Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
HARI MINGGU PRAPASKAH IV
Dilarang merayakan Sakramen apapun pada hari ini, kecuali Sakramen Rekonsiliasi dan pengurapan orang sakit. Upacara pemakamanpun harus dilaksanakan tanpa nyanyian, musik, atau bunyi lonceng. Sangat dianjurkan agar umat diajak ikut merayakan Ibadat Bacaan dan Ibadat Pagi di Gereja. Hanya satu salib boleh dipergunakan untuk penghormatan itu, agar salib itu sungguh-sungguh mendukung simbolisasi ritualnya. Penghormatan pribadi dapat dilakukan secara bersama-sama. Setelah Ibadat selesai, altar dikosongkan kembali. Salib yang dihormati tadi tetap di tempatnya dengan didampingi empat lilin. Boleh juga dipindahkan ketempat khusus di dalam gereja yang dihiasi, agar umat dapat kembali menghormati dan berdoa/meditasi secara pribadi dihadapan salib itu. Bantuk-bentuk devosi yang berkaitan dengan kesengsaraan Yesus dapat diadakan untuk mengisi waktu-waktu hening hingga Sabtu Suci siang. Misalnya : Perarakan Salib (drama penyaliban), devosi tujuh sabda Yesus di salib, dan sebagainya. Bacaan Yesaya 52:13-53:12: Hamba yang disiksa karena dosa-dosa kita. Ibrani 4:14-16;5:7-9: Ketaatan Yesus demi keselamatan kita.. Yohanes 18:1-19:42: Kisah sengsara Tuhan. Unsur-unsur khas Imam dan para petugas berarak memasuki ruang ibadat tanpa iringan, tanpa nyanyian. Lalu mereka menghormati altar dengan cara merebahkan diri di depannya (simbol pernyataan kefanaan manusia). Pewartaan (proklamasi) Injil tentang Kisah Sengsara Tuhan hendaknya dibawakan dengan cara sesuai dengan hakikatnya (liturgis), yakni Yesus sendiri yang bersabda. Bukanlah suatu tafsiran dramatik kisah sengsara itu (kateketis), yang tidak menyimbolkan “Allah bersabda”. Jika dibawakan oleh para diakon atau awam, mereka meminta berkat dulu kepada Imam Selebran sebelum membawakan Kisah Sengsara. Doa Umat Meriah dibawakan secara khusus, baik secara kuantitatif (ada 10 ujud panjang) maupun kualitatif (dibacakan dan dinyanyikan). Ujud-ujud doa itu adalah untuk Gereja, Paus, para klerus dan awam, para calon baptis, kesatuan umat kristiani, bangsa Yahudi, mereka yang tidak percaya akan Kristus, semua pegawai umum, dan untuk mereka yang berkekurangan. Jika dirasa perlu, uskup dapat mengijinkan untuk menambahkan ujud khusus yang menyangkut kepentingan umat. Penghormatan Salib Suci merupakan puncak liturgi hari ini. Perayaan dipimpin oleh Imam Selebran dengan tiga seruan: “Lihatlah kayu salib…” dan membuka selubung satu per satu (dari tiga tali ikatan). Penghormatan dilaksanakan juga secara pribadi oleh umat, setelah Imam dan para petugas melakukannya. Dapat satu persatu atau serentak bersamaan jika banyak umat hadir (jadi, tidak harus memperbanyak jumlah salib untuk dihormati!). Selama ritus ini lagu-lagu bertema kesengsaraan dapat dinyanyikan. Ritus komuni diawali dengan persiapan altar dan meletakkan sibori-sibori berisi Tubuh Kristus dan diakhiri dengan Doa yang dilanjutkan dengan Doa untuk umat (Ritus Penutup). Ritus Penutup: Imam menutup perayaan ini dengan mengulurkan kedua tangannya ke atas jemaat ( = Berkat, tapi bukan dengan tanda salib besar). Lalu dilanjutkan dengan pararakan keluar dalam keheningan atau membiarkan tetap dalam suana “merenung dan berdoa”, berjaga-jaga lagi hingga malam!. Edisi : XLVIII/ 10 Maret 2013 HARI MINGGU PRAPASKAH IV “Yesus menerima orang-orang berdosa” PERUMPAMAAN TENTANG ANAK YANG HILANG Bacaan Minggu ini, 10 Maret Bacaan Minggu Depan, 17 Maret 2013 Bacaan I : Yos 5:9a, Bacaan I : Yes 43:16-21 II : 2Kor 5: II : Flp 3:8-14 Mzm 34:2-3,4-5, Mzm 126:1-2ab,2cd-3,4-5,6 Bacaan Injil Lukas 15:1-3, Bacaan Injil Yohanes 8:1-11 Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki . Kata yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu diantara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskan semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebut anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya : Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya : Lekaslah bawa kemari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. SELAMA MISA/IBADAT, HANDPHONE MOHON DIMATIKAN ! “Barang siapa meninggikan dirinya, ia akan direndahkan, dan barang siapa merendahkan dirinya, ia akan ditinggikan”
2
PENGUMUMAN GEREJA LAGU-LAGU PERAYAAN LITURGI : MINGGU, 10 MARET 2013
Maka mulailah mereka bersukaria. Tetapi anaknya yang sulung berada di ladang dan ketika ia pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian. Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu : Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat. Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia. Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya ; Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia. Kata ayahnya kepadanya :”Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku, adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.” PENGUMUMAN GEREJA 1. Petugas Liturgi Minggu depan, Masa Prapaskah V, 17 Maret 2013 Lektor : Sdri. Margaretha Mazmur : Sdri. Leonita Dirigen : Ibu Elizabeth (Ibu Ely) Kolektan : Ibu Dora dan Ibu Agnes Viktor Dekorasi : Kel : Bpk/Ibu Aan dan Kel Bpk/Ibu Tony Petugas Misdinar : Leo dan Ihut PERTEMUAN LINGKUNGAN APP-2013 PERTEMUAN IV, TEMA : CARA HIDUP KRISTIANI DALAM BEKERJA -Lingkungan St. Stefanus-Branti, hari Sabtu, 16 Maret 2013, pukul WIB, bertempat di rumah keluarga Ibu Surip-Candimas. -Lingkungan St. Thomas-Natar, hari Sabtu, 16 Maret 2013, pukul WIB, bertempat di rumah keluarga Bpk. Tantanus-Sarirejo. 3. KOLEKTE HARI MINGGU, 3 Maret 2013 Kolekte : Rp ,- Dana Perawatan Gereja : Rp ,- Sekolah Minggu : Rp Parkir : Rp ,- RENUNGAN ““Hidup yang tidak disadari adalah hidup yang tidak layak untuk dijalani”, itulah ungkapan seorang filsuf. Kunci pertobatan adalah kesadaran. Banyak peristiwa yang menimpa kita, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan berlalu begitu saja, dan tidak membawa pengaruh apa-apa pada hidup kita. Tetapi, bila kita menyadari apa yang sedang terjadi, peristiwa itu menjadi tempat perwahyuan Allah, dan inilah yang membarui hidup kita. Pertobatan anak bungsu dalam bacaan Injil hari ini bersumber pada kesadaran. Dia menyadari apa yang sedang menimpa dirinya, siapa dia dan siapa bapanya. Kesadaran diri dan kerendahan hati itulah yang menggerakkan hati Bapa. Maka yang lari bukan si anak bungsu, tetapi Bapa yang baik hati. Dia lari menyambutnya karena Dia melihat hati dan kebutuhan anak-Nya. Dia tidak minta apa-apa bahkan janji penyesalan pun tidak. Sebaliknya, Dia malah memberi baju baru, sepatu baru, cincin dan mengadakan pesta untuknya. Sungguh….! suatu pertobatan yang dilandasi oleh kesadaran hati yang tulus. Bapa Yang Maharahim, Engkau menyatakan diri melalui peristiwa manusiawi biasa. Berilah aku kepekaan untuk menyadari kehadiran-Mu itu, dan semakin rindu bertemu dengan-Mu dalam peristiwa hidupku sehari-hari. Amin. PERAYAAN-PERAYAAN LITURGIS SELAMA PEKAN SUCI DAN TRIHARI PASKAH (0leh : Rm. C.H. SURYANUGRAHA, OSC) PERAYAAN JUMAT AGUNG Pengenangan Sengsara Tuhan Makna Hari Jumat Agung: Hari ini ditetapkan sebgai hari laku tapa dan tobat dengan kewajiban berpantang dan berpuasa bagi seluruh anggota Gereja. Hari ini disebut sebagai hari Puasa Paskah karena sudah termasuk dalam rangkaian Trihari Paskah; dibedakan dengan hari-hari puasa Prapaskah (40 hari). Sudah dimulai sejak Kamis malam, hinga menjelang Sabtu Malam Paskah. Saat itu Sang Pengantin Pria sudah meninggalkan Gereja. maka kita pun berpuasa. b. Perayaan atau Ibadat Pengenangan Sengsara Tuhan: Gereja merenungkan kesengsaraan Kristus, menghormati salib, merenungkan asal-usulnya, yakni dari lambung Kristus yang tergantung di kayu salib, serta mendoakan keselamatan seluruh dunia. 2. Ketentuan liturgi Tidak ada perayaan Ekaristi, namun komuni kudus dibagikan kepada umat hanya dalam Ibadat Pengenangan Sengsara Tuhan (kecuali untuk orang-orang sakit/ viatikum). Perayaan dimulai pada jam atau karena alasan pastoral boleh juga tidak lama setelah jam Jangan sesudah jam Tatacara dan urutan Ibadat (Liturgi Sabda, Ritus Penghormatan Salib, Ritus Komuni) harus ditaati dengan setia dan tertib. Warna liturgi : merah. Semua bacaan (Pertama dan Kedua) harus dibacakan. Masmur Tanggapan dan Bait Pengantar Injil dinyanyikan. Pewarta Injil tentang Kisah Sengsara (Yohanes) dinyanyikan atau dibacakan oleh (para) diakon atau petugas yang layak. Sesudahnya Imam Selebran memberi homili, lalu hening sejenak. LAGU-LAGU PERAYAAN LITURGI : MINGGU, 10 MARET 2013 (Dikutip dari SARAN LAGU KALENDARIUM TAHUN C/I-2013 1. Pembukaan : 603 2. Kyrie : 339 3. Gloria : - 4. Mazmur : 857 5. Alleluya : 965 Persembahan : 379 Kudus : 385 Bapa Kami : - Anak Domba Allah : 406 Komuni : 430 11. Lagu Penutup : 597 “Jika kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian”
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.