Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehBen Susilawati Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Social behavior: tindak kekerasan terhadap perempuan
Elli Nur Hayati Rifka Annisa, Yogyakarta
2
APAKAH KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN?
“Segala tindakan kekerasan yang berbasis gender yang ditujukan pada perempuan, yang mengakibatkan atau mungkin akan mengakibatkan penderitaan secara fisik, seksual, atau psikologis; termasuk tindakan mengancam, memaksa atau membatasi kebebasan; baik yang terjadi di ranah publik maupun domestik” Declaration on the elimination on violence against women; passed by UN General Assembly, 1993.
3
Berbagai bentuk KTPBG Lokasi Korban Kategroi Rumah tangga
(domestic setting) Isteri; Anak; PRT KDRT (fisik, mental, seksual, ekonomi); Child abuse & neglect, incest; Kekerasan fisik, mental, seksual dan ekonomi. Institusi, Organisasi, Perkantoran (public setting) Karyawati/ buruh perempuan Pelecehan seksual, eksploitasi, diskriminasi upah. Tempat umum (public setting) perempuan Pelecehan seksual
4
Historical background (1)
Persoalan KDRT mulai muncul ke permukaan sekitar awal tahun 70-an di Inggris. Pada saat itulah temporary safe house atau yang dikenal dengan “shelter” mulai dibuat untuk menampung perempuan yang terpaksa lari dari rumahnya karena teraniaya dalam perkawinannya.
5
Historical background (2)
Pada pertengahan tahun 70-an, survey besar tentang kekerasan dlam rumah tangga mulai dilakukan di AS oleh Gelles dan Strauss. Hasil survey mereka menunjukkan bahwa 3.8% perempuan AS telah mengalami penganiayaan dari pasangannya dalam 12 bulan terakhir. Riset mereka kemudian menjadi milestone bagi penelitian KDRT di seluruh dunia.
6
Theoretical background (1)
Hasil riset Gelles & Strauss kemudian melahirkan teori “family violence” yang memandang ahwa KDRT terjadi semata-mata karena anggota keluarga sedang menghadapi stressor psikososial sehingga muncul konflik dalam keluarga yang kemudian diselesaikan dengan cara-cara abusive. Jadi KDRT merupakan fenomena resolusi konflik keluarga.
7
Theoretical background (2)
Teori Family violence dari Gelles & Strauss kemudian mendapat banyak kritik karena gagal memberi jawaban: “mengapa lebih banyak perempuan (dalam hal ini pasangan perempuan) yang menjadi sasaran tindak kekerasan dalam keluarga?” Gelles & Strauss semata-mata menjawab bahwa hal itu lebih disebabkan karena lelaki memang lebih agresif dan temperamental dibanding perempuan.
8
Theoretical background (3)
Pada awal tahun 80-an Dobash & Dobash mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Mereka tidak hanya melakukan survey tetapi juga melakukan studi dokumen di kantor-kantor Polisi dan rumah sakit tentang pengaduan kasus penganiayaan. Mereka menemukan fakta bahwa memang perempuan merupakan target terbanyak tindak kekerasan, terutama kekerasan di wilayah domestik.
9
Theoretical background (4)
Penelitian Dobash & Dobash melahirkan teori “power relation” yang menggaris bawahi KDRT sebagai suatu bentuk kontrol suami atau pasangan lelaki terhadap isteri atau pasangan perempuannya. Teorinya didukung banyak temuan lain yang mengungkap pengalaman para perempuan korban kekerasan, juga pengakuan kaum lelaki soal hak yang membolehkan mereka menggunakan cara kekerasan dalam mendidik isterinya
11
Fakta tentang KDRT
12
Fakta tentang KDRT kekerasan Foto-foto di atas menunjukkan bahwa kekerasan seringkali terjadi secara berulang Itu karena kekerasan memang bersiklus reda konflik bulan madu
13
Kekerasan terhadap perempuan (KTPBG) adalah masalah kesehatan masyarakat ? (1)
Di seluruh dunia, diperkirakan bahwa KTP adalah penyebab utama kematian dan keterpurukan perempuan pada usia subur sebesar jumlah penderita kanker, dan penyebab utama ketidaksehatan perempuan sebesar kombinasi penderita kecelakaan lalin + malaria (WHO, 1999)
14
Kekerasan terhadap perempuan (KTPBG) adalah masalah kesehatan masyarakat ? (2)
Di seluruh dunia, setidaknya satu dari tiga perempuan mengalami pemukulan, dipaksa melakukan tindakan seksual, dan dianiaya (Population Report, 1999)
15
DAMPAK KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN (1)
Kesehatan fisik (cedera, kecacatan permanen, kesehatan buruk, gangguan fungsional tubuh, dsb.) Kesehatan mental (depresi, PTSD, kecemasan, insomnia, dsb.) Kesehatan reproduksi (kehamilan tak dikehendaki, keguguran, BBLR, STIs/HIV, dsb.) Perilaku kesehatan yang negatif (merokok, alkohol, obesitas, dsb.) Intergenerational transmission of violence
16
“The ecological framework” (Lori Heise, 1998).
Mengapa terjadi KTP? “The ecological framework” (Lori Heise, 1998). Faktor individual Faktor Keluarga Faktor komunitas/masyarakat Faktor sistemik negara
17
Mengapa terjadi KTPBG? “The ecological framework” menerangkan bahwa kerasan terhadap perempuan (termasuk KDRT) terjadi karena kontribusi berbagai faktor, yaitu: Faktor individual: adanya temperamen, karakter individual yang menyebabkan seseorang melakukan tindak kekerasan. Faktor keluarga: adanya pola asuh yang tidak adil gender, figur ayah yang dominan & ibu yang subordinat. Faktor komunitas: adanya kultur masyarakat yang mentoleransi dominasi lelaki terhadap perempuan, masalah kemiskinan, pengangguran, dsb. Faktor struktural negara: ketiadaan pengakuan negara atas masalah kekerasan berbasis gender, sehingga tidak ada perlindungan hukum bagi perempuan & hukuman bagi pelaku kekerasan
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.