Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehFebri Suchiana Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Disampaikan Oleh: Rusmilawati Windari,SH.,MH
Teori-teori sebab kejahatan ditinjau dari perspektif psikologi kriminal Disampaikan Oleh: Rusmilawati Windari,SH.,MH
2
Apakah yang saudara ketahui tentang psikologi kriminal???
Mari kita diskusikan bersama………..
3
Psikologi Kriminal Pada intinya mempelajari diri pribadi penjahat.
Namun dalam perkembangannya mempelajari psikologi orang yang ada di lingkungan tersebut, pihak pengusut (psikologi penegak hukum) dan psikologi penitentier Didasarkan pada anggapan bahwa penjahat merupakan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri psikis yang berbeda dengan orang-orang yang bukan penjahat, dan ciri-ciri psikis tersebut terletak pada intelegensinya yang rendah
4
Pada umumnya ahli psikologi ilmunya dengan cara membagi manusia dalam tipe-tipe tertentu (tipologi), akan tetapi tipologi tersebut tidak begitu saja diterapkan pada penjahat. Misalnya:tipologi Jung, yang membagi manusia dalam kelompok ekstrovert dan introvert.
5
Sejarah Perkembangan Psikologi Kriminal
Dokter Perancis Prosper Despine ( ) dalam La Gazette Des Tribunaux, walaupun tidak menyelidiki langsung pemikirannya modern: Mendidik Penjahat Pemikiran Prosper Despine terkubur oleh pemikiran Lombrosso (1876)
6
Alur Penelitian Psikologi Kriminal
Perbedaan struktur kepribadian penjahat dan bukan penjahat Prediksi tingkah laku Dinamika kepribadian normal dalam diri penjahat Klasifikasi
7
Klaim terhadap Teori Konflik Internal
Samuel Yochelson (psikiater) dan Stanton Samenow (psikolog) sepakat bahwa kejahatan menolak anggapan bahwa kejahatan terjadi karna adanya konflik internal Penjahat memiliki pola berpikir yang abnormal yang membawa mereka memutuskan untuk melakukan kejahatan Namun…. Diidentifikasikan terdapat 52 pola berpikir yang ada pada diri penjahat
8
52 pola pemikiran menurut Yochelson dan Samenow, antara lain:
Sense Superioritas Uncapability and unresponsibility Harga diri yang tinggi Reaksi yang berlebihan terhadap segala sesuatu Dll.
9
Teori Mental Disorder 20 – 60 % penghuni LP merupakan satu bentuk mental disorder (Phillipe Pinnel) Dewasa ini dikenal juga sebagai psikopat.
10
Psikopat atau Antisocial Personality
Psikopat diartikan sebagai penyakit yang kronis walau tampaknya sehat. Psikopat tidak punya rasa malu, takut, bersalah dan tanpa keraguan.
11
Psikopat ≠ Psikosis ≠ Neurosis
Psikopat adalah kepribadian yang ditandai dengan ketidakmampuan belajar dari pengalaman, kurang dapat bersosialisasi dengan masyarakat dan tidak merasa bersalah Psikosis adalah suatu keadaan mental yang tidak sempurna yang disebabkan oleh peristiwa atau dorongan dari diri pribadi. Neurosis adalah ketakutan yang tidak wajar terhadap bahaya atau sesutu yang tidak ada sama sekali
12
Psikosis dibagi dua Organis Kemerosotan kepribadian
Traumatik psikosis (luka pada otak) Encephalitis lethargica. Penderitanya anak-anak karena kekerasan pada waktuk kecil Senile dementia (pria yang sudah lanjut) Puerperal Insanity (wanita hamil) Epilepsi Psikosis karena alkohol Fungsional Paranoia menderita khayalan atau merasa dikejar-kejar Manic depressive psikhoses perubahan kegembiraan menjadi kesedihan Schizophrenia kepribadian yang terpecah, melarikan diri dari kenyataan, hidup dengan fantasi, delusi dan halusinasi. Jenis psikosis yang paling banyak setelah epilepsi.
13
Neurosis menurut data statistik penderita nerosis lebih banyak melakukan kejahatan dibanding psikosis Anxiety Neuroses dan phobia Nycotophobia (takut kegelapan) Gynophobia (takut pada wanita) Aerophobia (takut ketinggian) Ochlophobia (takut orang banyak) Monophobia (takut sendirian) Histeria disosiasi antara dirinya dengan lingkungannya, pada umumnya egosentris, emosional dan suka bohong. pada umumnya penderitanya adalah wanita Obsessional dan Compulsive Neurosis ide yang tidak rasional misal kleptomania, pyromania, nympomania, discomania, exhibitionist (pamer) dll.
14
Cacat Mental Lebih ditekankan pada kekurangan intelegensia daripada karakter kepribadiannya, yaitu dilihat dari tinggi rendahnya IQ dan kedewasaan, seperti: Idiot, imbecil dan feeble-minded.
15
Sigmund Freud, kejahatan terjadi dari rasa bersalah yang berlebihan
Teori Psikoanalisa Sigmund Freud, kejahatan terjadi dari rasa bersalah yang berlebihan
16
Personality Traits/ Inherited Criminality
Kejahatan merupakan personality traits yang diwariskan melalui gen (Dugdale).
17
Feeblemindedness (lemah pikiran) Insanity (penyakit jiwa)
Personality traits yang menjadi dasar pemikiran bahwa kejahatan diturunkan adalah Feeblemindedness (lemah pikiran) Insanity (penyakit jiwa) Stupidity (kebodohan) Dull-wittedness (bodoh)
18
Moral development Theory
Preconventional stage (9-11 tahun) Conventional level (12-20 tahun) Postconventional level (>20 tahun)
19
Preconventional Stage
Aturan moral dan nilai moralnya adalah “lakukan” dan “jangan lakukan” untuk menghindari hukuman Kebanyakan para penjahat berpikiran pada tingkatan ini. (Lawrence Kohlberg).
20
Seorang individu meyakini dan mengadopsi nilai dan aturan masyarakat.
Conventional Level Seorang individu meyakini dan mengadopsi nilai dan aturan masyarakat.
21
Postconventional level
Individu secara kritis menguji kebiasaan-kebiasaan dan aturan-aturan sosial dengan prinsip moral dan kewajiban.
22
Inadequate (tidak efektif, samar-samar); Tidak dewasa;
Dari berbagai penelitian ditemukan ciri-ciri kepribadian tertentu pada penjahat, antara lain menurut Roper: Inadequate (tidak efektif, samar-samar); Tidak dewasa; Lebih banyak frustasi; agresif
23
Ditanggapi sebagai pemenuhan dorongan cinta dan persahabatan;
W.I thomas mengkaji dalam studinya bahwa frustasi merupakan sebab utama dalam kenakalan remaja, karena tidak dipenuhinya 4 kebutuhan pokok (four wishes) Rasa aman; Pengalaman baru sbg usaha untuk memenuhi dorongan ingin tahu, petualangan dan sensasi; Ditanggapi sebagai pemenuhan dorongan cinta dan persahabatan; Pengakuan atau prestise atau status.
24
Sigmund Freud mengatakan:
Perasaan tidak adil merupakan bentuk khusus dari frustasi. Syarat utama dari budaya adalah keadilan, dan apabila individu merasa keadilannya diperkosa, maka perasaan frustasinya akan mendorongnya terutama sekali untuk melakukan perbuatan agresi.
25
Materi Minggu depan: Sosiologi Kriminal
Terima kasih......
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.