Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Latar Belakang Lahirnya Filologi
munculnya informasi tentang masa lampau di dalam sejumlah karya tulisan anggapan adanya nilai-nilai yang terkandung dalam peninggalan tulisan masa lampau yang dipandang masih relevan dengan kehidupan masa sekarang kondisi fisik (kerusakan) dan substansi materi informasi (kemungkinan berubah) akibat rentang waktu yang panjang faktor sosial budaya yang melatarbelakangi penciptaan karya-karya tulisan masa lampau yang tidak ada lagi atau tidak sama dengan latar sosial budaya pembacanya masa kini keperluan untuk mendapatkan hasil pemahaman yang akurat
2
Pengertian Filologi: Etimologi
kata filologi berasal dari bahasa Yunani philologia artinya: kegemaran berbincang-bincang filologi dimuliakan artinya menjadi “cinta kepada kata” sebagai pengejawantahan pikiran kemudian menjadi “perhatian kepada sastra” akhirnya menjadi “studi ilmu sastra” dalam arti terbatas filologi adalah ilmu bantu studi sastra
3
Groot Woordenboek de Nederlandse Taal : filologi adalah ilmu mengenai bahasa dan sastra suatu bangsa, mula-mula yang berhubungan dengan bahasa dan sastra Yunani dan Romawi, kemudian meluas kepada bahasa dan sastra bangsa lain seperti Perancis, Spanyol, Portugis, Jerman, Belanda, Inggris, dan Slavia Webster’s New International Dictionary : filologi sebagai studi imu sastra dan diperluas dengan ilmu bahasa dan studi tentang kebudayaan-kebudayaan bangsa-bangsa yang beradab seperti diungkapkan terutama dalam bahasa, sastra, dan agama mereka Kamus Istilah Filologi : filologi sebagai ilmu yang menyelidiki kerohanian suatu bangsa dan kekhususannya atau yang menyelidiki kebudayaan berdasarkan bahasa dan kesusasteraannya Kamus Istilah Sastra = Kamus Istilah Filologi ditambah dengan arti yang sempit, yaitu filologi ialah studi tentang naskah (lama) untuk menetapkan keasliannya, bentuknya semula, serta makna isinya
4
Pengertian Filologi: Berbagai Pengertian dalam Sejarah Perkembangannya
Filologi sebagai Ilmu tentang Pengetahuan yang Pernah Ada Filologi sebagai Ilmu Bahasa Filologi sebagai Ilmu Sastra Tinggi Fiologi sebagai Studi Teks Pengertian filologi sebagai studi teks ini sampai sekarang diikuti di Indonesia
5
Lapangan Studi Filologi
lapangan studi filologi adalah naskah dalam naskah termuat teks yang harus dapat dijelaskan oleh seorang filolog seorang filolog dapat menerobos masuk ke dalam kandungan naskah yang ditelitinya membuka kemungkinan penjelajahan di luar teks karena seorang filolog harus dapat membuat teks terbaca dan dimengerti oleh khalayak umum
6
Dasar Kerja Filologi teks berubah dalam penurunannya (teks disalin secara manual/tulis tangan) Penyalinan dilakukan dengan tujuan: ingin memiliki teks bersangkutan penyelamatan naskah Variasi teks di Indonesia terjadi karena adanya anggapan bahwa teks milik bersama sehingga penyalin berhak mengubah dengan menambah atau mengurangi teks
7
Kesalahan yang Disengaja
menyalin dengan membetulkan menyalin dengan mengunakan bahasanya sendiri menyalin dengan menambah unsur bagian cerita baru karena adanya pengaruh asing menyalin dari cerita lisan atau sumber yang berbeda
8
Kesalahan yang Tak Disengaja
Kesalahan yang disebabkan oleh tulisan tangan dalam aslinya kurang jelas, dengan akibat huruf yang mirip dikacaukan Berhubungan dengan penggeseran dalam lafal yang menimbulkan kecenderungan mengubah ejaan asli
9
Penghilangan: beberapa huruf hilang (disebut haplography) jika mata penyalin melompat maju dari perkataan ke perkataan yang sama di sebut saut du même au même; dan kadang-kadang satu baris atau bait dilupakan Tambahan: beberapa huruf atau kata diulang, disebut dittography Tukaran: huruf atau kata terbalik, atau baris puisi tertukar Tularan: perkataan terkena pengaruh perkataan lain yang baru saja disalin sehingga meniru bentuknya
10
Pengertian Teks dan Naskah
Teks adalah isi (tulisan) dalam naskah Naskah adalah bahan untuk menuliskan teks Semua tulisan tangan disebut naskah (handschrift disingkat hs, jamaknya hss; atau manuscript disingkat ma, jamaknya mss)
11
Pengarang, Penyalin, dan Pemrakarsa
Pengarang adalah orang yang menulis karya Dalam tradisi masa lampau nama pengarang asli jarang dituliskan Sifat masyarakat lama yang kolektivitis sehingga penonjolan diri sebagai pengarang merupakan penonjolan individualisme Karangan yang ditulisnya bukan ciptaan atau rekaan sendiri, tetapi “rekaman” dari cerita lisan yang telah tersebar dan dikenal masyarakat sehingga ia merasa tidak berhak mencantumkan namanya sendiri sebagai pengarang Sifat merendahkan diri selaku hamba yang bodoh, fakir, dan daif di hadapan Tuhan. Karangan yang dibuatnya hanyalah berkat rahmat dan kuasa Tuhan semata, karena itu ia merasa tidak layak menuliskan namanya selaku pengarang Belum adanya tradisi, pada masa itu, pengarang menuliskan namanya pada naskah hasil karyanya
12
Pengarang, Penyalin, dan Pemrakarsa
rarasing kang sekar sarkara mrih den aksama dening sang sudyarsa ngawikani wengkuning reh beraweng para ratu ilanga kang sasangker sarik rong aswesthi ning angga gagating tyas antuk wartaning kang parotama sinung tengran nembah trus sukaning ati tataning kang carita (Serat Aji Pamasa)
13
Pengarang, Penyalin, dan Pemrakarsa
Penyalin adalah orang yang menuliskan kembali suatu hasil karya ing wulan siyam lumakya taun wawu kang lumaris sewu wolung atus lawan wolung dasa lan sawiji kang nedhak srat punika kula anama pun kukuh ing kampung jayasuran mung kinrya ngeling-eling kang pinethik srat imam sapingi nama (Serat Imam Sapingi)
14
Pengarang, Penyalin, dan Pemrakarsa
Pemrakarsa adalah orang yang karena menginginkan suatu teks kemudian menyuruh orang lain untuk menuliskannya Maka sekarang sangat maksud seorang sahabatku yaitu Paduka Tuan van de Wal yang mencari dengan bersungguh-sungguh akan mahir bahasa melayu yang terus, apalagi yang diperbuat bidal atau upama di dalam bahasa melayu yang terpakai daripada masanya di negeri Johor dan Pahang Riau dan Lingga. Maka dengan sebab itu aku suratkan. Maka hal keadaanku bukan ahli sekali membuat hikayat sekalian sekedar menolong menyampaikan kehendak sahabatku jua. Demikianlah konon cerita bapak si belalang aku suratkan. (Pak Belalang)
15
Naskah dengan Prasasti
Perbedaan antara naskah dengan prasasti: bahan penyalinan penulis/penyalin/pemrakarsa
16
Naskah dengan Prasasti
bahan naskah berupa bambu, lontar, kulit kayu, dluwang, dan kertas bahan prasasti adalah batu atau lempengan tembaga terjadi tradisi penyalinan tidak ada tradisi penyalinan ada pengarang (walau kadang tak dituliskan) Pemrakarsa penguasa, tetapi kadang-kadang bukan penguasa tidak ada pengarang pemrakarsa penguasa
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.