciptakan ide dsb. Pengetahuan dibangun oleh siswa itu sendiri sedikit demi sedikit. MOTTO : “STUDENT LEARN BEST BY ACTIVELY CONSTRUCTING THEIR OWN UNDERSTANDING”
8
2. MENEMUKAN Penerapannya di kelas: Merumuskan masalah
Mengamati dan mengumpulkan data (membaca buku-buku untuk mendapatkan data pendukung) Menganalisis dan menyajikanya dalam tulisan, laporan, atau karya lainnya Mengkomunikasikan pada teman sekelas, guru, pembaca atau yang lain. Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis
9
3. BERTANYA Penerapannya di kelas :
Bertanya dapat diterapkan antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, guru dengan siswa, atau siswa dengan nara sumber lain yang didatangkan di kelas. Bertanya dapat terjadi pada saat siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika mengalami kesulitan, ketika mengamati, dll. Bertanya bagi guru berfungsi untuk mendorong dan menilai kemampuan berfikir siswa. Dan bagi siswa, untuk menggali informasi, mengkonfirmasi apa yang telah diketahui dan mengarahkan pada aspek yang belum diketahui.
10
4. MASYARAKAT BELAJAR Penerapannya di kelas :
Di kelas, guru hendaknya selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Dimana keanggotaan kelompok sangat bervariasi, bahkan bisa melibatkan siswa di kelas atasnya, atau guru melaksanakan kolaborasi dengan mendatangkan ahli di kelas misalnya kyai, modin, petugashaji dll. Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari kerjasama dengan orang lain.
11
5. PEMODELAN Penerapannya di kelas :
Pada saat proses pembelajaran, sebaiknya ada model yang bisa ditiru. Model itu bisa berupa orang, program atau benda. Guru bukan satu satunya model dalam pembelajaran PAI tetapi guru Agama harus bisa menjadi model bagi siswa. Dalam pembelajaran PAI pemodelan tidak cukup di dalam kelas tetapi juga di luar kelas. Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, bekerja dan belajar Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa mengerjakannya
12
6. REFLEKSI Penerapannya di kelas : Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari dan dialami. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktifitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Dengan demikian siswa merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya. Berikan kesempatan di akhir pembelajaran kepada siswa untuk membuat rangkuman, catatan, jurnal, kesan dan saran siswa terkait dengan apa yang baru dipelajari dan dialami.
13
7. PENILAIAN YANG SEBENARNYA
Penerapannya di kelas : Penilaian dilakukan selama dan sesudah pembelajaran,dengan berbagai cara: proses bekerja, hasil karya, penampilan, tes,dll. Penilaian dilakukn secara menyeluruh dan berkesinambungan. Penilaian mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Terintegrasi dengan dehidupan sehari-hari siswa, sehingga penilai tidak hanya guru, tetapi bisa juga teman atau orang lain yang dipercaya guru.
14
PENERAPAN CTL PAI PADA TINGKAT KELAS
Konstruktivisme: kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengethuan, nilai dan ketrampilan barunya. Inkuiri : laksanakan kegiatan inkuiri untuk semua topik sekiranya mungkin. Pertanyaan: kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya. Masyarakat belajar: ciptakan “masyarakat belajar” melalui belajar secara kelompok. Modeling: hadirkan “model” sebagai contoh pembelajaran. Refleksi: lakukan refleksi pada setiap akhir pertemuan kelas, dan Penialainan otentik: lakukan penilaian dengan berbagai cara dan dalam semua aspek.
15
IMPLEMENTASI CTL PAI DI TINGKAT SEKOLAH
Mengkaji meteri yang akan diajarkan, dengan memilah-milah materi yang tekstual dan kontekstual. Mengkaji konteks kehidupan siswa. Memilih materi yang yang dapat dikaitknan dengan kehidupan nyata siswa. Menyusun persiapan pembelajaran yang telah memasukkan konteks ke dalam materi yang akan diajarkan. Melaksanakan pembelajaran kontekstual yaitu mendorong siswa untuk selalu mengaitkan materi yang dipelajari dengan pengethuan dan pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya. Melkuakan penilaian otentik.
16
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN CTL:
Kerjasama Saling menunjang Menyenangkan, tidak membosankan Belajar dengan bergairah Pembelajaran Terintegrasi Menggunakan berbagai metode dan sumber Siswa aktif Sharing dengan teman Siswa kritis – guru kreatif Dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasilkarya siswa. Laporan kepada orang tua siswa bukan hanya rapor tetapi juga hasil karya siswa.
17
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARN (RPP) BERBASIS CTL :
Identitas RPP (memuat : Matapelajaran, kelas, semester, dan alokasi waktu) Tujuan (memuat kompetensi dan life skills yang akan dicapai siswa) Materi Ajar (memuat bahan pelajaran yang akan dipelajari ) Media (memuat jenis media serta sumber belajar yang digunakan untuk mencapai kompetensi) Skenario pembelajaran (memuat metode-metode yang digunakan dan alaur/tahap-tahap pembelajaran dengan memperhatikan komponen-komponen dalam CTL) Penilaian (memuat jenis dan bentuk tes yang terkait dengan model penilaian yang sebenarnya/ authentic assesmen)
18
Wasalamu’alaikum and matur nuwun…
SELAMAT dan SEMOGA SUKSES Amin ya rabbal ‘alamin
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.