Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehNugroho Ismail Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH
BAB 5 KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH Perkembangan Fisik-Motorik fase atau usia sekolah dasar(7-12 tahun) ditandai dengan gerak atau aktivitas motorik yang lincah Tabel. Perkembangan motorik anak Motorik halus Motorik kasar Menulis Menggambar atau melukis Mengetik (komputer) Merupa (seperti membuat kerajinan dari tanah liat) Menjahit Membuat kerajinan dari kertas Baris berbaris Seni bela diri (seperti pencak silat, dan karate) Senam Berenang Atletik Main sepak bola dsb
2
Upaya-upaya sekolah untuk menfasilitasi perkembangan
motorik secara fungsional: Sekolah merancang pelajaran ketrampilan yang bermanfaat bagi perkembangan atau kehidupan anak Sekolah memberikan pelajaran senam atau olahraga kepada para siswa, yan jenisnya disesuaikan dengan usia siswa Sekolah perlu merekrut (mengangkat) guru-guru yang memiliki keahlian dalam bidang-bidang tersebut di atas Sekolah menyediakan sarana untuk keberlangsungan penyelenggaraan pelajaran tersebut
3
Perkembangan Intelektual
Untuk mengembangkan kemampuan intelektual, sekolah harus: Memberi dasar-dasar keilmuan, seperti membaca, menulis, dan berhitung (CALISTUNG) Memberi dasar-dasar pengetahuan yang terkait dengan kehidupan manusia, hewan, lingkungan alam, lingkungan sosial budaya dan agama
4
Memberi peluang-peluang untuk bertanya, berpendapat, atau menilai (memberikan kritik) tentang berbagai hal yang terkait dengan pelajaran atau peristiwa yang terjadi di lingkungannya. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan, seperti perlombaan-perlombaan
5
C. Perkembangan bahasa Bahasa adalah sarana komunikasi dengan orang lain. Di sekolah, perkembangan bahasa anak diberikannya mata pelajaran bahasa ibu dan bahasa indonesia. Para siswa diharapkan dapat menguasai dan menggunakan bahasa sebagai alat untuk: Berkomunikasi secara baik dengan orang lain Mengekspresikan pikiran, perasaan, sikap, atau pendapatnya Memahami isi dari setiap bahan bacaan yang dibacanya.
6
D. Perkembangan Emosi Pada usia sekolah (khususnya di kelas-kelas tinggi, Kelas 4,5, dan 6), anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima, atau tidak disenangi oleh orang lain sehingga perlu Kemampuan mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosi yang diperoleh melalui peniruan dan pelatihan (pembiasaan).
7
tabel. Karakteristik emosi anak
Karakteristik emosi yang stabil (sehat) Karakteristik emosi yang tidak stabil (tidak sehat) Menunjukan wajah yang ceria Mau bergaul dengan teman secara baik Bergairah dalam belajar Dapat berkonsentrasi dalam belajar Bersikap respek (menghargai) terhadap diri sendiri dan orang lain Menunjukan wajah yang murung Mudah tersinggung Tidak mau bergaul dengan orang lain Suka marah-marah Suka mengganggu teman Tidak percaya diri
8
Upaya yang dapat ditempuh guru dalam menciptakan
suasana belajar-mengajar yang kondusif : Mengembangkan iklim (suasana) kelas yang bebas dari ketegangan Memperlakukan siswa sebagai individu yang mempunyai harga diri (self esteem) Memberikan nilai secara adil dan objektif Menciptakan kondisi kelas yang tertib, bersih dan sehat (ventilasi udara dan pencahayaannya baik)
9
E. Perkembangan sosial adalah pencapaian kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial atau proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan moral agama. Dalam proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik (seperti membersihkan kelas dan halaman sekolah) maupun tugas yang membutuhkan pikiran (seperti merencanakan kegiatan campling dan membuat laporan study tour)
10
F. Perkembangan kesadaran beragama
Pada masa ini kesadaran beragama anak ditandai dengan ciri-ciri sbb: Sikap keagamaan anak masih bersifat reseptif namun sudah disertai dengan pengertian Pandangan dan paham ketuhanan diperolehnya secara rasional berdasarkan kaidah-kaidah logika yang berpedoman kepada indikator-indikator alam semesta sebagai manifestasi dari keagunganNya. Penghayatan secara rohaniah semakin mendalam, pelaksanaan kegiatan ritual diterimanya sebagai keharusan moral
11
G. Hubungan abtara aspek perkembangan siswa dengan
pembelajaran Hubungan perkembangan intelektual dengan pembelajaran Untuk mengembangkan kemampuan intelektual atau ketrampilan berpikir siswa, guru dapat merujuk pendapat Jones et. al. (1990, dalam Ediasri Toto Atmodiwirjo, 2008: 52-53) yaitu tentang “core thinking skills” antara lain: a. Mengasah ketajaman panca indra untuk menerima masukan informasi dari luar (information gathering) b. Mengarahkan persepsi dan perhatian (focusing) untuk menjaring informasi
12
Mengevaluasi, melakukan penilaian (evaluation)
Mengabstraksi, restrukturisasi, membuat ringkasan (integrating) Menyimpulkan, menduga, elaborasi (generating) Mengidentifikasi ciri penting (analyzing) Mengurutkan, membedakan, mengelompokan (organizing) h. Mengingat (remembering), dengan strategi antara lain pengulangan, memberi makna, membuat catatan, melakukan asosiasi pengalaman sehari-hari
13
2. Hubungan perkembangan bahasa dengan pembelajaran
Ada 2 faktor penting yang mempengaruhi perkembangan bahasa yaitu Proses jadi matang dengan perkataan lain anak itu menjadi matang (ogan-organ suara/bicara sudah berfungsi) untuk berkata-kata Proses belajar anak yang telah matang untuk berbicara dapat mempelajari bahasa orang lain dengan jalan mengimitasi atau meniru ucapan atau kata-kata yang didengarnya.
14
anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
3. Hubungan perkembangan sosial dengan pembelajaran Berkat diperolehnya perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebaya ataupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya
15
4. Hubungan perkembangan emosi dengan pembelajaran
emosi yang positif, seperti perasaan senang, bergairah, bersemangat, atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar seperti memerhatikan penjelasan guru, membaca buku-buku, aktif dalam berdiskusi, mengerjakan tugas-tugas dan disiplin dalam belajar
16
Emosi yang negatif, seperti perasaan tidak senang, perasaan kecewa, dan perasaan tidak bergairah, maka proses belajar itu akan mengalami hambatan, dalam arti individu tidak dapat memusatkan perhatiannya untuk belajar, sehingga kemungkinan besar dia akan mengalami kegagalan belajarnya. Sehingga guru seyogyanya mempunyai kepedulian untuk menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, atau kondusif bagi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif
17
Menurut Zakiah Daradjat (1986 : 58),
5. Hubungan perkembangan keagamaan dengan Pembelajaran Kualitas keagamaan siswa akan sangat dipengaruhi oleh poses pembentukan atau pendidikan yang diterimanya. Menurut Zakiah Daradjat (1986 : 58), pendidikan agama di sekolah dasar merupakan dasar bagi pembinaan sikap dan jiwa agama pada anak.
18
Di samping itu perlu membiasakan melaksanakan ibadah
sosial yaitu Hormat kepada kedua orang tua, guru, dan orang lain Memberikan bantuan kepada orang yang memerlukan pertolongan Memelihara kebersihan dan kesehatan Bersikap jujur ( tidak berdusta) Bersikap amanah (bertanggung jawab)
19
Anak SD atau MI perlu diperkenalkan juga hukum-hukum agama :
Halal- haram yang menyangkut makanan, minuman dan perbuatan. Wajib-sunah yang menyangkut ibadah
20
6. Hubungan perkembangan fisik (motorik) dengan
pembelajaran Kematangan perkembangan motorik pada usia sekolah dasar umumnya telah dicapainya, maka mereka sudah siap menerima pelajaran ketrampilan. Untuk memfasilitasi perkembangan motorik, maka sekolah perlu menyiapkan guru khusus dan sarana prasarana
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.