Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Latar Belakang Masalah

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Latar Belakang Masalah"— Transcript presentasi:

1 Latar Belakang Masalah
PENGUKURAN KINERJA PT ARIMBI JAYA AGUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang terjadi saat ini perkembangan teknologi tampak begitu pesat. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi yang ada. Karena adanya perkembangan teknologi ini telah mengakibatkan iklim persaingan bisnis semakin ketat Disamping pesatnya perkembangan teknologi dan informasi yang dimiliki oleh perusahaan, saat ini masih banyak perusahaan-perusahaan yang mengukur kinerja usahanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja Dengan demikian, dibutuhkan suatu sistem pengukuran kinerja baru yang mampu mengukur kinerja secara lebih akurat dan kompetitif yang dilihat baik dari segi keuangan maupun non keuangan.

2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang penulis angkat dalam skripsi ini adalah bagaimana kinerja PT Arimbi Jaya Agung diukur dengan metode Performance Prism? Batasan Masalah Stakeholder yang akan dibahas antara lain pemilik, konsumen, supplier, karyawan dan pelajar PKL di PT Arimbi Jaya Agung; Hanya akan membahas lima bidang sisi prisma yaitu sisi kebutuhan stakeholder, strategi, proses, kapabilitas, dan kontribusi stakeholder PT Arimbi Jaya Agung.

3 Tujuan Penelitian Mengidentifikasi kebutuhan, strategi, proses, kapabilitas, dan kontribusi dari para stakehoder PT Arimbi Jaya Agung dengan menggunakan Performance Prism; Mengidentifikasi Key Performance Indicators (KPI); Memberikan suatu alternatif pengukuran kinerja untuk PT Arimbi Jaya Agung ditinjau dengan analisis Performance Prism.

4 Model-Model Sistem Pengukuran Kinerja
Balanced Scorecard Pertama kali dikemukakan oleh David P. Norton dan Robert S. Kaplan. BSC adl sistem manajemen yg dpt digunakan untuk mengarahkan segenap energi, kemampuan, pengetahuan, ketrampilan yg dimiliki oleh para pekerja di dalam suatu perusahaan bagi pencapaian tujuan strategis jangka panjang. Kerangka kerja BSC menggunakan 4 perspektif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pambelajaran dan pertumbuhan. 2. IPMS adl suatu pengukuran kinerja yg membagi bisnis perusahaan ke dalam 4 level yaitu: level bisnis, unit bisnis, proses bisnis, aktifitas bisnis. 3. Performance Prism adl suatu metode pengukuran kinerja yg menggambarkan kinerja organisasi sbg bangun 3 dimensi yg memiliki 5 bidang sisi yaitu: sisi kebutuhan stakeholder, strategi, proses, kapabilitas, dan kontribusi stakeholder.

5 PEMBAHASAN Sistem pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Performance Prism ini diawali dengan mengidentifikasi siapa saja para stakeholder dari PT Arimbi Jaya Agung dan apa saja yang dibutuhkan oleh para stakeholder agar mereka merasa puas sampai dengan langkah terakhir mendetailnya dalam bentuk Key Performance Indicator (KPI). Dari hasil identifikasi menunjukkan terdapat lima jenis stakeholder yang memegang peranan penting bagi kinerja perusahaan, yaitu: pemilik, konsumen, supplier, karyawan, pelajar pkl.

6 Identifikasi Kebutuhan Stakeholder
Pemilik Pemilik perusahaan menginginkan agar perusahaan mendapatkan laba yang besar Konsumen Identifikasi kebutuhan dari konsumen dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada para konsumen dari PT. Arimbi Jaya Agung. Bentuk kuesioner konsumen dapat dilihat pada lampiran 1.

7 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Konsumen
Penilaian responden untuk kebutuhan-kebutuhan konsumen dikelompokkan dengan 5 skala, 1 sampai dengan 5 sebagai berikut. 1 = Tidak Penting (TP) 2 = Kurang Penting (KP) 3 = Cukup Penting (CP) 4 = Penting (P) 5 = Sangat Penting (SP) Hasil dari rekapitulasi kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.11, dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 4

8 Nilai Tingkat Kebutuhan Konsumen
1. Menghitung Skor Total Masing-Masing Kebutuhan Skor total = (A1x1)+(A2x2)+(A3x3)+(A4x4)+(A5x5) A1 = Jumlah responden yang menjawab “Tidak Penting”, A2 = Jumlah responden yang menjawab “Kurang Penting”, A3 = Jumlah responden yang menjawab “Cukup A4 = Jumlah responden yang menjawab “Penting”, A5 = Jumlah responden yang menjawab “Sangat Penting”. Contoh perhitungan untuk kebutuhan 1 : Lokasi perusahaan strategis = (4x1) + (7x2) + (25x3) +(29x4) + (35x5) = 384

9 2. Membagi Skor Dengan Jumlah Responden
Nilai tingkat kebutuhan = 384 / 100 = 3,84 Hasil perhitungan untuk nilai kebutuhan konsumen dapat dilihat pada tabel 4.12. Supplier Yang dibutuhkan oleh supplier adalah pembayaran yang tepat waktu dari PT. Arimbi Jaya Agung dan pemesanan yang banyak. Karyawan Penilaian responden untuk kebutuhan-kebutuhan karyawan tidak berbeda dengan penilaian responden untuk kebutuhan konsumen. Bentuk kuesioner karyawan dapat dilihat pada lampiran 2. Dan hasil dari rekapitulasi kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.13, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 5.

10 Pelajar PKL Penilaian responden untuk kebutuhan-kebutuhan para pelajar PKL juga tidak jauh berbeda dengan penilaian responden untuk stakeholder lainnya. Bentuk kuesioner pelajar PKL dapat dilihat pada lampiran 3. Dan hasil dari rekapitulasi kuesioner ini dapat dilihat pada tabel 4.15, dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 6. Identifikasi Strategi Strategi Untuk Pemilik 1. Peningkatan aktiva perusahaan, 2. Pengurangan utang-utang perusahaan, 3. Peningkatan modal perusahaan.

11 Dapat dilihat pada tabel 4.18 Strategi Kebutuhan Supplier
Strategi Untuk Konsumen Dapat dilihat pada tabel 4.18 Strategi Kebutuhan Supplier 1. Pembuatan perjanjian dalam hal sistem pembayaran, 2. Peningkatan pemasaran produk, 3. Peningkatan pemesanan produk. Strategi Kebutuhan Karyawan Dapat dilihat pada tabel 4.19 Strategi Kebutuhan Pelajar PKL Dapat dilihat pada tabel 4.20 Langkah selanjutnya adalah identifikasi proses, kapabilitas, dan kontribusi dari para stakeholder. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada hal Dan langkah berikutnya adalah mengidentifikasi masing-masing komponen Performance Prism tersebut ke dalam bentuk Key Performance Indicator (KPI). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada hal

12 PENGOLAHAN DATA KUESIONER PAIRWISE COMPARISON
Kuesioner Pairwise Comparison dapat dilihat pada lampiran 16 dan lampiran 17. Perhitungan Bobot Dan Uji Konsistensi Antar Stakeholder Kriteria antar stakeholder terdiri dari lima kriteria yaitu: Pemilik (A1), Konsumen (A2), Supplier (A3), Karyawan (A4), Pelajar PKL (A5).

13 Perhitungan Penilaian Gabungan
Rumus untuk penilaian gabungan dengan metode rata-rata akur adalah sebagai berikut: an = n√ a1 x a2 x a3 x a4 x …. x ai Dimana: an = Penilaian Gabungan, ai = Penilain Responden ke – i, n = Banyaknya Responden. Hasil penilaian gabungan dapat dilihat pada tabel 4.21. Perhitungan Vektor Prioritas (Pembobotan) Perhitungan bobot vektor prioritas untuk masing-masing kriteria dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

14 m = n√a1 x a2 x a3 x a4 x … x ai VP = mi ∑m Dimana : m = Rata-Rata Geometris, mi = Rata-Rata Geometris Untuk Kriteria Pada Baris Ke – i, VP = Vektor Prioritas, n = Ukuran Matriks. Hasil perhitungan bobot dilihat pada tabel 4.22.

15 Penilaian Indikator Penilaian indikator dilakukan dengan membandingkan data aktual yang ada pada PT. Arimbi Jaya Agung dengan tolak ukur indikator tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada hal Pengukuran Kinerja Perhitungan nilai performansi PT. Arimbi Jaya Agung dapat dilihat pada tabel 4.85 nilai performansi total tahun 2009 pada PT. Arimbi Jaya Agung sebesar 2,081, maka performansi PT. Arimbi Jaya Agung pada tahun 2009 dapat dikatakan tidak baik. Langkah selanjutnya adalah menentukan kapabilitas apa yang harus diperbaiki. Maka dari itu perlu dilakukan proses smaller better, yang terkecil adalah yang terbaik. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel 4.86.


Download ppt "Latar Belakang Masalah"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google