Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Dermatitis Atopi Haryson Tondy Winoto, dr.,Msi.Med.,Sp.A IKA UWKS.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Dermatitis Atopi Haryson Tondy Winoto, dr.,Msi.Med.,Sp.A IKA UWKS."— Transcript presentasi:

1 Dermatitis Atopi Haryson Tondy Winoto, dr.,Msi.Med.,Sp.A IKA UWKS

2 •penyakit kulit reaksi inflamasi yang didasari oleh
Dermatitis atopik (DA) •penyakit kulit reaksi inflamasi yang didasari oleh faktor herediter dan faktor lingkungan, bersifat kronik residif dengan gejala eritema, papula, vesikel, kusta, skuama dan pruritus yang hebat. • Bila residif biasanya disertai infeksi, atau alergi, faktor psikologik, atau akibat bahan kimia atau iritan.

3

4 • Penyakit ini dinamakan dermatitis atopik oleh
karena kebanyakan penderitanya memberikan reaksi kulit yang didasari oleh IgE dan mempunyai kecenderungan untuk menderita asma, rinitis atau keduanya di kemudian hari yang dikenal sebagai allergic march.

5 • Dermatitis atopik atau eksema adalah
peradangan kronik kulit yang kering dan gatal yang umumnya dimulai pada awal masa kanak- kanak. • Eksema dapat menyebabkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur. • Penyakit ini dialami sekitar 10-20% anak. • Umumnya episode pertama terjadi sebelum usia 12 bulan dan episode-episode selanjutnya akan hilang timbul hingga anak melewati masa tertentu. Sebagian besar anak akan sembuh dari eksema sebelum usia 5 tahun. • Sebagian kecil anak akan terus mengalami eksema hingga dewasa.

6 • Respon Imun Sistemik Terdapat IFN-g yang
• Multifaktor DA mempunyai penyebab multi faktorial antara lain faktor genetik, emosi, trauma, keringat, imunologik • Respon Imun Sistemik Terdapat IFN-g yang menurun. Interleukin spesifik alergen yang diproduksi sel T pada darah perifer (interleukin IL-4, IL-5 dan IL-13) meningkat. Juga terjadi Eosinophilia dan peningkatan IgE.

7

8 Reaksi imunologis DA • Sekitar 70% anak dengan DA mempunyai riwayat atopi dalam keluarganya seperti asma bronkial, rinitis alergi, atau dermatitis atopik. Sebagian besar anak dengan DA (sekitar 80%), terdapat peningkatan kadar IgE total dan eosinofil di dalam darah. • Anak dengan DA terutama yang moderat dan berat akan berlanjut dengan asma dan/atau rinitis alergika di kemudian hari (allergic march), dan semuanya ini memberikan dugaan bahwa dasar DA adalah suatu penyakit atopi.

9 • Terdapat tiga bentuk klinis dermatitis atopik, yaitu
bentuk infantil, bentuk anak, dan bentuk dewasa. • Bentuk infantil Secara klinis berbentuk dermatitis akut eksudatif dengan predileksi daerah muka terutama pipi dan daerah ekstensor ekstremitas  berlangsung sampai usia 2 tahun Predileksi pada muka lebih sering pada bayi yang masih muda, sedangkan kelainan pada ekstensor timbul pada bayi sel sudah merangkak. Lesi yang paling menonjol pada tipe ini adalah vesikel dan papula, serta garukan yang menyebabkan krusta dan terkadang infeksi sekunder. Gatal merupakan gejala yang mencolok Pada sebagian penderita dapat disertai infeksi bakteri maupun jamur.

10 dari bentuk infantil, walaupun diantaranya
• Bentuk anak Seringkali bentuk anak merupakan lanjutan dari bentuk infantil, walaupun diantaranya terdapat suatu periode remisi. Gejala klinis ditandai oleh kulit kering (xerosis) yang lebih bersifat kronik dengan predileksi daerah fleksura antekubiti, poplitea, tangan, kaki dan periorbita.

11 DA bentuk dewasa terjadi pada usia sekitar 20 tahun.
Umumnya berlokasi di daerah lipatan, muka, leher, badan bagian atas dan ekstremitas. Lesi berbentuk dermatitis kronik dengan gejala utama likenifikasi dan skuamasi

12 Morfologi dan distribusi khas : • dewasa : likenifikasi fleksura
Kriteria diagnosis dermatitis atopik dari Hanifin dan Lobitz, 1977 Kriteria mayor ( > 3) Pruritus Morfologi dan distribusi khas : • dewasa : likenifikasi fleksura •bayi dan anak : lokasi kelainan di daerah muka dan ekstensor Dermatitis bersifat kronik residif Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya

13 Kriteria minor (>3) •XerosisIktiosis/pertambahan garis di palmar/keatosis pilaris •Reaktivasi pada uji kulit tipe cepat •Peningkatan kadar IgE •Kecenderungan mendapat infeksi kulit/kelainan imunitas selular •Dermatitis pada areola mammae •Keilitis •Konjungtivitis berulang •Lipatan Dennie-Morgan daerah infraorbita •Keratokonus

14 Katarak subskapular anterior Hiperpigmentasi daerah orbita Kepucatan/eritema daerah muka Pitiriasis alba Lipatan leher anterior Gatal bila berkeringat Intoleransi terhadap bahan wol dan lipid solven Gambaran perifolikular lebih nyata Intoleransi makanan Perjalanan penyakit dipengaruhi lingkungan dan emosi • White dermographism/delayed blanch

15 meningkat pada 80-90% penderita DA dan lebih
• Kadar IgE meningkat pada % penderita DA dan lebih tinggi lagi bila sel asma dan rinitis alergika. Tinggi rendahnya kadar IgE ini erat hubungannya dengan berat ringannya penyakit, dan tinggi rendahnya kadar IgE tidak mengalami fluktuasi baik pada saat eksaserbasi, remisi, atau yang sedang mendapat pengobatan prednison atau azatioprin. Kadar IgE ini akan menjadi normal 6-12 bulan setelah terjadi remisi.

16 batas normal, baik pada asma, rinitis alergilk,
• Leukosit • Limfosit Jumlah limfosit absolut penderita alergi dalam batas normal, baik pada asma, rinitis alergilk, maupun pada DA Walaupun demikian pada beberapa penderita DA berat. dapat disertai menurunnya jumlah sel T dan meningkatnya sel B.

17 Peningkatan ini seiring dengan meningkatnya IgE, tetapi
• Eosinofil Kadar eosinofil pada penderita DA sering meningkat. Peningkatan ini seiring dengan meningkatnya IgE, tetapi tidak seiring dengan beratnya penyakit. • Leukosit polimorfonuklear (PMN) jumlah PMN biasanya dalam batas normal. • Komplemen Pada penderita DA kadar komplemen biasanya normal atau sedikit meningkat. • Bakteriologi Kulit penderita DA aktif biasanya mengandung bakteri patogen, seperti Staphylococcus aureus. walaupun tanpa gejala klinis infeksi.

18 Uji kulit dan provokasi
•Diagnosis DA ditegakkan hanya berdasarkan gejala klinis. •Untuk mencari penyebab timbulnya DA harus disertai anamnesis yang teliti dan bila perlu dengan uji kulit serta uji eliminasi dan provokasi. •Korelasi uji kulit hanya baik hasilnya bila penyebabnya alergen hirup. •Untuk makanan dianjurkan dengan uji eliminasi dan provokasi. Reaksi pustula terhadap 5% nikel sulfat yang diberikan dengan uji tempel dianggap karakteristik untuk DA oleh beberapa pengamat.

19 • Dermatitis atopik umumnya tidak dapat disembuhkan,
tetapi dapat dikontrol. • Sebagian penderita mengalami perbaikan sesuai dengan bertambahnya usia. • Langkah yang penting adalah menjalin hubungan baik dengan orang tua penderita, menjelaskan mengenai penyakit tersebut secara rinci, termasuk perjalanan penyakit, dampak psikologis, prognosis, dan prinip penatalaksanaan. • Langkah pertama dalam penatalaksanaan penderita DA adalah menghindari atau sedikitnya mengurangi faktor penyebab, misalnya eliminasi makanan, faktor inhalan, atau faktor pencetus

20

21

22

23

24


Download ppt "Dermatitis Atopi Haryson Tondy Winoto, dr.,Msi.Med.,Sp.A IKA UWKS."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google