Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PERTEMUAN KEEMPAT PERSEDIAAN BARANG (1).

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PERTEMUAN KEEMPAT PERSEDIAAN BARANG (1)."— Transcript presentasi:

1 PERTEMUAN KEEMPAT PERSEDIAAN BARANG (1)

2 Pengertian Persediaan
Persediaan adalah aktiva yang tersedia dijual dalam kegiatan usaha normal atau dalam proses produksi atau dalam perjalanan atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan utk digunakan dalam proses produksi.

3 PENGERTIAN PERSEDIAAN BARANG
Secara umum istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual. Dalam perusahaan dagang, barang-barang yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali diberi judul persediaan barang Jenis persediaan yang ada dalam perusahaan manufaktur : 1. Bahan baku dan penolong. Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya. Sedangkan bahan penolong adalah barang-barang yang juga menjadi bagian dari produk jadi tetapi jumlahnya relatif kecil atau sulit diikuti biayanya. Misalnya dalam perusahaan mebel, bahan baku adalah kayu, rotan, besi siku. Bahan penolong adalah paku, dempul

4 2. Supplies Pabrik. Adalah barang-barang yang mempunyai fungsi melancarkan proses produksi misalnya oli mesin, bahan pembersih mesin 3. Barang dalam proses. Adalah barang-barang yang sedang dikerjakan (diproses) tetapi pada tanggal neraca barang-barang tadi belum selesai dikerjakan 4. Produk selesai. Yaitu barang-barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses produksi dan menunggu saat penjualannya

5 Metode Pencatatan Persediaan
Metode Fisik/Periodik Metode Perpetual/buku

6 Perbedaan Pencatatan Metode Perpetual dengan Fisik sbb :
Pada saat mencatat pembelian persediaan Metode perpetual Jurnal : Persediaan xxx Utang dagang/kas xxx Metode fisik Jurnal : Pembelian xxx

7 Pada Saat Penjualan Metode perpetual Jurnal : Piutang/kas xxx
Penjualan xxx HPP xxx Persediaan xxx Metode Fisik Jurnal : Piutang/kas xxx

8 Pada Saat Akhir Tahun Metode perpetual Tidak perlu ada AJP
Metode fisik Jurnal : HPP xxx Persediaan awal xxx Pembelian netto xxx Persediaan akhir xxx HPP xxx

9 Masalah Pemilikan Persediaan Barang
Barang dalam perjalanan (goods in Transit) Barang-barang yang dipisahkan (Segregated Goods) Barang-barang konsinyasi (Consigment Goods) Penjualan Angsuran (Installment Sales)

10 Barang Dalam Perjalanan
f.o.b. Shipping Point Yaitu kepemilikan thd suatu barang akan berpindah ke tangan pembeli pada saat pihak pengangkut menerima barang dari tangan penjual. pada saat tersebut penjual mencatat penjualan dan mengurangi persediaan barangnya, sedangkan pembeli mencatat pembelian dan menambah persediaan barangnya. f.o.b. Destination Yaitu kepemilikan thd suatu barang akan berpindah ke tangan pembeli pada saat barang tsb diterima oleh pembeli dari pengangkut

11 Barang-barang yang Dipisahkan (Segregated Goods)
Kontrak penjualan barang dalam jumlah besar sehingga pengirimannya tidak dapat dilakukan sekaligus. Barang-barang yang terpisahkan tensendiri dengan maksud untuk memnuhi kontrak-kontrak atau pesanan-pesanan walaupun belum dikirim, hanknya sudah berpindah pada pembeli. Oleh karena itu pada tanggal penyusunan laporan keuangan jika ada barang-barang yang dipisahkan, harus dikeluarkan dari jumlah persediaan penjual dan dicatat sebagai penjualan

12 Barang-barang Konsinyasi (consignment Goods)
Dalam cara penjualan titipan, barang-barang yang dititipkan untuk dijual (dikonsinyasikan) haknya masih tetap pada yang menitipkan sampai saat barang-barang tersebut dijual. Sebelum barang tersebut dijual masih tetap menjadi persediaan pihak yang menitipkan (consignor). Pihak yang menerima titipan (consignee) tidak mempunyai hak atas barang tersebut sehingga tidak mencatat barang tersebut sebagai persediaannya. Apabila barang-barang itu sudah dijual maka yang menrima titipan membuat laporan pada yang menitipkan. Pada waktu menerima laporan, pihak yang menitipkan (consignor) mencatat penjualan dan mengurangi persediaan barangnya

13 Penjualan Angsuran (Installment sales)
Dalam penjualan angsuran, hak atas barang tetap pada penjual sampai seluruh harga jualnya dilunasi. Penjual akan melaporkan barang-barang tersebut dalam persediaannya dikurangi dengan jumlah yang sudah dibayar. Pembeli akan melaporkan barang-barang tersebut dalam persediaannya sejumlah yang sudah dibayar. Contoh : Dibeli mesin dengan harga Rp yang pembayarannya akan diangsur selama 5 tahun, setiap tahun sebesar Rp ditambah bunga 10 % pertahun. Jurnal di pembeli : Pembelian mesin : Mesin utang

14 Akhir tahun pertama : Utang Biaya bunga kas Bunga : 10% x = Akhir tahun kedua : Biaya bunga kas Bunga : 10% x =

15 Pengertian Harga Perolehan Persediaan (Cost)
Yaitu meliputi semua pengeluaran yang diperlukan utk mendapatkan barang & menempatkannya dalam kondisi siap jual.

16 HARGA POKOK PERSEDIAAN
Dasar utama yang digunakan dalam akuntansi persediaan adalah harga pokok (cost) yang dirumuskan sebagai harga yang dibayar atau yang dipertimbangkan untuk memperoleh suatu aktiva. Harga pokok adalah jumlah semua pengeluaran pengeluaran langsung atau tidak langsung yang berhubungan dengan perolehan, penyiapan dan penempatan persediaan tersebutagar dapat dijual. POTONGAN PEMBELIAN Ketentuan cara pembayaran, apabila dibayar dalam jangka waktu tertentu akan diberi potongan. Potongan seperti ini disebut potongan tunai yang dalam akuntansi dicatat dalam rekekning potongan pembelian.

17 Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencatat potongan pemblian sebagai pengurangan terhadap harga pokok : Pembelian dicatat dengan harga bruto Pembelian dicatat dengan harga netto Dalam metode b, utang dapat dicatat neto atau bruto Contoh ; tanggal 1 desember 1991 dibeli barang dagangan dengan harga faktur Rp syarat pembayaran 2/10 n/30. pembayaran utang dilakukan pada tanggal 10 desember 1991 sehingga diperoleh potongan pembelian 2 %. Jurnalnya Tanggal 1 desember 1991 Pembelian (persediaan barang) utang

18 Tanggal 10 desember 1991 Utang potonganpembelian kas Apabila pembayaran utang sesudh tanggal 10 desember 1991, berarti tidak dapat potongan, jurnalnya kas

19 b. Pembelian dicatat dengan harga neto
Dalam cara ini ada dua cara mencatat utang yaitu dengan jumlah neto atau dengan jumlah bruto Utang dicatat neto Utang dicatat bruto 1 desember 1991 Pembelin (persediaan brng) utang Pembelian (pers barang) Cad pot pembelian utang 10 desember 1991 Utang kas Utang cad pot pembelian kas Jika pembayaran sesudah tgl 10 Pot pembelian yg hilang kas Utang kas Pot pembelian yg hilanh cad pot pembelian

20 Metode Penetapan Harga Perolehan Persediaan
Metode persediaan fisik Metode First In First Out (FIFO) Metode Last In First Out (LIFO) Metode Rata-Rata Metode Persediaan perpetual

21 METODE PENENTUAN HARGA POKOK PERSEDIAAN
Contoh : barang A sebagai berikut ; 1991 Feb 1 persediaan 200 Rp 100. = Rp 9 pembelian Rp 110 = Rp 10 penjualan kg 15 pembelian Rp 116 = Rp 18 penjualan kg 24 pembelian Rp 126 = Rp 1.000 kg Rp kg

22 Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)
Metode fisik Misalnya perhitungan fisik atas barang-barang dalam gudang pada tanggal 28 februari 1991 menunjukkan jumlah 300 kg terdiri dari : Pembelian 24 februari 100 Rp 126 = Rp Pembelian 15 februari 200 Rp 116 = Rp Jumlah kg Rp ===== ======== Maka harga pokok penjualan : – = Rp

23 Metode buku (perpetual) Barang a (MPKP/FIFO)
tanggal Diterima Dikeluarkan Saldo kuantita Harga/kg Jumlah jumlah 1991 feb 1 200 100 20.000 9 300 110 33.000 10 22.000 11.000 15 400 116 46.400 18 23.200 24 126 12.600 23200

24 Dari kartu barang A dapat dilihat bahwa jumlah persediaan barang tanggal 28 februari 1991 sebesar 300 kg dengan harga pokok Rp jumlahnya sama dengan metode fisik. Apabila terjadi pengembalian barang baik pembelian atau penjualan Contoh . Dari contoh barang A, dari penjualan tanggal 10 februari 1991 dikembalikan sebanyak 50 kg pada tanggal 12 februari. Barang yang dikembalikan akan dicatat dengan harga perolehan Rp 100 per kg. Pembelian barang tanggal 15 februari dikembalikan 100 kg pada tanggal 17 februari, maka harga pokok yang diperhitungkan adalah 50 Rp 100 dan 50 Rp 110 Dengan tambahan data ini kartu barang A akan nampak :

25 Barang A (MPKP/FIFO) tanggal Diterima Dikeluarkan Saldo 1991 feb 1 200
kuantita Harga/kg Jumlah jumlah 1991 feb 1 200 100 20.000 9 300 110 33.000 10 22.000 11.000 12 (50) (100) (5.000) 50 5.000 15 400 116 46.400 17 5.500 Dan seterusnya

26 Akibat penggunaan harga pokok atas dasar MPKP akan terasapada waktu ada barang-barang yang dikembalikan pada penjual seperti contoh tanggal 17 februari. Jumlah barang yang dikembalikan sebanyak 100 kg dibeli dengan harga Rp 116 per kg. Pengembalian ini mengakibatkan utang berkurang sebesar Rp tetapi berkurangnya persediaan hanya sebesar Rp selisih yang timbul akan dicatat dalam rekening selisih persediaan dengan jurnal sebagai berikut : Utang persediaan barang selisih persediaan

27 Rata-rata Tertimbang (Weighted Average)
Metode fisik Misalnya barang-barang yang ada dalam gudang tanggal 28 februari 1991 dihitung berjumlah 300 kg. Persediaan akhir dihitung sbb: Februari 1 persediaan 200 Rp 100 = Rp 9 pembelian 300 Rp 110 = Rp 15 pembelian 400 Rp 116 = Rp 24 pembelian 100 Rp 126 = Rp 1.000 kg Rp

28 Harga pokok rata-rata tertimbang
= Rp 112 per kg 1.000 Persediaan barang tanggal 28 februari 300 Rp 112 = Rp Harga pokok penjualan : – = Rp

29 Metode buku (perpetual) Barang A (Rata-rata Bergerak)
tanggal Diterima Dikeluarkan Saldo kuantita Harga/kg Jumlah jumlah 1991 feb 1 200 100 20.000 9 300 110 33.000 500 106 53.000 10 400 42.400 10.600 15 116 46.400 114 57.000 18 34.200 22.800 24 126 12.600 118 35.400

30 Pengembalian barang Misalnya pada tanggal 12 februari diterima kembali barang-barang yang dijual pada tanggal 10 februari sebanyak 50 kg dan tanggal 16 februari sebanyak 75 kg. Pada tanggal 25 februari dikembalikan barang-barang yang dibeli pada tanggal 24 februari sebanyak 25 kg

31 Barang A (Rata-rata Bergerak)
tanggal Diterima Dikeluarkan Saldo kuantita Harga/kg Jumlah jumlah 1991 feb 1 200 100 20.000 9 300 110 33.000 500 106 53.000 10 400 42.400 10.600 12 (50) (106) (5.300) 150 15.900 15 116 46.400 550 113,27 62.300 16 (75) 7.950 625 112,40 70.250 18 33.720 325 36.530 24 126 12.600 425 115,60 49.130 25 (25) (115,60) (2.890) 400 115,60 46.240

32 Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP/LIFO)
Metode fisik Misalnya pad tanggal 28 februari 1991 diadakan perhitungan fisik terhadap barang-barang dala gudang yang hasilnya menunjukkan jumlah persediaan sebanyak 300 kg Harga pokok persediaan barang sebanyak 300 kg dihitung : Persediaan 1 februari 200 Rp 100 = Rp Pembelian 9 februari 100 Rp 110 = Rp Jumlah kg Rp Harga pokok penjualan – = Rp

33 Metode buku (perpetual) Barang A (MTKP/LIFO)
tanggal Diterima Dikeluarkan Saldo kuantita Harga/kg Jumlah jumlah 1991 feb 1 200 100 20.000 9 300 110 33.000 10 10.000 15 400 116 46.400 18 34.800 10.00 11.600 24 126 12.600

34 Persediaan akhir dapat dilihat pada bari terakhir
100 Rp 100 = Rp 100 Rp 116 = Rp 100 Rp 126 = Rp 300 kg Rp Harga pokok penjualan dapat dilihat dalam rekening harga pokok penjualan : = Rp

35 latihan Tersedia data sebagai berikut 1/3/01 Persediaan 200 Rp 1.000,-- 9/3/01 Pembelian 350 Rp 1.200,-- 10/3/01 Penjualan 450 kg 15/3/01 Pembelian 500 Rp 1.160,-- 18/3/01 Penjualan kg 24/3/01 Pembelian 100 Rp 1.250,-- Hitunglah harga pokok persediaan dengan metode FIFO, LIFO, dan rata-rata tertimbang , (dengan metode Perpetual)

36 LATIHAN SOAL TUTUP BUKU

37 Latihan Soal Pertemuan IV
1.Dari kartu persediaan barang diketahui data sbb : Saldo 30 Nov Rp 2.050 Pembelian bulan Desember : Tgl Rp 2.100 Tgl Rp 2.200 Tgl Rp 2.150 Penjualan selama bulan Desember Tgl Rp 2.800 Tgl Rp 2.850 Tgl Rp Hitunglah saldo persediaan pada akhir bulan Desember 2005 apabila digunakan metode fisik FIFO : a. Rp c. Rp b. Rp d. Rp

38 2. Dari kartu persediaan barang diketahui data sbb :
Saldo 30 Nov Rp 2.050 Pembelian bulan Desember : Tgl Rp 2.100 Tgl Rp 2.200 Tgl Rp 2.150 Penjualan selama bulan Desember Tgl Rp 2.800 Tgl Rp 2.850 Tgl Rp Hitunglah saldo persediaan pada akhir bulan Desember 2005 apabila digunakan metode fisik LIFO : a. Rp c. Rp b. Rp d. Rp

39 3. Hak milik barang atas barang akan tetap berada di tangan penjual sampai barang diserahkan ke tangan pembeli oleh perusahaan pengangkut adalah : a. FOB Shipping Point b. FOB Destination c. Segregated Goods d. Consigment Goods 4. Jurnal pembelian persediaan secara KREDIT dengan menggunakan metode perpetual adalah sbb : a. Pembelian (D) Kas (K) b. Persediaan (D) Hutang (K) c. Persediaan (D) HPP (K) d. HPP (D) Persediaan (K)

40 4. Jurnal pembelian persediaan secara KREDIT dengan menggunakan metode perpetual adalah sbb :
a. Pembelian (D) Kas (K) b. Persediaan (D) Hutang (K) c. Persediaan (D) HPP (K) d. HPP (D) Persediaan (K) 5. Hak pemilikan barang atas barang-barang konsinyasi ( Consignment goods ) adalah : a. Consignee ( Penerima titipan ) b. Consignor ( Pihak yang menitipkan ) c. Pihak Lain yang dipercaya d. Kedua belah pihak

41 5. Hak pemilikan barang atas barang-barang konsinyasi ( Consignment goods ) adalah :
a. Consignee ( Penerima titipan ) b. Consignor ( Pihak yang menitipkan ) c. Pihak Lain yang dipercaya d. Kedua belah pihak


Download ppt "PERTEMUAN KEEMPAT PERSEDIAAN BARANG (1)."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google