Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehWahyoe Basri Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Penulisdr. Bariah Ideham, MS.; Prof. Dr. dr. Yoes Prijatna D., M.Sc.; Prof. Dr. H. Sarmanu, MS. Asal Tropical Disease Center Universitas Airlangga Sumber Dana Ditjen Dikti Depdiknas Universitas Airlangga Tahun 2001 Tahun 2001 Bidang Ilmu EFEK ANTHHELMINTIK BIJI PEPAYA (CARICA PAPAYA) TERHADAP ULTRASTRUKTUR TELUR ASCARIS LUMBRICOIDES Infeksi Ascaris masih merupakan masalah kesehatan di negara berkembang, juga di Indonesia. Infeksi Ascaris merupakan penyakit endemik, kronik dan prevalensinya sangat tinggi. Prevalensi tertinggi ditemukan pada anak balita dan usia sekolah dasar. Laporan perkumpulan pemberantasan penyakit parasit Indonesia (P41) pada tahun 1992 bahwa prevalensi Ascaris mencapai 70-80%. Infeksi Ascaris terjadi karena tertelan telur infektif, infeksi berat dan kronis dapat menyebabkan kekurangan gizi dan gangguan pertumbuhan pada anak berdampak merugikan kualitas sumber daya manusia. Getah pepaya dan biji pepaya terbukti efektif terhadap daya berembrio telur Ascaris suum pada babi (Suweta, dkk.,1997). Morfologi telur Ascaris lumbricoides tidak berbeda dengan Ascaris Suum, dalam penelitian ini digunakan biji pepaya untuk melihat pengaruhnya terhadap ultrastruktur telur A. lumbricoides. Dalam penelitian ini ada 4 kelompok telur A.Lubricoides yang masing- masing kelompok terdiri dari 8 tabung, 3 kelompok dengan perlakuan yaitu direndam dalam larutan ekstrak biji pepaya berturutan konsentrasi 5%, 10% dan 20% selama 4 jam dan kelompok kontrol. Pengamatan terhadap perkembangan telur A.lumbricoides dilakukan pemeriksaan mikroskop setiap 3 hari, dan pengamatan ultrastruktur telur Ascaris dilakukan pemeriksaan Scanning Elektron Microscop (SCEM) pada minggu I dan III. Hasil yang diperoleh terjadi degenerasi telur Ascaris pada hari 3 setelah perlakukan dengan larutan ekstrak biji pepaya konsentrasi 5%, 10% dan 20% berturut-turut sebesar 0,03%, 0,07% dan 1,07%. Pengamatan pada hari ke-15 ditemukan stadium larva pada kelompok kontrol sebesar 32,70%, pada kelompok perlakuan dengan larutan ekstrak biji pepaya konsentrasi 5%, 10% dan 20% ditemukan terjadi degenerasi telur Ascaris sebesar 6,41%, 11,05% dan 16,10%. Hasil pengamatan pada hari ke 21 ditemukan stadium larva pada kelompok kontrol 88,40% dan degenerasi telur 2,32%. Pada kelompok telur Ascaris dalam larutan ekstrak biji pepaya konsentrasi 5%, 10% dan 20% diperoleh stadium larva masing-masing adalah 29,93%; 15,80% dan 10,20% degenerasi telur yang terjadi adalah sebesar 13,93%; 22,70% dan 26,76%. Berdasarkan perhitungan statistik dengan ANOVA diperoleh F hitung > = 0,05 berarti ada perbedaan perkembangan telur ascaris F tabel pada dalam larutan ekstrak biji pepaya konsentrasi 5%; 10% dan 20% dengan kelompok kontrol, Dari hasil pengamatan SCEM pada minggu I terjadi perubahan dinding telur A.lumbricoides setelah perlakuan dengan larutan ekstrak biji pepaya konsentrasi 5%, 10% dan 20% berupa penipisan lapisan albumin. Pada pemeriksaan SCEM terhadap telur pada minggu III terjadi tonjolan pada dinding telur pada kelompok telur A.lumbricoides dalam larutan ekstrak biji pepaya 5%. Penonjolan dinding telur tampak lebih jelas pada telur Ascaris dalam larutan biji pepaya konsentrasi 10%. Pemeriksaan SCEM pada telur A.Lumbricoides dalam larutan ekstrak biji pepaya konsentrasi 20% ditemukan keluarnya sel embrio dari dinding telur sehingga telur Ascaris tampak mengecil, juga tampak larva dari telur dinding telur bocor (leakage). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ekstrak biji pepaya (Carica papaya) mempunyai efek ovisidal yang mempengaruhi perkembangan telur A.Lumbricoides. Kata kunci : Carica Papaya, Ultrastruktur Telur Ascaris Lumbricoides
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.