Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DERIVATIF DAN MANAJEMEN RISIKO

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DERIVATIF DAN MANAJEMEN RISIKO"— Transcript presentasi:

1 DERIVATIF DAN MANAJEMEN RISIKO
PERT 9 – 10 DERIVATIF DAN MANAJEMEN RISIKO

2 INSTRUMEN DERIVATIF Instrumen derivatif adalah instrumen yang nilainya diturunkan dari nilai aset yang menjadi dasarnya (underlying assets). Aset yang menjadi dasar tersebut misalnya sekuritas (saham, obligasi), komoditas (emas, olefin), dan lainnya. 1.FORWARD (KONTRAK BERJANGKA) ·         Instrumen forward merupakan instrumen keuangan derivarif yang paling tua. Kontrak forward berbeda dengan kontrak spot. Kontrak spot yang sering dijumpai adalah pada vaulta asing. ·         Kurs spot dalam aplikasinya sebagai berikut: surat kabar menyediakan informasi kurs rupiah/dolar Rp 9000/$, jika kita akan membeli (menjual) dolar, berarti kita harus menyediakan (memperoleh) rupiah sebesar Rp Dolar akan kita terima saat ini juga, transaksi spot dengan demikian mempunyai arti kurs berlaku saat ini dengan penyerahan barang dilakukan saat ini juga.

3 Kurs forward berbeda dengan kurs spot dalam penyerahan barangnya
Kurs forward berbeda dengan kurs spot dalam penyerahan barangnya. Kurs forward tidak banyak dipublikasikan, karena perdagangan forward untuk rupiah/dolar barangkali belum banyak dilakukan. Untuk mata uang besar, perdagangan forward sudah biasa dilakukan, seperti perdagangan antara $ dengan yen Jepang sudah biasa dilakukan dipasar forward.

4 Perbedaan transaksi Spot dengan Forward
Beli $1 dengan kurs Rp 9.000/ $ Transaksi Forward Beli (long) 3-bln $1 forward dengan kurs Rp9000/$ t=0   Menyerahkan Rp9000 Menerima $1 Tanda tangan kontrak T=+3bln mendatang ____ Menyerahkan Rp9000 Untuk transaksi forward penyerahan dilakuakn tiga bulan mendatang sedangkan untuk spot penyerahan dilakukan saat ini juga.

5 Hedging dengan Forward (LINDUNG NILAI DENGAN FORWARD)
Misal seorang manajer investasi punya portofoliao obligasi engan nilai pasar saat ini adalah Rp 1,2 M. Nilai inves tasi adalah Rp 1M< dengan demikian ia sudah memperoleh keuntungan sebesar 20%. Karen tidak ingin mengambil risiko terhadap perubahan bunga (jika bunga naik portifolio turun, dan sebaliknya) maka dia puas dengan tingkat keuntungan itu. Manager itu bisa melakukan hedging dengan menggunakan forward obligasi. Hasil dari hedging dengan forward:

6 Harga pasar obligasi = Rp 900juta
abel diatas menunjukkan: Kita rugi di obligasi (posisi spot obligasi), karena nilainya turun sebesar Rp300juta (900juta – 1,2M) Tapi kita untung di forward obligasi, kartena kita bisa menjual dengan harga 1,2M sementara harga pasar 900juta. Kita untung 300juta Total keuntungan = keuntungan di posisi spot + keuntungan diposisi forward = 0 Dengan menggunakan grafik posisi long obligasi (mempunyai obligasi) bisa digambarkan: Tabel diatas menunjukkan: Kita rugi di obligasi (posisi spot obligasi), karena nilainya turun sebesar Rp300juta (900juta – 1,2M) Tapi kita untung di forward obligasi, kartena kita bisa menjual dengan harga 1,2M sementara harga pasar 900juta. Kita untung 300juta Total keuntungan = keuntungan di posisi spot + keuntungan diposisi forward = 0 Dengan menggunakan grafik posisi long obligasi (mempunyai obligasi) bisa digambarkan: Tabel diatas menunjukkan: Kita rugi di obligasi (posisi spot obligasi), karena nilainya turun sebesar Rp300juta (900juta – 1,2M) Tapi kita untung di forward obligasi, kartena kita bisa menjual dengan harga 1,2M sementara harga pasar 900juta. Kita untung 300juta Total keuntungan = keuntungan di posisi spot + keuntungan diposisi forward = 0 Dengan menggunakan grafik posisi long obligasi (mempunyai obligasi) bisa digambarkan: Tabel diatas menunjukkan: Kita rugi di obligasi (posisi spot obligasi), karena nilainya turun sebesar Rp300juta (900juta – 1,2M) Tapi kita untung di forward obligasi, kartena kita bisa menjual dengan harga 1,2M sementara harga pasar 900juta. Kita untung 300juta Total keuntungan = keuntungan di posisi spot + keuntungan diposisi forward = 0 Dengan menggunakan grafik posisi long obligasi (mempunyai obligasi) bisa digambarkan: Harga pasar obligasi = Rp 900juta Posisi spot (mempunyai atau long obligasi) dengan nilai 1,2M Posisi forward (jual atau short obligasi dengan harga 1,2M Total keuntungan/kerugian -Rp300 juta +Rp300 juta

7 Tabel diatas menunjukkan:
Kita rugi di obligasi (posisi spot obligasi), karena nilainya turun sebesar Rp300juta (900juta – 1,2M) Tapi kita untung di forward obligasi, kartena kita bisa menjual dengan harga 1,2M sementara harga pasar 900juta. Kita untung 300juta Total keuntungan = keuntungan di posisi spot + keuntungan diposisi forward = 0 Dengan menggunakan grafik posisi long obligasi (mempunyai obligasi) bisa digambarkan: Tabel diatas menunjukkan: Kita rugi di obligasi (posisi spot obligasi), karena nilainya turun sebesar Rp300juta (900juta – 1,2M) Tapi kita untung di forward obligasi, kartena kita bisa menjual dengan harga 1,2M sementara harga pasar 900juta. Kita untung 300juta Total keuntungan = keuntungan di posisi spot + keuntungan diposisi forward = 0

8 FUTURES Futures didesain untuk mengurangi kelemahan forward, desai futures tersebut: - Standarisasi kontrak - Mekanisme marketing to market (penyesuaian terhadap harga pasar) setiap hari dan perdagangan yang dilakuakn melalui bursa.

9 Standarisasi Kontrak Besarnya kontrak:misal kontrak untuk futures dolar Australia ditetapkan sebesar A$ perkontraknya. Misal kita pinya eksposur sebesar A$ , maka kita tidak bisa membeli 1,5 kontrak. Kita harus membeli 1kontrak atau 2 kontrak futures. ·         Jatuh tempo: misal jatuh tempo futures ditetapkan setiap bulan Maret, Juni, September dan Desember, misal kita punya eksposur yang jatuh tempo bulan Febuari. Kita tidak bisa meminta kontrak yang jatuh tempo bulan tersebut. Kita harus memilih apakah beli kontrak yang katuh tempo pada bulan desember atau maret. ·         Kualitas komoditas: Bursa menentukan kualitas komoditas yang di-futures-kan. Sebagai contoh: untuk kopi, bursa menetapkan kopi dengan kualitas A yang bisa difutureskan. Kualitas dibawah itu tidak bisa difutureskan.

10 Mekanisme Marketing To Market
Perdagangan futures dilakukan melalui Bursa. Bursa menggunakan mekanisme setiap hari. Melalui mekanisme pasar tersebut, posisi kontrak disesuaikan dengan harga pasar setiap hari. Untung atau rugi karena proses penyesuaian tersebut akan ditambahkan ke rekening kita. Untung menambah saldo dan rugi mengurangi saldo.

11 Proses Marking to Market setiap hari untuk kontrak tsb :
Proses Marking to Market setiap hari untuk kontrak tsb : Hari Kurs Futures Hasil Mark atau Market Saldo (yen) 0 awal 1 2 200 250 160 100 Deposit ( )x1.000= ( )x1.000= Margin call karena saldo yang terjadi dibawah saldo minimal Deposit tambahan sebesar yen ( )x 1.000= Kontrak ditutup. Investor menyerahkan 100x = yen dan menerima euro Total Kerugian/keuntungan = – – = yen (rugi) 60.000 40.000

12 Hedging dengan futures
Futures mempunyai struktur pay-off yang sama dengan forward. Misal kita membeli S forward, maka posisi tersebut sama dengan membeli futures. Pay-off semacam itu mempunyai karakteristik garis miring 45 derajat dengan slope +1. Hedging dengan futures dengan demikian pada dasarnya sama dengan hedging dengan forward. Perbedaannya adalah timing aliran kas. Jika pada forward semua kas diselesaikan pada0akhir periode, maka pada futures aliran kas tersebut bisa muncul setiap hari. Hal semacam itu disebabkan karena adanya mekanisme daily mark to market. Jika tingkat bunga meningkat, nilai obligasi akan turun, tapi futures obligasi akan memperoleh keuntungan. kerugian dari posisi spot obligasi bisa dikompensasi oleh keuntungan dari posisi futures obligasi.

13 Risiko Basis Hedging juga memiliki risiko dimana tidak bisa dilakukan sempurna (tidak bisa dikompensasi 100% keuntungan) pada kontrak Futures. Mengapa? Aset yang di hedge tidak sama dengan aset yang menjadi underlying asset dari futures. Contoh: Kita ingin menghedge risiko harga bahan bakar pesawat (avtur), tetapi futures avtur tidak tersedia. Lalu kita mencari komoditas yang pergerakannya mirip dengan avtur yaitu minyak tanah. Kita bisa menghedge risiko perubahan harga avtur dengan futures minyak. Ada kemungkinan bahwa jatuh tempo aset spot dengan futures tidak sama. Misal : kita akan membayar $ bulan Mei, kemudian futures jatuh tempo pada bulan April. Pasar futures dengan pasar spot merupakan pasar yang berbeda dengan mekanisme yang berbeda juga.

14 Konsekuensi risiko basis adalah jumlah futures yang dibeli tidak akan sama dengan jumlah (nilai) eksposur yang dihedge. Maka, perlu dihitung minimum Variance Hedge Ratio : h* = r (SS / SF) r = korelasi antara perubahan harga aset spot dengan perubahan harga futures. SS = standar deviasi perubahan harga aset spot. SF = standar deviasi perubahan harga futures.

15 Contoh Soal Perusahaan penerbangan ingin menghedge 2 juta galon bahan bakar pesawat. Perusahaan memutuskan menggunakan futures minyak karena tidak ada futures bahan bakar pesawat. Misalkan saja korelasi antara perubahan harga futures tersebut dengan perubahan harga bahan bakar pesawat adalah 0,928. Standar deviasi perubahan harga aset spot dan futures adalah 0,0263 dan 0,0313. h* = (0,928) x (0,0263 / 0,0313) = 0,78

16 Misalkan besarnya satu kontrak futures minyak adalah 42
Misalkan besarnya satu kontrak futures minyak adalah galon minyak. Jumlah kontrak futures yang harus dibeli adalah : N* = 0,78 ( / ) = 37,14 = 37 kontrak. Jika tidak ada risiko basis, korelasi antara kedua aset adalah 1. Jika standar deviasi futures dengan spot sama maka jumlah kontrak yang diperlukan adalah: N* = 1 ( / ) = 47,6 = 48 kontrak.

17 OPSI KARATERISTIK OPSI · 2 Jenis opsi :
-          Opsi call  hak untuk membeli asset dengan harga tertentu -          Opsi put  hak untuk menjual asset pada harga tertentu ·      Tujuan opsi untuk menghilangkan atau membatasi potensi kerugian ·      Pembeli opsi akan membayar premi atau fee opsi di muka kepada penjual opsi namun ada biaya yang ditanggung dari kelebihan opsi tersebut. ·      Gambaran struktur pay-off untuk opsi call. Misal underlying assetnya sham PT A, harga eksekusi Rp 5.000 Struktur untung rugi opsi call

18 Beli opsi call Rp 200 harga ekseskusi 3. 000 5. 000 10
Beli opsi call Rp 200 harga ekseskusi Harga saham PT A Rp 200 Jual ( write ) opsi call Pembeli opsi call harus membayar premi Rp200, dengan demikian dia memperoleh hak saham PT A sebesar Rp Misal harga saham naik menjadi Rp mka akan memperoleh keuntungan bersih Rp ( ) dan sebaliknya.

19 3. PENILAIAN OPSI Faktor-faktor yang mempengaruhi harga opsi
Opsi Call Opsi Put Harga asset saat ini Harga eksekusi Jangka waktu Volatilitas Tingkat bunga bebas risiko Dividen + -

20 Harga asset saat ini dan harga eksekusi
Untuk opsi call keuntungan dari opsi adalah selisih harga asset dengan harga eksekusi. Semakin besar selisihnya maka keuntungan juga besar. Jika harga psar meningkat maka asset meningkat dan harga opsi call cenderung meningkat. Tetapi jika eksekusi meningkat harga opsi call cenderung turun. Berkebalikan dengan opsi put. b.      Jangka waktu Semakin lama jangka waktu semakin besar kemungkinan harga meningkat atau turun di masa datang. Semakin lama jangka waktu, semakin tinggi harga opsi call maupun opsi put. Put Call Parity Hubungan antara harga opsi call dengan harga opsi put c + Xe-rT = p + So Jika kondisi tersebut tidak terpeuhi maka ada intensif untuk melakukan arbitrase.

21 MANAJEMEN RISIKO DENGAN SWAP
Swap merupakan pertukaran aliran kas antaradua pihak. ·      Contoh : neraca dua perusahaan PT A PT B Aset 12% Pinjaman: Aset Pinjaman 10% LIBOR+2% LIBOR+4% LIBOR : London Interbank Offering Rate ( tingkat bunga antarbank di pasar keuangan London ) PT A : asset yang memiliki keuntungan 12%, sumber dana variable yaitu LIBOR+2% PT B : komposisi asset+kewajiban yang berbeda, serta asset yang memberikan tingkat bunga variable yaitu LIBOR+4%, sumber dana mempunyai bunga tetap 10%

22 Misalkan LIBOR meningkat menjadi 12%, maka :
PT A = 12% - (12% + 2%) = -2% PT B = (12% + 4%) – 10% = +6% Jika LIBOR turun menjadi 3%, maka : Jika tingkat bunga tinggi maka PT B PT A = 12% - (3% + 2%) = +7% untung sedangkan PT A rugi, dan sebaliknya PT B = (3% + 4%) – 10% = -6% Oleh karena itu untuk melindungi diri dari risiko perubahan tingkat bunga maka dapat melakukan swap PT A PT B Aset 12% Pinjaman 10% Aset Pinjaman LIBOR+4% LIBOR+2% Dengan komposisi seperti itu menunjukkan bahwa tingkat bunga tidak akan berpengaruh terhadap penghasian kedua perusahaan. Swap dapat digunakan untuk restrukturisasi asset sedemikian rupa sehingga risiko perubahan tingkat bunga berkurang.

23 PENJUALAN KREDIT DAN SEKURITISASI
Bank memberikan kredit kepada perusahaan. Jika bank menahan kredit maka akan memperoleh pendapatan bunga sampai kredit dilunasi. Namun bank juga menghadapi risiko kredit ( gagal bayar ). Bank dapat menhilangkan risiko kredit dengan cara menjual kredit tersebut ke pihak lain.   Misalkan bank memberikan kredit KPR ke nasabah 1,2 sampai misal ke KPR digabungkan (di-pool). KPR mnerbitkan obligasi ( sekuritas ) yang dijual ke investor di pasar keuangan. KPR jadi jaminan atas obligasi. Penjualan obligasi masuk ke kas baru untuk dipakai KPR baru  dilakukan terus menerus sampai dana investor habis.

24 INSTRUMEN DERIVATIF LAINNYA
Contoh : futures atas futures mempunyai underlying asset berupa futures ( instrument derivatif ). ·      Seorang manajer risiko yang ingin menggunakan instrument deviratif sebaiknya harus memahami benar karateristik instrument tersebut, biasanya ketidaktahuan akan karateristik yang menyebabkan terperangkap dalam kesulitan yang berkaitan dengan instrument derivatif.

25

26


Download ppt "DERIVATIF DAN MANAJEMEN RISIKO"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google