Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehAzka Queenz Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Pertimbangan Praktis dalam Memilih Masalah
Pemilihan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan pertimbangan sebagai berikut: Sebaiknya Masalah Dapat Dilaksanakan Pada saat kita memilih masalah tertentu maka pertanyaan-pertanyaan di bawah ini bermanfaat untuk mengecek apakah kita akan dapat melakukan riset dengan masalah yang sudah kita tentukan sebelumnya: Apakah masalah tersebut dalam jangkauan kita? Apakah kita mempunyai cukup waktu untuk melakukan riset dengan masalah tersebut? Apakah kita akan mendapatkan akses untuk memperoleh sampel yang akan kita gunakan sebagai responden sebagai sarana pemerolehan data clan atau informasi? Apakah kita mempunyai alasan khusus sehingga kita percaya akan dapat memperoleh jawaban dari masalah yang kita rumuskan? Apakah metode yang diperlukan sudah kita kuasai?
2
Jangkauan Riset Dari sisi jangkauan atau kedalaman dan keluasan riset; apakah masalahnya cukup memadai untuk diteliti? Misalnya masalah terlalu luas sehingga waktu yang dibutuhkan menjadi lebih lama atau masalah terlalu sempit sehingga tidak dapat dikembangkan lagi. Apakah jumlah variabelnya sudah cukup? Apakah jumlah datanya cukup untuk dilaporkan secara tertulis? Keterkaitan Dalam memilih masalah, apakah ada alasan yang terkait dengan persyaratan yang sebaiknya dipenuhi. Misalnya, apakah masalah yang kita teliti berkaitan dengan latar belakang bidang ilmu, keahlian, pengetahuan, atau pekerjaan kita? Jika kita melakukan riset dengan masalah tersebut, apakah kita akan mendapatkan nilai tambah bagi pengembangan diri kita, khususnya menambah pengetahuan dalam mempraktikkan teori yang sudah kita dapatkan? Nilai Teoritis Apakah masalah yang akan diteliti mempunyai nilai teoritis sehingga dapat membantu mengembangkan teori yang sudah ada? Apakah hasil risetnya nanti akan memberikan sumbangan pengetahuan terhadap ilmu yang kita pelajari? Apakah hasil risetnya layak untuk dipublikasikan? Nilai Praktis Apakah hasil risetnya nanti akan memiliki nilai-nilai praktis bagi para praktisi di bidang yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti? Artinya, hasil riset akan memberikan kontribusi atau manfaat praktis, misalnya periklanan, desain kemasan produk, dan lain sebagainya
3
Di bawah ini diberikan contoh-contoh detil mengenai masalah yang dapat diteliti.
Pertanyaan Masalah Desain Pertanyaan Riset Tujuan Riset Apakah perubahan logo dapat meningkatkan citra positioning perusahaan? Apakah logo yang baru dapat meningkatkan posisi perusahaan di masyarakat? Logo baru diharapkan dapat meningkatkan positioning perusahaan di masyarakat, khususnya konsumen. Apakah desain iklan memengaruhi minat beli konsumen? Apakah desain iklan produk parfum X dapat memengaruhi minat beli konsumen pengguna parfum tersebut desain iklan produk parfum X diharapkan dapat memengaruhi minat beli konsumen pengguna parfum tersebut. Apakah desain point of purchase memengaruhi volume penjualan Apakah desain point of purchase dapat meningkatkan volume penjualan produk sampo Sunsilk? Desain point of purchase dapat diharapkan meningkatkan volume penjualan
4
Menyusun Hipotesis Setelah masalah dirumuskan, langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis. Apakah hipotesis itu? Ada banyak definisi hipotesis tetapi kesemuanya mengacu pada pengertian yang sama, di antaranya ialah bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang sedang diteliti. Menurut Prof. Dr. S. Nasution, definisi hipotesis ialah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang diamati dalam usaha untuk memahami" (Nasution: 2000
5
Asal dan Fungsi Hipotesis
Hipotesis dapat diturunkan dari teori yang berkaitan dengan masalah yang akan Misalkan seorang peneliti akan melakukan riset mengenai pengaruh daya tarik suatu desain. Agar dapat menurunkan hipotesis yang baik maka sebaiknya yang bersangkutan membaca teori mengenai penentuan harga. Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji kebenarannya. Oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran atau teori dengan menggunakan data empiris. Jika hipotesis sudah diuji dan bukti kebenaranya maka hipotesis itu akan menjadi suatu teori. Jadi sebuah hipotesis diturunkan dari suatu teori yang sudah ada, diuji kebenarannya, dan kemudian pada akhirnya memunculkan teori baru
6
Pertimbangan dalam Merumuskan Hipotesis
Dalam merumuskan hipotesis, peneliti perlu berbagai pertimbangan, di antaranya: Harus mengekspresikan hubungan antara dua variabel atau lebih. Maksudnya, dalam merumuskan hipotesis maka seorang peneliti harus setidak-tidaknya mempunyai dua variabel yang akan dikaji. Kedua variabel tersebut adalah variabel bebas dan variabel tergantung. Jika variabelnya lebih dari dua, biasanya terdiri dari satu variabel tergantung dan dua variabel bebas. Harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, artinya rumusan hipotesis harus bersifat spesifik dan mengacu pada satu makna, tidak boleh menimbulkan penafsiran ganda. Jika hipotesis itu dirumuskan secara umum maka hipotesis tersebut tidak akan dapat diuji secara empiris. Harus dapat diuji secara empiris. Maksudnya ialah memungkinkan untuk diungkapkan dalam bentuk operasional yang dapat dievaluasi berdasarkan data yang didapatkan secara empiris. Sebaiknya hipotesis tidak mencerminkan unsur- unsur moral, nilai-nilai ataupun sikap.
7
Jenis-jenis Hipotesis
Berdasarkan tingkat abstraksi dan bentuknya, secara garis besar ada dua jenis hipotesis. Menurut tingkat abstraksinya, hipotesis dibagi menjadi: Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia empiris. Hipotesis jenis ini berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat umum yang kebenarannya diakui oleh orang banyak pada umumnya, misalnya "pada umumnya orang menyukai warna", "hitam dan putih dikatakan tidak berwarna", "Jika ada warna merah pada lampu traffic light maka mobil berhenti". Kebenaran-kebenaran umum seperti itu sudah diketahui orang banyak walau jika diuji secara ilmiah belum tentu benar. Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal. Pada kenyataannya dunia ini sangat kompleks. Untuk memelajari kekompleksitasan dunia tersebut kita memerlukan bantuan filsafat, metode, dan tipe-tipe yang ada. Pengetahuan mengenai kecenderungan sikap manusia terhadap warna tertentu akan membantu kita memahami bagaimana para desainer membuat desain kemasan produk tertentu. Hipotesis yang digunakan untuk mencari hubungan antar variabel. Hipotesis ini merumuskan hubungan antara dua atau lebih variabel yang diteliti. Dalam menyusun hipotesis, peneliti harus dapat mengetahui variabel mana yang memengaruhi variabel lain sehingga variabel tersebut berubah, misalnya hubungan antara pemilihan warna logo pada perusahaan tertentu dengan visi dan misi perusahaan tersebut.
8
Menurut bentuknya, hipotesis dibagi menjadi tiga:
Hipotesis riset/kerja. Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti verhadap suatu masalah yang sedang dikajinya. Dalam hipotesis ini peneliti :nenganggap benar hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara zmpiris melalui pengujian dengan mempergunakan data yang diperoleh dari riset. Misalnya: Ada hubungan antara pengenalan tanda-tanda lalu lintas dengan kesadaran berlalu-lintas. Hipotesis operasional. Hipotesis ini merupakan hipotesis yang bersifat obyektif di mana peneliti merumuskan hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya, tetapi juga berdasarkan obyektivitasnya bahwa hipotesis riset yang dibuatnya itu belum tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti memerlukan hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau yang secara teknis disebut hipotesis nol (HO). HO digunakan untuk memberikan keseimbangan terhadap hipotesis riset karena peneliti meyakini bahwa dalam pengujian nanti benar atau salahnya hipotesis riset tergantung dari bukti-bukti yang diperoleh selama riset. Contoh: H0: Tidak ada hubungan antara pengenalan tanda-tanda lalu lintas dengan kesadaran berlalu-lintas. Hipotesis statistik. Hipotesis ini merupakan jenis hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik. Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamat-an peneliti terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif). Misalnya: H0: p = 0; atau H0: n = 0.
9
Tugas Perorangan Dari karakter new logo Garuda Indonesia
Terapkan metode desainnya, terapkan dan implementasikan desainnya kedalam salah satu karya desain produk yang dihasilkan sesuai ciri karakter logo baru. Pilihannya : Desain & Penerapan Logo Dalam Pesawat Desain & Perapan Logo Dalam Mobil Dinas Garuda Façade Desain Ticketing Counter & Desain Produk counter ticketing Façade Desain Customer Relation & Deisain Produk meja cs Desain Produk Furniture Garuda Indonesia shop display Desain Produk Counter executive lounge Desain produk Merchandise Garuda Indonesia. Tugas karya disajikan kedalam gambar 3D kedalam kertas A3 ditempel dalam black impraboard 40 x 60 cm Konsep kedalam papper A4 Dipresentasikan sebagai Tugas UAS.
10
Denah Executive lounge
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.