Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Konferensi kasus
2
Hal-hal yang perlu diperhatikan
KONFERENSI KASUS Pengertian Tujuan Contoh Kasus Hal-hal yang perlu diperhatikan Proses Peserta Klasifikasi Masalah Operasionalisme
3
PENGERTIAN Konferensi Kasus
Salah satu kegiatan pendukung dalam Bimbingan dan Konseling untuk membahas permasalahan siswa (konseli) dalam suatu pertemuan, yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan siswa (konseli). Konferensi Kasus Tidak semua masalah yang dihadapi konseliharus dilakukan konferensi kasus Masalah yang dihadapi cukup pelik dan butuh keterlibatan pihak lain Proses penyelesaian dilakukan secara kolaboratif melibatkan berbagai pihak yang dianggap kompeten Memiliki kepentingan dengan permasalahan yang dihadapi konseli. Bersifat terbatas dan tertutup pembicaraan yang muncul dalam konferensi kasus bersifat rahasia dan hanya untuk diketahui oleh para peserta konferensi
4
Tujuan konferensi kasus
Mendapatkan konsistensi, (cross check data). Terkomunikasikannya sejumlah aspek permasalahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan yang bersangkutan, Mendapatkan konsensus dari para peserta konferensi guna memudahkan pengambilan keputusan. Mendapatkan pengertian, penerimaan, persetujuan dari komitmen peran dari para peserta konferensi tentang permasalahan yang dihadapi siswa (konseli) beserta upaya pengentasannya. Terkoordinasikannya penanganan masalah yang dimaksud sehingga upaya penanganan itu lebih efektif dan efisien.
5
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan
Struktur dan Tujuan Tidak menekankan pada nama dan identitas siswa yang permasalahannya dibicarakan semua pembicaraan ialah untuk kebahagiaan konseli. Pembicaraan dilakukan secara terbuka dan objektif Penafsiran data dan rencana-renacana kegiatan dilakukan secara rasional, sistematik, dan ilmiah. Semua pihak berpegang teguh pada asas kerahasiaan
6
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyelenggarakan konferensi kasus, antara lain:
1. kegiatan konferensi kasus yang hendak dilaksanakan mendapat persetujuan dari konseli yang bersangkutan 2. konseli yang bersangkutan boleh dihadirkan kalau dipandang perlu, boleh juga tidak, bergantung pada permasalahan dan kondisinya. 3. pada saat mendeskripsikan dan mendikusikan masalah konseli, tidak menyebut nama konseli yang bersangkutan, tetapi dengan menggunakan kode yang dipahami bersama. 4. Dalam kondisi apa pun, kepentingan konseli harus diletakkan di atas segala kepentingan lainnya. 5. Peserta konferensi kasus menyadari akan tugas dan peran serta batas-batas kewenangan profesionalnya.
7
Contoh Kasus X murid kelas XI di SMA kota P. Semester ini ia jarang masuk sekolah, dan nilainya berantakan. Dia tergolong anak yang malas melaksanakan ibadah. Dia tampak kurus dan mukanya pucat. Pada waktu ada razia disekolahnya, kedapatan daun ganja yang dalam amplop yang diselipkannya didalam buku pelajarannya. Dia suka berkelahi dengan teman-temannya. Demikian juga terhadap gurunya, apabila guru menegurnya maka ia bereaksi dengan kasar. Dia adalah siswa pindahan dari kota J. Di kota ini ia tinggal bersama orang tuanya. Ayahnya seorang anggota ABRI, berpangkat perwira menengah. Karena kesibukkannya ayahnya jarang dirumah, dan ibunya kurang memberikan perhatian penuh terhadapnya, bahkan sering marah-marah apabila X berada dirumah. X pernah minggat dari rumahnya, sejak saat itu ia jarang sekali pulang ke rumah. Dia bersama dengan teman-temannya sering terlibat mabuk-mabukkan dan tindakan kekerasan. Mengetahui X seperti itu, orang tuanya mengirimnya ke kota P agar dapat bersekolah dengan baik disana. Di kota P dia tinggal bersama dengan tantenya. Oleh karenanya X diperlakukan sangat keras. Sepulang sekolah ia tidak boleh keluar rumah. Dengan perlakuan seperti ini dia merasa dirinya berada dalam penjara. Perasaan yang dideritanya itu sering dilampiaskannya kepada teman dan gurunya. Disekolah dia di cap sebagai anak nakal.
8
Dalam rangka itu permasalahan utama yang secara langsung ditampilkan deskripsi kasus diatas dapat dicatat sebagai berikut : Dimensi Kemanusiaan Aspek Dimensi Individualitas nilai rendah kurus dan pucat Sosialitas Suka Berkelahi Kasar terhadap orang lain Diperlakukan sangat keras Tidak bebas Moralitas Jarang masuk Sekolah Menyimpan ganja Minggat Mabuk-mabukkan Nakal dan Kasar Religius Malas Beribadah
9
Peserta Konferensi Dipimpin oleh ahli bimbingan (konselor)
Pihak terkait : 1. kepala sekolah 2. guru mapel 3. walikelas 4. guru pembimbing 5. petugas kesehatan, dll
10
Klasifikasi Masalah Masalah belajar : Kebiasaan belajar yg krg efektif
Kebiasaan bljr yg krg memadai kesiapsiagaan bljr yg krg memadai kondisi lgk bljr yg krg mguntgkan Masalah sosial pribadi : Kkrang harmonis antr tmn Kkrang serasian dg ortu Knakalan rmj gguan psikis Masalah karir : pmlihan jursan yg salah pgnalan bakat yg krg tepat penyaluran bakmin yng salah, dsb
11
Operasionalisme Perencanaan KK hrs mndpt pers7an K’li
Peserta mmlk skp tguh mrahsiakn sgnap aspek Pelaksanaan K’lor mgrahkan pembicaraan agr smua data tersampaikan n mengmbgkn pikiran peserta Analisis n Evaluasi KK brhasil jika smw data yg dbtuhkan sgt berarti untuk pmchan mslah K’li Follow-up Hasil KK dicatat n didokumntasikan scr rapi olh K’lor dan dgnkan untk mnunjang Layanan kpd K’li
12
PROSES Kesimpulan dan Saran
Kepala Sekolah/ Konselor (Koordinator BK) MengundangPeserta Konferensi Kasus Menyampaikan maksud dan tujuan konferensi kasus serta meminta komitmen dari peserta konferensi kasus Menampilkan dan mendekripsikan permasalahan yang dihadapi siswa (konseli) Diskusi, memberikan tanggapan, masukan dan kontribusi Kesimpulan dan Saran
13
TRIMAKASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.