Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSteven Heart Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Harold D. Lasswell Formula Lasswell memperkenalkan unsur-unsur komunikasi dan bidang-bidang riset komunikasi Source Message Channel Audience Effect Control Research Content Analysis Media
2
BRADDOCK Braddock memperluas formula Lasswell dengan mengemukakan
Bahwa komunikasi berlangsung dalam situasi tertentu dengan Tujuan tertentu pula. Source Message Channel Audience Effect Dalam situasi yang bagaimana ? Apa tujuannya? Dengan efek bagaimana ?
3
Shannon - Weaver Dalam komunikasi tidak selalu sinyal yang dikirim
Identik dengan yang diterima. Ketidak identikan tersebut disebut sebagai adanya gangguan (noise) Sumber encoding decoding Tujuan Noise
4
Osgood - Schramm Decoder Interpreter Encoder Msg Encoder Interpreter
Komunikasi tidak berakhir pada satu titik melainkan bersifat sirkuler dan tidak berujung
5
DeFleur Source Encoder Channel Decoder Effect NOISE
Setiap unsur komunikasi memberi peluang untuk tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Karena itu noise mungkin saja terdapat pada setiap unsur komunikasi
6
Dance : Helical (Spiral)
Komunikasi tidak pernah berbalik ketitik semula yang persis sama dari mana komunikasi dimulai. Tetapi komunikasi mengalami perkembangan layaknya spiral.
7
George Gerbner Someone Perceives an event And reacts In a situation
Through some means To make available materials In some form And context Conveying content With some concequences
8
ABX Newcomb Newcomb mengembangkan karya Heider yang menyatakan:
Jika ada dua orang memiliki sikap menyukai atau tidak menyukai satu sama lainnya dan terhadap obyek di luar mereka, maka akan terbentuk pola hubungan yang seimbang. Atau akan terbentuk pola hubungan yang tidak seimbang bila keduanya tidak sependapat terhadap obyek di luar mereka. Jika terjadi keseimbangan, masing-masing berusaha untuk mempertahankan keseimbangan. Jika terjadi ketidakseimbangan, akan terjadi usaha-usaha untuk mengembalikan keseimbangan tersebut.
9
Proposisi ABX Newcomb:
Ketidakseimbangan antara A dan B dalam orientasi mereka terhadap X akan merangsang timbulnya komunikasi dan akibat dari komunikasi itu akan cenderung mengembalikan keseimbangan yang dianggap sebagai ‘kondisi normal’ dalam satu sistem antar hubungan. 1959 Newcomb menambahkan proposisinya :komunikasi hanya akan mungkin dilaksanakn dalam kondisi: Jika ada daya tarik yang kuat antara para partisipan. Jika obyeknya bersiffat penting paling tidak bagi salah seorang partisipan. Jika obyek memiliki relevansi terhadap A dan B Festinger (1957) melakukan penelitian serupa dan merumuskan teori “disonansi kognitif ”: Keputusan-keputusan, pilihan-pilihan informasi baru sangat mungkin meniptakan perasaan tidak nyaman (disonansi) dalam diri seseorang. Disonansi seperti ini akan memotivasi sesorang untuk mencari informasi yang mendukung pilihan-pilihan yang telah diambilnya.
10
Co-orientation McLeod & Chafee (1973) mengembangkan teori Newcom menjadi Ko-orientasi. Mengganti elemen ABX menjadi “elite, publik, dan isue lalu menambahkan unsur media. Elite adalah kelompok yang memiliki kepentingan. Publik adalah audiens media (massa), media merupakan kelompok (reporter, editor, redaktur yang mengemas informasi dan isue-isue merupakan informasi sedang diperbincangkan. Hubungan antara elemen ini bisa saling mempengaruhi. Bahkan dapat dipraktekkan dalam pembentukan pendapat umum.
11
Westley & MacLean A B X X2 X2A X1 X1A X3 X3A X1B FBA Sumber informsi A dengan persepsinya memilih berbagai X untuk disampaikan kepada B. Sedang B mungkin saja mempunyai persepsi langsung dengan X. Unpanbalik dari B mungkin saja disampaikan kepada A
12
Selanjutnya mereka melakukan modifikasi sbb:
X Adalah segala kejadian atau obyek dalam lingkungan sosial yang menjadi bahan yang dikomunikasikan melalui media massa. A adalah seorang pengajur yang diperankan oleh individu atau organisasi yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu. C adalah organisasi media dan orang-orang di dalamnya yang menyalurkan pesan A kepada audiens (B) atau memilih di antara X untuk langsung dikomunikasikan kepada B. Peran C adalah melayani atau agen bagi kebutuhan A dan B. Peran ini tidak karena tujuan tertentu. B adalah audiens yang menjadi tujuan komunikasi agar berperilaku sesuai harapan. FBA adalah umpanbalik dari B ke A FBC adalah umpanbalik dari B ke C FCA adalah umpanbalik dari C ke A A C X’ X2 X1 X3 FBC B X’’ FCA X4 X3C X4C FBA
13
Model Wilbur Schramm Massa audiens Berbagai pesan Yang serupa
Masukan dari sumber berita Sumber kesenian dsb. Umpanbalik inferensial (bersifat dugaan) Berbagai pesan Yang serupa Massa audiens Banyak audiens yang masing-masing melakukan decoding, interpreting, encoding Masing-masing berhubungan dengan kelompoknya di mana pesan dire-interpreting dan seringkeli ditanggapi dengan tindakan.
14
Komunikasi massa meliputi proses yang sirkuler.
Umpan balik dalam komunikasi massa bersifat dugaan saja. Fungsi-fungsi komunikasi meliputi encoding- interpreting – decoding. Komunikan dalam komunikasi massa merupakan anggota dari primary atau secondary group. Pesan media massa mengalir dari seorang penerima kepada anggota-anggota kelompok di sekelilingnya.
15
John W. Riley & Mathilda White Riley
C Kelompok primer Struktur sosial yang lebih besar Pesan Sistem sosial keseluruhan C = Communicator (Komunikator) R = Receiver (Komunikan)
16
Riley & Riley : Komunikasi massa merupakan sebuah sistem sosial di antara sistem-sistem sosial lainnya. Dalam komunikasi baik komunikator maupun komunikan dipengaruhi oleh kelompok primer dan referensi. Komunikasi massa hendaknya dilihat sebagai sebuah proses sosial dam dapat dipengaruhi dan mempengaruhi masyarakat di mana komunikasi itu berlangsung.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.