Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHusni Heriyanto Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
NON HUMAN PRIMATE Dr. drh. Hery Wijayanto, MP. Bagian Anatomi FKH-UGM
adress:
2
Referensi Leanne Alworth, 2004, Non-Human Primate Diseases, University of Illinois, Ann Detmer, 1994, Zoonoses, in Handbook of Laboratory Animal Science, vol. I, editors Per Svendsen and Jann Hau, CRC Press, Washington, D.C. Adams, SR.., Muchmore E., and Richardson, H., 1995, Biosafety, in Nonhuman Primates in Biomedical Research, Biology and Management, editors Taylor Bennet, Christian R. Abee, Roy Hendrickson, Acddemic Press, San DIEGO
3
Pendahuluan Apakah Primata?
Primata adalah mamalia yang terpisah dari kelompok mamalia primitif kurang-lebih 60 juta tahun yang lalu. Primata dibagi 2 subordo: prosimia (pre monkey/lower primate) anthropoidea
4
Some Primate Characteristics
Reduced sense of smell Vision Binocular stereoscopic – depth perception Color vision – many mammals are without Advanced ability to learn Many examples of primate culture Experimental models of apes learning language Advanced social structure Long term mother child bonding Ability of small groups to collaborate to gain power within larger group
5
Prosimia a. Lemuriformes 1. Lemuridae (true lemurs and dwarf lemurs)
2. Indriidae (indris, avahis, and sifakas) 3. Daubentoniidae (aye-ayes).
6
b. lorisiformes Senegalese galago Slow loris
7
tarsius Peta geografi penyebaran tarsius
Tarsier Peta geografi penyebaran tarsius tarsius The large rat-size tarsier of Southeast Asia is another unusual primate.
8
Prosimii Lemuriformes Lorisiformes
suborder Prosimii infraorder Lemuriformes Lorisiformes family: Lemuridae Indriidae Daubentoniidae Loridae Galagonidae species: lemurs indris avahis sifakas aye-ayes lorises pottos angwantibos galagos
9
Ruffed black and white lemur
Red fronted lemur
10
Aye-aye Aye-aye hand The extremely rare aye-aye is the only surviving species of the family Daubentoniidae.
11
Sifaka
12
Anthropoidea Memiliki ± 145 spesies, 90% monyet, 10% kera dan manusia
Merupakan primata yang paling sukses
13
. Subordo anthropoidea infraordo Platyrrhini (New World monkeys) infraordo Catarrhini (Old World monkeys, apes, and humans).
14
New World monkeys penyebarannya terbatas di hutan tropis Mexico bagian selatan, Amerika tengah dan Selatan. Hampir semua NWM arboreal dan herbivorous
15
platyrrhini (gambar kiri) hidung relatif datar dengan arah menyamping, nostril dipisahkan oleh septum yang lebar catarrhini (gambar kanan) hidung lebih mengarah ke bawah, dipisahkan oleh septum yang sempit . Perbandingan antara hidung emperor tamarin (Platyrrhini) kiri dan monyet hitam Sulawesi (Catarrhini) kanan
16
Berdasarkan rumus gigi
Platyrrhini : atau Catarrhini : Catarrhine dental formula (common chimpanzee)
17
NWM : arboreal (hidup di pohon) OWM : terestrial (hidup di tanah)
18
Pada NWM beberapa memiliki ekor prehensil (prehensile tails)
19
Old World monkeys OWM tersebar pada beragam lingkungan di Asia Selatan dan Timur, Timur Tengah, Afrika, Gibraltar, dan ujung selatan Spanyol
20
Old word monkey, apes, dan manusia memiliki rumus gigi yg sama 2.1.2.3
Mamalia berplasenta lain umumnya
21
4/12/2017 Beberapa OWM memiliki ischial callosities, atau bagian pad yang tidak berambut (dijumpai pada gibbon) Pada bebera spesies OWM and apes, betina dewasa memiliki sexual skins atau pembengkakan kuliah satwa liar, Dr. drh. Hery Wijayanto, MP.
22
Old World monkeys apes humans
suborder: Anthropoidea infraorder: Platyrrhini Catarrhini species: New World monkeys Old World monkeys apes humans ANTHROPOIDS family: Callithricidae Cebidae Atelidae species: marmosets tamarins squirrel monkeys capuchins owl monkeys etc. spider monkeys howler monkeys etc. subfamily: Cercopithecinae Colobinae species: baboons guenons patas monkeys macaques colobus langurs proboscis monkeys
23
langur tamarin guenon
24
Hamadryas baboon Howler monkey Hamadryas baboon
25
Japanese macaque Juvenil colobus Gelada baboon
26
proboscis Pygmy marmoset Patas monkey
27
Primate’s Zoonotic Diseases
Dr. drh. Hery Wijayanto, MP. Dept. of Veterinary Anatomy, Gadjah Mada University
28
Pencegahan penyakit Tujuan program biosafety adalah untuk melakukan pencegahan, bukan pengobatan, terhadap ancaman penanganan hewan, terekspos, terinfeksi oleh agen patogen, serta komplikasi lain
29
Proses infeksi Tiga elemen yang harus terpenuhi untuk terjadinya infeksi Agen infeksi atau hewan yang terinfeksi Hospes atau pekerja yang kontak dengan agen infeksi atau hewan yang terinfeksi Lingkungan yang mendukung
30
Mode pengeluaran Mode transmisi Rute/cara pendedahan Proses infeksi
Alami: ekskresi urine, saliva, feses, dan luka Alat yg tercemar, gigitan, cakaran, luka yg terkontaminasi, aerosol Inokulasi langsung (jarum, luka, abrasi dari alat yg terkontaminasi, gigitan), kontak pada membrana mukosa, ingesti, inhalasi aerosol
31
Penyakit Viral Hampir semua virus pada manusia mampu bertransmisi ke non-human primate, sehingga penyebaran lebih lanjut dari hewan ini ke manusia yang lain sangat potensial
32
1. Yellow Fever RNA flavivirus penyebab yellow fever merupakan endemic daerah tropis di Amerika dan Afrika. Kejadian luar biasa pernah dilaporkan oleh WHO di Amerika Selatan dan Afrika pada tahun Virus ditransmisikan oleh nyamuk Aedes spp. Di daerah yang nyamuk Aedes aegyptii nya belum ter-eradikasi, transmisi terjadi dari manusia - monyet –manusia. di dalam hutan yellow fever selalu ada karena adanya siklus monyet-nyamuk-monyet pada kanopi hutan
33
pencegahan Tingkat keparahan penyakit sangat bervariasi diantara spesies, tetapi semua primata non-human rentan terhadap YF. Hewan yg datang dari daerah endemik dapat terinfeksi tanpa menunjukkan gejala. Dengan alasan ini, monyet yg akan ditransport harus memiliki sertifikat bahwa daerah asalnya bebas YF, atau telah divaksin terhadap YF. Semua hewan yg mati dalam waktu 10 hari sejak kedatangan harus dinekropsi dengan perhatian khusus thd lesi yg diakibatkan oleh YF. Nekrosis, hemoragi tampak secara makroskopik.
34
pencegahan Secara mikroskopik menciri dengan adanya mid-zonal liver necrosis dengan inclusi intrasitoplasmik eosinofilik yang disebut dengan “Councilman bodies” akibat adanya nekrose hepatosit Tingkat keamanan: biosafety level 3 Kontrol ketat terhadap serangga terbang sangat penting pada kandang hewan yang baru datang
35
Infeksi herpes virus herpesvirus simiae
H. simiae dikenal juga dengan virus herpes B, B virus, simian B, atau monkey B virus
36
Macaca merupakan reservoir; persistent infection
Biasa dijumpai Carrier asymptomatic; vesicula oral dan ulcers; conjunctivitis
37
transmisi virus pada sekresi oral dan genital, serta cairan vesicular
Gigitan, cakaran, kontak langsung, muntahan, dan aerosol Bersifat laten pada ganglia sensoris Dapat disebarkan oleh hewan yang asymptomatis
38
Kejadian pada non non-macaca
Menyerang HP dan species NHP lain Umumnya parah dan mematikan Ditemukan adanya vesicula; focal necrosis dalam hepar, ren; serta encephalitis
39
diagnosis and treatment
diagnosa: melalui lesi, secara serologi, culture, dan PCR treatment: tidak ada
40
management Penyakit zoonotic Asumsikan bahwa semua macaca terserang dan mampu menyebarkan. Gunakan baju pelindung Penangan monyet harus di bawah anestesi Cuci dan laporkan semua exposures
41
HERPES SIMPLEX VIRUS reservoir alami HP (dalam vesikula)
penyakit dengan keparahan sedang pada chimpanzee, dan gibbon Vesikula oral dan ulcers
42
Tanda klinis dan patologi
Fatal pada :owl monkey, marmoset, tamarin, lemur, tree shrew conjunctivitis, encephalitis, nekrosis organ viseral, kematian
43
SIMIAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS
Retroviridae, lentivirus isolates: secara genomic berbeda pada spesies NHP yg berbeda transmisi: diyakini mirip dengan HIV non-macaca: virus terisolasi, tidak sakit
44
Pada macaca immunodeficiency rash, lymphadenopathy
pneumonia, encephalitis, penurunan bb, diare, anemia, thrombocytopenia, neoplasia zoonosis: potential
45
SIMIAN RETROVIRUS Retroviridae, betaretrovirus
transmisi: gigitan, cakaran, grooming, perinatal, vertical macaca: sering dijumpai, SAIDS
46
EBOLA (Reston) F: Filoviridae, g: filovirus
sp: Marburg and Ebola (4 serotypes) transmission: direct contact, aerosol, fomites; shed from all surfaces, orifices reservoir host: bats?
47
clinical signs/patholgy
non-macaques: asymptomatic carriers macaques: fatal disease rash, fever, diarrhea hemorrhage:petechiae, gi tract necrosis: liver, adrenal glands, splenic lymphoid tissue DIC
48
management: don’t mix macaques with african NHPs
zoonosis: Yes reston much less pathogenic to HP than other ebolas and marburg
49
MONKEY POX Orthopoxvirus OWM, NWM, apes contact, wounds zoonosis: yes
50
clinical signs/pathology
cutaneous papules, vesicles, umbilicated
51
BEMP/TANAPOX yatapox macaques contact zoonosis: yes
52
clinical signs/patholgy
red papules, plaques, ulcerate, umbilicated
53
Hepatitis B Etiologi: Hepatitis B Virus (HBV)
Kejadian: morbiditas dan mortalitas tinggi pada hewan lab dan laboratoriant Penyebaran: hewan carrier atau penderita infeksi kronis aktif, stadium lanjut berkembang menjadi hepatocelular carcinoma Tranmisi: melalui darah (secara percutaneus) atau cemaran pada jaringan membrana mukosa
54
Penularan : mudah terjadi pada konsentrasi HBV 106 – 108/ml darah
Pencegahan : vaksinasi
55
TUBERCULOSIS Mycobacterium tuberculosis, M. bovis
transmissi: kontak manusia; kontak langsung, aerosol, ingesta, secresi atau muntahan Jarang menyerang NHP liar di alam, NHP lebih peka dibanding HP Tidak ada tanda2 klinis sampaipenuakit memasuli stadium lanjut; batuk, lymphadenopathy, lethargia, tdk nafsu makan, lemah, mati
56
pathology Granuloma kuning-putih dalam beberapa organ (hepar, lien, nodus limfatikus) Pada pewarnaan acid fast, bacilli ada dalam granuloma
57
intradermal TB testing
Mammalian Old Tuberculin (MOT) pada kelopak mata atas, diamati dan ditentukan gradasinya pada 24, 48, 72 jam
58
TB GRADING
59
other diagnostic tests
culture PCR serology radiographs
60
treatment Biasanya tidak ada zoonotic disease
61
MYCOBACTERIOSIS Mycobacterium avium, M. intracellulare
transmisi: respirasi, oral, cutaneous Tanda-tanda klinis: kehilangan respon imun; diarrhea, penurunan bobot badan, lymphadenopathy pathology: penebalan intestinum; pembesaran, putih-kekuningan nodus limfatikus mesenterica diagnosis: PCR, culture
62
JOHNE’S DISEASE Mycobacterium paratuberculosis
clinical signs: diarrhea, lemah pathology: penebalan intestinum, pembesaran nodus limfatikus mesenterica
63
SHIGELLOSIS Shigella flexneri, S. sonnei
transmisi: fecal-oral; alat kandang & transport umumnya Koloni dalam penangkaran biasanya terinfeksi akibat kontak dengan manusia. Jarang terjadi pada NHP liar zoonosis
64
Tanda klinis dewasa: tidak terlihat sampai sedang
Pada individu muda atau yang respon imun-nya lemah parah Jaringan melunak, diare cair, mucoid, diare berdarah dgn runruhan mukosa, lemah, prolaps rektum, kematian
65
patologi colitis: dengan edema mucosa, hemoragi, erosi, nekrosis
+/- abortion, gingivitis
66
CAMPYLOBACTERIOSIS Etiologi: Campylobacter fetus, C. jejuni, C. coli
Transmisi: alat kandang & transport umumnya Tanda klinis: diare berdarah, abortus Patologi: intestine tenue dan colon; merah sampai kasar, edema mukosa dengan hiperplasia, erosi Diagnosis: kultur (dengan media dan kondisi khusus)
67
SALMONELLOSIS Etiologi: Salmonella enteriditis, S. typhimurium
Transmisi: alat kandang & transport umumnya Tanda klinis: asymptomatic; diare
68
patologi Intestine tenue dan kolon; villi memendek, abses pada kripte, edema, ulserasi septikemia; nekrosis multifokal pada organ
69
Penyakit bakterial pada sistem Respirasi
Outbreak terkait dengan stress akibat transportasi dan kepadatan Tanda klinis: bronchopneumonia dengan leleran hidung; meningitis, encephalitis
70
Penyakit Parasit Nematoda: Strongyloidiasis Etiologi: S. stercoralis
Diagnosa: pemeriksaan feses untuk menemukan larva Serodiagnostik test dengan elisa (menggunakan antigen larva) Pencegahan: biosafety level 2, bersihka kotoran kandang tiap hari Treatmen: pengobatan intensif diikuti program sanitasi ketat Infeksi laten, bisa autoinfeksi pada individu yg sudah sembuh
71
Oesophagostomum Etilogi: O. apiostomum Menyerang OWM dan NWM
Transmisi: ingesti larvae infektif yg ada di feses, dalam feses menetas dalam waktu 48 jam
72
Penyakit Protozoa Malaria Penyakit protozoa yg paling penting.
Etiologi: Plasmodium falcifarum, P. vivax, P. malariae, P. ovale, P. brazilianum, dan P. knowlesi Penyakit zoonosis sejati (terjadi di alam maupun di Lab) Transmisi: nyamuk Pencegahan: Biosafety level 2 dengan penekanan pada kontrol insekta
73
Toxoplasmosis Etiologi: T. gondii
Transmisi: transplasenta, mengkonsumsi daging kurang matang, terekspos oocyst Oocyst biasanya menyebar melalui feses kucing Pencegahan: BSL 2
74
Balantidiasis Etiology: Balantidium coli (phylum ciliophora)
Transmission: Oral Species: OWM, NWM, apes Clinical signs: Usually asymptomatic, can cause diarrhea, weight loss, lethargy, tenesmus and rectal prolapse; probably opportunistic in all but apes Pathology: Apes-ulcers in gi tract, occasional necrosis and hemorrhage Diagnosis: Necropsy Treatment: Metranidazole Zoonosis: May cause diarrhea in humans
75
AMEBIASIS Etiology: Entamoeba histolytica (phylum sarcomastigophora)
Transmission: Oral Species: OWM, NWM, apes Clinical signs: Usually asymptomatic carriers, can cause diarrhea (sometimes hemorrhagic), weight loss, lethargy, anorexia, vomiting. Pathology: Flask shaped ulcers in gi mucosa and muscularis; granulomatous, ulcerative colitis; may spread via blood vessels to form abscesses in lungs, liver, brain. Diagnosis: sucrose gradient fecal float to find cysts; PCR Treatment: Metranidazole Zoonosis: Yes (human amoebic dysentery)
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.