Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehMarkus Nurdiansyah Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
SNI-1726-2002 suatu transformasi koordinat dengan matriks eigenvektor sebagai matriks transformasinya. Respons dinamik total dari sistem BDK tersebut selanjutnya menampilkan diri sebagai superposisi dari respons dinamik masing-masing ragamnya. Respons dinamik masing- masing ragamnya ini berbentuk respons dinamik suatu sistem SDK, di mana ragam yang semakin tinggi memberikan sumbangan respons dinamik yang semakin kecil dalam menghasilkan respons dinamik total. Pada struktur gedung beraturan, yang seperti telah dijelaskan dalam A.4.2.1 berperilaku sebagai struktur 2D, respons dinamik ragam fundamentalnya adalah sangat dominan, sehingga respons dinamik ragam-ragam lainnya dianggap dapat diabaikan. Kemudian, berhubung struktur gedung tidak seberapa tinggi (kurang dari 10 tingkat atau 40 m), bentuk ragam fundamental dapat dianggap mengikuti garis lurus (tidak lagi garis lengkung). Dengan dua anggapan penyederhanaan tadi, dari penjabaran lebih lanjut dalam Analisis Ragam, respons dinamik struktur gedung beraturan dapat ditampilkan seolah-olah sebagai akibat dari suatu beban gempa statik ekuivalen, seperti yang ditetapkan dalam pasal ini. A.6.1.2 Pasal ini menetapkan bagaimana menentukan beban geser dasar statik ekuivalen V, berkaitan dengan beban gempa statik ekuivalen yang disebut dalam A.6.1.1. Seperti terlihat dari penjabarannya, beban geser dasar statik ekuivalen ini dapat dinyatakan dalam respons dinamik sistem SDK yang berkaitan dengan ragam fundamentalnya saja, sehingga dapat ditentukan dengan perantaraan Spektrum Respons Gempa Rencana C-T yang ditetapkan dalam Pasal 7.7.4 (Gambar 2), seperti dinyatakan oleh pers.(26). Di dalam persamaan ini faktor I adalah untuk memperhitungkan kategori gedung yang dihadapi, sedangkan R adalah untuk menjadikan beban gempa tersebut menjadi beban gempa nominal sesuai dengan faktor daktilitas yang dipilih untuk struktur gedung tersebut. A.6.1.3 Pers.(27) merupakan bagian dari hasil penjabaran beban gempa statik ekuivalen yang disebut dalam A.6.1.1, sekaligus memberi ketentuan bagaimana membagikan beban geser dasar nominal V sepanjang tinggi struktur gedung menjadi beban-beban gempa nominal statik ekuivalen F i. A.6.1.4 Pasal ini menyangkut struktur gedung yang relatif sangat fleksibel dalam arah beban gempa (gedung “tipis”), yang seringkali menunjukkan adanya efek cambuk. Beban terpusat 0,1 V yang dipasang pada taraf lantai puncak mensimulasikan efek cambuk ini. A.6.1.5 Dengan ketentuan dalam pasal ini, perhitungan tangki di atas menara adalah konservatif. Untuk perhitungan yang lebih akurat, penyebaran massa strukturnya tentu dapat diperhitungkan. A.6.2 Waktu getar alami fundamental A.6.2.1 Berhubung struktur gedung beraturan dalam arah masing-masing sumbu utama denah struktur praktis berperilaku sebagai struktur 2D, maka waktu getar alami fundamentalnya dalam arah masing-masing sumbu utama tersebut dapat dihitung dengan rumus Rayleigh sesuai pers.(28) yang berlaku untuk struktur 2D. Rumus ini diturunkan dari hukum kekekalan energi pada suatu struktur 2D yang dalam keadaan melendut sewaktu bervibrasi, disamakan energi potensialnya dengan energi kinetiknya. A.6.2.2 Untuk menentukan beban gempa nominal statik ekuivalen, waktu getar alami fundamental yang dihitung dengan rumus Rayleigh ditetapkan sebagai standar. Waktu getar alami boleh saja ditentukan dengan cara lain, asal hasilnya tidak menyimpang (ke 51 dari 63
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.