Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
METODE JALUR KRITIS Kuliah Ke 10
2
A. Terminologi dan Perhitungan
TE = E, Waktu paling awal peristiwa (node/event) dapat terjadi (Earliest Time Of Occurance), yang berarti waktu paling awal suatu kegiatan yang berasal dari node tersebut dapat dimulai. Suatu kegiatan baru dapat dimulai, bila kegiatan terdahulu telah selesai.
3
A. Terminologi dan Perhitungan
TL = L, Waktu paling akhir peristiwa boleh terjadi (Latest Allowable Event/Occurance Time), yang berarti waktu paling lambat yang masih diperbolehkan bagi suatu peristiwa terjadi.
4
A. Terminologi dan Perhitungan
ES, Waktu mulai paling awal suatu kegiatan (Earliest Start Time). Bila waktu kegiatan dinyatakan atau berlangsung dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai.
5
A. Terminologi dan Perhitungan
EF, Waktu selesai paling awal suatu kegiatan (Earliest Finish Time). Bila hanya ada satu kegiatan terdahulu, maka EF suatu kegiatan terdahulu, merupakan ES kegiatan berikutnya.
6
A. Terminologi dan Perhitungan
LS, Waktu paling akhir kegiatan boleh mulai (latest Alowable Start Time), yaitu waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secara keseluruhan.
7
A. Terminologi dan Perhitungan
LF, Waktu paling akhir kegiatan boleh selesai (Latest Allowable Finish Time) tanpa memperlambat penyelesaian proyek.
8
A. Terminologi dan Perhitungan
D, Adalah kurun waktu suatu kegiatan, umumnya dengan satuan waktu hari, minggu, bulan, dan lain-lain.
9
B. Hitungan Maju AT-1, Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang mendahului (predecessor) telah selesai. AT-2, Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai paling awal, ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan, (EF = ES + D atau EF(i-j) + D(i-j).
10
B. Hitungan Maju AT-3, Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan-kegiatan terdahulu yang menggabung, maka waktu mulai paling awal (ES) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu selesai paling awal (EF) yang terbesar dari kegiatan terdahulu.
11
C. Hitungan Mundur Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu atau tanggal paling akhir kita “masih” dapat memulai dan mengakhiri masing-masing kegiatan, tanpa menunda kurun waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, yang telah dihasilkan dari hitungan maju.
12
C. Hitungan Mundur AT-4, waktu mulai paling akhir suatu kegiatan adalah sama dengan waktu selesai paling akhir, dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan atau LS = LF - D
13
C. Hitungan Mundur AT-5, Bila suatu kegiatan memiliki (memecah menjadi) 2 atau lebih kegiatan berikutnya (successor), maka waktu selesai paling akhir (LF) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.
14
D. Identifikasi Float Total
AT-6, Float total suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir, dikurangi waktu selesai paling awal atau waktu mulai paling akhir, dikurangi waktu mulai paling awal dari kegiatan berikut atau dgn rumus TF = LF – EF = LS - ES
15
Dapat juga dinyatakan AT6-a, Float total sama dengan waktu paling akhir terjadinya node berikutnya L(j), dikurangi waktu paling awal terjadinya node terdahulu E(i), dikurangi kurun waktu kegiatan yang bersangkutan D(i-j) TF = L(j) – E(i) – D(i-j)
16
Arti Float Total Menunjukkan jumlah waktu yang diperkenankan suatu kegiatan boleh ditunda, tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan.
17
E. Float Bebas, Interferen, dan Independen
AT-7, Float bebas dari suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai paling awal (ES) dari kegiatan berikutnya dikurangi waktu selesai paling awal (EF) kegiatan yang dimaksud. AT-8, Float interferen sama dengan float total dikurangi float bebas atau IF = FT – FF.
18
Float Bebas, Interferen, dan Independen
AT-9, Float Independen (Fld) = ES kegiatan berikutnya dikurangi LF kegiatan terdahulu dikurangi kurun waktu kegiatan yang dimaksud.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.