Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Thanatologi dr.Rika Susanti,SpF
2
THANATOLOGI ADALAH TOPIK DALAM ILMU KEDOKTERAN FORENSIK YANG MEMPELAJARI HAL MATI SERTA PERUBAHAN YANG TERJADI PADA TUBUH SETELAH SESEORANG MATI
3
SSP HIDUP K-V RESP
4
Beberapa istilah mati :
Mati Suri Mati Somatis Mati Serebral : Brain death is death Mati Batang Otak(mati otak): Brain stem death is death Mati seluler kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian somatis.
5
PERUBAHAN DINI TUBUH KEHILANGAN GERAK TAMPAK PUCAT
TERJADI RELAKSASI OTOT MENYELURUH PENDATARAN BAGIAN TUBUH YANG TERTEKAN SEGMENTASI KOLOM DARAH DALAM A. CENTRALIS RETINAE
6
PERUBAHAN LANJUT LEBAM MAYAT / LIVOR MORTIS
TERJADI SEBAGAI AKIBAT PENGUMPULAN DARAH (DALAM PEMBULUH DARAH) PADA DAERAH YANG LETAK RENDAH MAYAT YANG TERLENTANG MEMBERIKAN LEBAM MAYAT PADA DAERAH PUNGGUNG
8
PERUBAHAN LANJUT LEBAM MAYAT / LIVOR MORTIS
TAMPAK SEBAGAI BERCAK PADA KULIT YANG MENCERMINKAN WARNA DARAH PADA KEMATIAN AKIBAT KERACUNAN CO, DALAM DARAH BANYAK TERDAPAT CO-Hb SEHINGGA LEBAM MAYAT TAMPAK BERWARNA MERAH TERANG
10
PERUBAHAN LANJUT LEBAM MAYAT / LIVOR MORTIS
TAMPAK SEBAGAI SUATU PROSES YANG PROGRESIF SAMPAI “LEBAM MAYAT MENETAP” MULAI TAMPAK SAMAR-SAMAR 15 – 20 ’ SETELAH MATI SOMATIS, MAKIN LAMA MAKIN NYATA DAN MENETAP K.L. 12 JAM SETELAH MATI
11
PERUBAHAN LANJUT LEBAM MAYAT / LIVOR MORTIS
BILA DITEMUKAN LEBAM MAYAT YANG LETAKNYA TIDAK SESUAI DENGAN POSISI MAYAT, MAKA DAPAT DIPASTIKAN MAYAT TELAH DIUBAH POSISI / LETAKNYA LEBAM MAYAT PADA BAGIAN PUNGGUNG PADA KORBAN MATI YANG TAMPAK TERGANTUNG
12
LEBAM MAYAT
13
PERUBAHAN LANJUT KAKU MAYAT / RIGOR MORTIS
SERABUT OTOT YANG MENGANDUNG AKTIN DAN MIOSIN BERADA DALAM KEADAAN LENTUR DAN KONTRAKTIL PADA LINGKUNGAN YANG MENGANDUNG ATP BILA ATP HABIS, MAKA AKTIN DAN MIOSIN AKAN MENGGUMPAL, DAN OTOT MENJADI KAKU
14
PERUBAHAN LANJUT KAKU MAYAT / RIGOR MORTIS
SAAT TERJADI MATI SOMATIS, PROSES ENZIMATIK MASIH BERLANGSUNG UNTUK BEBERAPA SAAT. MASIH TERJADI GLYCOGENOLISIS YANG MENGHASILKAN PHOSPHAT BERENERGI TINGGI ATP YANG MENGALAMI DEGRADASI MENJADI ADP AKAN DIRESINTESA MENJADI ATP LAGI, SELAMA K.L. 2 JAM POST MORTAL
15
PERUBAHAN LANJUT KAKU MAYAT / RIGOR MORTIS
KAKU MAYAT MULAI TAMPAK 2-4 JAM POSTMORTAL, DIMULAI DARI OTOT YANG KECIL SAMPAI OTOT YANG BESAR OTOT YANG KECIL MEMPUNYAI SERABUT YANG KECIL DENGAN CADANGAN GLYCOGEN YANG SEDIKIT DIBANDINGKAN OTOT YANG BESAR KAKU MAYAT SEOLAH-OLAH MENJALAR KRANIO-KAUDAL
16
PERUBAHAN LANJUT KAKU MAYAT / RIGOR MORTIS
KAKU MAYAT MULAI TAMPAK 2-4 JAM DAN AKAN LENGKAP MELIPUTI SELURUH OTOT DALAM WAKTU 8-12 JAM PERUBAHAN KAKU MAYAT YANG PROGRESIF DAPAT DIGUNAKAN UNTUK PERKIRAAN SAAT KEMATIAN
17
PERUBAHAN LANJUT CADAVERIC SPASM
BILA ATP MENGHILANG DARI LINGKUNGAN SEKELOMPOK OTOT YANG SEDANG AKTIF BEKERJA BERTEPATAN DENGAN SAAT MATI, AKAN TERJADI CADAVERIC SPASM HABISNYA ATP YANG BERSAMAAN DENGAN SAAT MATI DAPAT TERJADI PADA ORANG YANG MENGALAMI KETEGANGAN KEJIWAAN YANG SANGAT
18
PERUBAHAN LANJUT PENURUNAN SUHU MAYAT / ALGOR MORTIS
SAAT MATI, PROSES METABOLISME MASIH BERLANGSUNG UNTUK BEBERAPA SAAT, SEHNGGA MASIH DIPRODUKSI KALORI YANG MEMPERTAHANKAN SUHU TUBUH UNTUK MENIT PERTAMA, SUHU MAYAT TIDAK MENGALAMI PENURUNAN, BARU SETELAH ITU SUHU TURUN SAMPAI SAMA DENGAN SUHU KELILING
19
PERUBAHAN LANJUT PENURUNAN SUHU MAYAT / ALGOR MORTIS
KURVA PENURUNAN SUHU MAYAT AKAN TAMPAK SEBAGAI GARIS SIGMOID TERBALIK
20
PERUBAHAN LANJUT PENURUNAN SUHU MAYAT / ALGOR MORTIS
BANYAK SEKALI FAKTOR MEMPENGARUHI KECEPATAN PENURUNSN SUHU MAYAT SUHU AWAL, SUHU KELILING, KELEMBABAN BANGUN TUBUH GEMUK, KURUS POSISI TUBUH TERLENTANG, MERINGKUK PAKAIAN YANG DIKENAKAN TEBAL, TIPIS LOKASI MAYAT
21
PERUBAHAN LANJUT PEMBUSUKAN / DECOMPOSITIO
Proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan kerja bakteri Autolisis terjadi kerja digestif oleh enzim yang dilepas sel pasca mati, hanay dapat dicegah dengan pembekuan jaringan
22
PERUBAHAN LANJUT PEMBUSUKAN / DECOMPOSITIO
SAAT KEMATIAN, MASIH TERDAPAT PROSES PERTAHANAN TUBUH, SUATU SAAT BAKTERI DALAM USUS (GOLONGAN CLOSTRIDIA) AKAN BERKEMBANG BIAK PEMBUSUKAN AWAL AKAN TAMPAK SEBAGAI BERCAK KEHIJAUAN PADA DAERAH PERUT KANAN BAWAH, K.L. 18 JAM POSTMORTAL DAN MAKIN MENJALAR SERTA TIMBUL PERUBAHAN PADA KULIT
23
PERUBAHAN LANJUT PEMBUSUKAN / DECOMPOSITIO
AKAN TIMBUL VESIKEL-BULLA PEMBUSUKAN BERISI CAIRAN HITAM KEHIJAUAN BILA BULLA PECAH, KULIT ARI AKAN TERKELUPAS TUBUH AKAN MENGGEMBUNG KARENA TERJADI PEMECAHAN PROTEIN OLEH BAKTERI, MENGHASILKAN CAIRAN DAN GAS PEMBUSUKAN K.L JAM PM
24
PEMBUSUKAN
25
PERUBAHAN LANJUT PEMBUSUKAN / DECOMPOSITIO
SAAT MATI, LALAT YANG HINGGAP PADA MAYAT LELUASA MELETAKKAN TELUR, YANG KEMUDIAN MENETAS DAN TUMBUH MENJADI LARVA BESARNYA LARVA DAPAT MEMBERIKAN PERKIRAAN SAAT KEMATIAN
26
PEMBUSUKAN
27
PERUBAHAN SANGAT LANJUT
MUMMIFIKASI DAPAT TERJADI PENGERINGAN TUBUH AKIBAT SUHU KELILING YANG TINGGI SERTA KELEMBABAN YANG RENDAH TUBUH AKAN TAMPAK MENYUSUT, DENGAN KULIT YANG KERING DAN KAKU SERTA BERWARNA COKLAT KEHITAMAN
28
PERUBAHAN SANGAT LANJUT
ADIPOSERA PADA AWALNYA TERDAPAT AKTIFITAS BAKTERI, NAMUN YANG LEBIH DOMINAN ADALAH TERJADINYA HIDROLISIS JARINGAN LEMAK TUBUH TRIGLISERIDA TUBUH AKAN DIPECAH MENGHASILKAN GLISERIN DAN ASAM LEMAK TIDAK JENUH BEBAS, PALMITAT, STEARAT DAN OLEAT
29
PERUBAHAN SANGAT LANJUT
ADIPOSERA BILA MAYAT DIKUBUR DALAM TANAH YANG MENGANDUNG CUKUP ION, DAPAT TERJADI HIDROGENISASI PADA ASAM LEMAK BEBAS ASAM LEMAK TIDAK JENUH YANG MENGALAMI HIDROGENISASI BERUBAH MENJADI ASAM LEMAK JENUH YANG LEBIH PADAT
30
Adiposera
31
PERKIRAAN SAAT KEMATIAN
PENTING BAGI PENYIDIK DALAM PENYIDIKAN PERKARA DAPAT MENGGUNAKAN PERUBAHAN THANATOLOGIK JASA ENTOMOLOGI FORENSIK KEADAAN ISI LAMBUNG
32
MANFAAT PENGETAHUAN THANATOLOGI
UNTUK MEMASTIKAN KEMATIAN KLINIS UNTUK MEMPERKIRAKAN SEBAB KEMATIAN UNTUKMEMPERKIRAKAN SAAT KEMATIAN
33
terima kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.