Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Analisis Pemindahan Bahan dan Ongkos
MODUL KE-3 Analisis Pemindahan Bahan dan Ongkos (OMH)
2
TUJUAN PRAKTIKUM Mengetahui secara garis besar pengertian dan tujuan OMH dalam perancangan tata letak pabrik. Mengetahui cara melakukan perhitungan Ongkos Material Handling. Memberikan penjelasan mengenai analisa Ongkos Material Handling.
3
Ongkos Material Handling (OMH) Ongkos Material Handling
Suatu tabel yang digunakan untuk menghitung biaya penanganan bahan. Didalam OMH dilakukan minimasi biaya penanganan bahan tetapi dengan tidak mengabaikan prinsip-prinsip pemindahan bahan. Berdasarkan perumusan yang dibuat American Material Handling Society (AMHS), material handling dapat dinyatakan sebagai seni dan ilmu yang meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving), pembungkusan (packaging), penyimpanan (storing), sekaligus pengendalian (controlling) dari bahan. ARTINYA: HANYA DILAKUKAN PADA LANTAI PRODUKSINYA SAJA
4
Sistem material handling pada dasarnya dilakukan guna meningkatkan efisiensi perpindahan material dari satu departemen ke departemen lainnya. Dengan aliran material yang lebih efisien, biaya material handling akan dapat ditekan seminimal mungkin. Efisiensi dapat terwujud jika proses perpindahan material tersebut menggunakan sistem dan peralatan yang sesuai. Keputusan mengenai sistem dan peralatan pemindah material harus didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang matang. Pertimbangan tersebut antara lain, karakteristik material, tingkat aliran, dan tipe tata letak pabrik.
6
Karakteristik Material
Karakteristik tersebut berhubungan dengan: sifat fisik (benda padat, cair, atau gas) Ukuran (volume, panjang, lebar, tinggi) Berat (per buah, per kilo, dll) Bentuk (persegi, bulat, dll) Kondisi (panas, dingin, dll Resiko keamanan (mudah meledak, beracun).
7
TINGKAT ALIRAN Tingkat aliran material menyangkut dua hal utama, yaitu menyangkut kuantitas atau jumlah material yang dipindahkan dan jarak perpindahan material tersebut.
8
Jenis-jenis tata letak pabrik meliputi :
Production Line Product atau Product Layout, berdasarkan pada aliran prduksi, sehingga mesin dan fasilitas produksi diatur berdasarkan prinsip “machine after machine” tanpa memperhatkan jenis mesin yang digunakan. Functional Layout atau Process Layout, dimana pengaturan dan penempatan mesin dan peralatan produksi yang memiliki jenis yang sama dalam satu bagian. Fixed Material Location Product Layout atau Fixed Position Layout, dimana mesin dan operator bergerak menuju ke produk yang direncanakan akan dibuat, khususnya untuk produk yang berat dan tidak mudah dipindahkan. Product Family Layout atau Group Technology Layout, dimana pengelompokan mesin didasarkan pada kemiripan proses yang dilalui setiap produk, atau part family.
9
Sistem dan Peralatan, sistem penanganan material dapat dikerjakan secara manual atau full otomatis. Perbedaan tingkat mekanisasi berada antara dua kelompok besar tersebut. Klasifikasi sistem penanganan material berdasarkan level mekanisasi didasarkan pada sumber tenaga penanganan dan tingkat keterlibatan manusia dan computer dalam menjalankan peralatan. Kelas-kelas mekanisasi dikelompokkan sebagai berikut. Manual dengan ketergantungan tenaga fisik. (operator) Mekanik, operator diperlukan untuk mengoperasikan peralatan. (truck) Mekanik dengan bantuan computer (pengembangan dari kelas kedua), dengan fungsi computer untuk men-generate dokumen-dokumen khusus untuk pemindahan dan operasi. Otomatis, hubungan operator yang menjalankan dan mengoperasikan mesin sangat kecil. Sebagian besar fungsi-fungsi dijalankan oleh computer. Otomatis penuh, kelas ini mirip dengan kelas ke empat, tetapi computer mendapatkan tusas tambahan seperti pengawasan langsung. Hal ini akan mengurangi intervensi manusia.
10
Aktivitas ini sendiri sebetulnya merupakan aktivitas yang di klasifikasikan non-produktif sebab tidak memberikan nilai apa–apa terhadap material atau bahan yang dipindahkan. Disini tidak terjadi perubahan bentuk, dimensi maupun sifat-sifat fisik atau kimiawi dari material yang dipindahkan. Disisi lain justru kegiatan pemindahan bahan atau material tesebut akan menambah ongkos (cost). Satuan dari ongkos penanganan bahan merupakan rupiah/meter gerakan. Salah satu cara untuk menaikkan efesiensi produksi adalah dengan mengurangi langkah transportasi.
11
Beberapa aktivitas pemindahan bahan yang harus di Perhitungkan
Pemindahan bahan dari gudang bahan baku menuju fabrikasi atau assembling. Pemindahan bahan yang terjadi di proses produksi satu jenis mesin menuju mesin lainnya Pemindahan bahan dari departemen assembling menuju gudang barang jadi.
12
Hubungan antara penanganan material dan tata letak pabrik
Dalam sistem manufaktur, dua aktivitas yang sering berpengaruh satu sama lain adalah penanganan material dan tata letak pabrik. Hubungan dua aktivitas menyangkut data yang diperlukan untuk rancangan tiap aktivitas, tujuan umum, pengaruh ruangan dan pola aliran. Tujuan umum keduanya adalah meminimumkan biaya. Oleh karena itu, pada saat perencanaan tata letak pabrik, pada saat itu pula dipikirkan perencanaan fasilitas penanganan material yang akan diaplikasikan. Perlu dipahami bahwasannya sekali pabrik berdiri, tata letak fasilitas produksi sudah ditetapkan dan mesin/ peralatan produksi sudah terpasang, maka di saat itu pula akan kecil kemungkinannya untuk memperbaiki metode material handling. Sehingga, pertimbangan faktor material handling, baik metode maupun peralatan yang akan dipakai jelas harus selalu diperhatikan pada saat membuat rancangan tata letak. Sekali keliru dalam perancangan maka untuk seterusnya kita akan menjalankan kekeliruan sampai ada kesempatan untuk merombak tata letak yang ada.
13
B. Alat dan Ongkos Angkut
A. Data-data Penunjang Routing Sheet MPPC Luas Lantai OPC B. Alat dan Ongkos Angkut 25 Kg = Orang Rp. 500/ meter 150 Kg = Walky Pallet Rp. 1000/ meter 150 Kg = Hand Truck Rp. 1500/ meter C. Rumus Perhitungan Jarak Kelompok Mesin A Kelompok Mesin C AB = ½ BC = ½ AC = AB + BC A B C
14
D. Tabulasi OMH Keterangan: Kolom 1, 2, 3, dan 4 : Diketahui
Dari Ke Nama Komponen Bentuk Material Potongan Produk /Hari Jumlah Tiap Bntk Berat Total Alat Angkut OMH Jarak Ongkos 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 TOTAL Keterangan: Kolom 1, 2, 3, dan 4 : Diketahui Kolom 5 : Untuk Komponen Utama = Kolom 6 : DS Komponen Dari Routing Sheet Kolom 7 : Kolom 6 / Kolom 5 Kolom 8 : Diketahui Kolom 9 : Kolom 7 x Kolom 8 Kolom 10 : Diketahui Kolom 11 : Diketahui Kolom 12 : Jarak Antar Departemen Kolom 13 : Kolom 11 x Kolom 12 Untuk Komponen Tambahan =
17
KASUS: Sebuah alat angkut “forklift” dibeli dengan harga Rp ,- diharapkan umur ekonomis 5 tahun. Biaya bahan bakar adalah Rp ,-/ 8 jam, sedang biaya perawatan sebesar Rp ,-/ jam. Jika forklift berjalan rata-rata m per hari, tentukan biaya per satuan jarak (m). diasumsikan bahwa alat angkut beroperasi 300 hari / tahun dan upah operator adalah Rp ,- /jam.
18
PENYELESAIAN: MENENTUKAN DEPRESIASI DENGAN MENGGUNAKAN DEPRESIASI GARIS LURUS PENYELESAIAN: MENENTUKAN DEPRESIASI DENGAN MENGGUNAKAN DEPRESIASI GARIS LURUS JARAK PENGANGKUTAN TIAP JAM JARAK PENGANGKUTAN TIAP JAM TOTAL BIAYA (MAINTANANCE + BAHAN BAKAR + DEPRESIASI + OPERATOR) TOTAL BIAYA (MAINTANANCE + BAHAN BAKAR + DEPRESIASI + OPERATOR) ONGKOS NATERIAL HANDLING (OMH) ONGKOS NATERIAL HANDLING (OMH)
19
Sampai Jumpa Di Modul Selanjutnya
Laporan Akhir Abstrak Pendahuluan (Latar Belakang, Tujuan, Perumusan Masalah) Tinjauan Pustaka Metodologi Penulisan Pembahasan dan Analisis (Data penunjang, perhit. OMH, dan Analisis) Kesimpulan dan Saran (Terhadap Penulisan) Terima Kasih Sampai Jumpa Di Modul Selanjutnya
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.