Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
JARINGAN MAKANAN DI DALAM KOLAM
SELAMAT MERENUNG
2
TROPIC LEVEL PADA PERAIRAN
PLANKTON IKAN HERBI VORA IKAN OMNI IKAN CARNI
3
MAKANAN ALAMI DI DALAM KOLAM
IKAN PUPUK ANORG UREA TSP ORGAN KANDANG KOMPOS KOLAM IKAN TUMBUH PLANKTON TUMBUH BAKTERI TUMBUH DETRITUS DLL
4
PERBANDINGAN MAKANAN ALAMI DENGAN MAKANAN BUATAN
IKAN DI ALAM MAKAN BERBAGAI MACAM MAKANAN KARENA MEMPUNYAI DERAJAT KESUKAAN YANG BERBEDA – BEDA SECARA EKONOMI MAKANAN ALAMI LEBIH MURAH DAN RAMAH LINGKUNGAN DIBANDING DENGAN MAKANAN BUATAN MAKANAN ALAMI MEMPUNYAI KELENGKAPAN GIZI YANG LEBIH SEMPURNA DIBANDING DENGAN MAKANAN BUATAN PERBANDINGAN MAKANAN ALAMI DENGAN MAKANAN BUATAN
5
IKAN PADA EKOSISTEM ALAM
TIDAK SEMUA IKAN TERMASUK JENIS EKONOMIS PENTING ADANYA IKAN KARNIVORA AKAN MEMBOROSKAN ENERGI EKOSISTEM ALAM MEMPUNYAI PRODUKTIFITAS YANG TINGGI TETAPI SECARA LANGSUNG MEMPUNYAI NILAI MANFAAT YANG RENDAH BAGI MANUSIA
6
AQUACULTURE SUATU CARA UNTUK MENYEDERHANAKAN JARING-JARING MAKANAN ALAMIAH DENGAN HANYA MEMELIHARA BEBERAPA JENIS IKAN EKONOMIS PENTING TERTENTU
7
TUJUAN AQUACULTURE MENGHILANGKAN IKAN – IKAN CARNIVORA DARI SISTEM
MEMELIHARA IKAN – IKAN YANG TINGKAT TROPIC LEVELNYA RENDAH AGAR DAPAT MEMANFAATKAN ENERGI SECARA EFISIEN MEMELIHARA JENIS IKAN YANG BERSIFAT KOMPLEMEN DAN MENGHINDARI IKAN YANG BERSIFAT KOMPETITIF, TERUTAMA DI DALAM MENERAPKAN SISTEM POLIKULTUR
8
ISTIRAHAT DULU AAH
9
PRODUKSI MAKANAN ALAMI TIDAK MAMPU MEMBERIKAN HASIL PANEN YANG TINGGI OLEH KARENA ITU PERLU IN-PUT ENERGI PUPUK ORGANIK KOTORAN TERNAK/MANUSIA KOMPOS PUPUK AN-ORGANIK UREA TSP , DLL MAKANAN TAMBAHAN LIMBAH AGRO-INDUSTRI PELLET
10
SISTEM AQUAKULTUR DENGAN VEGETASI SEBAGAI IN-PUT ENERGI
DALAM SISTEM INI HARUS ADA IKAN HERBIVORA, CONTOH GRASS CARP (Ctenopharyngodon idella) SISTEM INI DIKENAL DENGAN ISTILAH TRADITIONAL CHINESE POLYCULTURE SYSTEM GRASS CARP MAMPU MENGKONSUMSI 100 – 174% BW/HARI, DENGAN KONVERSI 30 – 200% BERAT BASAH GRASS CARP JUGA DISEBUT SEBAGAI LIVING MANURING MACHINE
11
IKAN LAIN YANG DAPAT DIKULTURE DENGAN VEGETASI SEBAGAI IN-PUT ENERGI
GURAMI DAUN AQUATIC MACROPHYTA : KELADI, GENJER, KETELA, DLL TAWES SUBMERSED AQUATIC MACROPHYTA : HYDRILLA, NAJAS, CERATOPHYLLUM FLOATING AQUATIC MACROPHYTA : SALVINIA, WOLVIA, LEMNA , DLL TILAPIA SUBMERSED AQUATIC MACROPHYTA FLOATING AQUATIC MACROPHYTA
12
SISTEM AQUACULTURE DENGAN VEGETASI SEBAGAI IN-PUT ENERGI
TERESTRIAL AQUATIC MACROPHYTA IKAN HERBIVORA AQUATIC MACROPHYTA NUTRIEN IKAN CARNIVORA MATI PUPUK
13
I. PEMBESARAN DI TAMBAK Permintaan akan kepiting bakau
sangat besar untuk kebutuhan dalam dan luar negeri Kualitas air untuk budidaya : Salinitas : ppt Suhu : ºC pH : 7 – 8,5 Oksigen : 4-7 ppm PEMBESARAN Benih tebar awal 20 – 40 gram/2-3cm Kedalaman air 40 cm Pergantian air 20-30%/hari Padat Tebar benih 3 – 5 ekor/m² Pakan ikan rucah, ikan kering atau pellet Dosis pakan 3– 6% per berat Biomass Dosis harian 2 kali/hari (pagi dan sore) Waktu pembesaran 4 – 6 bulan Berat panen / ekor 200 – 300 gram
14
II. PEMBESARAN DI HAMPANG
Permintaan akan kepiting bakau sangat besar untuk kebutuhan dalam dan luar negeri Kualitas air untuk budidaya : Salinitas : ppt Suhu : ºC pH : 7 – 8,5 Oksigen : 4-7 ppm PEMBESARAN Benih tebar awal 20 – 40 gram/2-3cm Kedalaman air 40 cm Pergantian air 20-30%/hari Lokasi hutan mangrove Padat Tebar benih 3 – 5 ekor/m² Pakan ikan rucah, ikan kering atau pellet Dosis pakan 3– 6% per berat Biomass Dosis harian 2 kali/hari (pagi dan sore) Waktu pembesaran 4 – 6 bulan Berat panen / ekor 200 – 300 gram
15
III. PEMBESARAN DI KARAMBA
Permintaan akan kepiting bakau sangat besar untuk kebutuhan dalam dan luar negeri Kualitas air untuk budidaya : Salinitas : ppt Suhu : ºC pH : 7 – 8,5 Oksigen : 4-7 ppm PEMBESARAN Benih tebar awal 80 – 100 gram/3-7cm Kedalaman air 40 cm Pergantian air 20-30%/hari Lokasi di tambak atau hutan mangrove Padat Tebar benih 20 – 25 ekor/m² Pakan ikan rucah, ikan kering atau pellet Dosis pakan 3– 6% per berat Biomass Dosis harian 2 kali/hari (pagi dan sore) Waktu pembesaran 1,5 – 2 bulan Berat panen / ekor 200 – 300 gram
16
IV. PEMBESARAN DI JARING APUNG
Permintaan akan kepiting bakau sangat besar untuk kebutuhan dalam dan luar negeri Kualitas air untuk budidaya : Salinitas : ppt Suhu : ºC pH : 7 – 8,5 Oksigen : 4-7 ppm PEMBESARAN Benih tebar awal 80 – 100 gram/3-7cm Kedalaman air 40 cm Pergantian air 20-30%/hari Lokasi di tambak atau hutan mangrove Padat Tebar benih 20 – 25 ekor/m² Pakan ikan rucah, ikan kering atau pellet Dosis pakan 3– 6% per berat Biomass Dosis harian 2 kali/hari (pagi dan sore) Waktu pembesaran 1,5 – 2 bulan Berat panen / ekor 200 – 300 gram
17
PEMBESARAN UDANG GALAH DI TAMBAK
Pemupukan : - pupuk kandang 150kg/ha - TSP 100 kg/ha - Urea 150 kg/ha Padat tebar : – ekor/ha Tinggi air tambak : 70 – 100 cm Lama pemeliharaan : 5-6 bulan Tebar awal ukuran ; 2-5 cm Target berat panen : 30 gram/ekor
18
Kualitas air tambak untuk budidaya udang galah
Suhu air : °C pH : 6,5 – 8,5 Oksigen terlarut : 5 ppm Salinitas 0 ppt Tinggi air 70 – 100 cm
19
BUDIDAYA RUMPUT LAUT Euchema cottonii Budidaya di Tambak:
Salinitas ; ppt -Suhu air: 20-28ºC pH : 6-9 Euchema cottonii Budidaya di laut Salinitas 28 – 33ppt -Suhu air : ºC - pH : 6,5 - 9 Gracilaria sp
20
BUDIDAYA EUCHEMA COTTONII
LEPAS DASAR LONG LINE/RAWAI RAKIT
21
BUDIDAYA GRACILARIA sp
TEBAR DASAR SISTEM IKAT
22
Terima kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.