Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDenis Bintoro Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Uji Teratogenik Untuk memprediksi apakah suatu senyawa menimbulkan cacat bawaan pada manusia
2
Tragedi talidomid 1961 Senyawa kimia dapat menimbulkan efek teratogenik pada hewan coba Seb senyawa kimia baru tdk secara rutin dilakukan pemeriksaan teratogenik (bagian dari evaluasi keamanan)
3
Hewan coba yg digunakan :
Dianjurkan pada minimal 2 spesies bintang. Kebanyakan tikus atau mencit, dan kelinci Pilihan strain , sedapatnya strain bebas dr malformasi spontan Usia, BB hewan kurang lebih sama Ditempatkan pd kondisi lingkungan yg baik, Panas, cahaya, kegaduhan seminimum mgk Waktu, cara pemberian , lama paparan obat penting dlm menentukan efek teratogenik pd hewan coba
4
Makanan yg sama. Biasanya digunakan tiga level dosis Dosis tinggi : toksik, tetapi tdk mematikan pd induk Dosis rendah memberikan efek klinik Dosis intermediate diatara dua dosis lainnya Cara pemberian obat pada hewan coba sama spt penggunaannya di klinik Bila oral melalui sonde lambung.
5
Senyawa diberikan pada hari ke 6 -15 kehamilan pada tikus dan mencit,pada kelinci hari ke 6-18
Jumlah hewan coba: pada rodent sekurangnya 20 ekor betina hamil, pada non-rodent 8-10 betina hamil per kelompok Hewan coba dikandangkan masing Hewan coba betina dan jantan dikandangkan bersama hanya utk waktu singkat (1 hari) pd saat tikus/mencit masa proestrus/estrus
6
waktu mating perlu ditentukan untuk menentukan permulaan kehamilan
Kopulasi diketahui dg adanya vaginal plug dan sperma pada vaginal smear
7
Hewan coba dieperiksa tiap hari,
BB ditimbang secara rutin, tiap hari selama kehamilan Careful handling Perdarahan per vagina mungkin berhubungan dg resorpsi, aborsi
8
Kehamilan harus diakhiri tdk lebih dari satu hari sebelum perkiraan melahirkan
Dilakukan sectio caesaria: pd mencit hari ke 19, tikus hari ke 21, kelinci hari ke 29 Induk dimatikan dg eter, fraktur cervical, atau suntikan iv magnesium sulfat jenuh
9
Dihitung dan dicatat jumlah corpus luteum jumlah fetus hidup, dan resorpsi
Masing2 fetus ditimbang Semua fetus diperiksa utk malformasi external Fetus ditempatkan pada alkohol 70 % utk pemeriksaan tulang, dan pada cairan Bouin’s utk pemeriksaan visceral (selang-seling) Tiap botol diberi nomer
10
Pemeriksaan visceral Tikus biasanya dibiarkan selama 2 minggu pd cairan Bouin’s sebelum diperiksa Setelah fetus diperiksa kembali utk malformasi eksternal dilakukan potongan2 (Freehand,razor-blade sections) dilakukan menggunakan tehnik Wilson (1965). Potongan kmd dperiksa dibawah mikroskop utk melihat malformasi. Bila perlu dilakukan pemeriksaan histologis
11
Pemeriksaan tulang Tikus
Setelah 2 hari pada alkohol 70 % dilakukan incisi kecil pada dinding abdomen lalu dimasukkan kembali ke alkohol70 % selama 3 hari. Selanjutnya visceral fetus dikeluarkan diperiksa abnormalitas visceral . Fetus dimasukkan kembali ke alkohol sampai keesokan harinya dan semalam dalam aceton
12
Selanjutnya ditempatkan pada potassium hydroxide/alizarin solution selama 2 hari, lalu dicuci dg air dan dibersihkan dg campuran ethanol, glycerol dan benzyl alcohol selama 2 hari Lalu dipindahkan pd alkohol 70 % utk pemeriksaan Pd beberapa lab utk pemeriksaan tulang rutin dgn X ray, alizarin hanya digunakan bila hasil meragukan
13
FDA menganjurkan: 1/3 utk pemeriksaan visceral, 2/3 utk pemeriksaan tulang recommended by the U.S.A. Food & Drug Utk kelinci : semua fetus diperiksa external, visceral, dan tulang
14
Categorization of drug risks to the fetus (FDA)
Category A Controlled studies in women fail to demonstrate a risk to the fetus in the first trimester (and there is no evidence of a risk in later trimesters), and the possibility of fetal harm appears remote. Category B Either animal studies have not demonstrated a fetal risk but there are no controlled studies in pregnant women, or animal studies have shown an adverse effect (other than a decrease in fertility) that was not confirmed in controlled studies in women in the first trimester (and there is no evidence of a risk in later trimesters).
15
Category C Either studies in animals have revealed adverse effects on the fetus (teratogenic or embryocidal or other) and there are no controlled studies in women, or studies in women and animals are not available. Drugs should be given only if the potential benefit justifies the potential risk to the fetus. Category D There is positive evidence of human fetal risk, but the benefits from use in pregnant women may be acceptable despite the risk (e.g., if the drug is needed in a life-threatening situation or for a serious disease for which safer drugs cannot be used or are ineffective).
16
Category X Studies in animals or human beings have demonstrated fetal abnormalities, or there is evidence of fetal risk based on human experience or both, and the risk of the use of the drug in pregnant women clearly outweighs any possible benefit. The drug is contraindicated in women who are or may become pregnant.
17
Thank You
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.