Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Audith M Turmudhi, Drs.Psi., MM
BISNIS KELUARGA Audith M Turmudhi, Drs.Psi., MM HP
2
BISNIS KELUARGA Sebuah perusahaan yang di dalamnya terlibat anggota keluarga secara langsung dalam kepemilikan dan jabatan atau fungsi Bisnis dilakukan secara bersama-sama di dalam keluarga.
3
CIRI-CIRI BISNIS KELUARGA
Dimiliki oleh kelompok keluarga tunggal yang dominan dengan jumlah kepemilikan saham lebih dari 50% Disikapi sebagai perusahaan Biasanya dikelola oleh orang-orang yang berasal dari keluarga pemilik mayoritas saham
4
karakteristik perusahaan keluarga dalam konteks usaha kecil
Posisi kunci dipegang keluarga Keuangan perusahaan cenderung berbaur dengan keuangan keluarga Tidak adanya mekanisme pertanggung-jawaban yang ketat Motivasi kerja tinggi Tidak adanya kekhususan/spesialisasi dalam manajemen
5
KELEBIHAN BISNIS KELUARGA, antara lain:
Perusahaan keluarga sangat lentur terhadap perubahan lingkungan. Hal inilah yang menjadi alasan utama sebuah perusahaan keluarga cepat beradaptasi dan menemukan bentuk bisnis yang cocok dan dengan segera dapat meraih peluang dan sekaligus dapat mengatasi kendala yang ada. Keluwesan dan kecepatan menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah.
6
KELEMAHAN BISNIS KELUARGA, antara lain:
Keluwesan dalam beradaptasi seringkali menyebabkan tumpang tindih tugas dan peran yang justru merupakan sumber konflik Cenderung menggunakan strategi konservatif, bermain aman, bermain pada pasar yang kurang kompetitif yang pertumbuhannya lambat
7
Bentuk-bentuk Family Business
Family owned business (FOB). Pada bentuk FOB keluarga hanya sebagai shareholder, pengelolaan perusahaan diserahkan kepada eksekutif profesional dari luar lingkungan keluarga, dan saudara yang lain tidak ikut mengendalikan perusahaan. Keluarga (Business Family) sebagai pemilik perusahan cenderung menekankan pada hubungan kekerabatan saja. Family business (FB). Pada FB, keluarga bertindak sebagai shareholder juga mengurus perusahaan artinya perusahaan dimiliki dan dikelola oleh anggota keluarga pendiri.
8
Good Corporate Governance dlm BISNIS KELUARGA
Walaupun bisnis dikelola bersama keluarga, perusahaan tetap harus menerapkan prinsip good corporate governance (tata kelola perusahaan yang baik).
9
MOTIVASI ORANG BERBISNIS KELUARGA
Sumber penghasilan atau modus aktualisasi utama Hanya untuk sampingan Penyaluran minat dan hobi Meneruskan usaha keluarga.
10
Kiat Berbisnis Keluarga
Membagi tugas dan tanggung jawab dengan jelas Mampu memisahkan waktu untuk urusan bisnis dan keluarga Memisahkan uang bisnis dan uang keluarga. Mampu menyusun strategi dan rencana yang matang dan rencana pengembangan bisnis Menyiapkan vision-mission- values bisnis Berkonsultasi dengan ahli
11
Ciri-ciri Praktik Manajemen Bisnis Keluarga yang Baik
Merangsang pemikiran dan pemahaman strategi bisnis yang baru Merekrut dan mempertahankan manajer non keluarga yang baik Menciptakan organisasi yang fleksibel dan inovatif Menciptakan dan melindungi modal Menyiapkan pengganti kepemimpinan (suksesi)
12
Gaya Manajemen Bisnis Keluarga
Salah satu permasalahan umum yang dihadapi ketika perusahaan keluarga berkembang adalah menentukan gaya bisnis apa yang sebaiknya diterapkan dalam manajemennya. Ketika perusahaan masih dalam taraf kecil, manajemen keluarga masih dapat digunakan. Tetapi, makin besar perkembangan usahanya, gaya manajemen tentunya harus berubah karena kemungkinan tidak lagi mampu jika hanya anggota keluarga yang mengelola.
13
Sikap yang Harus Dikembangkan dalam Bisnis Keluarga
Jujur, diperlukan agar orang tetap percaya dengan setiap perkataan dan perbuatannya. Ulet, dapat mendorong seseorang untuk maju, tidak mudah menyerah, dan terus berusaha kreatif. Ramah, sadar pentingnya bersikap hormat dan menyenangkan konsumen Tidak serakah-emosional, mencegah seorang pengusaha berekspansi memasuki bidang-bidang bisnis secara emosional. Disiplin manajemen keuangan, memisahkan uang usaha dengan uang keluarga Tidak boros-konsumtif, sebagian keuntungan hendaknya digunakan untuk terus mengembangkan usaha.
14
Budaya Bisnis Keluarga Etnis Tionghoa
Sejak anak-anak sudah terbiasa terlibat dalam usaha keluarga, contohnya membantu orang tua menjadi kasir di toko, sehingga naluri bisnis sudah terasah sejak kecil. Keluarga etnis Tionghoa juga menerapkan filosofi bambu. Bambu adalah pohon yang memiliki daya tahan hidup tinggi karena mampu bertahan dalam 4 musim berbeda dan mudah tumbuh di mana saja. Inti dari filosofi ini diterapkan dalam budaya bisnis mereka dengan kedisiplinan, kemampuan bersosialisasi, serta kreativitas yang tinggi. Maka tidak mengherankan bahwa bisnis keluarga yang dirintis dari bawah akhirnya akan sukses.
15
Masalah-masalah dalam Bisnis Keluarga
Kepemimpinan Konflik Suksesi Transparansi Kompetisi Budaya perusahaan
16
SUKSESI DALAM PERUSAHAAN KELUARGA
CONTOH Thayeb Mohammad Gobel, pendiri PT Gobel Dharma Nusantara dahulu PT. National Gobel, menyiapkan Rachmat Gobel, anak ke-lima dan anak lelaki tertua. Gobel tua telah menyiapkan Rachmat sejak usia 8 tahun dengan sesering mungkin dilibatkan dalam suasana kantor dan pabrik di kawasan Cawang, Jakarta. Selain itu Rachmat juga disekolahkan bisnis di Jepang (Chuo University) juga menjalani kerja magang di perusahaan keluarganya sendiri. Selepas dari kuliahnya di Jepang, Rachmat harus menjalani masa 6 tahun dengan bekerja mulai dari bawah sampai akhirnya memegang tampuk Direktur pada tahun 1990.
17
PT Mustika Ratu, Tbk, proses pergantian pimpinan dari BRA Mooryati Soedibyo ke anaknya Putri Koeswisnu Wardani juga didahului dengan mekanisme pemagangan yang sungguh-sungguh. Proses pemagangan itu dijalaninya selama 5 tahun, dengan melibatkan pada pekerjaan yang berbeda-beda. Mulai dari bekerja di bagian pemasaran, kemudian pindah ke bagian keuangan, dengan perlakuan yang sama seperti karyawan biasa yang lain. Untuk menghindari terjadi tumpang tindih peran, dan adanya kemungkinan “gangguan” dari anggota keluarga Putri yang lain, maka sang Ibu memberikan “mainan lain” kepada anak-anak yang tak kebagian tongkat suksesi. Ada yang mengelola spa, untuk perawatan kecantikan tubuh, juga ada yang mengelola kontruksi yang sesuai dengan bakat dan pendidikan anak. Sedang anak yang lain yang tidak kebagian jabatan eksekutif tetap dilibatkan dalam menjaga bendera perusahaan dengan menempatkannya dalam jabatan komisaris.
18
lima fakta penting dalam proses suksesi di perusahaan keluarga, yaitu:
Persiapan suksesi adalah sangat penting, itulah sebabnya persiapan suksesi harus dikerjakan secara bersama-sama antara generasi tua dan generasi penerus. Keberlanjutan perusahaan keluarga tergantung pada kualitas persiapannya. Generasi muda yang kompeten adalah prasyarat untuk memelihara dan meningkatkan kinerja perusahaan keluarga. Mutu suksesi ditentukan oleh proses mengomunikasikan/ menyosialisasikan konsep dan filosofi kepada generasi muda. Penanaman nilai-nilai keluarga adalah sangat penting dilakukan bersama. Untuk menghindari konflik, diperlukan pernyataan yang jelas atas hak dan kewajiban masing-masing anggota keluarga sejak dini. Konsep unit entity (pembedaan antara milik sendiri dan milik perusahaan) harus betul-betul dipahami dengan jelas diantara anggota keluarga. Faktor lain yang menentukan keberhasilan suksesi adalah semangat, niat (intention), kejujuran (honesty), dan ketulusan (sincerity) dalam melakukan bisnis. Konflik antara generasi tua dan muda berasal dari perlakuan yang berbeda dalam memandang bagaimana melanjutkan perusahaan keluarga.
19
HAL-HAL YG DAPAT MENGHANCURKAN BISNIS KELUARGA
Banyak dari anggota keluarga yang merasa aman dan “dimanjakan”. Hal ini menjadikan anggota keluarga kurang mau berusaha dengan maksimal sehingga tidak memberi performa yang baik pada organisasi. Kasus lainnya ketika anggota keluarga naik dengan cepat pada posisi tinggi di perusahaan padahal belum memiliki pengalaman dan kemampuan yang memadai. Solusinya: perusahaan harus tetap menggunakan proses seleksi dan training tanpa memberikan perlakuan khusus.
20
II Sering ditemukan bahwa banyak bisnis keluarga diteruskan dari orang tua ke anaknya. Namun anaknya memiliki spesialisasi pada aspek dan bidang yang sama seperti orang tuanya. Keahlian dan wawasannya menurun dari generasi sebelumnya. Hal ini dapat menjadi masalah dimana generasi penerus tidak menguasai aspek lain yang diperlukan untuk pengembangan bisnis dan juga kepemimpinan organisasi. Solusinya: ada baiknya pimpinan perusahaan merekrut orang dari luar organisasi untuk menjadi mentor generasi penerus. Dengan demikian ia dapat memberikan wawasan dan keahlian yang baru dan dapat dimanfaatkan dalam operasional bisnis di masa depan.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.