Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Manajemen Produksi dan Operasi

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Manajemen Produksi dan Operasi"— Transcript presentasi:

1 Manajemen Produksi dan Operasi
Scheduling M

2 DEFINISI PENJADWALAN Pengaturan waktu dari suatu kegiatan operasi, yang mencakup kegiatan mengalokasikan fasilitas, peralatan maupun tenaga kerja, dan menentukan urutan pelaksanaan bagi suatu kegiatan operasi. Penjadwalan bertujuan meminimalkan waktu proses, waktu tunggu langganan, dan tingkat persediaan, serta penggunaan yang efisien dari fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan.

3 Contoh Kasus Manajer opersioal sebuah bandara , Air Traffic Control (ATC) akan memperkirakan hal-hal diluar perkiraan opersional. Misal terkait dengan masalah cuaca, petugas akan berusaha keras untuk meminimalisasi terjadinya, delay, cancel dan penumpang yang marah akibat adanya perubahan jadwal penerbangan. Perubahan penjadwalan sering menyebabkan reaksi berantai yang mempengaruhi seluruh aktifitas operasi

4 TEKNIK PENJADWALAAN Sistem volume terproduksi dapat dibagi dalam tiga kelompok,yaitu : sistem volume tinggi (mass production)  penjadwalannya menggunakan line balancing sistem volume menengah (batch production) penjadwalannya menggunakan run-out time sistem volume rendah(job shop)  penjadwalannya menggunakan loading and sequencing

5 LINE BALANCING Penyeimbangan lini (line balancing) bertujuan untuk memperoleh suatu arus produksi yang lancar dalam rangka memperoleh utilitasi yang tinggi atas fasilitas, tenaga kerja, dan peralatan melalui penyeimbangan waktu kerja antar stasiun kerja (work station).

6 Elemen kegiatan pembuatan komponen audio visual pada PT ”X”
PT “X” merupakan suatu industri perakitan komponen elektronika. Untuk membuat suatu komponen audio visual diperlukan urutan kegiatan dan waktu proses sebagai berikut. Elemen kegiatan pembuatan komponen audio visual pada PT ”X” Tugas Tugas Pendahulu Waktu (menit) A B C D E F G H I - C, F 6 2 3 7 10 5 4 Dalam bentuk diagram jaringan kerja, kegiatan produksi itu dapat digambarkan sebagai berikut. G H I D E F C B A

7 Dalam menyusun keseimbangan lini, terdapat dua faktor yang perlu diketahui yaitu
Jumlah waktu seluruh tugas Waktu elemen tugas terlama (terpanjang).

8 Dengan menggunakan pendekatan ini, pengelompokan penugasan dilakukan dengan prosedur sbb.
Tetapkan tugas yang dapat dipilih, yaitu tugas yang tidak ada tugas lain yang mendahuluinya atau tugas yang mendahuluinya sudah selesai dikerjakan. Tetapkan tugas yang cocok dengan waktu yang tersedia. Tetapkan penugasan pada suatu stasiun sampai maksimal. Lanjutkan ke stasiun kerja berikutnya dengan mengulangi prosedur di atas sampai selesai semua penugasan.

9 Tujuan penyeimbangan lini
Meningkatkan efisiensi dengan meminimalkan waktu kosong stasiun kerja.

10 METODE RUN OUT-TIME Merupakan teknik penjadwalan yang sering digunakan dalam satuan pemrosesan secara batch Run-out time (ROT) menunjukkan berapa lama suatu produk tertentu akan habis dari persediaan, atau dalam bentuk rumus : ROT = Tingkat Persediaan Rata – Rata Permintaan

11 Aturan penjadwalan dalam ROT
Menjadwalkan yang memiliki ROT paling kecil lebih dulu. Setelah selesai satu tahap penjadwalan (lot) kemudian di evaluasi kembali untuk menentukan produk yang memiliki ROT terkecil lagi, demikian seterusnya.

12 Line Processes Faktor penting dan patut diperhatikan dalam waktu peralihan : bagaimana caranya mengurangi waktu peralihan agar mendekati nol.

13 Loading Penjadwalan total jam atau banyaknya pekerjaan yang digunakan untuk mendapatkan gambaran kasar kapan pesanan dapat dikirim atau apa sajakah kapasitas telah terlewati.

14 Pendekatan yang sering dipakai dalam loading
Gantt chart (bagan Gantt) Merupakan alat bantu yang berguna dalam pembebanan pada produksi dengan volume rendah. Metode penugasan (assignment method)

15 Guna Loading Menentukan kapasitas yang dibutuhkan
Tanggal jatuh tempo pengiriman Aliran kerja yang lancar.

16 Waktu kosong yang direncanakan untuk perbaikan mesin atau ruang kerja
Kasus Suatu perusahaan pembuat kipas angin menerima pesanan untuk membuat empat jenis kipas angin, misalnya model A,B,C, dan D, untuk keperluan tertentu. Proses produksi dari setiap jenis kipas angin berbeda urutan dan waktunya. Jadwal proses produksi dan pembebanan kerja untuk setiap pusat kerja dapat digambarkan dalam suatu bagan Gantt sbb: Pusat Kerja Hari senin selasa rabu Kamis jumat sabtu Bengkel logam A B D C Bengkel mesin Bengkel listrik Bengkel cat Waktu kosong yang direncanakan untuk perbaikan mesin atau ruang kerja

17 Loading atau pembebanan terbagi 2:
Pembebanan maju (forward loading) Asumsi yang digunakan pada forward loading adalah Kapasitas berhingga (Definite Capacity). Asumsi Definite Capacity digunakn untuk menentukan kapasitas yang dibutuhkan pada setiap periode waktu untuk mencapai penyelesaian paling cepat. Pembebanan mundur (backward loading) Asumsi yang digunakan pada backward loading adalah tanggal jatuh tempo dari pekerjaan yang selalu diberikan. Backward loading dimaksudkan untuk menghitung kapasitas yang dibutuhkan pada tiap pusat kerja untuk setiap perode waktu.

18 Kasus : Suatu perusahaan mendapat pesanan 2 pekerjaan, A dan B, yang keduanya diproses dengan menggunakan fasilitas mesin yang sama. Perusahaan ini menggunakan aturan first come first serve, sehingga pekerjaan A yang datang lebih dulu mendapat prioritas untuk diselesaikan lebih dulu. Kedua pekerjaan dijadwalkan harus selesai dalam waktu 10 hari. Saat ini tidak ada pekerjaan dalam proses sehingga semua fasilitas dapat digunakan untuk mengerjakan kedua pekerjaan itu. Tabel berikut menunjukkan urutan proses yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan A dan B, serta waktu proses yang diperlukan pada tiap musim Urutan proses Pekerjaan A Pekerjaan B Mesin Waktu (Hari) 1 A 2 3 B C

19 Keterangan: : Pekerjaan A
Penjadwalan maju dan penjadwalan mundur dari pekerjaan A dan B digambarkan sebagai berikut. a). Penjadwalan maju Hari ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mesin A Mesin B Mesin C b). Penjadwalan mundur Hari ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mesin A Mesin B Mesin C Keterangan: : Pekerjaan A : Pekerjaan B

20 Sequencing (pengurutan)
Sequencing mencakup penentuan urutan pekerjaan yang diproses. Pengurutan menentukan urutan pekerjaan yang harus dikerjakan pada suatu pusat kerja.

21 Beberapa aturan prioritas yang umum dalam sequencing:
FCFS (First Come First Serve), pekerjaan yang datang lebih awal pada suatu pusat kerja akan dikerjakan lebih dulu. Aturan ini banyak digunakan pada bank, supermarket, kantor pos, dan sebagainya. SPT (Shortest Processing Time), pekerjaan yang paling cepat selesainya mendapat prioritas pertama untuk dikerjakan lebih dulu. Cara ini seringkali diterapkan bagi perusahaan perakitan atau jasa. EDD (Earliest Due Date), pekerjaan yang harus selesai paling awal dikerjakan lebih dahulu.

22 Disamping ketiga aturan tersebut dikenal juga beberapa cara, antara lain:
Critical ratio (CR) pekerjaan yang ratio antara Due Date terhadap lama waktu kerja paling kecil mendapat prioritas lebih dulu Dalam least slack (LS) pekerjaan yang memiliki slack time terkecil mendapat prioritas untuk dikerjakan terlebih dahulu.

23 beberapa terminologi yang dipakai :
Lama proses menunjukan waktu yang diperlukan untuk memproses pekerjaan itu sampai selesai. Waktu selesai menunjukkan total waktu suatu pekerjaan berada pada sistem. Waktu selesai ini mencakup lama proses ditambah dengan waktu menunggu sampai pekerjaan yang bersangkutan mendapat giliran diproses. Jadwal selesai (Due Date) merupakan batas waktu yang diharapkan pekerjaan yang bersangkutan telah selesai diproses (jatuh tempo), yaitu beberapa hari sejak pekerjaan masuk kedalam sistem. Keterlambatan menunjukkan jumlah hari keterlambatan dari batas yang diharapkan selesai, yaitu perbedaan antara waktu sampai selesai dan jadwal selesai. Rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan (Average Completion Time), dihitung dari jumlah waktu selesai semua pekerjaan dibagi dengan jumlah pekerjaan. Rata-rata waktu penyelesaian yang renggang dapat memperkecil jumlah persediaan dalam proses yang pada akhirnya dapat mempercepat pelayanan. Rata-rata waktu keterlambatan (Average Job Lateness), dihitung dari jumlah keterlambatan dibagi dengan jumlah pekerjaan. Rata-rata keterlambatan yang rendah menunjukkan waktu pengiriman (Delivery Time) yang lebih cepat. Rata-rata jumlah pekerjaan pada sistem (pusat kerja) adalah rata-rata jumlah pekerjaan dalam sistem (baik yang sedang menunggu maupun yang sedang diproses) dari awal sampai pekerjaan terakhir selesai diproses. Rata-rata jumlah pekerjaan yang sedikit menunjukkan sistem dalam keadaan longgar (tidak penuh).

24 Kasus CV Maart memiliki lima pekerjaan yang akan diproses dengan menggunakan suatu pusat kerja yang sama. Data waktu proses dan kapan pekerjaan yang bersangkutan harus selesai ditunjukkan dalam table berikut ini. Diasumsikan kedatangan pekerjaan secara berturut-turut adalah A, B,C, D, dan E. Pekerjaan Lama Proses Jadwal Selesai A 10 15 B 6 C 11 21 D 12 18 E 9 16

25 Tabel Pengurutan Berdasarkan Metode FCFS
Urutan Pekerjaan (kedatangan) Lama Proses Waktu Selesai Jadwal Selesai Keterlambatan A 10 15 B 6 16 C 11 27 21 D 12 39 18 E 9 48 32 140 65 Rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan = Jumlah Waktu Selesai = 140/5 = 28 hari Jumlah Pekerjaan Rata-rata waktu keterlambatan = Jumlah Keterlambatan = 65/5 = 13 hari Jumlah Pekerjaan Rata-rata jumlah pekerjaan dalam system = Jumlah Waktu Selesai = 140/48 = 2,91 Lama Proses

26 Tabel Pengurutan Berdasarkan Metode SPT
Urutan Pekerjaan Lama Proses Waktu Selesai Jadwal Selesai Keterlambatan B 6 10 E 9 15 16 A 25 C 11 36 21 D 12 48 18 30 130 55 Rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan = Jumlah Waktu Selesai = 130/5 = 30 hari Jumlah Pekerjaan Rata-rata waktu keterlambatan = Jumlah Keterlambatan = 55/5 = 11 hari Jumlah Pekerjaan Rata-rata jumlah pekerjaan dalam system = Jumlah Waktu Selesai = 130/48 = 2,7 Lama Proses

27 Tabel Pengurutan Berdasarkan Metode EDD
Urutan Pekerjaan Lama Proses Waktu Selesai Jadwal Selesai Keterlambatan B 6 10 A 16 15 1 E 9 25 D 12 37 18 19 C 11 48 21 27 132 56 Rata-rata waktu penyelesaian pekerjaan = Jumlah Waktu Selesai = 132/5 = 26,4 hari Jumlah Pekerjaan Rata-rata waktu keterlambatan = Jumlah Keterlambatan = 56/5 = 11,2 hari Jumlah Pekerjaan Rata-rata jumlah pekerjaan dalam system = Jumlah Waktu Selesai = 132/48 = 2,75 Lama Proses

28

29 Soal 1: Sebuah kontraktor, PT Fandhy Jaya memiliki 6 pekerjaan (proyek) yang menunggu di proses. Waktu pemrosesan dan batas waktu diberikabn data seperti pada tabel dibawah. Tentukan pengolahan sesuai dengan aturan FCFS, SPT dan EDD Diasumsikan kedatangan pekerjaan secara berturut-turut adalah A, B,C, D, E dan F. Pekerjaan Lama Proses Jadwal Selesai A 6 20 B 12 14 C 15 21 D 4 17 E 25 F 7 18

30 Soal 2: PT Satya sakti memiliki 4 pekerjaan (proyek) yang menunggu di proses. Waktu pemrosesan dan batas waktu diberikabn data seperti pada tabel dibawah. Tentukan pengolahan sesuai dengan aturan FCFS, SPT, EDD, LPT dan CR. Diasumsikan kedatangan pekerjaan secara berturut-turut adalah A, B,C dan D. Pekerjaan Lama Proses Jadwal Selesai A 8 22 B 15 16 C 13 18 D 5 14

31 Thx


Download ppt "Manajemen Produksi dan Operasi"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google