Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehTeddy Aiko Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
JARINGAN KOMPUTER Pengalamatan IPv4 & IPv6 Rujianto Eko Saputro
2
Pengalamatan IP Address
Internet (International Network) merupakan “jaringan raksasa” yang terdiri atas komputer-komputer yang saling terhubung satu sama lain. Untuk dapat saling berkomunikasi, masing-masing komputer harus mempunyai kartu jaringan. Kartu jaringan tersebut mempunyai nomor identitas yang unik. Rujianto Eko Saputro Rujianto Eko Saputro
3
contoh, nomor ID kartu jaringan (MAC Address) 00:50:FC:FE:B1:E9
ID tersebut sulit untuk diingat. Bayangkan bila untuk berkomunikasi sesama komputer dalam jaringan harus menghapalkan ID kartu jaringan masing-masing. Untuk memudahkan hal itu, maka digunakan protokol TCP/IP pada setiap komputer. Setiap komputer yang menggunakan protokol ini harus memiliki nomor yang disebut sebagai alamat IP Rujianto Eko Saputro
4
Untuk IPv4 nomor IP terdiri atas 32 bit dan dibagi menjadi 2 buah field, yaitu:
Network address (Netid) = Nilai unik yg mengidentifikasikan grup network. Setiap mesin dalam network yg sama, akan memiliki network addressing yg sama pula. host address (hostid) = disebut juga node address, nilai unik yang mengidentifikasikan setiap mesin dalam sebuah network. Sebagai bagian dari address, nilai ini harus spesifik karena membedakan mesin-mesin individual dalam sebuah grup network. Rujianto Eko Saputro
5
Figure 4-2 IP addressing dibangun berdasarkan konsep “network” dan “host” Rujianto Eko Saputro Rujianto Eko Saputro
6
IP Addressing Membaca bit biner terlalu sulit
Untuk memudahkan identifikasi, alamat IP yang terdiri dari 32 bit tadi dituliskan menjadi 4 nilai numerik yang masing-masing bernilai 8 bit 144 88 Rujianto Eko Saputro Rujianto Eko Saputro
7
Biner ke Desimal = = = 255 = = = 193 Rujianto Eko Saputro
8
Alamat IP yang dapat dipakai dari alamat 0. 0 - 255. 255. 255
Alamat IP yang dapat dipakai dari alamat adalah 28 x28 x28 x28 = 4,294,967,296 IP Untuk memudahkan pengelolaan alamat IP dari jumlah IP address sebanyak itu dikelompokan menjadi beberapa kelas oleh badan yang mengatur pengalamatan Internet seperti InterNIC, ApNIC atau di Indonesia dengan ID-NICnya menjadi sebagai berikut ini : Rujianto Eko Saputro
9
Kelas A Format : 0NNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH.HHHHHHHH Bit Pertama : 0 NetworkID : 8 bit HostID : 24 bit Bit Pertama : Jumlah subnet : 126 (untuk 0 dan 127 dicadangkan) Range Netid : 1.x.x.x – 126.x.x.x Jumlah IP : Misalnya IP address maka Network ID = 120 HostID = Untuk Subnetmask = Jadi IP address di atas mempunyai host dengan nomor pada jaringan 120 Rujianto Eko Saputro
10
Kelas B IP address kelas B terdiri dari 16 bit untuk network ID dan sisanya 16 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas B digunakan untuk jaringan dengan jumlah host yang tidak terlalu besar. Pada 2 bit pertama berikan angka 10, sehingga bit awal IP tersebut mulai dari (128 – 191). Rujianto Eko Saputro
11
IP di atas mempunyai host dengan nomor 45.18 pada jaringan 150.70
Format : 10NNNNNN.NNNNNNNN.HHHHHHHH.HHHHHHHH Bit Pertama : 10 NetworkID : 16 bit HostID : 16 bit Bit Pertama : Jumlah subnet: Range Netid: x.x – x.x Jumlah IP : Misalnya IP address maka Network ID = HostID = 45.18 Subnetmask = IP di atas mempunyai host dengan nomor pada jaringan Rujianto Eko Saputro
12
Kelas C IP address kelas C terdiri dari 24 bit untuk network ID dan sisanya 8 bit digunakan untuk host ID, sehingga IP address kelas C digunakan untuk jaringan untuk ukuran kecil. Kelas C biasanya digunakan untuk jaringan Local Area Network atau LAN. Biasanya ini terdapat dalam Warnet-Warnet maupun sebuah sekolah. Pada 3 bit pertama berikan angka 110 sehingga bit awal IP tersebut mulai dari (192 – 223). Rujianto Eko Saputro
13
Jadi IP di atas mempunyai host dengan nomor 1 pada jaringan 192.168.1.
Karakteristik IP Kelas C Format : 110NNNNN.NNNNNNNN.NNNNNNNN.HHHHHHHH Bit Pertama : 110 NetworkID : 24 bit HostID : 8 bit Bit Pertama : 192 – 223 Jumlah subnet : Range IP : x.x – x.x Jumlah IP : 254 IP Misalnya IP address maka Network ID = HostID = 1 Ø Untuk Subnetmask = Jadi IP di atas mempunyai host dengan nomor 1 pada jaringan Rujianto Eko Saputro
14
Kelas D Format : 1110NNNN.NNNNNNNN.NNNNNNNN.NNNNNNNN
IP kelas D digunakan sebagai multicast address, yaitu sejumlah komputer yang memakai suatu aplikasi bersama. Salah satu penggunaan multicast address adalah aplikasi real-time video confrence yang melibatkan lebih dari 2 host (multipoint) menggunakan Multicast Backbone (MBone). Pada IP kelas D tidak mengenal bit-bit network dan host Rujianto Eko Saputro
15
Kelas E 1111NNNN.NNNNNNNN.NNNNNNNN.NNNNNNNN
Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Rujianto Eko Saputro
16
Figure 4-3 Rujianto Eko Saputro
17
Figure 4-4 Pada kelas A mempunyai address host 2 pangkat 24 = host ? 127.x.x.x.x digunakan untuk localhost/loopback Rujianto Eko Saputro Rujianto Eko Saputro
18
Network Address Nilai unik yg mengidentifikasikan grup network. Setiap mesin dalam network yg sama, akan memiliki network addressing yg sama pula Network address juga menyederhanakan proses routing di Internet. Router cukup melihat network address untuk menentukan ke router mana datagram harus dikirimkan. Network Address didapat dengan membuat bit host menjadi 0 Rujianto Eko Saputro
19
Ex : Sebuah IP Biner : (klas B) Network Address : decimal : Rujianto Eko Saputro
20
Broadcast Address IP khusus yang digunakan untuk mengirim atau menerima informasi yang harus diketahui oleh seluruh host pada suatu network. Broadcast address digunakan jika memang semua host pada suatu network harus menerima data atau untuk meminta informasi dari semua host Broadcast address diperoleh dengan membuat bit-bit host menjadi 1. Rujianto Eko Saputro
21
Ex : Sebuah IP Biner : (klas A) Broadcast Address : decimal : Rujianto Eko Saputro
22
Unicast Address Adalah IP address yang hanya memiliki satu host tujuan
IP address ini hanya digunakan oleh sebuah host yang berkirim data Rujianto Eko Saputro
23
Multicast Address adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Alamat-alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni /4, yang berkisar dari hingga Prefiks alamat /24 (dari alamat hingga ) tidak dapat digunakan karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet lokal. Rujianto Eko Saputro
24
Netmask Address Merupakan IP address khusus yang digunakan untuk menentukan “pembagian” panjang bit network dengan bit host. Kenapa dibutuhkan netmask? Komputer tidak dapat mengetahui perbedaan IP address kelas A,B dan C sehingga komputer tidak mengetahui panjang bit network dan bit host dari IP address. Untuk mengatasinya dibuatlah netmask address Rujianto Eko Saputro
25
Netmask dibentuk dengan cara mengganti semua bit network dengan 1 dan mengganti semua bit host dengan 0. Ex : IP biner : hasil : IP Rujianto Eko Saputro
26
Bagaimana mencari network address menggunakan netmask?
Yaitu dengan melakukan operasi bit menggunakan operator logika AND. Sifat operator AND adalah sebagai berikut : Jika bit 1 bertemu bit 1 hasilnya 1, sedangkan lainnya adalah 0 Rujianto Eko Saputro
27
Ex : IP biner : netid : Subnetmask juga bisa direpresentasikan dengan notasi CIDR(Classless Inter-Domain Routing). CIDR merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengkategorikan alamat IP dengan tujuan pengalokasian alamat IP kepada user dan untuk efisiensi dalam proses routing paket-paket IP didalam internet yang akan menggunakan tanda”/” dibelakang sebuah alamat IP. Contoh IP /16 subnetmask AND Rujianto Eko Saputro
28
Selain pengelompokan alamat diatas, alamat IP juga dibagi atas Private IP dan Public IP Private IP adalah alamat yang digunakan untuk pengalamatan LAN (Local Area Network) dan tidak dikenal oleh internet Public IP adalah alamat yang digunakan untuk pengalamatan internet. Sehingga apabila Private IP mengadakan komunikasi dengan Public IP Atau internet diperlukan suatu mekanisme yang disebut dengan NAT (Network Address Translation) lembaga resmi internasional pengelola alamat IP dan DNS adalah IANA (Internet Assigned Numbers Authority) Rujianto Eko Saputro
29
User mendapatkan IP publik dari ISP(internet Service Provider)
ISP memperoleh alokasi alamat IP dari Local Internet Registery (LIR), National Internet Registry (NIR), atau dari Regional Internet Registry (RIR) antara lain : AfriNIC – Benua Afrika APNIC – Asia dan Australia ARIN – Amerika Utara, Amerika Selatan & Afrika selatan LACNIC – Amerika latin dan kepulauan karibia RIPENCC – Eropa, Afrika utara (sahara) dan Asia tengah Rujianto Eko Saputro
30
Alokasi IPv4 sudah mulai habis
Rujianto Eko Saputro Sumber :
31
Dalam setiap komputer yang mempunyai sistem operasi juga terdapat sebuah IP Default yang digunakan sebagai loopback, yaitu alamat IP yang menunjuk kepada dirinya sendiri. Alamat IP ini adalah yang biasanya mempunyai hostname localhost. Alamat IP ini biasanya hanya dipakai sebagai loopback saja (pengetesan lancard, sehingga alamat ini tidak dipakai untuk melakukan Pengalamatan kartu jaringan Rujianto Eko Saputro
32
Latihan soal Tentukan klas, network id, broadcast address dan netmask address pada IP berikut ini mengunakan biner! a b c Rujianto Eko Saputro
33
IPv6 Tahun 1991 terjadi kekhawatiran IPv4 jumlah host yang terhubung internet akan melebihi kapasitas, Hal-hal yang menjadi penyebab habisnya alokasi IPv4 antara lain: Seluruh perangkat komunikasi saat ini berbasis IP. Saat ini para provider memberikan layanan Broadband, di mana pengguna akan selalu terhubung dengan sentral tidak seperti pada layanan dial-up. Pengguna internet bertambah dengan pesat, terutama di negara berkembang. Pada awalnya, banyak perusahaan yang mendapatkan blok IP /8 (Class A) atau /16 (Class B) sehingga pemakaian IPv4 kurang efisien. Dengan ditemukannya teknologi virtualisasi, maka dalam satu perangkat seolah-olah terdapat beberapa mesin yang masing-masing mendapatkan IP address sendiri. Rujianto Eko Saputro
34
IPv4 Address Report Sumber : http://www.potaroo.net
Rujianto Eko Saputro Sumber :
35
Internet Engineering Task Force (IETF), tahun 1994 merillis teknologi masa depan pengalamatan internet, yaitu IPv6. IPv6 memang secara resmi disebut sebagai IP Next Generation, disingkat IPng, yang di masa depan dipersiapkan menjadi inti dari teknologi internet masa depan. Berbagai kelebihan IPv6 dibandingkan IPv4 menjadikannya layak diimplementasikan dan menjadi solusi untuk kebutuhan penggunaan internet di waktu mendatang. Rujianto Eko Saputro
36
IPv6 Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format. Rujianto Eko Saputro
37
IPv5? Spesifikasi IPv5 dirancang pada akhir tahun 1980
Internet Stream Protocol (ST) dimasukan pada header v5. IPv5 tidak pernah dibuat untuk keperluan publik, hanya digunakan untuk protokol eksperimental Rujianto Eko Saputro
38
IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, atau sejumlah 2128 IP address
Nilai diatas setara dengan atau (3.4 x 1038) IP address bisa dikatakan setiap penduduk di dunia bisa memiliki 5140 IP address Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel routing. Rujianto Eko Saputro
39
Format penulisan IPv6 Ada 3 cara penulisan IPv6 address, yaitu :
preferred, cara formal atau standar Compressed, cara kompresi atau penyingkatan Mixed, cara gabungan Rujianto Eko Saputro
40
Preferred Yaitu menggunakan 8 segmen bilangan heksa desimal yang masing-masing dipisahkan oleh colon atau simbol “:”, contoh : F10A:B000:0000:1201:9812:7341:2312:0AC1 IPv6 seringkali ditulis dalam bentuk xxxx:xxxx:xxxx:xxxx:xxxx:xxxx:xxxx:xxxx Format penulisan diatas sering disebut dengan colon-hexadecimal format. Jika dikonversikan menjadi bentuk biner maka setiap segmen (x) panjanganya 16 bit atau 2 octet Rujianto Eko Saputro
41
21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
Ex : 21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A Penggunaan “:” membuat aplikasi browser kebingungan, karena simbol colon biasa digunakan sebagai pemisah alamat situs dengan port, untuk mengatasinya digunakan simbol “[]”,contoh : Rujianto Eko Saputro
42
Compressed Banyak digunakan untuk kasus-kasus IP yang beberapa segmennya menggunakan sejumlah bilangan 0, contoh : 1024:0176:0251:0000:0000:0000:0000:0005 dapat ditulis menjadi 1024:0176:0251:0:0:0:0:5 atau 1024:176:251::5 Rujianto Eko Saputro
43
khusus IP dengan alamat 0:0:0:0:0:0:0 dapat ditulis menjadi ::.
Contoh lain : dapat ditulis 0:0:0:0:0:0:0:1 atau ::1 khusus IP dengan alamat 0:0:0:0:0:0:0 dapat ditulis menjadi ::. Rujianto Eko Saputro
44
tidak boleh ditulis menjadi 1024:0176::7756::ff65
Penulisan kompresi bilangan 0 hanya boleh dilakukan satu kali, tidak boleh lebih contoh : 1024:0176:0000:0000:7756:0000:0000:ff65 tidak boleh ditulis menjadi 1024:0176::7756::ff65 kita bisa melakukan konversi 0 salah satu saja 1024:0176::7756:0:0:ff65 atau 1024:0176:0:0:7756::ff65 Rujianto Eko Saputro
45
Mixed banyak digunakan untuk menggabungkan IPv4 dengan IPv6
Alamat dapat didefinisikan dalam format : x:x:x:x:x:x:d.d.d terdapat 6 segmen bilangan heksadesimal sepanjang 16bit (x) yang dipasah oleh “:” dan 4 segmen bilangan desimal sepanjang 8 bit (d) yang dipisahkan oleh “.” Istilah yang diberikan untuk jenis alamat ini yaitu “IPv4-Compatible IPv6 address” Contoh : 0:0:0:0:0:0: Rujianto Eko Saputro
46
Manakala lingkungan IPv4 tidak mendukung IPv6, maka format penulisan berbeda.
Alamat direpresentasikan dalam bentuk lain disebut “IPv4-Mapped IPv6 address” Contoh : 0:0:0:0:0:FFFF: Sebuah jaringan IPv6 dapat dihubungkan dengan jaringan IPv4 dengan bantuan Router yang melewatkan paket dengan format berbeda Paket IPv6 akan dibungkus sehingga dapat dipahami oleh router maupun host yang belum mendukung IPv6. kasus tersebut disebut tunneling IPv6 over IPv4 Rujianto Eko Saputro
47
Type IPv6 Address Pada IPv4 sebuah intreface (NIC) dapat memungkinkan memiliki IP address unicast dan multicast, sedang IPv6 dapat memiliki 3 kemungkinan, yaitu : - Unicast address Anycast address Multicast address Rujianto Eko Saputro
48
dari sekumpulan interface yang menggunakan alamat tersebut.
Unicast address merupakan IP address yang digunakan untuk identifikasi sebuah interface saja. Secara umum unicast pada IPv4 dan IPv6 sama Anycast address merupakan IP address yang digunakan untuk identifikasi sekumpulan interface. Paket yang dikirimkan ke anycast addres akan diterima oleh interface terdekat (salah satu interface) dari sekumpulan interface yang menggunakan alamat tersebut. sebenarnya anycast adalah unicast yang diberikan kepada sekumpulan interface dengan persyaratan khusus. Rujianto Eko Saputro
49
Persyaratanya adalah ;
- anycast address hanya digunakan pada router IPv6 saja. Tidak boleh digunakan untuk alamat host - anycast address tidak boleh digunakan sebagai alamat asal dari paket Ipv6 Multicast address digunakan untuk identifikasi sekumpulan interface. Paket yang dikirim ke multicast akan diterima oleh semua interface yang menggunakan alamat tersebut. Rujianto Eko Saputro
50
IPv6 tidak mengenal broadcast dan subnet mask.
Multicast telah menggantikan fungsi broadcast address Rujianto Eko Saputro
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.