Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehImas Wahyu Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Basic Professional Training Course on Nuclear Installation 18 Maret 2014 Aspek Netronik R e a k t o r N u k l i r
2
BIODATA 2 Nama: Ismail TTL: Jakarta, Juni 1970 Unit: Pusat Pengkajian Sistem & Teknologi Pengawasan Instalasi Bahan dan Nuklir (P2STPIBN) Jabatan: Kepala Bidang Pengkajian Reaktor Daya Profesi: Analis Keselamatan Reaktor Nuklir (Netronik) Pendidikan : 1) S1, Fisika-FMIPA, Institut Teknologi Bandung (1995) 2) S2, Teknik Nuklir, Tokyo Institute of Technology, Jepang (2003) 3) S3, Teknik Nuklir, Tokyo Institute of Technology, Jepang (2007) Pengalaman Profesi/Kompetensi : Prismatic 1) Penelitian HTGR (Prismatic) selama studi S2 & S3 2) Kolaborasi Penelitian HTGR dengan Tim Peneliti HTTR-JAEA 3) Presentasi tentang HTGR di beberapa Konferensi (Nasional & Internasional ) 4) Mempublikasi lebih dari 10 Makalah Ilmiah (Nasional & Internasional) tentang AWCR, FBR, HTGR di Jurnal dan Prosiding
3
Materi Pendahuluan Konsep & Definisi Reaksi Netron, Evolusi Netron Flux Netron, Tampang Lintang, Laju Reaksi, Daya, Perioda, Fraksi Bakar, Reaktivitas, Reaktivitas Lebih, Koefisien Reaktivitas, Batang Kendali, Distribusi Daya, Xenon Panas Peluruhan
4
= ? ≠ ? Tahukah Anda ?
5
Pendahuluan Nuclear Power Plant
6
Pendahuluan
7
Reaktor Nuklir R X Riset R X Daya n n PanasReaksi
8
Pendahuluan Netron Fast Thermal Gas Gas Cooled Metal Liquid-Metal Cooled GCFR LMFBR Graphite Graphite Moderated Water Water Moderated LWR HWR HTGR MSR
9
Pendahuluan Penangkapan Netron
10
Pendahuluan Reaksi Fisi Berantai
11
Pendahuluan Kritikalitas k = Populasi Netron Number of neutron in one generation Number of neutron in preceding generation
12
Pendahuluan Kritikalitas k Populasi Netron
13
Pendahuluan Kritikalitas k k > 1 Populasi Netron k = 1 k < 1 superkritis kritis subrkritis
14
Pendahuluan Kritikalitas k kk k eff Populasi Netron infinite volume finite volume
15
Konsep & Definisi
16
Reaksi Netron
17
Evolusi Netron
18
Fluks Netron
20
Tampang Lintang XS Makroscopis Mikroscopis tangkapan radiatif f fisi a absorpsi (serapan) s scattering (hamburan)
21
Tampang Lintang Isotop f (b) (b) a (b) s (b) U 233 530.647577.610.7 U 235 580.298.30678.517.6 U 238 02.71 ~10 U alam4.183.407.58~10 Pu 239 741.6271.31012.98.5 Pu 241 1007.3368.11375.412 Tampang lintang berbagai bahan bakar untuk neutron termal
22
Tampang Lintang 235 U
23
Tampang Lintang 238 U
24
Laju Reaksi
25
Daya Reaktor ( Konversi )
26
Daya Reaktor
27
Perioda Reaktor Perioda reaktor adalah waktu yang diperlukan agar daya reaktor (fluks netron) berubah dengan kelipatan eksponensialnya, atau sebesar 2,718.
28
Perioda Reaktor ( Peran delayed neutron dalam operasi reaktor ) n delayed prompt
29
Fraksi Bakar Burnup Rate Fraksi Bakar (Burnup, fuel utilization ) : Ukuran jumlah bahan bakar nuklir yang telah dimanfaat kan (fisi & transmutasi) dan menghasilkan energi panas
30
Fraksi Bakar Burnup Unit
31
Fraksi Bakar Fuel Burnup
32
Fraksi Bakar Burnup Effects (1) Akumulasi Produk FisiPopulasi netron menurun Menggerakkan batang kendali (2) Nilai eff mengecil Perioda reaktor meningkat Menyisipkan reaktivitas Kemampuan moderasi menurun (3) Densitas moderator berkurang Menggerakkan batang kendali (Shim Rods)
33
( Rasio populasi netron dalam fungsi waktu ) Reaktivitas
34
Reaktivitas Lebih ( Excess Reactivity ) Reaktivitas lebih (teras reaktor) adalah reaktivitas positif yang tersedia (didesain) dalam teras reaktor ketika seluruh batang kendali dikeluarkan dari teras. Ketentuan harus tersedianya kelebihan reaktivitas ini dalam sebuah reaktor bertujuan untuk menyeimbangkan burnup dan akumulasi produk fisi (yang bersifat racun bagi netron) selama operasi. Reaktivitas lebih dalam reaktor yang siap beroperasi dan terisi bahan bakar baru ( fresh fuel ), diimbangi oleh batang kendali ( shim and regulating rods ) atau dengan menambahkan boron ke pendingin reaktor.
35
Koefisien Reaktivitas ( Parameter perubahan reaktivitas pada sistem reaktor )
36
Koefisien Reaktivitas ( Parameter perubahan reaktivitas pada sistem reaktor ) Nilai positif koefisien reaktivitas berarti : jika terjadi perubahan positif pada koefisien tersebut, maka akan terjadi peningkatan nilai reaktivitas dan selanjutnya menaikkan daya reaktor. Sebaliknya, nilai negatif koefisien reaktivitas berarti : jika terjadi perubahan positif pada koefisien tersebut, maka akan terjadi penurunan nilai reaktivitas dan selanjutnya menurunkan daya reaktor. Dalam dua kasus di atas, nilai absolut yang lebih besar berarti memiliki nilai sensitivitas perubahan yang lebih besar pada parameter tersebut.
37
Koefisien Reaktivitas (a) Koefisien Suhu Bahan Bakar ( Doppler Coeff.) (b) Koefisien Suhu Moderator (c) Koefisien Void (d) Koefisien daya
38
Koefisien Reaktivitas (a) Koefisien Suhu Bahan Bakar ( Doppler Coeff.)
39
Koefisien Reaktivitas (a) Koefisien Suhu Bahan Bakar ( Doppler Coeff.)
40
Koefisien Reaktivitas (b) Koefisien Suhu Moderator
41
Koefisien Reaktivitas (b) Koefisien Suhu Moderator
42
Reaktor harus didesain memiliki moderator-to-fuel ratio (Nm/Nu) sedemikian sehingga under moderated. Agar saat daya reaktor dinaikkan (suhu moderator naik) akan mengakibatkan kerapatan moderator turun dan nilai moderator-to-fuel ratio mengecil. Pada daerah under moderated, mengecilnya Nm/Nu akan menyebabkan nilai k eff mengecil atau naiknya daya memberikan reaktivitas umpan balik negatif, sehingga reaktor lebih selamat saat dinaikkan dayanya. Koefisien Reaktivitas (b) Koefisien Suhu Moderator
43
Koefisien Reaktivitas (c) Koefisien Void
44
Koefisien Reaktivitas (d) Koefisien Daya
45
Batang Kendali
46
(c) Efektivitas Fungsi (Posisi) Efek batang kendali pada distibusi fluks neutron ke arah radial
47
Nilai Padam ( Shutdown Margin )
48
Distribusi Daya ( Pengaruh Reflektor )
49
Distribusi Daya ( Pengaruh Pengayaan Bahan Bakar )
50
Distribusi Daya ( Pengaruh Batang Kendali )
51
Xenon 135 Xenon Decay Produk Fisi Xenon-135 adalah unsur yang memiliki tampang lintang serapan neutron termal sangat besar, yaitu sekitar 2,65x10 6 barns, bila dibandingkan dengan tampang lintang fisi Uranium-235 yang hanya 584,4 barns. Besarnya tampang lintang serapan Xenon-135 di atas memberikan dampak negatif terhadap reaktivitas teras, karena kemungkinan terserapnya neutron termal oleh Xenon-135 sangat besar. 5% 95%
52
Xenon
53
( Konsentrasi Xenon Selama Operasi Reaktor )
54
Xenon ( Perubahan Reaktivitas Xenon Pasca Shutdown )
55
Panas Peluruhan
57
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.