Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehChandra Alexander Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Perkembangan Pergerakan Perjuangan Kemerdekaan Indonesia
Rizki Aji, S.Sos.I SMA Future Gate Bekasi
2
Asal Usul Nama ‘Indonesia’
Berasal dari bahasa Latin ‘Indus’ (Hindia/India) dan dalam bahasa Yunani ‘Nesos’ (Pulau-pulau). Kepulauan yang berada di Hindia. Nama lain Indonesia sebelumnya ialah, Eastern Seas (Lautan Timur), The Eastern Island (Kepulauan Timur), Indian Archipelago (Kepulauan Hindia, dan Insulinde (Pulau-pulau India). Ketika dikuasai Belanda namanya berubah menjadi Nederlands-Indie (Hindia-Belanda). Nama Indonesia menjadi sebuah identitas politik untuk membedakan diri dari kolonial Belanda sebagai sebuah bentuk perlawanan. Ide penamaan Indonesia juga dilakukan para mahasiswa Indonesia di Negeri Belanda yang menggalinya dari sumber etno dan geografi. Mahasiswa Belanda tersebut mendirikan Indische Vereniging yang kemudia berganti menjadi Indonesische Vereneging. Di Mesir, Abdul Kahar Muzakkar bersama dengan kawan lainnya membentuk Jama’ah Chairiah Al-Talabijja Al Azhariah Al Djawiah (Jamaah Kesejahteraan Mahasiswa ‘Jawa’ Al Azhar).
3
Teori Faktor Pemersatu Bangsa
Terdapat beberapa teori yang dilakukan oleh sejarawan terkait asal- usul persatuan bangsa Indonesia. Teori Sriwijaya dan Majapahit, keduanya merupakan kerajaan nasional di Indonesia yang pernah mempersatukan Nusantara. Majapahit melalui Sumpah Palapa, Sriwijaya karena penyatuan Sumatera dan Semenanjung Malaka. Pendapat ini didukung oleh Muhammad Yamin, W.F. Stutterheim dan Bernard H.M Vlekke. Teori Kolonial, berpendapat bahwa Indonesia ada karena jasa kolonialisme Belanda. Argumen yang dibangun ialah; ide kemerdekaan muncul dari kalangan terdidik yang dibentuk oleh pendidikan gaya Eropa, sentimen anti kolonial merupakan perekat efektif, wilayah yang sekarang menjadi Indonesia adalah wilayah yang dikuasai Belanda, sistem jaringan kolonial telah terbentang dari Sumatera hingga Papua. Teori Islam dan Bahasa Melayu.
4
Gerakan Transisi Kolonialisme
Berkembangnya berbagai ajaran baru setelah kolonialisme diantaranya sisa budaya primitif yang terpengaruh ajaran Hindu- Budha. Masih banyaknya penganut Aliran Kebatinan seperti Kejawen maupun Sunda Wiwitan. Munculnya westernisasi yang membawa gerakan Theosofi yang dipengaruhi oleh Yahudi-Kristen dengan gaya Barat. Kolonialisme membawa agama Kristen melalui berbagai akses pendidikan, kesehatan, dan liberalisme-sekularisme. Islam masih bersifat massif sebelum abad ke-20 , proses dakwah dan purifikasi ajaran tetap dilaksanakan di berbagai tempat secara perlahan. Ide pergerakan Islam di berbagai tempat di inspirasi oleh Jamalludin Al Afghani, Muhammad Abduh, dan Muhammad Rasyid Ridha dalam sebuah bingkai Pan-Islamisme di abad ke 19.
5
Faktor Pendorong Lahirnya Nasionalisme Indonesia
Faktor Intern Kejayaan bangsa Indonesia sebelum kedatangan bangsa Barat Penderitaan rakyat akibat politik drainage (pengerukan kekayaan) Adanya diskriminasi rasial Munculnya golongan terpelajar Faktor Ekstern Kemenangan Jepang terhadap Rusia ( ) Kebangkitan nasionalisme negara-negara Asia-Afrika Masuknya paham-paham baru
6
(E.F.E Douwes Dekker Setiabudhi, Pendiri Indische Partij)
“Pergerakan Islamlah yang lebih dulu membuka jalan medan politik kemerdekaan di tanah ini, yang mula-mula menanam bibit persatuan Indonesia, yang menyingkirkan sifat kepulauan dan kepropinsian, yang mula-mula menanam persaudaraan dengan kaum yang senasib di luar batas Indonesia dengan tali keislaman.” (Mohammad Natsir) “Jika tidak karena sikap dan semangat perjuangan para ulama, sudah lama patriotisme di kalangan bangsa kita mengalami kepunahan” (E.F.E Douwes Dekker Setiabudhi, Pendiri Indische Partij)
7
Spirit Pergerakan Islam
Terdapat beberapa faktor landasan perjuangan umat Islam dalam menghadapi penjajah: Perang melawan penjajah diserukan oleh Allah Ta’ala Adanya keyakinan bahwa perang mengusir penjajah adalah Jihad fii Sabilillah, untuk menegakkan keadilan dan kebenaran, menyingkirkan penjajah dzhalim yang ingin merampas kedaulatan suatu negara Adanya doktrin bahwa membela tanah air adalah Jihad fii Sabilillah sehingga meniupkan jiwa patriotisme dan spirit untuk meraih mati syahid Adanya slogan yang menggentarkan yang tercermin dalam semangat untuk berkorban seperti pekik Bung Tomo dalam berucap “Allahu Akbar” Adanya doktrin Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
8
Siasat Jahat Belanda Terhadap Islam
Kebencian Belanda terhadap Islam sudah ada sejak kedatangan bangsa Belanda menginjakkan kaki pertama kali di Banten. Siasat misi kristenisasi Belanda sudah ada melalui berbagai akses. Dengan 3G –Gold (emas/kekayaan), Glory (kejayaan), Gospel (penyebaran agama)- Belanda melakukan Politik Belah Bambu di beberapa tempat seperti Kaum Padri VS Kaum Adat di Minangkabau. Belanda mengkhawatirkan dan mewaspadai ide persatuan Islam dalam dua keadaan: Dalam pelaksanaan ritual ibadah haji dimana hal tersebut merupakan puncak berkumpulnya umat Islam dari berbagai negara. Ide-ide khilafah Islamiyah (satu kepemerintahan Islam, seperti di masa daulah Utsmaniyah yang hancur pada 1924) dimana ide tersebut selalu digagas dalam ritual ibadah haji. Dengan demikian Belanda sangat ketat dan membatasi pelaksanaan ibadah haji bagi yang ingin melakukannya melalui tarif yang dikenakan lebih tinggi. Mereka yang pulang dari ibadah haji pun diawasi Belanda secara ketat baik secara ideologi maupun kitab yang dibawa dari Saudi.
9
Sarekat Islam Diawali oleh berdirinya Sarekat Dagang Islam (SDI) 16 Oktober 1905 di Surakarta, dengan pendiri H. Samanhudi seorang pengusaha batik. Pada saat bersamaan di Batavia berdiri sekolah modern bernama Jami’at Khair didirikan oleh pribumi keturunan Arab. SDI dan Jami’at Khair lebih dulu ada dibandingkan dengan Budi Utomo, sebab keduanya berdiri pada rentang waktu Sedangkan Budi Utomo pada 1908. Dua tiang utama Sarekat Islam adalah semangat dagang dalam melawan hegemoni kapitalis asing dan semangat keislaman. Sarekat Islam melakukan kongres pada 1912 dan kepemimpinan diampu oleh HOS Tjokroaminoto. HOS Tjokroaminoto, memiliki dua macam kemerdekaan yang harus dimiliki umat Islam yakni kemerdekaan politik dengan terlepasnya umat Islam dari penjajahan dan dari kemerdekaan politik akan hasilkan kemerdekaan sejati dengan terwujudnya kemakmuran dan keadilan. SI memiliki 5 paradigma perjuangan yakni kemauan, kekuatan, kemenangan, kekuasaan, dan kemerdekaan. Tokoh SI lainnya ialah Haji Agus Salim dan Abdul Muis.
10
Dalam kongres tahun 1917, SI mempertegas komitmen untuk menghalau kapitalisme jahat (zondig kapitalisme) dengan 8 program kerja: Bidang politik, SI menuntut berdirinya dewan daerah dan perluasan hak-hak volksraad (dewan rakyat). Bidang pendidikan, SI menuntut penghapusan peraturan yang bermuatan diskriminatif di sekolah-sekolah, pelaksanaan wajib belajar 15 tahun, perbaikan lembaga pendidikan, penambahan jumlah sekolah, pemberian beasiswa, dan perluasan jenjang sekolah. Bidang agama, SI menuntut dihapuskannya segala macam UU dan peraturan yang menghambat tersebarnya Islam, pemberian gaji pada tokoh agama, penghormatan atas hari besar Islam, dan pembentukan lembaga pendidikan Islam. Bidang hukum, menegakkan keadilan dan pemisahan eksekutif-yudikatif, hak yang sama dalam hukum, dan kesetaraan di muka hukum. Bidang pertanian, SI menuntut penghapusan particulere landerijen (milik tuan tanah) dan dengan mengadakan ekspansi serta perbaikan irigasi. Bidang industri, SI menuntut nasionalisasi industri. Bidang keuangan, SI menuntut pemberlakuan pajak secara proporsional dan bantuan pemerintah dalam koperasi. Menuntut adanya pelarangan yang tegas bagi narkoba, judi, prostitusi, penggunaan tenaga kerja anak, dan menambah jumlah poliklinik gratis.
11
Muhammadiyah Berdiri pada 18 November 1912 oleh Muhammad Darwis atau yang dikenal dengan nama Ahmad Dahlan. Berdiri karena keprihatinan atas kondisi kaum muslimin khususnya di wilayah Jogjakarta. Keprihatinan tersebut antara lain; banyaknya praktik ajaran Islam yang tak sesuai syariat Islam (TBC), dan munculnya kristenisasi yang dilakukan pemerintah kolonial karena Belanda sukses mendesak keraton untuk mencabut larangan penginjilan. Maka tak heran, sejak itu misionaris gencar melakukan pemurtadan dari tahun 1850-an dan menuai hasil di awal 1900-an dengan munculnya kamp kristen di Yogyakarta dan Jateng. Ahmad Dahlan melawan kristenisasi dengan mendirikan sekolah, poliklinik, rumah yatim, dan pemberian santunan kepada fakir miskin. Pendirian tersebut karena melihat pemerintah kolonial melakukan misi kristen melalui kegiatan sosial dan kepanduan bagi para pemuda.
12
Muhammadiyah dalam perkembangannya memiliki beberapa tujuan, antara lain:
Melindungi umat dari jeratan misionaris yang mendapat dukungan dari Belanda. Membimbing umat untuk berakidah dan beribadah sesuai dengan ajaran Rasulullah. Mendirikan lembaga pendidikan bagi kaum muslimin yang bisa menyelamatkan mereka dari ancaman kesesatan akidah kaum misionaris. Mendakwahkan Islam dengan cara santun dan berbudi namun tetap tegas membela akidah umat. Melakukan pembaharuan (tajdid) di tengah umat. Mencerdaskan kaum muslimin, dan Berkontribusi aktif dalam mempersiapkan perjuangan kemerdekaan di Indonesia.
13
KH. Ahmad Dahlan melakukan perjalanan ibadah haji sebanyak dua kali.
Di Mekkah pemikirannya banyak dipengaruhi oleh gelora Pan-Islamisme yang digagas oleh Muhammad Abduh dan Jamalludin Al Afghani. Ia pun belajar dari Syaikh Ahmad Khathib saat bermukim di sana selama 1 tahun. Muhammadiyah memiliki sayap organisasi semisal PKU (Penolong Kesengsaraan Umum), dan untuk wanita memiliki organisasi Aisiyah yang sebelumnya merupakan perubahan dari pengajian ibu-ibu Sopotrisno. Muhammadiyah pada 1927 telah membentuk Majelis Tarjih dan Majelis Tabligh. Muhammadiyah tumbuh besar dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan aset organisasi yang cukup banyak hingga saat ini.
14
Al Irsyad Didirikan di Jakarta oleh masyarakat Arab yang telah menetap sejak 1913. Tujuan organisasi ditujukan untuk masyarakat Arab yag eksistensinya diakui pemerintah sejak tahun 1915. Embrio pergerakan ini berawal dari Jamiat Khair yang sudah ada sejak 1901 dan diakui pada Tujuan awal Jamiat Khair adalah pendirian sekolah dan pengiriman pelajar ke Turki. Jamiat Khair merupakan jawaban atas diskriminasi belanda terhadap etnis Arab di Indonesia. Lain halnya perlakuan Belanda terhadap etnis Cina yang diberikan hak istimewa, salah satunya adalah didirikan sekolah Tiong Hoa Hwen Koan dan Hollandse Chinese School. Berdiri sekolah Jamiat Khair untuk umum dengan bahasa pengantar Melayu- Indonesia yang merupakan lingua franca dan memberikan pelajaran agama Islam secara memadai. Guru didatangkan dari dalam dan luar negeri seperti H. Muhammad Mansur, Ahmad Surkati, Muhammad Thaib, dan Muhammad Abdul Hamid. Perpecahan di tubuh Jamiat Khair terjadi karena adanya pengkotakan antara klan sayyid dan non-sayyid. Hingga akhirnya pecah dan kelompok yang berseberangan membentuk Jam’iyyat Al Islam wal Irsyad Al Arabiyya. Didirikan oleh Syaikh Umar Manqus dan didukung oleh Ahmad Surkati.
15
Kegiatan yang dilakukan oleh Al Irsyad tidak jauh berbeda dengan Jamiat Khair, seperti melakukan aktivitas pendidikan tingkat dasar (HIS/MULO) dan sekolah guru (kweekschool) dan juga program takhasus agama/pendidikan/bahasa selama 2 tahun. Al Irsyad juga bekerjasama dengan Muhammadiyah dan Persis. Al Irsyad juga melebarkan sayap di berbagai wilayah seperti Cirebon, Bumiayu, Tegal, Pekalongan, Surabaya, dan Lawang. Al Irsyad juga bergabung dalam Majelis Islam A’la Indonesia pada saat organisasi tersebut berdiri pada 1937. Melalui AL Irsyad ini, masyarakat Arab di Indonesia merasakan bahwa mereka bagian dari rakyat Indonesia.
16
Persatuan Islam (Persis)
Persis didirikan oleh beberapa pedagang di Bandung dari sebuah diskusi intensif sekitar tahun 1920-an. Dikukuhkan secara resmi pada 12 September 1923. Diskusi dilakukan oleh 3 keluarga besar, yang paling menonjol adalah Haji Zamzam, A. Hassan, dan Haji M. Yunus. Persis berdiri dengan maksud memperluas diskusi keagamaan yang selama ini diselenggarakan oleh pendiri. Persis berbeda dengan organisasi modern Islam lainnya. Persis hadir sebagai sebuah klub studi di tengah maraknya organisasi nasional lain semisal PNI dan Jong Islamiten Bond di tahun an.
17
Persis memiliki karakter khas dibanding organisasi Islam lainnya, karakter tersebut:
Konsistensi dalam pengembangan wacana pemikiran keagamaan Menghendaki adanya purifikasi ajaran Islam Mempublikasikan hasil diskusi di tengah masyarakat Islam Keberanian melakukan diskusi atau debat terhadap pihak yang berseberangan pemikiran Menggagas persatuan dan kesatuan umat dilandasi dengan akidah yang shahihah dan ibadah sunnah Tokoh Persis yang populer antara lain A. Hassan, Isa Anshary, dan M. Natsir. Persis pun tak pernah ragu untuk menantang diskusi dan berdebat tokoh nasionalis, sehingga muncul serial Soekarno-A. Hassan atau Soekarno-M. Natsir tentang politik Islam. Penetrasi Persis lebih banyak terjadi di wilayah Jawa Barat. Persis pun diawal pernah pecah, sebab terjadi pergulatan sengit antara pihak purifier dan tradisonal. Sehingga pihak tradisional dari kalangan Persis memisahkan diri menjadi Pemoefakatan Islam.
18
Nahdlatul Ulama Organisasi bercorak tradisional yang berdiri di Surabaya 31 Januari oleh KH. Hasyim Asy’ari (Tebu Ireng, Jombang), KH. Mas Alwi Abdul Aziz (yang menggagas nama NU), dan KH. Bisyri (Denanyar, Jombang). Dengan motor penggerak KH. Abdul Wahab Hasbullah (Tambak Beras, Jombang). NU berdiri karena muncul ketidakpuasan kaum tradisionalis atas kongres Al-Islam di Bandung 6 Februari 1926 yang memutuskan Tjokroaminoto (SI) dan KH. Mas Mansyur (Muhammadiyah) yang diutus menjadi perwakilan Kongres Khilafah di Mekkah. Kekecewaan itu muncul karena NU menginginkan agar kebiasaan agama seperti membangun kuburan, membaca do’a seperti dalaailul khairat, dan ajaran mazhab agar kesemuanya dihormati oleh penguasa Arab yang baru (Ibnu Saud). Akan tetapi usul ini tak mendapat respon dari peserta Kongres yang di dominasi kalangan modernis dan pembaharu. Akhirnya NU mundur dari Kongres Khilafah yang sudah ada sejak dan membentuk Komite Hijaz (31 Januari 1926) bersama dengan para tokoh Pesantren Jawa Timur lainnya yang namanya berubah menjadi Nahdlatul Ulama.
19
Komite Hijaz mengusulkan kepada Raja Saudi terkait dengan keinginannya yang tidak diakomodir pada Kongres Khilafah. Akan tetapi usulan tersebut dibalas oleh Raja Saudi dengan tidak memuaskan Komite Hijaz. Raja Saudi berpendapat bahwa “Melakukan perbaikan di Hijaz merupakan tanggung jawab siapa saja yang memerintah negeri itu. Ia juga berjanji akan memperbaiki keadaan perjalanan haji sejauh perbaikan tidak melanggar ketentuan Islam. Ia juga sependapat bahwa pada umumnya kaum muslimin bebas dalam menjalankan praktik agama dan keyakinan mereka kecuali urusan yang diharamkan Allah dan urusan yang tidak ada dalilnya, baik dalam Al Qur’an, Sunnah Nabi, pendapat Salafush Shalih, dan madzhab Imam yang 4.
20
Kegiatan utama yang dilakukan NU pada awalnya ialah:
Pada tahun awal lebih concern terhadap urusan Komite Hijaz. Kegiatan lain adalah terkait masalah keagamaan terutama mengeluarkan fatwa sesuai dengan Mazhab Imam Syafii. Pembahasan agama ini dilakukan oleh Bahtsul Masaail yang sama dengan Majelis Tarjih Muhammadiyah. Masalah lain ialah masalah ekonomi terkait dengan kepengurusan wakaf kaum muslimin. Dalam masalah politik, NU selalu terlibat di dalamnya. NU menyebar ke seluruh P. Jawa melalui jaringan Pesantren dan Kyai.
21
Organisasi Berhalauan Sekuler
Terdapat beberapa organisasi non-Islam atau sekuler yang mengatasnamakan nasionalisme, mereka berdiri karena satu faktor dan lain hal. Organisasi tersebut antara lain: Budi Utomo Perhimpunan Indonesia (Indische Vereeniging) Indische Partij Partai Komunis Indonesia Partai Nasionalis Indonesia Parindra Gerindo Organisasi Kewanitaan Organisasi Kepemudaan
22
Budi Utomo Berdiri di Batavia tepatnya di STOVIA (School Tot Opleiding Voor Inlandsche Artsen) atau sekolah kedokteran pribumi pada 20 Mei nama lengkap dari organisasi ini adalah het Jong Javaansch Verbond. Nama Budi diambil dari kata Buddhi (keterbukaan jiwa, pikiran, kesadaran, akal, pengadilan) dan kata Uttama yang berarti tingkat pertama. Sehingga bisa diartikan sebagai kesadaran atau kebajikan atau keutamaan. Pencetusnya adalah dr. Wahidin Sudiro Husodo. Dengan tokohnya antara lain R. Soetomo, Tjipto Mangunkoesoemo, Oewarno, R. Angka, M. Soewarno, M. Soeradji, M. Gembroek, M. Soeleman, Moehammad Saleh. Yang mereka semua adalah murid-murid dari STOVIA. Tujuan Budi Utomo adalah memperluas dan meningkatkan pendidikan bagi bangsa Indonesia melalui Studiefonds (Dana Pelajar). Selain itu bertujuan untuk meningkatkan derajat bangsa Indonesia.
23
Budi Utomo ialah organisasi bercorak Jawa sebab para pendirinya adalah keturunan bangsawan Jawa. Organisasi ini juga sangat kental menampakkan wajah Barat dari sifat maupun tujuan. Budi Utomo memiliki kedekatan dengan Theosofi dan Freemasonry dimana keduanya digerakkan oleh aktivis Zionis-Yahudi. Budi Utomo yang bercorak jawa megedepankan asas universalitas seperti Theosofi dan Freemasonry. Sehingga Budi Utomo dianggap tidak berpihak pada Islam. Budi Utomo juga ditunggangi oleh Belanda karena organisasi tersebut dipelopori oleh para priyai yang menjabat sebagai bupati kolonial Belanda.
24
Perhimpunan Indonesia
Didirikan oleh Mahasiswa Indonesia di Belanda pada 1908. Tujuan awal adalah menghilangkan pengaruh kolonial di Indonesia. Ide-ide mereka ditumpahkan dalam majalah Indonesia Merdeka yang juga terbit di Indonesia selain di Belanda. Tokohnya antara lain ialah Mohammad Hatta. PI dianggap radikal oleh Belanda sebab acapkali bicara pada forum internasional semisal di Prancis dan Belgia soal penjajahan Belanda yang tak manusiawi. PI tamat riwayatnya setelah Belanda melakukan penangkapan kepada para aktivis PI seperti M. Hatta dan Ali Sastroamijoyo. Akhirnya sisa perjuangan PI melebur ke organisasi lain semiisal PNI dan Jong Indonesia.
25
Indische Partij Didirikan pada 25 Desember 1912 di Bandung oleh E.F.E Douwes Dekker. Para aktivisnya ialah Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Organisasi ini memiliki keberanian untuk menyatakan sebagai sebuah partai yang bergerak di bidang politik praktis. Tujuan pendirian partai tersebut adalah agar dapat berusaha menentukan kebijakan bersama pemerintah. Organisasi ini bersifat kejawaan dan elitis sehingga hanya di akses oleh kalangan masyarakat tertentu saja. Peminat pergerakan ini hanya berasal dari kalangan Indo keturunan Belanda sebab memang itu target awalnya sebagai kendaraan untuk mendapatkan kesetaraan dengan bangsa Belanda asli. Serta kalangan pribumi yang menjadi barisan sakit hati karena kecewa terhadap Budi Utomo,
26
Partai Komunis Indonesia
Menganut paham komunisme yang menolak agama dalam kehidupan publik. Sehingga tidak boleh ada kaitan antara agama dengan politik pada suatu kepemerintahan/kepemimpinan. Pembawa ajaran komunisme di Indonesia ialah H.J.F.M Sneevlit dari Partai Buruh Sosial Demokrat Belanda pada 1913 yang awalnya bekerja pada surat kabar Soerabajaasch Handelsblad. Yang akhirnya berkerja sebagai pegawai Vereniging Van Spoor en Traaveg Personeel yaitu perusahaan kereta api pada Mei 1914 ia membentuk ISDV (De Indische Sociaal Demokratische Vereniging) yang menyebarkan paham Marxisme hasil pemikiran Karl Marx. ISDV berhasil menunggangi Sarekat Islam yang menjadi gerakan Islam terbesar. SI Semarang menjadi tujuan yang dipimpin oleh Semaun dan Darsono. Lambat laun SI Semarang berhalauan Marxis-Komunis yang menyebabkan pemisahan diri SI di Semarang menjadi SI-Merah atau Si Afdeling B. Adapun SI yang masih mempertahankan ideologi Islam menjadi SI Putih. Akhirnya SI Merah dikeluarkan dari organ SI secara umum dan mengubah nama menjadi Persarekatan Islam lalu kemudian berubah lagi menjadi Sarekat Rakyat. Tokoh Sarekat Rakyat banyak memelintir Al Quran sebagai propaganda seperti yang dilakukan oleh Haji Misbach dan Kyai Samin. PKI bergabung juga dalam Volksraad (Dewan Rakyat Belanda)
27
1924 di deklarasikan PKI namun PKI goyah karena mencoba melakukan pemberontakan terhadap Belanda akan tetapi mengalami kekalahan sebab tak mendapat dukungan rakyat. Pemberontakan tersebut diimpin oleh Alimin dan Darsono. Tokoh PKI banyak yang dibuang ke Boven Digul. Rentang waktu 10 tahun PKI vakum, dan hidup kembali oleh Muso pada 1935. Muso adalah tokoh yang diselamatkan saat pemberontakan PKI terhadap Belanda. Muso diselamatakan oleh Komintern (Komunis Internasional) Rusia. Aktivitas tokoh PKI sejak dibubarkan kedua kalinya banyak yang bergabung ke Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) yang digawangi oleh Amir Syarifudin yang hendak dihukum mati oleh Jepang karena bekerjasama dengan Belanda membentuk jaringan intelejen,tapi dilindungi oleh Soekarno Hatta.
28
Partai Nasional Indonesia
Berdiri pada 4 Juli 1927 dengan nama Perserikatan Nasional Indonesia dan berubah pada Mei 1928 dengan nama Partai. PNI dapat dikatakan sebagai kepanjangan tangan dari PI sebab tokoh-tokohnya diantaranya ialah tokoh PI. Tokoh paling karismatik di PNI ialah pendirinya yakni Soekarno. Soekarno menawarkan ideologi baru yakni nasionalisme (terkonsentrasi pada negeri sendiri) sebagai jalan tengah antara Islamisme dan komunisme. Bagi Soekarno agama adalah baik bila terkonsentrasikan pada kepentingan duniawi yakni kemerdekaan dan kesejahteraan, padahal prinsip beragama ialah bersifat menyeluruh menyentuk aspek ruhiyah dan jasmaniyah. PNI melakukan aksi dengan menyelenggarakan rapat-rapat umum (demonstrasi) dan menerbitkan surat kabar. PNI acapkali melakukan pemberontakan dan Belanda sangat menyoroti kiprah PNI dengan mengawasi tindak-tanduknya. Puncaknya, 29 Desember 1926 para aktivis PNI diberbagai kota ditangkap secara serempak. PNI dibubarkan pada 25 April 1931 secara terpaksa. Keadaan tersebut menjadikan adanya perpecahan di PNI dengan adanya Partindo dan PNI-Baru.
29
Parindra (Partai Indonesia Raya)
Merupakan hasil fusi antara Budi Utomo dengan Persatuan Bangsa Indonesia yang sama-sama dipimpin oleh dr. Sutomo. Parindra berhasil mendudukkan wakilnya di Volksraad Parindra bersifat kooperatif dengan Belanda dan berlaku moderat. Parindra bergerak pada bidang pemberantasan buta huruf dan perbaikan pelajaran. Parindra membentuk organisasi Rukun Tani, membentuk serikat pekerja, menganjurkan kemandirian ekonomi, dan mendirikan BNI (Bank Nasional Indonesia).
30
Gerindo (Gerakan Rakyat Indonesia)
Partindo pecah dan kadernya mendirikan Gerindo pada 24 Mei Tokoh yang terkenal adalah M. Yamin dan Amir Syarifudin. Gerindo kooperatif terhadap kolonial dan mendudukkan wakilnya di Volksraad. Tujuan Gerindo adalah mencapai pemerintahan negara yang berdasarkan kemerdekaan politik, ekonomi, politik, dan sosial. Gerindo bersifat terbuka untuk semua ras dan golongan. Gerindo pun pecah, karena M. Yamin dipecat dan mendirikan Parpindo (Partai Persatuan Indonesia).
31
Pergerakan Kaum Wanita
Terdapat beberapa gerakan kaum wanita antara lain: Organisasi wanita Indonesia Putri Mardiko di Jakarta Kartini Fonds (Dana Kartini) Keutamaan Istri di Tasikmalaya Kerajinan Aman Setia di Sumatra Barat Serikat Kaum Ibu Sumatra di Bukittinggi Perkumpulan Ina Tani di Ambon Di Indonesia pernah juga dilaksanakan Kongres Perempuan Indonesia sebanyak 3 kali di Bandung dan Jakarta. Sebagian besar pergerakan kaum wanita tersebut terilhami oleh R.A Kartini dan Dewi Sartika serta Rohana Kudus. Di Islam kita mengenal Cut Nyak Dien.
32
Gerakan Pemuda Organisasi besar yang ada di Indonesia juga memicu kaum muda untuk mendirikan organisasi kepemudaan. Beberapa organisasi kepemudaan yang ada antara lain: Tri Koro Darmo yang berdiri pada 7 Mei 1915 di Jakarta. Merupakan sebuah wadah persatuan pemuda-pemudi Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok. Jong Sumatranen Bond berdiri pada 9 Desember 1917 di Jakarta dan Bukit Tinggi, Sesuai dengan namanya ialah mendorong pemuda Sumatera dalam satu wadah. Tokohnya antara lain Moh. Hatta dan M. Yamin. Jong Islamiten Bond berdiri pada 1 Januari 1925, dengan tujuan mempererat persatuan di kalangan pemuda Islam berumur tahun. Bukan sebuah organisasi politik. Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia, berdiri pada September 1926 di Jakarta dengan tujuan memperjuangkan Indonesia mereka melalui pendidikan dan menghilangkan sekat fanatisme apapun. Pemuda Indonesia, berdiri di Bandung pada 20 Februari 1927 dengan tujun untuk memperluas dan mempererat kesatuan nasional Indonesia.
33
Daftar Pustaka Herimanto, Sejarah Untuk Kelas XI SMA dan MA, Platinum Grup Tiga Serangkai, Surakarta : 2012. I Wayan Badrika, Sejarah Untuk SMA Kelas XI, Penerbit Erlangga. Jakarta : 2006. M. Habib Mustopo, Sejarah 2 Untuk SMA dan MA Kelas XI, Penerbit Yudhistira, Jakarta : 2011. Tiar Anwar Bachtiar, dkk, Sejarah Nasional Indonesia; Perspektif Baru Jilid II, Jakarta : 2011.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.